Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19135 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kemal Hidayat Andrianto
"Volume sampah yang dihasilkan oleh kegiatan manusia jumlahnya lebih banyak daripada jumlah sampah yang bisa terangkut ke tempat pembuangan akhir. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan volume timbulan sampah yang dihasilkan oleh SMP Negeri 230 Jakarta. Metode penelitian ini adalah kuasi eksperimen dengan menggunakan rancangan The One Group Pre-Test and Post-Test Design. Intervensi yang diberikan berupa sosialisasi tentang sampah dan pembuatan lubang resapan biopori. Pengukuran data dilakukan sebanyak dua kali yaitu saat sebelum dan sesudah diberikan perlakuan terhadap responden. Adapun responden di dalam penelitian ini ada sebanyak 101 orang siswa. Hasilnya menunjukkan terdapat kenaikan rata-rata tingkat pengetahuan siswa dari 8,01 (sebelum sosialisasi) menjadi 9,04 (setelah sosialisasi). Hasil uji statistik menunjukkan adanya peningkatan tingkat pengetahuan yang signifikan (p<0,001) antara sebelum dan sesudah intervensi. Volume rata-rata timbulan sampah sekolah mengalami penurunan dari 395,275 Liter (sebelum sosialisasi dan pembuatan lubang biopori) menjadi 325,545 Liter (setelah sosialisasi dan pembuatan lubang biopori. Disimpulkan bahwa intervensi berupa sosialisasi dan pembuatan lubang biopori meningkatkan tingkat pengetahuan responden dan menurunkan volume timbulan sampah sekolah.

The volume of waste produced by human activities is higher than the amount of waste that can be transported to landfills. This study aims to determine the level of knowledge and volume of waste produced by SMP Negeri 230 Jakarta. The method of this research is a quasi-experiment using the design of The One Group Pre-Test and Post-Test Design. The intervention given was the socialization about waste and making biopori infiltration holes. Data measurements were carried out twice, namely before and after treatment of respondents. The respondents in this study were 101 students. The results indicate an increase in the average level of student knowledge from 8.01 (before socialization) to 9.04 (after socialization). Statistical test results showed a significant increase in the level of knowledge (p <0.001) between before and after the intervention. The average volume of school solid waste has decreased from 395.275 liters (before socialization and biopori hole making) to 325.545 liters (after socialization and biopori hole making) It was concluded that interventions in the form of socialization and making biopori holes increased respondents knowledge level and decreased the volume of school waste generation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yoga Nugroho
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febry Adi Purnama
"Hingga saat ini, proyek pembangunan diatas lahan TPA telah dijumpai di kota-kota besar di Indonesia. Meskipun demikian, properti geoteknik sampah perkotaan itu sendiri belum pernah dikaji di Indonesia. Salah satu properti geoteknik yang dimaksud adalah kompresibilitas sampah perkotaan. Penelitian ini mencoba mendapatkan informasi geoteknik berupa parameter kompresibilitas sampah perkotaan dengan karakteristik Indonesia. Berdasarkan studi literatur, parameter kompresibilitas sampah perkotaan sebagian besar berasal dari Amerika Serikat. Sampah perkotaan di Amerika Serikat memiliki karakteristik yang berbeda dengan sampah perkotaan di Indonesia. Untuk itu dilakukan pengujian kompresibilitas sampah perkotaan dengan karakteristik Indonesia. Pengujian kompresibilitas sampah perkotaan dengan karakteristik Amerika Serikat juga dilakukan untuk mengetahui apakah parameter kompresibilitas sampah perkotaan yang dihasilkan dalam percobaan masih berada dalam rentang yang ditemui di lapangan (literatur). Penelitian difokuskan pada kompresibilitas primer yang terjadi sebagai akibat karakteristik jangka pendek dari sampah perkotaan, dan tidak terkait dengan faktor dekomposisi material sampah. Sampah perkotaan artifisial dikembangkan agar komposisi sampah perkotaan lebih mudah dikontrol. Metode constant rate of strain digunakan sebagai altematifdari metode konsolidasi pada tanah lempung. Dari hasil pengujian, diketahui bahwa parameter kompresibilitas sampah perkotaan tipe Amerika Serikat masih berada dalam rentang yang ditemui di lapangan (literatur). Dengan demikian, data parameter kompresibilitas sampah perkotaan tipe Indonesia yang didapat dalam pengujian dikatakan dapat diterima."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S35124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismaniari
