Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 183646 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Radityas Megha Widyadari
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa otentifikasi Surat Izin Penghunian atas
Rumah Negara Golongan II dan Rumah Negara Golongan III sebagai bentuk
pemberian izin dari Kementerian/Lembaga tempat Pegawai Negeri Sipil atau
Anggota TNI bekerja untuk menghuni, menggunakan dan menguasai Rumah
Negara kepada Pemegang Surat Izin Rumah Negara yang merupakan Pegawai
Negeri Sipil maupun anggota TNI. Rumah Negara adalah aset milik negara yang
tidak dapat dimiliki namun terhadap Rumah Negara Golongan III beserta atau
tidak beserta tanahnya dapat dilakukan pengalihan hak menjadi hak milik melalui
perjanjian sewa-beli sampai dengan diterbitkannya Tanda Bukti Hak Milik dan
Pelepasan Hak atas Tanah. Surat Izin Penghunian menjadi salah satu dasar untuk
dilakukannya rangkaian prosedur pengalihan status Rumah Negara Golongan II
menjadi Rumah Negara Golongan III dan dasar dilakukannya pengalihan hak atas
Rumah Negara Golongan III sehingga penerbitannya dan penggunaannya harus
dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku karena
akan berimplikasi kepada pihak ketiga saat Rumah Negara Golongan III sudah
beralih kepemilikan. Penelitian ini menggunakan metode kepustakaan melalui
pendekatan secara yuridis normatif menggunakan data sekunder yang berpedoman
pada hukum normatif yang berlaku di Indonesia serta data primer dengan
melakukan dan wawancara kepada narasumber yang menggeluti bidang rumah
negara. Surat Izin Penghunian, Perjanjian Sewa-Beli, dan akta Tanda Bukti Hak
Milik dan Pelepasan Hak atas Tanah walaupun bukan dibuat oleh dan/atau
dihadapan Notaris tetap merupakan akta otentik karena dibuat oleh dan dihadapan
pejabat yang berwenang dengan bentuk yang telah ditetapkan oleh undang-undang
sehingga tidak perlu melibatkan Pejabat Pembuat Akta Tanah dalam melakukan
pendaftaran atas pengalihan hak Rumah Negara Golongan III. Surat Izin
Penghunian bukan merupakan tanda bukti kepemilikan melainkan hanya sebagai
pemberian izin untuk menghuni rumah negara yang akan kembali kepada negara
setelah masa kerja Pegawai Negeri Sipil atau Anggota TNI berakhir.

ABSTRACT
This study was conducted to analyze the authentication of Residential Permit of
State Housing Class II and State Housing Class III as a form granting permission
to inhabit, to occupy and to take control of State Housing from the
Ministry/Institution to the Civil Servants or Members of Indonesian National
Army as the holders of Residential Permit of State Housing. State Housing is the
state-owned assets that cannot be owned, but residents of the State Housing Class
III can do the transfer of authorization with or without the soil so that become
propriety through lease-purchase agreement until the Receipt of Propriety and
Land Rights Release issued. Residential Permit become one of the basic to
undertake a series of procedures for transferring status from State Housing Class
II into the State Housing Class III and for the transferring authorization from
State Housing Class III into propriety so that the publication and its use must be
conducted in accordance with the regulation as it will have implications for the
third parties when State Housing Class III have switched ownership. This study
uses literature through normative juridical approach using secondary data based
on the normative law in force in Indonesia as well as primary data by conducting
and interview to the State Housing expert. Residential Permit, Lease-Purchase
Agreement, and the deed of Receipt of Propriety and Land Rights Release
although not made by and/or Notary remains an authentic deed because it is
made by the official competent authority with the form established by law so no
need to involve Land Titles Registrar in registering on the authorization
transferring of State Housing Class III. Residential Permit is not an evidence of
ownership but only as granting permission to inhabit a State Housing that will be
returned to the country after devotion of the Civil Servants or Members of
Indonesian National Army come to an end."
