Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189038 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadi Permana
"ABSTRAK
Fenomena market efficiency masih menjadi perdebatan sampai saat ini. Penelitian tentang apakah market sudah efisien atau tidak masih terus dilakukan. Para analis terbagi menjadi dua untuk menganalisis fenomena ini dimana kelompok pertama pendukung traditional finance yang menganggap investor bertindak rasional serta kelompok kedua pendukung behavioral finance yang menganggap investor tidak rasional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kejadian overreaction, underreaction, serta sentimen investor yang terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2010 sampai 2014 yang mengacu pada metode yang dilakukan oleh Barberish, Vishny dan Shleifer (1998) dalam melihat ada tidaknya anomali yang terjadi di Bursa Efek Indonesia dengan menguji abnormal return dan cumulative abnormal return dari tiap-tiap saham yang masuk sebagai objek penelitian serta sentimen investor untuk memprediksi future earning. Perhitungan terhadap abnormal return dan cumulative abnormal return kemudian dikaitkan dengan fenomena behavioral finance. Market overreaction mengacu kepada teori overconfidence dan representative heuristic sedangkan market underreaction mengacu kepada teori underconfidence dan conservatism.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat indikasi overreaction pada saham winners namun tidak signifikan secara statistik dan tidak ada overreaction pada saham losers. Selain itu, ditemukan adanya indikasi underreaction pada saham losers namun tidak signifikan secara statistik dan tidak ada underreaction pada saham winners. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sentimen investor untuk menghitung future earning tidak bisa digunakan karena market tidak mengalami overreaction dan underreaction.

ABSTRACT
Efficiency market hypothesis is still debating at this time. Researching to prove eficiency market is still carry on. Analist divided into two groups to analyze this hypothesis, which is the first group is support traditional finance who assume investor is rational and the second group is support behavioral finance who assume investor is irational. The objective of this study is to analyze overreaction, underreaction and sentiment investor in Indonesia Stock Exchange that occured from 2010 until 2014. The method that used in this study is similiar with a research conducted by Barberish, Vishny and Shleifer (1998) in order to prove anomalies that occured in Indonesia Stock Exchange by testing abnormal return and cumulative abnormal return from stocks as research object and also sentiment investor to calculate future earning. Calculating abnormal return and cumulative abnormal return then connected with behavioral finance phenomena. Market overreaction relate to overconfidence and representative heuristic theory, while market underreaction relate to underconfidence and conservatism theory.
The result of this study shows indication for overreaction in winners stock category but statistically insignificant and there is no overreaction in losers stock category. On the other hand, there is indication for underreaction in losers stock category but statistically insignificant and there is no underreaction in winners stock category. The research conclude that sentiment investor to calculate future earning can not be conducted due to market not run into overreaction and underreaction
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita
"Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penyebab dan konsekuensi perilaku herding oleh investor asing dan domestik di Bursa Efek Indonesia. Faktor-faktor penyebab perilaku herding difokuskan pada karakteristik saham, meliputi ukuran perusahaan, tingkat likuiditas, imbal hasil masa lalu, dan volatilitas imbal hasil. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis data panel, yaitu model fixed effect dan model random effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik investor asing maupun investor domestik berperilaku herding, tetapi tingkat herding investor asing lebih tinggi dibandingkan investor domestik. Selain itu, tingkat sell-herding oleh investor asing dan domestik lebih tinggi dibandingkan tingkat buy-herding. Penelitian ini menemukan bukti signifikan bahwa perilaku herding oleh investor asing dan domestik sama-sama termasuk dalam kategori unintentional herding. Investor asing merupakan momentum trader, sedangkan investor domestik merupakan contrarian trader. Portofolio saham yang di-herd buy dan di-herd sell oleh investor asing menghasilkan imbal hasil positif di masa depan, menunjukkan bahwa buy-herding dan sell-herding oleh investor asing, secara terpisah, menguntungkan dan merugikan investor. Di lain pihak, buy-herding dan sell-herding oleh investor domestik merugikan investor. Hal ini ditunjukkan oleh imbal hasil negatif di masa depan untuk portofolio saham yang di-herd buy oleh investor domestik, sedangkan portofolio saham yang di-herd sell mempunyai imbal positif di masa depan. Terakhir, perilaku buy-herding investor asing tidak mendestabilisasi harga saham, tetapi tidak demikian dengan perilaku sell-herding investor asing. Baik perilaku buy-herding maupun sell-herding oleh investor domestik mendestabilisasi harga saham.