"Anaerobic digester telah menjadi salah satu metode untuk mengolah limbah organik yang mampu menghasilkan biogas sebagai energi baru dan terbarukan. Namun, operator dan/atau pengguna teknologi anaerobic digester seringkali mengalami kendala teknis. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi perilaku pengguna teknologi anaerobic digester pada tipe pra-fabrikasi dalam operasional dan pemeliharaannya, menganalisis kinerja operasional, serta menganalisis hubungan antara perilaku dan output untuk penetapan prosedur operasional pengolahan limbah organik. Lokasi penelitian dilaksanakan di Banten, Karawang, dan Bandung karena menyesuaikan dengan proyek penempatan instalasi teknologi anaerobic digester tipe pra-fabrikasi yang masing-masing berada di daerah pesisir, pertanian, serta peternakan. Identifikasi mengenai kendala dan perilaku dalam mengoperasikan teknologi anaerobic digester yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode kualitatif, yaitu wawancara. Identifikasi tersebut dilakukan terhadap variabel frekuensi feeding; jumlah feeding; volume air tambahan untuk feeding; sumber air untuk feeding yang digunakan; durasi perendaman substrat dalam ember pencampur untuk feeding; pencacahan substrat untuk feeding; serta frekuensi pemeliharaan waterdrain. Sedangkan, metode kuantitatif juga digunakan dengan melakukan pengukuran beberapa parameter lingkungan yaitu pH, temperatur, total solids, volatile solids, chemical oxygen demand, dan pengukuran produksi biogas, serta konsentrasi metana pada biogas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua variabel identifikasi perilaku pengguna unit anaerobic digester pada tipe pra-fabrikasi mampu mempengaruhi kinerja operasional unit anaerobic digester secara signifikan, yakni volume air yang ditambahkan untuk feeding mampu mempengaruhi warna api dan kestabilan tekanan biogas (p<0,05) serta variabel identifikasi durasi perendaman substrat untuk feeding mampu menghasilkan produk biogas lebih banyak ±13,3% (p<0,05). Dengan demikian, penambahan volume air dan durasi perendaman substrat dapat menjadi perilaku yang efektif dalam menghasilkan biogas. Rata-rata hasil kinerja operasional unit anaerobic digester tipe pra-fabrikasi menghasilkan nilai TSR (84,3±48,35%); VSD (61,4±70,62%); dan CODR (75±69,26%). Sementara, pH output sudah optimum sebesar 7,2±0,51. Parameter temperatur sampel input dan output tergolong mesofilik, masing-masing sebesar 28,1±1,990C dan 27,7±2,010C. Sedangkan, produksi biogas dan kadar metana menghasilkan nilai masing-masing sebesar 498±456,36 Lbiogas/kgVS dan 214±183,41 LCH4/kgVS.

Anaerobic digester is getting widely known for its capability to treat organic waste into renewable energy. However, its operators and/or users often experienced technical problems. Therefore, this study aimed to identify the pre fabricated anaerobic digester users behaviour in operational and maintenance context, analyze operational performance, as well as establish basic operational concept of organic waste treatment. The study was carried out installed anaerobic digester in Banten, Karawang, and Bandung because they were following the pre fabricated type of anaerobic digester installation project, which were located in coastal area, agriculture, and animal husbandry. The identification of pre-fabricated anaerobic digester users behaviour in operational and maintenance context used qualitative methods by means of interview. Several variables were observed and analysed in terms of feeding frequency; the total amount of feeding; additional water input and its sources; the duration of substrate immersion; pre-treatment substrate for feeding; and the frequency of waterdrain maintenance. Meanwhile, quantitative methods were also used by measuring several environmental parameters, such as pH, temperature, total solids, volatile solids, chemical oxygen demand, and measuring biogas production, as well as the concentration of methane in biogas. The results showed that the additional water and the duration of substrate immersion significantly affected the performance of anaerobic digester. Added water could influence the color of the fire and the stability of the biogas pressure p<0,05, while the duration of the substrate immersion increased biogas production by up to ±13,3% p<0,05. The measurement of anaerobic digester showed TSR values ​​84,3±48,35%; VSD 61,4±70,62%; and CODR 75±69,26%. The optimum pH of effluent was 7,2+0,51, while the temperature of substrate input and effluent were classified as mesophilic, with value of 28,1±1,990C and 27,7±2,010C, respectively. Whereas, biogas and methane were produced by up to 498±456,36 Lbiogas/kgVS and 214±183,41 LCH4/kgVS, respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mayang Wulandari Naro Putri
