Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 140213 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Eni Juliana
"PT X merupakan salah satu perusahaan niaga swasta berfasilitas yang bergerak dalam bidang penyaluran gas alam di wilayah Kabupaten Tangerang. Jaringan pipa distribusi gas yang dimiliki pipa mainline berukuran diameter 8 dan 6 inch, pipa konsumen berukuran 4 inch, dengan total panjang 39,5 km. Pada tahun 2014, PT X diakuisisi oleh PT Y dan menjadi anak PT Y dengan kepemilikan 100% saham. Untuk mengetahui potensi teknis dan keekonomian dari pengembangan aset jaringan pipa yang ada saat ini dalam periode sepuluh tahun mendatang, maka penelitian ini dilakukan. Penelitian dilakukan dengan cara melakukan evaluasi kinerja terhadap jaringan pipa yang ada saat ini, pemetaan sebaran industri di wilayah Kabupaten Tangerang, pembuatan desain teknis pengembangan jaringan pipa gas distribusi dengan menggunakan simulasi proses dan perhitungan keekonomian pengembangan jaringan pipa dengan asumsi semua dana berasal dari ekuitas. Kapasitas laju alir yang dioperasikan saat ini sebanyak 8,1 sampai dengan 9,72 MMSCFD dengan tekanan operasi 120 psig. Nilai keekonomian jaringan pipa existing adalah is NPV = 218.490,92 USD dan PI=1,15. Berdasarkan hasil simulasi proses, jaringan pipa yang ada saat ini memiliki kapasitas maksimum pipa sebesar 28,2 MMSCFD pada tekanan 210 psig. Untuk skenario pengembangan pipa hingga 80% dari kapasitas maksimum (22,6 MMSCFD), maka posisi dan desain pipa pengembangan yang memungkinkan antara lain: 1 km pipa Ø6? dan 3 km pipa Ø4? ke Jalan Industri III dan IV; 2 km pipa Ø4? ke Jalan Telesonik, Jalan Veteran, dan Jalan Jatake; 2 km pipa Ø4? ke Jalan Manis; dan 2 km pipa Ø4? ke Jalan Bhumimas. Total panjang pipa pengembangan adalah 10 km, dengan total biaya investasi sebesar USD 1.326.655,27. Tarif toll fee pipa distribusi ke ruas pipa pengembangan adalah 0,3081 USD/MSCF. Nilai keekonomian jaringan pipa distribusi keseluruhan existing dan pengembangan: NPV= 2.035.313,02 USD and PI=1,49.

PT X is a private commercial company fully engaged in distribution of natural gas business in Kabupaten Tangerang area. The natural gas existing pipelines owned by PT X have 8 and 6 inches in diameter for mainline, and 4 inch for delivery pipeline with total length 39,5 km. In 2014, PT X was acquired by PT Y and became a subsidiary of PT Y with 100% ownership share. In order to know the technical and economic potential of pipeline development for ten years, the research was conducted. Research was done by evaluating the performance of the existing pipelines, mapping the industrial area in Kabupaten Tangerang, created technical design for pipeline development using process simulation software, and calculated the economic value for developing pipeline made, which the source of investments is from equity. The existing capacity used in operation is 8,1 to 9,72 MMSCFD with 120 psig operation pressure. The economic value for existing pipeline is NPV = 218.490,92 USD and PI=1,15. The maximum pipeline capacity is 28,2 MMSCFD in condition 210 psig operating pressure. To optimize the utilities of existing pipeline up to 80% of maximum pipeline capacity (22,6 MMSCFD), the potential position and pipeline design that fit for development are 1 km of Ø6 and 3 km of Ø4? pipe to Jalan Industri III&IV; 2 km of Ø4? pipeline diameter to Jalan Telesonik, Jalan Veteran and Jalan Jatake; 2 km of Ø4? pipeline to Jalan Manis, and 2 km of Ø4? pipeline to Jalan Bhumimas. The total length for pipeline development is 10 km, with USD 1.326.655,27 in total cost. The toll fee tariff for on development pipeline section is 0,3081 USD/MSCF. The economic value for overall existing pipeline and development: NPV= 2.035.313,02 USD and PI=1,49"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46745
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novio Valentino
"Gas alam memiliki peranan sangat penting dalam menyediakan energi yang bersih lingkungan. Sehingga, permintaan gas sebagai sumber energi terus meningkat dan relatif lebih tinggi dibandingkan minyak . Pemerintah akan mengoptimalkan pemanfaatan gas bumi sebagai bahan bakar melalu program Jaringan Gas Kota. Pemerintah pada tahun 2010 telah membangun jaringan gas kota, yaitu di antaranya di Kota Depok. Jaringan di bangun di Kelurahan Beji dan Beji Timur dengan jumlah Sambungan Rumah mencapai 4.000 sambungan. Oleh karena itu, maka dilakukan penelitian tentang pengembangan jaringan pipa distribusi gas di rumah tangga. Simulasi dilakukan menggunakan perangkat lunak sistem perpipaan. Hasil studi ini menghasilkan desain basis proses untuk jaringan pipa distribusi gas bumi dan dimensi pipa yang dibutuhkan untuk pengembangan jaringan pipa distribusi gas bumi.