This study investigates causes and consequences of foreign and domestic investor herding in Indonesia Stock Exchange. Causes of herding are focused on stock characteristics, such as size, stock liquidity, past returns, and volatility. The analysis technique used in this study is fixed effect and random effect panel regression model. Results show that both foreign and domestic herd, but foreign investors herding level is higher than domestic’s. Furthermore, sell-herding level of both foreign and domestic investors is higher than buy-herding level. This study find significant evidence of foreign and domestic investor herding is driven by past returns. Domestic investors tend to herd more on firms with bigger capitalization. Foreign investors are momentum traders, while domestic investors are contrarian trader. The portfolio that foreign investors herd buy and herd sell produce positive returns in the future, suggest buy-herding and sell-herding by foreign investors have a desirable and adverse effect on investors, respectively. By contrast, buy-herding and sell-herding by domestic investors incur losses. This is indicated by negative returns in the future for the portfolios that domestic investors herd buy, while the portfolios that domestic investors herd sell generate positive returns in the future. Lastly, foreign investors buy-herding behavior does not have potential to destabilize stock prices, but not so with foreign sell-herding behavior. Either domestic buy-herding or sell-herding destabilizes the stock prices.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rachmat Prayudi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengamati kejadian overreaction, underreaction, serta calendar anomalies yang terdapat pada foreign exchange market di negara ASEAN- 5. Penelitian ini mengacu kepada metode yang dilakukan pada penelitian Parikakis dan Syriopoulos (2008) dalam melihat ada tidaknya anomali yang terjadi pada foreign exchange market dengan melakukan uji terhadap average cumulative abnormal return dari tiap mata uang yang masuk sebagai objek penelitian dan juga mengamati pola extreme exchange rate changes yang terjadi berdasarkan pola harian dan bulanan.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa terdapat indikasi adanya gejala overreaction dan underreaction namun tidak signifikan secara statistik. Terdapat juga hasil yang menggambarkan adanya calendar anomalies pada kejadian extreme exchange rate changes namun hanya beberapa yang dapat dibuktikan signifikan secara statistik. Dari hasil penelitian ini juga disimpulkan bahwa contrarian strategy akan terlalu berisiko jika digunakan dalam perdagangan pada foreign exchange market di negara ASEAN-5.

The objective of this study is to observe overreaction, underreaction, and also calendar anomalies that happened in ASEAN-5 countries? foreign exchange market. The methods that used in this study is the same as the research done by Parikakis and Syriopoulos (2008) in order to prove the anomalies that occur in foreign exchange market by testing the average cumulative abnormal return for each currencies and also observing the pattern of extreme exchange rate changes that occurred daily and monthly.
