Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 172677 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ingki Rinaldi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memeroleh pengetahuan kolaborasi yang
dilakukan Harian Kompas bersama sejumlah komunitas. Permasalahan dalam
penelitian ini adalah sebagian kolaborasi tidak berlangsung sebagaimana diharapkan
secara ideal. Kerangka pemikiran disusun berdasarkan fakta turbulensi dalam industri
suratkabar, dan nyaris seluruh model bisnis saat memasuki era masyarakat informasi.
Perusahaan atau organisasi perlu melakukan penataan ulang dengan menggunakan
sejumlah konsep, diantaranya seperti ?The Learning Organization? yang
dikemukakan Peter Senge. Hasil temuan dalam penelitian ini adalah, pengadopsian
?five disciplines? dalam ?The Learning Organization? dan sejumlah indikator
kolaborasi ideal dalam masyarakat informasi menemui keberhasilan dalam praktik
kolaborasi yang menuju pada aspek co-creation menyusul interaksi komunikasi
horizontal, non-formal, dan setara yang dipergunakan

ABSTRACT
This research aims to acquire knowledge of collaboration conducted by Harian
Kompas with a number of communities. The issue in this research is some of
collaboration did not occurring as expected ideally. The framework compiled based
on the facts of turbulence in the newspaper industry, and almost in the entire business
models when entering the era of information society. Company or organization needs
to do rearrangement by using a number of concepts, such as "The Learning
Organization" stated Peter Senge. The findings in this research are the adoption of
"five disciplines" in "The Learning Organization" and the indicators of an ideal
collaboration in information society attain success of its implementation that led to
the aspects of co-creation following the horizontal communication interactions, nonformal,
and used similar."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desmon Danus
"Penelitian ini membahas hubungan agenda media surat kabar dengan agenda publik mahasiswa, yang merupakan studi hubungan agenda media harian Media Indonesia dan harian Republika dengan agenda publik HMI Jakarta tentang isu-isu nasional. Untuk itu digunakan pendekatan agenda setting yang merupakan salah satu cara untuk mengetahui apakah ada hubungan antara agenda media dengan agenda publik. Media surat kabar mampu menyeleksi isu-isu nasional dan menyusunnya dalam suatu agenda, sehingga berita tersebut oleh publiknya dipersepsikan sebagai isu yang penting pula dalam kurun waktu tertentu. Disamping itu juga ingin diketahui apakah ada variabel lain yang turut berpengaruh terhadap hubungan antara agenda media dan agenda publik. Variabel independen dalam penelitian ini adalah agenda media harian Media Indonesia dan harian Republika dan variabel dependennya adalah agenda publik Himpunan Mahasiswa Isalam (HMI) Jakarta. Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah kredibilitas."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T1292
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
SamsuI Muarif
"Sejak peledakan gedung WTC di New York pada 11 September 2001, isu terorisme kian meluas dan tak henti-hentinya menjadi pembicaraan masyarakat dunia. Terlebih, media massa turut pula meramaikannya. Isu itu kian marak ketika disusul peristiwa pemboman di depan Sari Club, Legian, Kuta, Bali, pada 12 Oktober 2002.
Penelitian ini menggambarkan bagaimana media mengangkat pemberitaan bom Bali dan mengemasnya sesuai agenda media ybs. Dalam hal ini bagaimana Republika mengemas pemberitaannya yang menunjukkan kemungkinan pelaku lain di balik bom Bali, Hal ini tidak terlepas dari idealisme, ideologi, politik praktisnya yang berpotensi membentuk pandangan khalayak pembacanya terhadap isu terorisme dan bom Bali.
Sebagai penelitian kualitatif dengan perspektif kritis, dalam tesis ini digunakan metode analisis wacana dengan paradigma kritis. Yaitu, model wacana critical discourse analysis (CDA) dari Norman Fairclough. Teori ini menggabungkan tiga dimensi ke dalam communicative events, yaitu teks, praktik wacana, (discourse practice), dan praktik sosial budaya (sociocultural practice). Selanjutnya, analisis teks yang digunakan berdasar teori Gamson dan Modigliani. Dalam analisis praktik wacana terdapat dua hal yang diteliti: produksi teks (melihat karakteristik media) dan konsumsi teks (melihat karakteristik khalayak). Analisis sosial budaya adalah untuk melihat kondisi sosial dan budaya masyarakat dunia, termasuk Indonesia, yang diduga menjadi sarang teroris.