2016
T45832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oki Triastuti
"ABSTRAK
Pemerintah guna mewujudkan kesejahteraan bagi para pegawai negeri, berusaha menyediakan perumahan bagi para pegawai negeri. Rumah negara yang dapat dimiliki/dibeli oleh pegawai negeri dengan cara menyewa beli hanyalah Rumah negara golongan III. Setelah harga yang disepakati dalam perjanjian sewa beli tersebut telah dilunasi, maka beralihlah hak kebendaan atas Rumah tersebut dan pemegang Surat Izin Penempatan dapat pula memohonkan pendaftaran hak
atas tanahnya kepada Kantor Pertanahan maupun mengalihkan hak prioritas atas tanahnya kepada pihak ketiga. Pokok permasalahan dalam tesis ini adalah, Bagaimanakah peranan notaris dalam proses peralihan Rumah Negara golongan III kepada pihak ketiga? Apakah akibatnya apabila dalam melakukan peranannya terhadap pengalihan Rumah Negara golongan III, ternyata notaris menyimpang dari ketentuan peraturan jabatan notaris? Apakah akibat dan perlindungan
hukumnya bagi pihak ketiga apabila notaris dalam melakukan perannya tidak sesuai dengan peraturan jabatan notaris? Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian yang dikenal dalam kepustakaan penelitian hukum sebagai penelitian hukum yang normatif, memakai studi dokumen atau studi kepustakaan sebagai alat pengumpulan data, sedangkan studi dokumen tersebut menggunakan bahan hukum primer dan skunder. Kemudian setelah dilakukan analisa, kesimpulan dalam penelitian menyatakan bahwa notaris sangatlah berperan dalam pengalihan Rumah negara golongan III kepada pihak ketiga. Karena akta yang dibuatnya adalah otentik yang mana kekuatan pembuktiannya sempurna sehingga memberikan jaminan kepastian hukum bagi semua pihak. Namun dalam melaksanakan jabatannya itu, notaris haruslah melaksanakan jabatnnya itu sesuai dengan UUJN dan nilai moral jabatan notaris. Agar dapat menghindari kesalahan
yang mungkin dilakukan notaris dalam melaksanakan peranannya dalam
pengalihan rumah negara golongan III, sebaiknya pemerintah bekerja sama dengan organisasi Ikatan Notaris Indonesia serta untuk memberikan penyuluhan kepada notaris mengenai prosses pengalihan rumah negara golongan III. Disamping itu bagi para notaris sebaiknya memperkaya ilmu pengetahuannya mengenai proses pengalihan rumah negara golongan III serta selalu menerapkan UUJN dan Nilai moral jabatan notaris dalam prakteknya, agar dalam melaksanakan peranannya khususnya dalam proses pengalihan rumah negara
golongan III, notaris tidak melakukan kesalahan yang dapat merugikan berbagai pihak.

ABSTRACT
The government, in order to actualize prosperity for civil servant, it attempts to provide the housing for the civil servant. The state house which can be owned/purchased by the civil servant by way of hiring-buying only for the state house of class III. After the price is agreed in the buy-lease agreement is settled, then the property right for the house shall shift thereto and the Occupying Permit Holder may also apply a registration for the right to its land to the Land Affairs
Office or transfer the priority right for its land to the third party. The main problem in this thesis is on how the notary?s role in transfer process of the State House of class III to the third party? What is the consequence in his/her role when the notary deviates the provision of notarial regulation in transferring the state house of class III? What is the consequence and legal protection for the third party if the notary in his/her role does not correspond to the notarial regulation? In this
research is used a research method in the bibliography of legal research known as normative legal research that uses document study or bibliography study as a data collection tool, whereas the document study uses primary and secondary legal material. After an analysis is conducted, it is summarized that the notary plays role in transferring the state house of class III to the third party. Since the deed is
drawn up authentically in which its proving power is perfect so that it guarantees law certainty in his/her capacity. The notary must execute his/her position in accordance with UUJN [Law on Notarial Position] and moral value of the notary position. In order to avoid any mistake performed by the notary in carrying out his/her role in transferring the state house of class III, the government should
cooperate with Indonesian Notary Association to give counseling to the notaries regarding transfer process for the state house of class III. In addition, the notaries should enrich their knowledge on the transfer process for the state house of class III and keep applying UUJN and moral value of the notary position in their practices so that in performing their roles particularly in the transfer process of the
state house of class III, the notary will not make any mistake which may harm to various parties."
2009
T26203
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muardi Putra Haji Husin
"Hirarki dalam perumahan militer merupakan implementasi prinsip antara anggota dan atasan di dalam sistem militer. Prinsip ini mempengaruhi tata letak wilayah perumahan, meskipun bentuk pengaruhnya belum diketahui secara pasti. Studi ini mengamati pangkalan utama perumahan militer TNI Angkatan Laut Kelapa Gading untuk memahami susunan ruangnya. Hirarki dalam perumahan militer mengacu pada sistem organisasi yang menentukan tingkatan dan prioritas pembagian dan penggunaan fasilitas perumahan. Fasilitas pada tingkat tertinggi diperuntukkan bagi perwira tinggi dan staf senior, dengan standar dan spesifikasi yang lebih baik. Hirarki dalam perumahan militer merupakan faktor penting dalam pengembangan dan penggunaan fasilitas, memastikan penggunaan yang efisien dan adil sesuai dengan tugas dan tingkatan individu dalam organisasi militer.

