Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94920 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Estu Putri Wilujeng
"Tesis ini bertujuan untuk memahami cara yang dilakukan oleh buruh untuk mewujudkan imaji serta hasrat dalam berperilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku mengonsumsi simbol kebendaan atas dorongan hasrat untuk mencapai imaji. Penulis berargumen, buruh sebagai bagian dari masyarakat konsumen juga memiliki imaji, hasrat dan fantasi dalam mengonsumsi. Konsumsi yang mereka lakukan bukan lagi konsumsi atas dasar nilai guna barang atau pertimbangan rasional lainnya, melainkan konsumsi simbolik. Hal tersebut disebabkan oleh adanya dorongan dari media dan godaan dari komoditas industri fesyen yang dihasilkan pada tempat mereka bekerja. Dorongan media dan godaan tersebut mempengaruhi imaji buruh dalam menentukan barang konsumsi. Namun, dengan adanya imaji, bukan berarti buruh dapat langsung berperilaku konsumtif, melainkan perlu cara lain untuk mendapatkan akses dalam mewujudkan imaji.
Untuk menggali permasalahan tersebut secara lebih dalam, penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buruh memiliki imaji untuk mengonsumsi simbol kebendaan yang dipicu oleh media dan godaan produk fesyen tempat ia bekerja. Untuk mewujudkannya, mereka menggunakan kombinasi industri dan serikat. Industri memberi akses berupa produk fesyen dan serikat berfungsi untuk melakukan kontrol agar pihak industri tetap memberikan akses kepada buruh. Tesis ini juga menyertakan diskusi teoritik tentang perbedaan perspektif dalam memahami permasalahan konsumerisme yang terjadi pada buruh.

This thesis aims to understand how the labours consume products or services to make their dreams and desires come true. In the age of consumerism, everybody consumes symbols based on their desire to achieve their imagination.The author argues that the labours as part of consumer society, also have images, desires, and fantasies to consume. Consumption that they is not based on the value of goods or other rational judgment, instead symbolic consumption. It was caused by the encouragement of the media and the seduction of commodities that was produced in the fashion industry where they work. Media encouragement and the seduction from the production of goods affect the labour imagination in determining consumer goods. However, by having the imagination, it does not mean labours could immediately being consumptive, but they need another way to get access in realizing their imagination.
To explore these issues deeply, the author used qualitative research methods. The results showed that labours have imaginations and desires to consume symbols of consumer goods triggered by the media, namely TV series and social media, and the seduction of fashion products in where they worked. To make their imaginations and desires come true, they combined industry and unions. Industry gives access in the form of fashion products and labour unions play a control role in the industry. Consequently, the industry still provides access to the labours. This thesis also includes a theoretical discussion about different perspectives in understanding the problems that occur in the labours consumerism.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T46778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abshar Aryun
"Media podcast tengah berkembang menjadi media berbasis suara yang semakin populer. Semakin bertambahnya jumlah podcaster dan jumlah pendengar podcast di Indonesia, juga semakin menumbuhkan banyaknya konten dan segmen yang diproduksi. Hal tersebut menjadi salah satu indikator bahwa media ini dapat menjadi media periklanan yang potensial. Tulisan ini akan mendeskripsikan bagaimana podcast berkembang dengan kemungkinannya di masa yang akan datang. Melalui studi pustaka dan wawancara terhadap lima narasumber, ditemukan bahwa setiap orang memiliki pengalaman unik yang diperoleh saat seseorang mengonsumsi podcast. Pendengar dapat terpengaruh oleh konten podcast hingga taraf tertentu, sesuai dengan motif dari dirinya ketika ingin menggunakan media podcast.

Podcast as a media had underwent massive development. This audio based media had garnered the increase of podcaster and listener in Indonesia through the recent years, crafting more variation on the content. The argument supports the potential of what podcast has to offer as an advertising media. This article defines on how podcast develops and what potential does it have through the upcoming years. By literature review and interviews, this article has the findings that everyone has their own unique experiences when they are listening to a podcast. Listeners could get affected by a content to some extent, in accordance to the motives by tuning in to a podcast media itself.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Yohanes Krisnawan
"Penelitian ini berangkat dari keprihatinan gagalnya pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini, terutama pada masa Orde Baru dan pasta Orde Baru, yang belum juga mampu menciptakan kemakmuran dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebaliknya pembangunan nasional yang berorientasi pada pasar-bebas justru memperbesar jurang perbedaan antara kelompok masyarakat yang kaya dan kelompok masyarakat yang miskin.