The results of this study show that there are indications for overreaction and underreaction to be occurred along the period but statistically insignificant. This study also find that only few of the calendar anomalies which extreme exchange rate changes occurred are statistically significant. The results of this study also conclude that contrarian strategy is too risky to do in ASEAN-5 foreign exchange market.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T29494
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Afida Ilfa
"Penelitian ini dilakukan untuk menjelaskan kewenangan Bursa Efek Indonesia serta bentuk perlindungan investor dari diterbitkannya peraturan Bursa Efek Indonesia untuk menutup kode broker di bursa pada saat jam perdagangan berlangsung. Dilaksanakannya penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena herding behavior yang terjadi di bursa Indonesia yang memicu Bursa Efek untuk melaksanakan penyesuaian terhadap mekanisme perdagangan efek. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif dengan sumber data yang diperoleh dari studi kepustakaan dan pengambilan data melalui metode wawancara dengan ahli perdagangan bursa dari PT Bursa Efek Indonesia sebagai pihak yang menerbitkan peraturan dan melakukan penyesuaian terhadap sistem atau sarana perdagangan efek. Hasil yang ditemukan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah Bursa Efek Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan penyesuaian terhadap mekanisme perdagangan di JATS sebagaimana diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini, Bursa Efek Indonesia melakukan dua fungsi sebagai SRO, yaitu fungsi pengawasan dan fungsi regulator atau membuat peraturan dalam kaitannya dengan kegiatan perdagangan bursa. Selain itu, bentuk perlindungan investor dengan adanya peraturan penutupan informasi kode broker secara real-time perdagangan selama jam perdagangan ialah dimungkinkannya pencegahan asimetri informasi dan pasar tidak efisien akibat herding behavior, terpenuhinya ketentuan transparansi informasi di pasar efek, dan mengikuti praktik dan standard yang ditetapkan untuk bursa efek di dunia.

This research was conducted to explain the authority of the Indonesian Stock Exchange and the form of investor protection from the issuance of Indonesian Stock Exchange regulations to close broker codes on the stock market during trading hours. The background of this research is the phenomenon of herding behavior that occurs in the Indonesian Stock Exchange which triggers the Stock Exchange to make adjustments to the securities trading mechanism. The research method used is normative with data sources obtained from literature studies and data collection through interviews with exchange trading experts from the Indonesian Stock Exchange as the party that issues regulations and makes adjustments to the securities trading system or facilities. The results found from the implementation of this research are that the Indonesia Stock Exchange has the authority to make adjustments to the trading mechanism in JATS as mandated by laws and regulations. In this case, the Indonesia Stock Exchange performs two functions as an SRO, namely a supervisory function and a regulatory function or making regulations in relation to exchange trading activities. In addition, a form of investor protection by having regulations closing broker code information in real-time trading during trading hours is the possibility of preventing information asymmetry and market inefficiencies due to herding behavior, fulfilling the provisions of information transparency in the securities market, and following the practices and standards set for stock exchanges in the world."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lupitta Risma Candanni
"Tesis ini akan membahas eksistensi penyelesaian sengketa penanaman modal melalui mekanisme investor-state dispute settlement ("ISDS") dalam perjanjian investasi internasional di lembaga arbitrase International Center for Settlement of Investment Disputes ("ICSID") dan Permanent Court of Arbitration ("PCA"), serta saran pengembangan penyelesaian ISDS melalui PCA yang dapat menjamin kepastian hukum dan mendukung kepentingan penanam modal asing (foreign investor) maupun negara penerima (host country). Penelitian ini adalah penelitian hukum normatif dan menggunakan data sekunder yang dianalisis secara deskriptif dengan metode penafsiran sistematis dan komparatif. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa PCA saat ini cukup banyak dimanfaatkan sebagai forum penyelesaian sengketa penanaman modal internasional dan khususnya untuk menyediakan dukungan institusional bagi arbitrase ISDS yang timbul dari perjanjian investasi internasional yang dilakukan diluar kerangka Konvensi ICSID. Meskipun demikian, terdapat beberapa hal terkait dengan pengaturan penyelesaian sengketa pada PCA yang dapat dilakukan perubahan agar penyelesaian sengketa bagi mekanisme ISDS melalui PCA dapat benar-benar menjamin kepastian hukum bagi kedua pihak.