Natural gas has a very important role in providing a clean energy environment. Thus, demand for gas as an energy source continues to increase and the relatively higher compared to oil. The government will optimize the utilization of natural gas as a fuel through the City Gas Network program. Government in 2010 has built a network of city gas, which is among the city of Depok. Network built in East Beji and Beji with the number of house connections reach 4000 connections. Therefore, it conducted research on the development of gas distribution pipelines in the household. Simulations performed using the software pipeline system. The results of this study resulted in the design basis for the natural gas distribution pipelines and pipeline dimensions required for the development of gas distribution pipelines."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43358
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Simulasi pipa ialah suatu simulasi aliran fluida melalui suatu pipa. Fluida dalam analisa disini adalah natural gas dan penelitian ini hanya meneliti pipa single link dengan elemen non pipa kompresor dan valve.
Untuk melakukan proses simulasi terhadap aliran fluida perlu diperhatikan metoda yang dipakai. Dalam hal ini dipakai metoda Weymouth untuk perhitungan penurunan tekanan yang terjadi akibat adanya friksi faktor dari suatu pipa, faktor kompresibilitas Z dengan metoda AK Cooker, K value (konstanta keseimbangan fasa uap-cair) untuk mencari E(Zi/Ki) yang berguna menentukan berapa fasa yang terjadi pada titik tertentu, perancangan database yang baik dan perancangan layar input dan output.
Pada penelitian ini menghasilkan suatu perbandingan penurunan tekanan dari awal pipa keujung antara fluida gas dengan asumsi gas ideal dan gas nonideal. Hasil penelitian menghasilkan tekanan akhir untuk asumsi gas non ideal lebih tinggi daripada asumsi gas ideal. Hasil penelitian dengan membandingkan nilai aktual dilapangan menghasilkan persentase kesalahan sebesar 18.77 % untuk asumsi gas ideal dan 16.195 % untuk asumsi gas non ideal. Hasil penelitian ini menyimpulkan penggunaan asumsi gas non ideal lebih baik, karena presentase kesalahan lebih kecil, karena lebih mendekati keadaan yang sebenarnya dilapangan.
Simulasi yang baik akan membantu user/pemakai mengetahui apa yang paling optimal sekaligus dapat dipraktekkan dilapangan."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Binarga Guchany
"Kurangnya infrastruktur distribusi gas bumi ke lokasi calon pelanggan merupakan kendala pemanfaatan gas bumi. Kurang berkembangnya infrastruktur gas bumi tersebut dikarenakan kendala keekonomian sehingga badan usaha belum tertarik mengembangkannya. Oleh karena itu perlu keterlibatan Pemerintah untuk mempercepat penggunaan bahan bakar gas tersebut melalui Pembangunan Jaringan Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga (Jargas) yang salah satunya di Kota Depok pada Tahun Anggaran 2010. Jargas ini selanjutnya pada tahun 2011 diserahkan oleh Pemerintah kepada PT A sebagai operator yang ditunjuk Menteri ESDM untuk mengelolanya. Untuk tetap eksis maka PT A diharuskan untuk mengembangkan jaringan yang telah diserahkan Gas sebesar 1 MMSCFD yang dipasok dari PT B baru dikonsumsi sebesar 0,07 MMSCFD untuk 4000 SR. Sisa 0,93 MMSCFD digunakan untuk pengembangan jargas di sektor rumah tangga dan komersil.