Hasilnya, frame yang ditemukan bahwa Republika lebih menonjolkan pelaku bom Bali bukan dari pihak atau organisasi tertentu yang selama ini dituduhkan Amerika dan Australia. Republika mencurigai adanya kegiatan intelijen asing di wilayah Indonesia dengan tujuan menjatuhkan citra Islam. Tuduhan mengarah ke Amerika sebagai dalang pemboman Bali.
Teori klasik ideologi mengatakan bahwa ideologi dibangun oleh kelompok dominan dengan tujuan meligitimasi kelompok mereka dan media digunakan untuk mengkomuni-kasikan kelompok mereka. Ini tidak terlepas dari unsur nilai, kepentingan, dan kekuatan atau kekuasaan yang ada dalam media tersebut. Di sini Republika berfungsi sebagai perpanjangan tangan dari kelompok pemegang kekuasaan dan kekuatan dalam masyarakat. Nilai yang dianggap penting oleh pemegang kekuasaan disebarkan melalui media sehingga pemberitaan seputar bom Bali mencerminkan ideologi pengelola Republika. Maka isi media itu tentu tidak bertentangan dengan kepentingan mereka, mewakili aspirasi umat Islam.
Sementara itu, sebagai intelektualitas penulis menganalisa pemberitaan Kompas pascaledakan bom Bali. Pemberitaan Kompas tampak ada perbedaan dalam penonjolan isu, lebih menekankan untuk khalayak pembaca pada umumnya. Secara garis besar, peneliti melihat pemberitaan Kompas bertolak belakang dengan Republika. Jika Republika lebih banyak "membela" Islam dan Abubakar Ba'asyir sebagai "tertuduh" pelaku pemboman Bali, maka Kompas lebih bersikap hati-hati --untuk tidak mengatakan "kurang mengkritisi" isu bom Bali."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12156
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Unggul Wirawan
"Pada era digital, industri media cetak mengalami banyak perubahan. Media arus utama seperti surat kabar akhirnya harus beradaptasi dengan media baru. Dengan menyikapi persaingan yang kian ketat, surat kabar memilih strategi beradaptasi.
Selain dengan pemasaran yang intens, strategi harian umum Suara Pembaruan bertahan bukan hanya dengan engandalkan berita-berita yang hangat dan lengkap. Akibat permintaan pasar yang kompleks, manajemen pun melakukan spesialisasi segmen pembaca. Penyusunan isi (content) pun dibuat terspesialisasi, sehingga khalayak pun semakin terkategori dan terfragmentasi.
Sebagai upaya merespons pasar dan persaingan yang makin sengit, Suara Pembaruan juga merumuskan orientasi produksi pada pengemasan isi. Content Strategy Suara Pembaruan dikemas dalam rubrik rumor yang menjadi keunikan dalam persaingan surat kabar di industri media cetak.

In the digital era, the print media industry has experienced many changes. Mainstream media such as newspapers eventually have to adapt to new media. By addressing fiercer competition, the newspaper chose it’s the adaptive strategies.
In addition to the intense marketing, daily newspaper Suara Pembaruan survived not only by relying on the current dan updated news that is warm and full. Due to complex market demand, the management created specific segment of readers by setting up the content, so that audiences are increasingly categorized
and fragmented.
In an effort to respond to the market and the increasingly fierce competition, Suara Pembaruan also formulate production orientation on the packaging contents. Content Strategy of Suara Pembaruan is packaged within the political rumors column and that is what becomes SP’s uniqueness in the
newspaper competition in the print media industry.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Purbaningrum
"Kajian terhadap tiga surat kabar berbahasa Inggris yang terdapat di wilayah Asean (The Straits Times dari Singapura, New Straits Times dari Malaysia, dan The Jakarta Post dari Indonesia), berangkat dari pemikiran bahwa media ini banyak memberi perhatian terhadap masalah-masalah di Asia Tenggara dibandingkan dengan media lokal lainnya. Karena itu media ini lebih berorientasi regional dan internasional. Meskipun demikian karena ketiga surat kabar ini terbit di negara yang berlainan, maka diasumsikan ketiganya memiliki karakteristik yang berbeda. Dari penampilan berita utama, tajuk, dan artikel di halaman opini ketiga surat kabar tersebut, ingin diketahui keberpihakannya terhadap krisis politik yang terjadi di Kamboja, yang ditandai dengan jatuhnya Ranariddh sebagai Perdana Menteri I.