Hierarchy in military housing districts is the implementation of the principles governing the relationships between members and superiors within the military system. This principle influences the layout of the housing area, although the exact nature of its influence is not yet fully understood. This study observes the main base of Indonesian Navy military housing in Kelapa Gading to comprehend its spatial arrangement. Hierarchy in military housing refers to the organizational system that determines the levels and priorities of the allocation and utilization of housing facilities. Facilities at the highest level are intended for high-ranking officers and senior staff, with better standards and specifications. Hierarchy in military housing is a crucial factor in the development and utilization of facilities, ensuring efficient and fair usage based on the duties and ranks of individuals within the military organization."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sista Anggarani
"Permukiman di daerah pinggiran kota seperti Kota Depok dan Kabupaten Bogor mengalami pertumbuhan setiap tahunnya. Pertumbuhan tersebut ditandai dengan semakin banyaknya pemukim-pemukim yang berdatangan ke daerah pinggiran tersebut. Daerah pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam, dan Bojong Gede merupakan daerah-daerah yang cukup banyak diminati oleh para pendatang karena ketersediaan lahan dan aksesibilitas yang cukup memadai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola pertumbuhan permukiman di pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam dan Bojong Gede serta variabel apa saja yang mempengaruhinya. Proses penelitian dilakukan melalui pengumpulan data dengan menggunakan observasi, peta dan dokumentasi. Analisis data dilakukan dengan cara deskriptif untuk menjawab masalah bagaimana pola pertumbuhan permukiman di pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam, dan Bojong Gede dengan melihat perubahan luasan permukiman yang terjadi di daerah penelitian selama kurun waktu 10 tahun yaitu tahun 1995 – 2005. Dari hasil analisis yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa pola pertumbuhan permukiman di pinggiran stasiun kereta api Depok Lama, Citayam, dan Bojong Gede cenderung berpola linier mengikuti jalan dan variabel yang paling berpengaruh terhadap pertumbuhan pemukiman adalah aksesibilitas.

Settlements at the outskirts in the city like Depok Municipal and Bogor Regency experienced growth every year. Growth was marked by the growing number of settlers who flocked to their outskirts/bank. The outskirts of Depok Lama, Citayam, and Bojong Gede railway station are areas that are mostly staked to newcomers because of the availability of land and adequate accessibility. The study aims to find out how the growth pattern of settlements at the outskirts of the railway station Depok Lama, Citayam and Bojong Gede and what variables influence it. The research process carried out by collecting data using observation, map, and documentation. Analysis of data is using descriptive to answer the question on how patterns of settlement growth at Depok Lama, Citayam, and Bojong Gede railway station outskirts to see the changes that occurred in residential area during a 10 year of study period, from 1995 to 2005. The result shows the pattern of settlement growth at the outskirts tend to grow in linear pattern in line with the road, and the most influential variable in their growth is the accessibility. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tigor Arnaldo
"Pemenuhan kebutuhan dasar manusia, khususnya rumah merupakan suatu kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda dan harus dipenuhi, hal ini memiliki pengaruh besar terhadap kinerja personel TNI. Permasalahan timbul akibat pemenuhan kebutuhan perumahan yang mengalami beberapa faktor kendala antara lain faktor lahan dan anggaran yang masih belum mengakomodir kebutuhan perumahan bagi personel TNI. Oleh karena itu dengan kebijakan perumahan negara yang dikeluarkan pemerintah diharapkan kebutuhan akan rumah bagi personel TNI dapat terpenuhi dalam rangka mendukung kinerja dan tugas pokok TNI sebagai komponen utama pertahanan. Dihadapkan dengan kondisi ketahanan nasional maka kinerja personel TNI perlu mendapat perhatian dalam mengantisipasi kondisi dinamis domestik maupun internasional. Berdasarkan keadaan tersebut maka pemenuhan kebutuhan perumahan dan kebijakan perumahan negara merupakan faktor penting dalam mendukung kinerja personel TNI dalam melaksanakan fungsinya.