Studi ini menganalisis keekonomian terhadap pengembangan jaringan dengan 5 skenario pengembangan: 100% untuk rumah tangga, 75% untuk rumah tangga dan 25% untuk komersil; 50% rumah tangga dan 50% komersil; 25% rumah tangga dan 75% komersil: dan 100% komersil. Dari studi dihasilkan Investasi untuk masing-masing skenario sebagai berikut: Rp 75.288.221.200; Rp 59.472.837.830 ; Rp 51.157.934.290; Rp 33.300.236.800, Rp 25.548.567.780. NPV untuk masing-masing skenario: - Rp 56.005.906.943; - Rp 15.773.305.454; Rp 17.502.346.902; Rp 59.477.612.337; Rp 97.298.270.687. Internal Rate of Return (IRR) untuk masing-masing skenario: - 5%, 4,4%; 13% ; 28% ;48%. Payback Period untuk masing-masing skenario adalah: tidak bisa dihitung,13,8,4,2 tahun. Dengan asumsi bahwa Minimum IRR 13% dan Payback Period maksimal 8 tahun maka skenario 3,4 dan 5 saja yang layak. Dengan berbagai pertimbangan maka skenario 4 yang layak untuk direkomenadasikan ke PT A untuk pengembangan Jaringan Gas Bumi di Kota Depok.

Lack of gas infrastructure to consumer is barrier in utilizing natural gas. Undeveloped of gas infrastructure is caused by economic threat in which companies are not interesting to develop. That is why it is needed government’s role to speed up utilization of natural gas fuel through construction of gas pipeline network for household in which Depok is chosen as a city which is built at 2010. The network then was given to Jabar Energi as company appointed as operator of Depok’s gas pipeline network to develop. To become exist, PT A is obliged to develop network which was constructed. 1 MMSCFD of natural gas supplied by PT B is only consumed 0,07 MMSCFD for 4000 house hold. 0.93 MMSCFD excess gas is used to household and commercial.
This study is to analyze economic feasibily for 5 scenarios i.e: 100% for household; 75% for household and 25% commercial; 50% for household 50% commercial; 25% household and 75% commercial; and 100% commercial. Study shows amount of Investment for each scenarios: Rp 75.288.221.200; Rp 59.472.837.830 ; Rp 51.157.934.290; Rp 33.300.236.800, Rp 25.548.567.780. NPV for each scenarios: - Rp 56.005.906.943; - Rp 15.773.305.454; Rp 17.502.346.902; Rp 59.477.612.337; Rp 97.298.270.687. Internal Rate of Return (IRR) for each scenarios – 5% ; 4,4%; 13% ; 28% ;48%. Payback Period for each scenarios: can’t be calculated,13,8,4,2 years. By assumption Minimum IRR 13% study shows 4th and 5th will be feasible and Maximum Payback Period 8 yeras, study show 3th, 4th and 5th will be feasible. By various consideration 4th is the most feasible to be recommended to PT A to develop the gas network within Depok.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T39001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hanif Ibrahim
"PLTGU Tanjung Batu merupakan salah satu andalan kelistrikan di Kaltim. PLTGU Tanjung Batu di bawah PT Z Wilayah Kaltimra menerima pasokan gas dari SKK Migas sebesar 40 MMSCFD secara kontinyu. Pipa gas yang digunakan untuk menyalurkan sumber gas didesain berlebih sebesar 80 MMSCFD. Namun, saat ini terdapat perubahan pasokan gas bumi ke PLTGU Tanjung Batu dari 40 MMSCFD turun menjadi 15 MMSCFD. Perubahan pasokan gas perlu dikaji untuk mengetahui kelayakan proyek pembangunan pipa gas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi teknis dan keekonomian proyek tersebut. Evaluasi teknis yang dikaji meliputi pola aliran, evaluasi penggunaan knock out drum sebelum flash stack, condensate drum dan slug cacther yang digunakan. Evaluasi pola aliran menunjukkan bahwa adanya ketidakstabilan pola aliran di sepanjang pipa dikarenakan kondisi topografi yang berubah-ubah. Hasil pola aliran stratified flow yang didapat pada pipa dengan kilometer 40-55 km menunjukkan bahwa pola aliran tidak menyebabkan perubahan massa liquid secara tiba-tiba pada peralatan Receiving Facility (RF). Desain peralatan RF yang digunakan tidak berbeda jauh dengan hasil perhitungan, dimana berdasarkan hasil perhitungan, desain slug catcher dan knock out drum adalah 48 in/12,5 feet dan 39,4 in/8,2 feet. Hasil evaluasi condensate drum menunjukkan bahwa pada kondisi pigging, dibutuhkan 3 truk tangki berkapasitas 25.000 liter dan pada kondisi operasi normal dibutuhkan 1 buah truk tangki berkapasitas 10.000 liter dengan tangki penampung tambahan berkapasitas 13.000 liter dengan waktu pengambilan setiap 1 minggu sekali. Evaluasi keekonomian proyek yang dikaji pada penelitian ini adalah nilai parameter Net Present Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Payback Period (PBP). Nilai parameter ekonomi yang didapat adalah NPV sebesar USD 7.868.080, IRR 10,47%, dan PBP 8,3 tahun dengan nilai toll fee pada laju alir pasokan gas 15, 40, 80 MMSCFD berturut-turut adalah 2,06 USD/MMBTU, 0,77 USD/MMBTU, 0,39 USD/MMBTU. Hasil sensitivity analysis menunjukkan bahwa toll fee merupakan variabel yang paling sensitif terhadap kelayakan ekonomi. Nilai laju alir ship or pay yang digunakan pada proyek ini adalah 48 MMSCFD dengan nilai toll fee 0,66 USD/MMBTU.