"Pengolahan limbah padat kota di negara berkembang menjadi permasalahan bagi banyak pembuat kebijakan. Terbatasnya peraturan yang berlaku dan sumber daya yang tersedia seringkali memicu munculnya pengolahan limbah padat secara ilegal seperti perilaku membakar sampah secara terbuka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apakah persepsi masyarakat, wilayah tempat tinggal seperti pedesaan / perkotaan, dan proporsi APBD untuk lingkungan di tingkat provinsi mempengaruhi perilaku membakar sampah pada rumah tangga di Indonesia. Dengan menggunakan data tingkat rumah tangga tahun 2017 dari Survei Sosial Ekonomi Nasional Indonesia dan menambahkan variabel kontrol seperti karakteristik sosio-demografi, maka digunakanlah metode regresi logit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi tentang pembakaran sampah terbuka memiliki peran penting dalam pengambilan keputusan terkait membakar sampah dan masyarakat yang tinggal di perdesaan cenderung melakukan pembakaran sampah secara terbuka dibandingkan dengan mereka yang tinggal di perkotaan. Selain itu, provinsi dengan proporsi anggaran fasilitas lingkungan yang lebih tinggi cenderung memiliki lebih sedikit kasus pembakaran terbuka yang dilakukan oleh rumah tangga dibandingkan dengan provinsi dengan proporsi anggaran untuk lingkungan yang lebih rendah. Temuan tersebut menunjukkan bahwa kebijakan pengolahan sampah di pemerintah daerah perlu ditingkatkan untuk mengurangi perilaku membakar sampah rumah tangga secara terbuka.

Municipal solid waste treatment in developing countries is a dispute for many policy makers. Limited regulations and available resources often lead to illegal treatment of solid waste such as open burning trash behavior. This research aims to analyze whether peoples perception, living area such as rural/urban, and regional budget proportion for environment at province level influence open burning behavior of a household in Indonesia. Using household level data in 2017 from the National Socioeconomic Survey of Indonesia and adding control factors such as socio-demographic characteristics, a logit regression method is conducted. The result reveals that burn perception has an important role in burning decisions and people living in rural areas tend to do open burning trash compared to those who are living in urban areas. Furthermore, provinces with higher proportion budgets for environmental facilities tend to have fewer open burning cases done by households compared to provinces with lower proportion budgets for environment. The findings suggest that waste policies at regional government should be improved to reduce open burning trash behavior of households."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara A. Wanatami
"Pada kegiatannya rumah sakit menghasilkan limbah yang apabila tidak dikelola dengan baik akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan lingkungan. Tingkat hunian (BOR) sebesar 65% tentu akan menghasilkan limbah padat yang cukup banyak. Pengelolaan limbah padat rumah sakit ini belum dikelola dengan baik sesuai dengan peraturan. Pelaksanaan minimisasi limbah padat belum cukup dilakukan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk pengetahui pengelolaan dan upaya minimisasi limbah padat. Metode penelitian dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan jumlah timbulan limbah padat medis rata-rata 118,95 kg/hari atau 0,46 kg/hari/tempat tidur dan jumlah timbulan limbah padat non medis rata-rata adalah 189,4 kg. Penggunaan insinerator belum optimal sehingga mengakibatkan pemborosan dalam penggunaan bahan bakarnya sebanyak 450 liter atau senilai Rp. 3.600.000,- setiap bulan. Minimisasi limbah non medis melalui daur ulang atau penjualan kembali ini akan membawa nilai manfaat ekonomi yaitu menambah pendapatan RSUD Raden Mattaher Jambi sebesar Rp. 82.479.600,- per tahun.