This thesis is aimed to discuss the existence of investment dispute settlement through the investor-state dispute settlement ("ISDS") mechanism in international investment agreements settled through the International Center for Settlement of Investment Disputes ("ICSID") arbitration and the Permanent Court of Arbitration ("PCA"), as well as suggestions for developing ISDS mechanism through the PCA that can guarantee legal certainty and support the interests of foreign investors and host countries. This research is normative legal research and uses secondary data which are analyzed descriptively by a method of systematic and comparative interpretation. The results of the study revealed that the PCA is currently quite widely used as a forum for resolving international investment disputes and in particular to provide institutional support for ISDS arbitration arising from international investment agreements carried out outside the framework of the ICSID Convention. Nonetheless, there are a number of things related to the dispute resolution arrangements in the PCA that can be improved so that the dispute resolution for the ISDS mechanism through PCA can truly guarantee legal certainty for both parties.
"
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
T54718
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Wahyu Eka Pratama
"Tesis ini membahas Faktor-Faktor yang mempengaruhi implementasi pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas di Kabupaten Karimun Provinsi Kepulauan Riau. Ada dua pertanyaan penelitian yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi pengembangan kawasan perdagangan bebas dan pelabuhan bebas, dan usaha-usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah dan BP Kawasan Karimun untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi. Penelitian ini menggunakan paradigma positivisme, dengan metode kualitatif. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang menjadi kendala adalah pendanaan, strategi pengembangan kawasan, status kepemilikan lahan, infrstruktur, perizinan, koordinasi, dan kualifikasi pendidikan tenaga kerja lokal. Sedangkan faktor yang menjadi penunjang adalah tersedianya tenaga kerja dan keadaan sosial yang stabil. Dalam penelitian ini penulis menyarankan agar Pemerintah Daerah menyerahkan aset untuk dikelola oleh BP Kawasan agar menciptakan kemandirian dalam menutupi biaya operasional BP Kawasan. selain itu penulis juga menyarankan untuk mempercepat proses pembangunan Pelabuhan Malarko dan Bandara Sei Bati yang sangat diperlukan bagi para investor.

The focus of this study are the obstacles on implementation of free trade zone and free port development in Karimun Regency, Kepulauan Riau Province. There are two research questions in this tesis, the influence factor on implementation of free trade zone and free port development, and the effort by Local Government and BP Kawasan to handle the obstacles. This research used positivism paradigm, with qualitatif methods. The result of this research, conclude that the obstacles are about funding, zone development strategy, land owned status, infrastructure, licensing, coordination, and labour educational qualification. Meanwhile, factors that support the Karimun free trade zone implementation are the number of labour in Karimun and good social environment. Resercher advised to local government gives some asset for BP KawasanKarimun to manage and create income for it?s own necessary. Researcher also advise to accelerate the build proceesof Malarko Harbour and Sei Bati Airport that really important by investors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T32721
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johan Phangwijaya
"Karya akhir ini bertujuan mempelajari gejala overreaction di Bursa Efek Indonesia terhadap 100 saham yang terpilih selama periode 1998-2007. Selanjutnya, penelitian ini juga ingin mengetahui apakah strategi kontrarian dapat dimanfaatkan oleh investor atau tidak. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode komparatif dengan membandingkan rata-rata jumlah perolehan abnormal return yang tergabung dalam portofolio winner dengan portofolio loser. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik purposive sampling dengan bentuk judgement sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada saham portofolio winner tidak terjadi penurunan abnormal return menjadi negatif sehingga tetap di daerah positif, sedangkan pada saham portofolio loser mengalami lonjakan abnormal return yang positif lebih tinggi daripada saham portofolio winner, sehingga dapat disimpulkan bahwa gejala overreaction terhadap 100 saham yang terpilih tidak terjadi di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 1998-2007. Dengan demikian maka strategi kontrarian sangat berisiko untuk diterapkan oleh para investor yang bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.