Pemahaman yang dipakai untuk mengamati fenomena tersebut ialah pemikiran bahwa penyajian berita regional sebagai realitas simbolik dipengaruhi oleh berbagai faktor misalnya budaya, politik, ekonomi setempat dan sumber beritanya.
Dalam teori imperialisme struktural yang dikemukakan oleh Johan Galtung yang sejalan dengan pandangan Schiller tentang dominasi budaya, dikemukakan tentang adanya kesamaan kepentingan antara centre (elit) di negara maju dan elit di negara sedang berkembang. Mereka mempunyai tuntutan yang sama atas barang-barang dan jasa, juga kebutuhan informasi. Dampaknya, isi media yang ditampilkan pun cenderung memiliki kesamaan. Hal ini didukung oleh keinginan pemerintah pusat (elit) di negara sedang berkembang yang menghendaki media massa tunduk kepada kebijaksanaan pemerintah dengan dalih demi pembangunan bangsa.
Penelitian ini menggunakan pendekatan konflik yang dikemukakan William D Perdue yang memahami keberadaan masyarakat berkaitan dengan sejarahnya dan pemahaman terhadap tatanan sosial dilakukan dengan cara holistik. Berdasar analisis yang dilakukan atas penyajian berita tentang 'disingkirkannya PM I Ranariddh oleh PM II Hun Sen', ditemukan bahwa ketiga surat kabar cenderung memihak kepada Ranariddh dan bersikap negatif terhadap Hun Sen. Hasil ini sesuai dengan kepentingan intemasional yang diatur oleh lembaga organisasi supranasional PBB yang dalam prakteknya banyak dipengaruhi oleh negara-negara barat atau centre , seperti Amerika Serikat, lnggris, Perancis. Dari ketiga negara ini juga, sumber berita dipancarkan ke berbagai penjuru dunia, termasuk di negara-negara sedang berkembang."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dudi Dwi Saptadi
"Era Informasi, telekomunikasi dan komunikasi, ternyata maju lebih dahulu dari era globalisasi dilain bidang, meskipun acuan perdagangan bebas berlaku pada awal abad 21, namun bila dicermati era informasi lebih pesat maju ketimbang perdagangan bebas itu sendiri. Informasi merupakan sendi yang tak terpisahkan dari masyarakat dimanapun didunia ini, namun bidang ini mutlak masih dikuasai negara-negara maju, yang menjadikan informasi sebagai sarana penjajahan model baru oleh masyarakat maju dan modern. Lain halnya dengan negara-negara berkembang baru mengantisipasi dalam periode 25 tahun berselang dan teknologinya baru dikuasai sekitar 10 tahun, jelas sangat tertinggal jauh dengan negara-negara maju. Negara-negara berkembang masih disibukkan dengan persoalan Suku; Agama, Ras dan Antar-Galongan serta politik dan ekonomi dan penegakkan hukum yang berkepanjangan tiada habisnya, dimana antara kepentingan pribadi dan umum tidak dapat dipisahkan.
Penulis dan Peneliti mengkonsentrasikan pada penerbitan suratkabar bukan media elektronik, karena surat kabar merupakan suatu kernasan produk yang unik, yakni sebagai penyebaran informasi, harga yang wajar, mencerdaskan bangsa dan aspek peiklanan sebagai tulang punggung mereka, sehingga penerbitan surat kabar berdiri diantara dua kepentingan yakni kepentingan pembaca dan bisnis, sehingga dikotomi penerbitan muncul sehingga sulit untuk menerapkan manajemen modern dalam perusahaan/ organisasi penerbitan, belum lagi budaya organisasi menjadikan pembeda antar organisasinya.