Hospitals in their activities will produce some solid waste that if not good manage will give a negative impact for the soiciety itself and the environment With Bed Occupancy rate BOR of 65 this hospital generates quite a lot of solid waste The Management of solid wasteand minimization activity in this hospital has not been managed well according to Government Decree and Health Minister Decision This reasearch aims to know how the hospital minimize and process the solid waste This research used kuantitative approach The result of this research showed the generation of medical solid waste every day an average of 118 95 kg or 0 46 kg bed day and the generation of non medical solid waste every day an average of 189 4 kg The usage of insinerator has not been optimum this may cause the excessive use of fuels as 450 liters or worth as Rp 3 600 000 The waste minimization activities such as recycle by reselling will bring economic benefit that add value RSUD Raden Mattaher Jambi income of Rp 52 743 600 per year."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathanael Thomas Aquino
"Pengelolaan sampah di seluruh Indonesia bukanlah kegiatan yang menghasilkan keuntungan kepada institusi yang memegang peran tersebut. Semenjak tahun 2008 Pemerintah DKI Jakarta menganggarkan dana hingga Rp300Milyar pertahunnya untuk membayar jasa pengelolaan sampah pada PT Godang Tua Jaya atas perannya mengelola TPST Bantargebang. Tahun 2016 Pemerintah DKI Jakarta memutuskan untuk melakukan swakelola karena PT Godang Tua Jaya melakukan wanprestasi kontrak. Oleh karena itu, Pemerintah DKI Jakarta melalui satuan unitnya, Unit Pengelolaan Sampah Terpadu UPST, mengambil alih tanggung jawab operasional TPST Bantargebang sepenuhnya.
Penelitian pada kasus swakelola ini menganalisa kualitas dari aktivitas-aktivitas di TPST Bantargebang dan membandingkan aktivitas tersebut antara kondisi sebelum swakelola dengan sesudah swakelola. Analisa aktivitas tersebut menggunakan pendekatan lima aspek pengelolaan sampah kota yang baik oleh Indonesia Solid Waste Association InSWA.
Penelitian ini juga menganalisa aspek ekonomi menggunakan pendekatan biaya manfaat dan biaya Lifecycle Costing. Hasil penelitian ini menemukan adanya perkembangan kualitas tata kelola dan penghematan anggaran dari kebijakan swakelola TPST Bantargebang. Meskipun begitu, Pemerintah DKI Jakarta menghadapi tantangan pada proses akusisi aset yang terlalu lama dan juga pembiayaan operasional yang terhambat sembari berbagai isu bermunculan di dalam masyarakat sekitar serta pengelolaan lingkungan yang harus ditangani pasca swakelola.

Waste management activity in Indonesia is not profitable to any institutions that role in it. Since 2008, Government of DKI Jakarta had been budgeting in estimated Rp300Billion every year to PT Godang Tua Jaya for its service role in running TPST Bantargebang. In 2016, Government of DKI Jakarta decided to do self management because of contract violation by PT Godang Tua Jaya. Therefore, Government of DKI Jakarta especially their division in charge, Integrated Waste Management Unit UPST, is taking over full operational responsibility of TPST Bantargebang.
This self management research analyzes the quality performance of activities in TPST Bantargebang and compares those activities before and after self management decision. This analysis is using five aspects of urban waste management approach introduced by Indonesia Solid Waste Association InSWA.