Melalui paradigma kritis dalam kerangka Teori Kritis Sekolah Frankfurt, khususnya Teori Kritis Herbert Marcuse tentang Masyarakat Satu Dimensi, penelitian ini berupaya memahami dan menjelaskan mengapa penderitaan rakyat kecil masih juga berlangsung. Sementara rakyat keci,l menderita, mengapa sebagian masyarakat lainnya sibuk memuaskan dirinya dengan kelimpahan materi, dan fasilitas layanan yang memanjakan tubuhnya. Sementara media massa, tampaknya larut dalam arus utama konsumerisme yang melanda masyarakat kita. Reformasi dalam arti berkembangnya demokrasi liberal dan kebebasan pers ternyata tidak mampu menciptakan perubahan sosial yang berpihak kepada kaum miskin.
Paradigma kritis bertujuan mengungkapkan "mire conditions" dibalik suatu realitas semu atau kesadaran palsu, yang dinampakkan oleh dunia materi, yang dalam hal ini fenomena merebaknya konsumerisme. Melalui metode refleksi-kritis, Teori Kritis bertujuan membantu membentuk suatu kesadaran sosial, berusaha menjelaskan kondisi-kondisi irasional atau yang tidak sewajarnya terjadi di masyarakat, dan menjelaskan langkah-langkah praktis bagi para pelaku sosial agar dapat berperan dalam proses perubahan sosial.
Untuk bisa memahami dan membongkar realitas semu tersebut, peneliti menempatkan masyarakat dan media massa sebagai bagian dari perubahan sosial yang bersifat histories; Tidak terlepas dari koriteks sosial, budaya, ekonomi, dan politik yang berlangsung di masyarakat. Penelitian ini bersifat reflektif-kritis dan berupaya menjelaskan bagaimana dampak negatif dari penerapan kebijakan pembangunan yang didasarkan atas prinsip-prinsip neoliberalisme, yang mengagungkan pasar babas sebagai jalan untuk memperoleh kemakmuran. Sayangnya, kebijakan-kebijakan tersebut justru semakin meminggirkan tanggungjawab Negara untuk melindungi dan menyejahterakan rakyatnya. Kebijakan deregulasi, liberalisasi, dan privatisasi, hanya semakin memperbesar kekuasaan korporasi-korporasi multinasional untuk melakukan ekspansi pasarnya di Indonesia, dan mengeruk keuntungan sebesar-besarnya dari berbagai potensi ekonomi yang ada, dan menciptakan suatu masyarakat konsumen.
Melalui industri periklanan dan media massa, korporasi-korporasi multinasional tersebut menciptakan, menanamkan, dan menyebarluaskan kebutuhan-kebutuhan semu dalam masyarakat. Masyarakat menjadi pasar yang dibanjiri berbagai produk dan jasa yang sesungguhnya tidak benar-benar mereka butuhkan. Melalui Teori Kritis Marcuse realitas semu dalam masyarakat satu dimensi atau masyarakat kapitalis modern hendak dibongkar. Menurut Marcuse, masyarakat kapitalis modern adalah masyarakat yang sakit. Segala kehidupannya diarahkan hanya pada satu tujuan saja, yakni keberlangsungan dan peningkatan sistem yang telah ada, yang tidak lain adalah sistem kapitalisme. Masyarakat tersebut pun bersifat represiFdan totaliter, karena pengarahan pada sate tujuan itu berarti menyingkirkan dan menindas dimensi-dimensi Iain yang tidak menyetujui atau tidak sesuai dengan sistem tersebut. Manusia-manusia yang tinggal dalam masyarakat tersebut dibuat pasif dan reseptif, tidak ada lagi yang menghendaki perubahan. Dalam masyarakat satu dimensi itu terjadi produksi materi yang melimpah. Maka untuk tetap mempertahankan keuntungan diciptakanlah jaringan ekonomi dengan manajemen yang rapi melalui manipulasi kebutuhan dan ekspansi ekonomis ke negara-negara yang sedang berkembang sehingga merebaklah kebutuhan-kebutuhan semu yang bersifat artifisial.