The purpose of this final paper is to leam about the indication of overreaction in Indonesian Stock Exchange for 100 selected stocks from 1998 to 2007. In addition, this research tries to explore the piausibility of contrarian strategy if overreaction does exist. This research implements comparative method that comparing the total average of abnormal retiim in winner portfolio and the total average of abnormal retum in loser portfolio. The sampling technique uses a purposive sampling method with judgment. The overall result of this research shows that winner portfolio does not fail into negative abnormal retum although in some periods the winner portfolio does plunge into negative territory, In the other hand the loser portfolio tends to achieve positive abnormal retum higher than the winner portfolio. This paper concludes that overreaction does not completely exist in the Indonesian Stock Exchange, thus contrarian strategy is very risky to implement."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26546
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Defiandry Taslim
"Dengan dikeluarkannya Paket Deregulasi di bidang perbankan tahun 1988 atau lebih dikenal dengan PAKTO 1988, maka jumlah bank yang ada di Indonesia semakin bertambah. Penambahan jumlah . bank tersebut juga diikuti dengan berbagai permasalahan yang banyak timbul akhir-akhir ini, terlebih-lebih dengan semakin meningkatnya bank-bank yang menjual sahamnya di pasar modal. Sorotan maupun kritik tidak hanya ditujukan pada pihak perbankan saja, melainkan juga kepada pihak Bank Indonesia yang terlihat kurang tegas dan banyak melakukan Trial and Error dalam usahanya mengembangkan industri perbankan dan pihak lain yang terkait dalam hal ini Ikatan Akuntan Indonesia dan Badan Pelaksana Pasar Modal yang kurang tanggap dalam menerapkan peraturan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Dari berbagai kasus yang terjadi pada industri perbankan, dibutuhkan suatu analisa yang lebih mendalam agar investor khususnya dan masyatakat pada umumnya dapat meningkatkan awareness mereka terhadap resiko industri perbankan.
Dalam penulisan skripsi ini penulis melakukan peneli-tian untuk menganalisa berbagai resiko yang dapat terjadi pada industri perbankan melalui laporan keuangan. Penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kapada pihak perban¬kan, pihak Akuntan Publik, BAPEPAM dan BEJ, para Akademisi, para Pengamat Perbankan, para Investor Badan maupun investor Perseorangan. Dari hasil yang diperoleh melalui kuesioner tersebut, maka dapat diketahui berbagai pendapat para responden tersebut dalam merangking resiko industri perban¬kan, maupun hal-hal yang dapat dilakukan dalam meminimisasi resiko-resiko tersebut melalui laporan keuangan.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa tingkat resiko yang ditemukan masih kurang dari 20%, yang berarti bahwa resiko investasi pada industri perbankan masih tergolong rendah. Resiko kredit macet dan pengendalian manajemen merupakan hal yang paling memprihatinkan industri perbankan maupun pihak-pihak lain saat ini karena kedua hal tersebut sangat berkaitan erat dalam melemahkan kinerja perbankan. Meskipun masih belum memadai, namun laporan keuangan masih dapat membantu para pemakai laporan keuangan dalam menganalisa resiko industri perbankan. Resiko-Resiko yang terjadi pada industri perbankan lebih banyak dipengaruhi oleh faktor internal bank itu sendiri yang tercermin dari berbagai pelanggaran yang dilakukan pihak bank memanfaatkan kelemahan peraturan yang ada. Para analis perbankan juga sepakat bahwa untuk saat ini mereka lebih cenderung untuk melakukan investasi jangka pendek yang disebabkan oleh ketidakpastian industri perbankan secara jangka panjang.