Tanjung Batu PLTGU is one of the mainstays of electricity in East Kalimantan. The Tanjung Batu PLTGU under the Z company of the East Kalimantan Region receives a continuous supply of gas from SKK Migas for 40 MMSCFD. The gas pipe used to transport the gas source is designed to be excess of 80 MMSCFD. However, currently there is a change in the supply of natural gas to the Tanjung Batu PLTGU from 40 MMSCFD down to 15 MMSCFD. Changes in gas supply need to be assessed to determine the feasibility of the gas pipeline construction project. This study aims to conduct a technical and economic evaluation of the project. The technical evaluations examined included flow patterns, evaluations of the use of knock out drums before the flash stack, the condensate drum and the slug cacther used. Evaluation of flow patterns shows that there is instability of flow patterns along the pipe due to changing topographic conditions. The results of stratified flow patterns obtained in the 40-55 km pipeline indicate that the flow patterns do not cause sudden changes in liquid mass on the Receiving Facility (RF) equipment. The design of the RF equipment used does not differ greatly from the calculation results, where based on the calculation results, the design of the slug catcher and knock out drum is 48 in/12,5 feet and 39,4 in/8,2 feet. The results of the condensate drum evaluation show that under the required pigging, it needs 3 tank truck with a capacity of 25.000 liters and under normal operating conditions, it needs 1 tank truck with a capacity of 10.000 liters with an additional holding tank with a capacity of 13.000 liters takes one time every week. The project economic evaluations examined in this study are the Net Present Value (NPV) parameter, the Internal Rate of Return (IRR), and the Payback Period (PBP). The economic parameter values obtained were NPV of USD 7.868.080, IRR of 10,47%, and PBP of 8,3 years with the toll fee on the gas supply flow rate of 15, 40, 80 MMSCFD respectively 2,06 USD/MMBTU, 0,77 USD/MMBTU, 0,39 USD/MMBTU. The sensitivity analysis results show that toll fee is the variable that is most sensitive to economic viability. The value of the ship or pay flow rate used in this project is 48 MMSCFD with a toll fee of 0,66 USD/MMBTU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Evi Nur Hidayat
"Dalam kegiatan operasional jaringan pipa gas banyak ditemukan potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kegagalan pipa, tidak terkecuali pada jaringan pipa distribusi gas bumi di apartemen. Namun, studi tentang analisis risiko pipa distribusi gas bumi di apartemen belum banyak dilaporkan. Berdasarkan fakta tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis risiko pada pipa distribusi gas bumi di apartemen menggunakan metode event tree analysis. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi risiko dalam skenario kasus kebocoran skala kecil, pelepasan gas berskala besar dan pecah pipa gas, kemudian identifikasi pivotal event, membuat event tree diagram, menentukan event failure dan menghitung probabilitas risiko. Risiko dievaluasi dalam hal kebakaran, korban jiwa dan pelepasan gas.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa risiko tertinggi dalam setiap skenario dapat mengakibatkan kebakaran besar, korban jiwa dan keracunan ringan. Risiko tertinggi dalam scenario kebocoran skala kecil memiliki nilai probabilitas 5,1x10-3. Dalam skenario pelepasan gas skala besar, risiko terbesar memiliki nilai probabilitas 1,0x10-3 sedangkan dalam scenario pecah pipa gas memiliki nilai probabilitas 7,7x10-4. Nilai probabilitas masing-masing risiko menurun karena pemasangan gas detector dan heat/smoke detector di apartemensebagai barrier.