Penelitian yang bersifat reflektif-kritis ini memperoleh beberapa pemahaman sebagai berikuti: Pertama, kebijakan pembangunan nasional yang berorientasi pada pasar babas, sebagaimana yang diterapkan selama ini, belum mampu menyejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Kedua, konsumerisme sebagai dampak pembangunan nasional yang mengundang kehadiran korporasi-korporasi multinasional semakin menyebarluas dalam masyarakat, dan menciptakan budaya konsumen. Ketiga, pengaruh budaya konsumen dan pertumbuhan belanja iklan terhadap industri penerbitan pars mendorong terjadinya komersialisasi terhadap rubrik-rubriknya, yang berupaya memenuhi kepentingan pasar, yaitu pembaca dan pemasang iklan. Keempat, dari pengamatan rubrik-rubrik di beberapa koran nasional dan beberapa artikelnya, tampak bahwa media massa benar-benar memanipulasi kebutuhan-kebutuhan semu dan cenderung ikut memelihara sistem kapitalisme. Media massa dalam hal ini menjadi apparatus ideologis kepentingan kapitalisme global, sekaligus tampak tidak berdaya mempertahankan cita-cita idealismenya di hadapan kepentingan modal. Penelitian ini juga memberikan kritik terhadap kelemahan teori kritis Marcuse, dan kelemahan penelitian."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T22120
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Britt, Steuart Henderson
New York, N.Y. : John Wiley & Sons, 1968
658.83 BRI c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dina
"Tulisan ini memaparkan gaya hidup masyarakat konsumeris yang terjadi di Indonesia pada era modern ini. Penulis akan menghubungkan teori Jean Baudrillard tentang masyarakat konsumeris, hiperealitas, dan simulacra dengan fenomena-fenomena yang terjadi di masyarakat modern yang ada di Indonesia. Hasil dari analisis tulisan ini akan menunjukkan fenomena masyarakat konsumeris, konsumsi tidak lagi dilakukan atas dasar kebutuhan, melainkan dilatarbelakangi sebagai ajang pembuktian status sosial seseorang.

This paper describes the lifestyle of consumer society in Indonesia in this modern era. Author would connect theory of Jean Baudrillard about society consumerist, hyperreality and simulacra with phenomena that occur in modern society in Indonesia. The results of the analysis of this paper will demonstrate the phenomenon of consumer society, consumption is no longer done on the basis of need, but rather as a means of proving the backdrop of social status.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dantia Anisa
"Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh etnosentrisme konsumen pada sikap eksplisit dan implisit konsumen terhadap merek dalam dan luar negeri, serta menguji peran social desirability bias sebagai moderator dalam pengaruh tersebut. Etnosentrisme konsumen diukur menggunakan instrumen Consumer Ethnocentrism Tendency Scale (CETSCALE). Sikap eksplisit diukur menggunakan instrumen skala semantik diferensial, sedangkan sikap implisit diukur menggunakan instrumen Implicit Association Test (IAT). Sementara social desirability bias diukur menggunakan instrumen Marlowe-Crowne Social Desirability Scale (M-C SDS). Sebanyak 104 mahasiswa berusia 17-24 tahun berpartisipasi dalam penelitian ini. Berdasarkan analisis pengaruh menggunakan simple regression analysis, ditemukan bahwa etnosentrisme konsumen berpengaruh secara signifikan pada sikap eksplisit terhadap merek dalam negeri (β = 0,234, p < 0,05) dan juga pada sikap implisit (β = -0,267, p < 0,05), namun tidak berpengaruh signifikan pada sikap eksplisit terhadap merek luar negeri (β = 0,120, p > 0,05). Sementara social desirability bias tidak signifikan berperan sebagai moderator dalam pengaruh-pengaruh tersebut (R2 = 0,015; p > 0,05). Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa etnosentrisme konsumen memang berpengaruh terhadap sikap konsumen terhadap merek dalam negeri, namun hal tersebut tidak selalu berarti bahwa konsumen menolak merek luar negeri.