Kesimpulan yang diperoleh adalah bahwa pihak Bank Indonesia harus lebih ketat dalam melaksanakan fungsi pengawasan terhadap bank-bank untuk melindungi kepentingan nasional. Pihak BAPEPAM juga dituntut untuk semakin meningkatkan perannya dalam melaporkan informasi-informasi yang sekiranya berguna bagi investor dalam meminimisasi resiko. Pihak perbankan sendiri dituntut untuk melaksanakan Prudent Banking dalam melaksanakan aktivitasnya namun bukan berarti mereka meupakan tugasnya sebagai Agent of Development. Pihak Ikatan Akuntan Indonesia harus terus mengikuti perkembangan dunia usaha umumnya dan perbankan khususnya untuk dapat memberikan kontribusi yang jelas kepada masyarakat dengan selalu tanggap atas berbagai masalah dan kebutuhan masyarakat. Terakhir adalah bahwa Industri perbankan sangat dipengaruhi oleh kondisi makro ekonomi, perbankan itu sendiri memang sangat terpengaruh oleh iklim yang diciptakan oleh pemerintah. Namun dalam kondisi bagaimanapun pihak perbankan harus menjaga integritasnya ditengah masyarakat, yang berarti bahwa industri perbankan harus dapat bertahan dalam situasi yang tersulit sekalipun karena hal ini menyangkut kepercayaan masyarakat kepada industri perbankan itu sendiri."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
S18593
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Reskiana Irawan
"Dalam rangka menjaga hubungan baik dan meningkatkan kepercayaan investor terhadap Pasar Modal Indonesia, PT KSEI sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian Transaksi saham memberikan fasilitas Kartu AKses kepada investornya. Untuk itu maka PT KSEI membutuhkan metode yang menarik dan interaktif seperti Special event untuk memperkenalkan dan edukasi seputar kartu AKSes tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti jalannya special event dalam membentuk product knowledge investor. Konsep yang digunakan adalah Special event dan Product knowledge. Penelitian ini menggunakan paradigma Konstruktivis, pendekatan kualitatif, dan bersifat deskriptif. Wawancara dilakukan kepada dua orang pihak internal KSEI dan masing-masing tiga investor pada setiap kota. Hasil dari penelitian ini yaitu bahwa special event merupakan salah satu cara yang baik dalam membentuk product knowledge kepada investor.

In order to maintain good relations and enhance investor confidence in Indonesia's Capital Market PT KSEI as the Central Securities Depository shares Transaction Access Card provides facilities to investors. For that the PT KSEI takes an interesting and interactive methods such as Special event to introduce and educate about the AKSes card. This study aims to examine the special event in shaping the course of investors product knowledge. The concept used is Special events and product knowledge. This study uses a Constructivist paradigm, a qualitative approach, and is descriptive. Interviews were conducted to two KSEI's internal parties and to the three investors in each city. In this study found that the special event is one good way in shaping the product knowledge to investors."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Badrina
"Salah satu ciri pasar modal yang maju dan modern adalah adanya kemampuan dari pasar modal tersebut untuk melahirkan produk-produk inovatif dan dapat memenuhi kebutuhan emiten dan investor. Seiring dengan pesatnya perkembangan investasi lewat pasar modal dan semakin tingginya antusiasme investor dalam maupun luar negeri untuk menanamkan dana, serta perkembangan investasi pasar modal yang telah dilakukan oleh Negara lain, maka pemerintah Indonesia mendorong untuk dibentuknya lembaga Perlindungan Dana Pemodal yang dilaksanakan oleh Indonesia Securities Investor Protection Fund. Reformasi pada Pasar Modal yang dilakukan oleh pemerintah ini adalah untuk menjawab kebutuhan dan permintaan pasar, yaitu rasa aman, kepastian dalam berinvestasi, terciptanya Pasar Modal yang teratur, wajar dan efisien. Pembentukan Dana Perlindungan Pemodal diharapkan dapat menutup resiko investasi non-ekonomis di pasar modal.

One of the characteristics of a developed and modern capital market is the ability of the capital market to deliver innovative products and can meet the needs of issuers and investors. Along with the rapid development of investment through the capital markets and the increasing enthusiasm of local or foreign investors to infuse funds, as well as the development of capital market investment that has been made by other countries, the Government of Indonesia pushed for the establishing of the Investor Protection Fund which undertaken by Securities Investor Protection Fund. On the capital market reforms undertaken by the Government is to respond to the needs and requests of the market, certainty, fair and efficient in investing. Establishment of Indonesia Securities Investor Protection Fund is expected to cover the risk of non-economical investments in Indonesia's capital market."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2014
T41397
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>