Operational activities on gas pipelines associates with potential hazard and risks that can potentially lead to pipeline failure, including in gas distribution pipeline in an apartment building. However, study on risk analysis of gas distribution pipeline in apartment has not been widely reported. Based on that fact, the purpose of this study is to analyze the risk on gas distribution pipeline in apartment using event tree analysis method. Firstly, identify skenario in case of small-scale leakage, large-scale gas release and gas pipeline rupture, then identify pivotal event, construct event tree diagram, obtain event failure and calculate risk probability. The risk is evaluated in terms of fire, casualties and gas released.
Results of this study show that the highest risk in each skenario which can result fire, severe casualties and light poisoning. The highest risk in small scale skenario has probability value 5.1x10-3. In large-scale gas release skenario, the highest risk has probability value 1.0x10-3. The highest risk in gas pipeline rupture skenario has probability value 7.7x10-4. Probability value of each risk is reduced since the installation of gas detector and heat/smoke detector in an apartment as a barrier.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51291
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Armansyah
"Laporan Praktik Keinsinyuran ini membahas telaah terhadap pemanfaatan gas bumi melalui pipa di wilayah Kalimantan. Telaah dilakukan terhadap aspek teknis, dan ekonomi yang terdiri atas identifikasi potensi pasokan gas bumi, identifikasi kebutuhan gas bumi, analisa pasokan dan kebutuhan gas bumi, perhitungan biaya pengangkutan, dan perhitungan biaya Niaga gas bumi melalui pipa, analisa harga jual gas bumi, perbandingan biaya keekonomian antara gas bumi melalui pipa dengan moda LNG. Berdasarkan analisa pasokan dan kebutuhan gas bumi serta analisa teknis dan ekonomi terhadap upaya peningkatan pemanfaatan gas bumi melalui pipa di wilayah Kalimantan maka diperoleh kesimpulan bahwa pemenuhan gas bumi untuk memenuhi kebutuhan pengembangan hanya memenuhi kebutuhan untuk skenario paling rendah dimana ketersediaan pasokan gas bumi yang tersedia pada periode 2020 s.d 2030 yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan wilayah Kalimantan hanya dapat mencukupi untuk skenario kebutuhan gas bumi rendah (low scenario). Walau demikian diperkirakan dapat terjadi kekurangan pasokan pada tahun 2024 sebesar -13,51 MMSCFD, tahun 2025 sebesar -43,82 MMSCFD dan tahun 2030 sebesar -130,90 MMSCFD. Sedangkan untuk perhitungan simulasi biaya pengangkutan dan niaga gas bumi melalui pipa di tiap provinsi di Kalimantan lebih ekonomis pada skenario paling tinggi, dimana diperoleh perhitungan harga jual gas bumi terendah untuk skema gas pipa yaitu dengan harga jual US$ 7,28 di Kalimantan Utara, dan harga jual tertinggi sebesar US$19,67 di Kalimantan Barat. Sedangkan untuk skema LNG dengan harga terendah dengan harga jual US$7,14 di Kalimantan Selatan dan harga jual tertinggi dengan dengan harga jual US$9,21 di Kalimantan Tengah. Dengan demikian harga jual gas bumi dengan skema pengangkutan LNG lebih rendah bila dibandingkan harga jual gas bumi dengan skema pengangkutan gas bumi melalui pipa. Dengan belum bertumbuhnya kebutuhan gas bumi melalui pipa maka untuk memenuhi kebutuhan gas bumi di wilayah Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah agar menggunakan moda pengangkutan LNG.