This research is also analyzex economic aspect using cost benefit analysis and lifecycle costing approach. The result of research finds some benefits such as an increase in management quality and cost reduction in annual budget from TPST Bantargebang self management. Even so, Government of DKI Jakarta is facing challenges in asset acquisition process that takes time too long and also obstructed operational financing while many issues emerges in surrounding society and environment management that have to be treated in post self management.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Handoko Purwojatmiko
"Penanganan limbah elektronik yang tidak tepat dapat menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan dan kesehatan manusia. Limbah elektronik dihasilkan dari perkembangan pesat teknologi manufaktur yang mendorong revolusi industri sehingga berdampak pada pertumbuhan ekonomi, terutama di negara-negara berkembang seperti Indonesia. Extended Producer Responsibility (EPR) adalah pendekatan kebijakan lingkungan yang berorientasi terhadap tanggung jawab produsen. Akan tetapi perkembangan EPR di negara berkembang masih kurang, dimana sistem pengumpulan dan daur ulang belum cukup diperhatikan. Di sisi lain, motivasi produsen dari sektor industri belum memiliki perhatian yang cukup untuk memperluas tanggung jawab produk mereka hingga tahap pasca konsumsi, terutama untuk mengambil kembali, memulihkan dan membuang. Studi ini mengeksplorasi faktor-faktor kunci yang dapat memotivasi produsen untuk sepenuhnya mengadopsi konsep EPR dalam industri elektronik di Indonesia. Model yang dibangun berdasarkan pada Theory of Planned Behavior (TPB) yang diperluas dalam konteks EPR. Model ini dibentuk oleh tiga konstruksi utama: perilaku individu, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku, serta tiga faktor lain yang diidentifikasi dari tinjauan pustaka dan wawancara kepada perwakilan perusahan yaitu insentif ekonomi, insentif administrasi dan insentif logistik. Faktor-faktor tersebut terlibat dalam membentuk intensi untuk melakukan suatu perilaku. Hasil yang didapatkan dari analisis jalur bahwa faktor insentif administrasi hanya dapat mempengaruhi intensi sedangakan insentif logistik dapat mempengaruhi perilaku produsen elektronik untuk mengadopsi EPR

Improper handling of WEEE (Waste Electrial and Electronic Equipment) can cause negative impacts on the environment and human health. WEEE is generated from the rapid development of manufacturing technology that has pushed the industrial revolution to have an impact on economic growth, especially in developing countries such as Indonesia. Extended Producer Responsibility (EPR) is an environmental policy approach that is oriented towards producer responsibility. However, the development of EPR in developing countries is still lacking, where the collection and recycling system has not been adequately addressed. On the other hand, the motivation of producers from the industrial sector does not have enough attention to expand their product responsibilities to the post-consumption stage, especially to take back, recover and dispose. This study explores the key factors that can motivate producers to fully adopt the EPR concept in the electronics industry in Indonesia. The model built based on extended Theory of Planned Behavior (TPB) in the context of EPR. This model is formed by three main constructs: attitude, subjective norms and perceived behavioral control, and three other factors that identified from literature reviews and interviews with producer representatives namely economic incentives, administrative incentives and logistic incentives. These factors are involved in forming the intention to behavior. The results obtained from the path analysis that administrative incentive factors can only influence intention while logistic incentives can influence the behavior of electronic producers to adopt EPR."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54370
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Huriya
"Teknologi membran saat ini sudah banyak diaplikasikan untuk mengolah limbah berbagai industri, salah satunya dapat industri tahu. Namun di Indonesia, pengolahan limbah industri tahu masih menggunakan metode konvensional dan belum memenuhi baku mutu pemerintah, sehingga dibutuhkan metode pengolahan yag lebih efektif. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan preparasi serta menguji kinerja membran polisulfon dengan proses filtrasi untuk pengolahan limbah cair industri tahu. Penelitian ini diawali oleh preparasi membran polisulfon (PSf) dengan pelarut n-metil-2-pirolidon (NMP) dan aditif polivinilpirolidon (PVP) dengan metode inversi fasa dan teknik imersi presipitasi, dengan variasi massa PVP sebanyak 0,15 gram; 0,25 gram; dan 0,35 gram. Membran yang telah dipreparasi kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, FTIR, serta sudut kontak. Limbah cair tahu sebagai umpan filtrasi telah melalui proses pre-treatment dengan metode koagulasi-flokulasi. Kemudian limbah umpan tersebut difiltrasi menggunakan membran PSf/NMP/PVP dengan variasi umpan 4, 5, 6, dan 7 bar. Penambahan konsentrasi PVP meningkatkan porositas dan hidrofilisitas, namun penambahan PVP yang berlebihan akan meningkatkan viskositas membran sehingga membuat membran menjadi lebih padat. Hal ini yang menyebabkan fluks air dan fluks permeat mengalami kenaikan pada membran PSf/NMP/PVP0,15 dan PSf/NMP/PVP0,25 namun namun menurun pada PSf/NMP/PVP0,35. Rejeksi COD dan TDS yang dihasilkan pada penelitian berkisar antara 8,3% hingga 60,53% dan 4,77% hingga 28,57%; sedangkan rejeksi TSS dan kekeruhan yang dihasilkan berkisar antara 16,67% hingga 75% dan 8,3% hingga 75%; dan pH berkisar antara 7,28 hingga 7,58.