Hasil penelitian menemukan pertama, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh pemenuhan kebutuhan perumahan terhadap kadar kinerja personel TNI yang artinya semakin baik pengaruh pemenuhan kebutuhan perumahan maka akibatnya akan semakin besar kadar terhadap kinerja personel TNI dan sebaliknya semakin tidak baik pengaruh pemenuhan kebutuhan perumahan maka akibatnya akan semakin kecil pula kadar kadar terhadap kinerja personel TNI Karena koefisien determinasi korelasi (r2) = 0.586 maka terdapat 58,6% kadar kinerja Personel TNI disebabkan oleh pengaruh pemenuhan kebutuhan perumahan di Puspomad Jakarta. Kedua, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh kebijakan perumahan negara terhadap kinerja personel TNI. Karena koefisien determinasi korelasinya (r2) = 0,5169 maka terdapat 51,69 % kadar kinerja Personel TNI disebabkan oleh pengaruh kebijakan perumahan negara di Puspomad Jakarta Ketiga, terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara pengaruh pemenuhan kebutuhan perumahan dan kebijakan perumahan negara karena koefisien determinasi korelasinya (r2) = 0,5882 maka terdapat 58,82 % kadar kinerja Personel TNI disebabkan oleh pengaruh pemenuhan kebutuhan perumahan dan kebijakan perumahan negara di Puspomad Jakarta.

Meeting the basic human needs, especially the home is a necessity that can not be put off and must be met, this has a major influence on the performance of military personnel. Problems arise from the fulfillment of housing needs that have several factors, among others, the factors of land constraints and the budget did not cover the needs of housing for military personnel. Therefore, with the state housing policy issued by the government expected housing needs for military personnel can be met in order to support the performance and fundamental duty of the TNI as a major component of defense. Faced with conditions of national defense, the performance of military personnel have received attention in anticipation of dynamic conditions domestically and internationally. Under these circumstances, the fulfillment of housing needs and the state housing policy is an important factor in supporting the performance of military personnel in carrying out its functions.
The result, first, there is a positive and significant influence between the influence of the housing needs of military personnel performance levels, which means the better the effect of the housing needs of the consequences will be even greater levels of performance of military personnel and vice versa are not good influences growing housing needs of the consequences will be smaller in all levels of concentration on the performance of military personnel because the correlation coefficient of determination (r2) = 0586 then 58.6% there are levels of performance of military personnel due to the influence of housing needs in Puspomad Jakarta. Second, there is a positive and significant influence between state housing policy influence on the performance of military personnel . Because the correlation coefficient of determination (r2) = 0.5169 so there are 51.69% of TNI personnel performance levels due to the influence of state housing policy in Jakarta Puspomad Third, there is a positive and significant influence between the influence of housing needs and housing policy states Because the coefficient of determination correlation (r2) = 0.5882 so there are 58.82% of TNI personnel performance levels due to the influence of housing needs and housing policy in the country Puspomad Jakarta.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29662
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge, UK: Ballinger Publishing Company, 1981
344.063 635 HOU
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kahfi Ramadhan
"ABSTRACT
Rumah sebagai salah satu objek untuk memenuhi kebutuhan manusia dalam bernaung. Bernaung adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi untuk bisa bertahan hidup. Selama manusia menghuni, terjadi perubahan kondisi dan kebutuhannya. Sebagai respon dari hal itu manusia melakukan renovasi pada tempat tinggalnya sehingga timbul bermacam-macam variasi rumah.Untuk memberi gambaran seperti apa variasi rumah yang ada di Jakarta, tipologi sebagai metode pengelompokan digunakan untuk mencari tipe-tipe rumah yang ada di perumahan di Jakarta khususnya perumahan formal. Rumah diamati berdasarkan aspek luas lahan, luas bangunan, pola perletakan ruang, dan bentuk atap. Pada akhirnya, penulisan ini bertujuan untuk bisa dijadikan salah satu pertimbangan penyedia rumah dalam melihat kebutuhan masyarakat yang tercermin dalam tipe-tipe tersebut.