This Engineering Practice Report discusses an analysis of the utilization of natural gas pipelines in the Kalimantan region. The study encompassed technical and economic aspects consisting of the identification of natural gas potential supplies, identification of natural gas demand, analysis of natural gas supply and demand, calculation of transportation costs, calculation of trading costs for natural gas pipeline, analysis of natural gas selling prices, cost comparisons between using natural gas pipeline and LNG mode. Based on the analysis of natural gas supply and demand as well as technical and economic analysis of efforts to increase the utilization of natural gas pipelines in the Kalimantan region, it is concluded that the fulfilment of natural gas demand development can only fulfil the demand for the lowest scenario where the available natural gas supply from period 2020 to 2030 which can be used for the development of the Kalimantan region can only be sufficient for a low natural gas demand scenario (low scenario). However, it is estimated that there could be a supply shortage in 2024 of -13.51 MMSCFD, in 2025 of -43.82 MMSCFD and in 2030 of -130.90 MMSCFD. Meanwhile, for the simulation calculation of the costs of transporting and trading natural gas via pipeline in each province in Kalimantan, it is more economical in the highest scenario, where the lowest natural gas selling price calculation for the pipeline gas scheme is obtained, namely with a selling price of US$ 7.28 in North Kalimantan, and The highest selling price was US$19.67 in West Kalimantan. Meanwhile, for the LNG scheme, the lowest selling price is US$7.14 in South Kalimantan and the highest selling price is US$9.21 in Central Kalimantan. Thus, the selling price of natural gas using the LNG transportation scheme is lower compared to the selling price of natural gas using the natural gas transportation scheme via pipeline. With the demand for natural gas through pipes not yet growing and to fulfill the demand for natural gas in the West Kalimantan and Central Kalimantan regions could use LNG as a transportation mode."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Chang Kurniawan
"Pipa transmisi Dumai-Sei Mangkei dibangun sepanjang 421 km dengan tujuan untuk mengalirkan gas alam mencapai 300 MMSCFD baik ke arah Sumatra Selatan dan juga Pulau Jawa, maupun ke arah Sumatra Utara untuk menambahkan pasokan gas alam yang dialirkan pipa transmisi ruas Arun-Belawan. Dalam kajian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan pipa tersebut berdasarkan evaluasi teknis dan ekonomi. Desain teknis meliputi desain sistem pipa transmisi. Perhitungan dari simulasi memberikan hasil desain pipa baja API 5L X42 dengan diameter 28 inci. Desain peralatan meliputi kompresor yang terletak di Dumai dan Sei-Mangkei, berupa kompresor dua tahap dengan masing-masing tahap berkekuatan 7537 hp dan 7353 hp, desain slug catcher yaitu diameter 2,24 meter dan panjang 4,88 meter, desain knock-out drum yaitu diameter 2,07 meter dan tinggi 4,88 meter, serta desain scrubber yaitu diameter 1,1 meter dan tinggi 3,3 meter. Hasil perhitungan nilai parameter keekonomian yang didapatkan adalah NPV sebesar USD 121.878.245, IRR 10,08%, dan PBP setelah 9,75 tahun dengan toll fee sebesar USD 8,37/MMBTU
The Dumai-Sei Mangkei transmission pipeline is built for 421 km to transport 300 MMSCFD of natural gas both ways towards South Sumatra and Java Island, and towards North Sumatra as an additional supply to the Arun-Belawan section pipeline. This study is made to determine the feasibility of the pipe based on its technical and economical evaluations. Technical evaluations include the design of the transmission pipeline system. Based on the calculations of a simulation, the pipe is designed with steel API 5L X42 as its material with a diameter of 28 inches. Equipment designs include compressors which are in both Dumai and Sei-Mangkei, each with two stages, and each stage has a power of 7537 hp and 7353 hp respectively, the design of a slug catcher with a diameter of 2,11 meter and length of 6,33 meter, the design of a knock-out drum with a diameter of 2,18 meter and height of 6,55 meter, and a scrubber with a diameter of 1,1 meter and height of 3,3 meter. The results of economic parameter calculations is a NPV of USD 121.878.245, IRR 10,08%, and PBP after 9,75 years with a toll fee of USD 8,37/MMBTU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Juni Nugrahani
"ABSTRAK
PT Y yang berada di lokasi jaringan pipa dedicated hilir ruas Stasiun Gas PGN
Bojonegara-Krakatau Daya Listrik milik PT X mendapatkan alokasi gas bumi dari
kegiatan usaha hulu Migas. Dalam rangka efisiensi dan mengoptimalkan
pemanfaatan dan pemenuhan kebutuhan gas bumi dalam negeri, pengangkutan
gas bumi milik PT Y tersebut sebaiknya dilakukan melalui pipa dedicated hilir
milik PT X.