This study was designed to examine the effect of consumer ethnocentrism to consumer's explicit and implicit attitude toward local and global brands, and also to test the role of social desirability bias as moderator. Consumer ethnocentrism was measured by Consumer Ethnocentrism Tendency Scale (CETSCALE). Explicit attitude was measured by semantic differential scale, and implicit attitude was measured by Implicit Association Test (IAT). Meanwhile, social desirability bias was measured by Marlowe-Crowne Social Desirability Scale (M-C SDS). There were 104 students aged 17 to 24 years old participated in this study. Based on the effect analysis using simple regression, consumer ethnocentrism was found significantly affect consumer's explicit attitude toward local brand (β = 0,234, p < 0,05) and also consumer's implicit attitude (β = -0,267, p < 0,05), but it didn't significantly affect consumer's explicit attitude toward global brand (β = 0,120, p > 0,05). Meanwhile, the role of social desirability bias as moderator was not found significant (R2 = 0,015; p > 0,05). Therefore, it could be concluded that consumer ethnocentrism did affect consumer's attitude toward local brand, but it didn't necessarily mean that the consumer reject global brand.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65113
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gorga Leonardo
"Skripsi ini membahas tentang pengaruh kredibilitas selebriti sebagai endorser iklan terhadap minat beli konsumen. Selebriti dan produk yang dianalisa adalah Agnes Monica dalam iklan Tolak Angin, Dian Sastro dalam iklan L?oreal, Deddy Mizwar dalam iklan Promaag, Komeng dalam iklan Yamaha Motor. Variabel yang digunakan adalah Attractiveness, Trustworthiness, Expertise, dan Purchase Intention. Kuesioner survey disebar ke 120 responden yang pernah menonton iklan tersebut di atas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam tiga endorser, hanya variabel trustworthiness berpengaruh terhadap niat pembelian, sementara dalam Agnes Monica tidak ada variabel yang berpengaruh.

This paper discuss about the influence of celebrity endorsers credibility toward purchase intention. Celebrities and products that used are Agnes Monica in Tolak Angin, Dian Sastro in L?oreal, Deddy Mizwar in Promaag, Komeng in Yamaha Motor.Variabels that used are Attractiveness, trustworthiness, Expertise, and Purchase Intention. The questionnaire has been distributed to 120 respondents who had watched the TV commercials mentioned above. The result shows that in three celebrities, only trustworthiness that had influence on purchase intention. Meanwhile in Agnes Monica, there aren?t any variable that influence purchase intention."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S44588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Minahan, Stella
New York: Businessexpert Press, 2012
658.834 2 MIN i
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"The chapters in this volume are selected from the best papers presented at the 11th Annual Consumer Culture Theory Conference held in Lille, France in July 2016. They represent the cutting edge in qualitative consumer research."
United Kingdom: Emerald, 2017
e20469352
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Fika Restyana Ramadhani
"ABSTRAK
Consumers rsquo; Perception of Ethics of Online Retailers CPEOR dalam bisnis e-commerce bersifat penting karena transaksi online memunculkan kekhawatiran konsumen terhadap adanya perilaku tidak etis yang dilakukan oleh peritel online. Peritel online yang menjalankan kegiatan bisnisnya dengan memperhatikan unsur-unsur etika, akan mampu membentuk kepuasan dan loyalitas konsumen. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menguji hubungan antara CPEOR terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen. Sampel yang digunakan sebanyak 110 responden konsumen MatahariMall.com di Jakarta. Kuesioner dijadikan sebagai instrumen penelitian, dan data dianalisis dengan menggunakan Structural Equation Modeling SEM . Hasil penelitian menunjukkan bahwa CPEOR memiliki pengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen yang dimediasi oleh kepuasan konsumen.

ABSTRACT
Consumers rsquo Perception of Ethics of Online Retailers CPEOR in e commerce business is important because online transactions raise consumer concerns about unethical behavior by online retailers. Online retailers who run their business activities with attention to the elements of ethics, will be able to build a consumer satisfaction and consumer loyalty. The main purpose of this research was to examine the relationship between CPEOR and loyalty through consumer satisfaction. This research use 110 respondents from MatahariMall.com consumer in Jakarta. The questionnaires were used as research instruments, and data were analyzed using Structural Equation Modeling SEM . The results show that CPEOR has a significant influence on consumer loyalty through consumer satisfaction.
"
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>