ABSTRACT
House is an object that provide a space for human to live. Living means that they have their own daily activities and needs fulfilled in their house. Since their activities and needs is very personal and specific to their life, these factors will affect he space they lived. In response to that condition, eventually human made a renovation to their living space and therefore resulting a new house variation.In order to give an idea about the house variation in Jakarta, typology method was used to find types of formal house that existed in Jakarta. Those houses was analyzed based on several aspects land area building area room placing pattern and roof shape. In conclusion, this dissertation aims to provide information about people rsquo s needs in their houses based on those type methods. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Venessa Veronica Elsa
"Penelitian ini menitikberatkan pada pembahasan mengenai pengaturan kepemilikan tempat tinggal bagi Warga Negara Asing dalam hukum nasional. Di Indonesia, masih banyak kasus mengenai upaya-upaya yang dilakukan oleh orang asing untuk menguasai tanah di Indonesia melalui perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan menyelundupkan hukum. Meskipun telah diatur secara tegas dalam UUPA mengenai larangan kepemilikan hak milik oleh orang asing, namun masih banyak putusan di Pengadilan yang tetap menyatakan sah perjanjian-perjanjian yang dibuat dengan menyelundupkan hukum atas dasar kebebasan berkontrak. Singapura sebagai negara maju yang memiliki pengaturan yang tegas dan ketat terkait kepemilikan tempat tinggal bagi orang asing yang diatur secara khusus dalam Undang-Undang tersendiri yaitu Residential Property Act. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum doktrinal serta analisis data dengan melakukan studi perbandingan hukum dengan negara Singapura, sehingga terdapat beberapa saran yang dapat diberikan terhadap permasalahan hukum yang kerap timbul dalam pengaturan kepemilikan tempat tinggal bagi Warga Negara Asing yaitu pembatasan syarat bagi WNA untuk memperoleh tempat tinggal, pembatasan hak sewa sebagai hak penguasaan yang diperbolehkan bagi WNA, pembatasan perbuatan hukum atas tempat tinggal yang dimiliki oleh orang asing, serta pengawasan terhadap kepemilikan tempat tinggal bagi WNA sebagai bentuk pencegahan upaya pengasingan tanah di Indonesia.

This research focuses on the discussion of regulations regarding residential ownership by foreign citizens in national law. In Indonesia, there are still many cases where foreigners attempt to acquire land through agréments that circumvent the law. Despite the clear prohibition in the Agraria Law (UUPA) against ownership rights by foreigners, many court decisions still validate such agreements based on the principle of freddom of contract. Singapore has clear and strict regulations concerning residential ownership by foreigners, specifically governed by a seperate law called the Residential Property Act. This research employs doctrinal legal research methods and data analysis through a comparative legal study with Singapore. Consequently, several recommendations can bem ade to address legal issues frequently arising in the regulation of residential ownership by foreigners, including imposing strict conditions for foreigners to acquire residential properties, limiting lease right as permissible control fo foreigners, restricting legal actions on properties owned by foreigners, and monitoring residential ownership by foreigners as a preventive measure against land alienation in Indonesia."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Putri Paramita
"Kebutuhan akan perumahan adalah merupakan kebutuhan yang primer.Demikian halnya bagi Pegawai Negeri Sipil yang juga membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal untuk menunjang pengabdiannya. Beranjak dari keinginan dasar tersebut maka pemerintah mencoba untuk memenuhi kebutuhan itu. Disadari bahwa perumahan dinas adalah milik Negara. Dalam rangka pemikiran yang menjadikan rumah tersebut menjadi Hak Milik pribadi, tentu melalui prosedur penjualan yang lain dari penjualan rumah pada umumnya. Oleh karena itu melalui Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1994 tentang Rumah Negara, diadakan proses pengalihan Rumah-Negara dengan cara sewa beli. Dalam sewa beli, Pegawai Negeri Sipil membayar harga Rumah Negara tersebut dengan cara mengangsur. Untuk menjamin agar hal itu dapat terlaksana,maka dibuat dengan suatu perjanjian. Perjanjian sewa bell Rumah Negara merupakan suatu transaksi baru dan sebagai sarana terwujudnya jual bell rumah dengan bentuk khusus. Untuk itu harus diketahui secara khusus apa yang dimaksud sewa beli, syarat-syarat bagi si penyewa beli dan prosedur pengalihannya serta permasalahan yang timbul sebelum dan pada saat pengalihan dilaksanakan.
Metodelogi yang digunakan bersifat deskriptif analitis yaitu memberi gambaran tentang prosedur pengalihan Rumah Negara dari Pemerintah kepada Pegawai Negeri Sipil dan juga menganalisis perbedaan sewa bell dengan sewa,menyewa secara mendalam. Perjanjian sewa bell Rumah Negara mempunyai karateristik tersendiri dibandingan perjanjian sewa bell pada umumnya, baik dari subjeknya, objeknya maupun prosedur pengalihannya. Akan tetapi dalam perjanjian ini harus tetap memperhatikan kepentingan si penyewa bell walaupun pembelinya adalah Pegawai Negeri Sipil yang merupakan pegawai (bawahan) dari pemerintah."
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T19832
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>