Dalam penelitian ini dilakukan analisis terhadap pipa yang meliputi analisis
jaringan pipa dan analisis teknis melalui perhitungan initial fill pipa, line pack
pipa dan pipeline uncertainty. Analisis keekonomian dilakukan melalui
perhitungan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa sedangkan analisis
sensitivitas dilakukan untuk mengetahui sensitivitas suatu parameter terhadap
nilai tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa yaitu pada volume gas yang
dialirkan dan struktur pendanaan modal.
Dari hasil analisis jaringan pipa didapatkan masih kecilnya tingkat pemanfaatan
pipa eksisting saat ini (23.7%) sehingga masih terdapat lebih kapasitas untuk
pengaliran gas milik PT Y sebesar 20 MMscfd. Jumlah initial fill yang wajib
disediakan oleh Transporter dalam hal ini adalah PT X ke dalam sistem pipa
mula-mula adalah sebesar 1,708.705 Mscf atau 1.71 MMscf. Pipeline uncertainty
didapatkan sebesar 0.11%. Sedangkan tarif pengangkutan gas bumi melalui pipa
yang harus dibayarkan oleh PT Y selaku Shipper kepada PT X selaku Transporter
yaitu sebesar 0.045 USD/Mscf dengan IRR yang ditetapkan sama dengan WACC
yaitu sebesar 13.5%. Dari hasil analisis sensitivitas diketahui bahwa bahwa
semakin kecil volume yang dialirkan akan menaikkan nilai tarif dan sebaliknya.
Sedangkan semakin besar komposisi debt funding dalam struktur pendanaan
modal akan menurunkan nilai WACC sehingga nilai tarif menjadi lebih kecil.

ABSTRACT
PT Y is located near the downstream dedicated pipeline for segment Gas Station
PGN Bojonegara-Krakatau Daya Listrik owned by PT X. PT Y get the gas
allocation from upstream oil and gas business activities. In order to optimize the
efficiency and utilization and meet the needs of domestic natural gas, the
transportation of gas owned by PT Y is preferably done through a downstream
dedicated pipeline of PT X.
This study conducted by analysis that includes analysis of pipelines and technical
analysis through the calculation of pipeline initial fill, pipeline line pack and
pipeline uncertainty. Economic analysis is performed by calculating the natural
gas transport rates while sensitivity analysis is performed to determine the
sensitivity of gas volume flow and capital financing structures on the natural gas
transport rates.
This study results that the pipeline utilization of existing pipe is 23.7% so that
there is more pipeline capacity for transporting 20 MMscfd gas of PT Y. The
pipeline Initial fill that must be provided by the Transporter (PT X) into the
pipeline system is 1,708.705 Mscf or 1.71 MMscf. The pipeline uncertainty is
0.11%. The natural gas transport rates should be paid by PT Y as the Shipper to
PT X as the Transporter is $ 0.045/Mscf with IRR are set equal to WACC
(13.5%). From the results of sensitivity analysis is known that that the smaller
volume of flow rate will increase the natural gas transport rates and vice versa.
While the composition of the debt funding in capital funding structure will
decrease WACC, so that the natural gas transport rates becomes smaller."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35774
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>