.....Membrane technology nowadays is applied for wastewater treatment in multiple industries, one of them is the tofu industry. However in Indonesia, tofu industrial wastewater treatment still uses the conventional method that has yet to meet the government’s quality standards, so a more effective treatment method is needed. This research aimed to prepare and examine the performance of polysulfone (PSf) membrane using n-methyl-2-pyrrolidone (NMP) solvent and polyvinylpyrrolidone (PVP) additive according to phase inversion method by immersion precipitation technique, with PVP mass variation of 0,15; 0,25; and 0,35 grams. Membrane that has been prepared is then characterized by undergoing several tests of SEM, FT-IR, and contact angle. First, tofu wastewater as feed has been through the pre-treatment process using coagulation-flocculation method. The feed is then filtrated using prepared PSf/NMP/PVP membranes with pressure variation of 4, 5, 6, and 7 bars. The addition of PVP concentrations increases porosity and hydrophilicity, but the excessive addition of PVP will increase membrane viscosity thereby making the membrane denser. This is what causes the water flux and permeate flux to increase in PSf/NMP/PVP0,15 and PSf/NMP/PVP0,25 membranes but decrease in PSf/NMP/PVP0,35 membrane. The COD and TDS rejection percentages resulted in this research ranged from 8,3% up to 60,53% and 4,77% up to 28,57%; the TSS dan turbidity rejection percentages ranged from 16,67% up to 75% and 8,3% up to 75%, meanwhile the pH varies from 7,28 to 7,58."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasna Aprilia
"Usaha bengkel yang ditangani oleh ahli mekanik atau montir ditujukan agar pemilik kendaraan bermotor dapat melakukan perawatan dan perbaikan terhadap kendaraan mereka. Selain membuka lapangan pekerjaan, usaha bengkel juga berpotensi untuk mencemari lingkungan karena menghasilkan limbah oli. Salah satu cara pengolahan limbah oli adalah dengan sistem desalinasi air laut yang memanfaatkan exoelectrogenic bacteria sebagai agen pendegradasi senyawa-senyawa organik pada limbah oli. Microbial Desalination Cell (MDC) adalah pengembangan dari Microbial Fuel Cell (MFC), merupakan metode yang dapat menghilangkan kandungan garam dalam air laut menggunakan listrik yang dihasilkan oleh bakteri dari air limbah. Sistem MDC terus mengalami perkembangan, salah satunya dengan memodifikasi reaktor menjadi Stacked Microbial Desalination Cell (SMDC) yang berfungsi untuk meningkatkan efisiensi kinerja dari MDC. Pada penelitian ini, menggunakan konfigurasi reaktor 2-SMDC dengan batang grafit sebagai anoda dan CFC yang dilapisi karbon aktif sebagai katoda serta katolit kalium permanganat. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah variasi massa karbon aktif sebesar 0, 2, dan 4 g. Parameter uji dalam penelitian ini terdiri dari COD, produktivitas listrik, dan pH. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan variasi massa karbon aktif paling optimum yaitu 4 g dengan penurunan COD sebesar 57,808% serta menghasilkan produktivitas listrik sebesar 0,000561 W/m3.

Garage shop has potential to pollute the environment because it produces oil waste. One way to treat oil waste is a seawater desalination system that uses exoelectorgenic bacteria as an agent for the degradation of organic compounds contained in oil waste. Microbial Desalination Cell (MDC) is a development of Microbial Fuel Cell (MFC), a method that can eliminate salt content in seawater using electricity generated by bacteria from wastewater. MDC system continues to experience development, one of which is to modify the reactor into a Stacked Microbial Desalination Cell (SMDC) which serves to improve efficiency of the performance of MDC. In this research, using a 2-SMDC reactor configuration with graphite rods as anode, CFC coated with activated carbon as a cathode and potassium permanganate as catholyte. Independent variables used in this research were active carbon mass variations of 0, 2, and 4 g. Parameters that will be obtained are COD, electrical productivity, and pH. The results obtained in this study indicate that the optimum mass variation of activated carbon is 4 g with a COD reduction of 57,808% and produces electrical productivity of 0,000561 W/m3."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>