Penelitiaan tersebut dibantu oleh konsep-konsep pemasaran umum karena daya saing mengacu pada segi konsep pemasaran, maka banyak diulas teoriteori pemasaran dan Phillip Kotler, Walker-Boyd-Larreche, Michael E Porter, dan Donald E. Schultz Penulis dalam hal ini rneneliti pada 6(enam) surat kabar harian di Jakarta, agar tidak terlalu lama penelitian tersebut, karena keterbatasan dana dan wallctu maka diambil sampel dari 6 (enam) suratkabar, yakni harian Kontpas. Media Indonesia, Bisnis Indonesia, The Jakarta Post, SuaraKarya, dan Republika. Harian-harian tersebut diatas, oleh peneliti dijadikan obyek penelitian karena membuktikan tingkatan umum persaingan dan menggunakan sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu oleh penulis serta bantuan penelitian independen dari Laporan Survey Research Indonesia (SRI) dan PT. Surindo Utama-Jakarta. Tingkatan dari Laporan ini kami anggap memenuhi kualifikasi peneliti karena pada dasarnya kami menguji teed NICHE tersebut dengan data data yang telah ada sebelumnya dimana daya saing ditentukan oleh tiga (3) Tipe kriteria yang telah ditentukan dalam teorinya yakni : Tipe Pembaca, tipe penerimaan iklan dan tipe berita yang disajikan, sehingga tiap periode waktunya tidak sama dan pendeknya survey yang dilakukan, sengaja penulis lakukan demikian untuk alasan segi penghematan dan studi lanjutan, bilamana memungkinkan ke tingkat program Doktoral.
Dari Analisa perbitungan dengan manual, atas teen Niche tersebut kami juga rnenggunakan model metode Perbandingan Eksponensial (MPE) dengan melakukan program dengan komputer, atas uji 10 kriteria utama yang telah ditentukan dan tidak terlepas dari rantai nilai generilcnya Michael E. Porter dalam bukunya Keunggulan bersaing, Ternyata dari Dua (dua) model tersebut masing-masing memperkuat dan saling mengisi atas kekurangan model-model diatas yakni antara Teori NICHE dan Metode Perbandingan Eksponensial.
untuk hasil yang optimal, penelitian tersebut perlu diikuti dengan survey mendalam dan luas jangkauannya untuk mencapai basil yang memuaskan dan minimal mendekati kebenaran. Alas kerendahan Kati sebagai insan akademik penulis memohon saran dan kritik atas tesis tersebut semoga menjadikan marifaat kiranva dikemudian hari. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Novianti
"Peristiwa meledaknya bom di dua tempat, Paddy's Bar dan Sari Club jalan Legian, Kuta, Bali, tanggal 12 Oktober 2002 lalu telah menimbulkan permasalahn baru bagi bangsa Indonesia. Tidak hanya aspek ekonomi politik, tapi juga aspek budaya bahkan dalam praktek jurnalisme. Kebijakan yang diambil pemerintah telah menimbulkan kontrovesial dalam pemberitaan media massa.
Penelitian ini berusaha melihat bagaimana symbolic reality yang ditampilkan oleh Harian Republika dan Harian Kompas, khususnya berkaitan tentang jenis bom yang digunakan dan penangkapan tersangka peledakan bom Bali. Apakah ada perbedaan realitas yang menimbulkan pertarungan wacana? Perbedaan realitas tersebut apakah hanya pada level teks atau sampai pada level ideologi? Selanjutnya apabila sampai pada level ideologi, apakah perbedaan tersebut mencerminkan proses legitimasi dan delegititimasi, serta hegemony dan counter hegemony media? Untuk mengetahui bagaimana bentuk hegemoni tersebut, maka dilihat bagaimana pengaruh media (Republika dan Kompas) dalam mengkonstruksi realita tentang peledakan bom di Bali. Kekuatan media adalah bahasa yang digunakan dalam menyampaikan pesan. Bahasa adalah alat yang bisa dimanfaatkan dalam proses mendefinisikan, mengkonstruksi dan melegitimasi suatu realitas hubungan kekuasaan, dan itu antara lain dilakukan melalui pemanfaatan simbol-simbol yang mampu menyajikan realitas hubungan kekuasaan tertentu sebagai suatu realitas yang alamiah, masuk akal dan sebagainya. Di lain pihak proses tersebut selalu diiringi oleh reaksi menolak legitimasi kekuasaan dengan delegitimasi. Sedangkan dalam melihat posisi media (Republika dan Kompas) terhadap kasus born Bali ini, maka digunakan teori hegemony dan counter hegemony yang dikemukakan oleh Antonio Gramsci. Gramsci menempatkan faktor politik sebagai faktor yang paling dominan dalam menciptakan hegemoni. Faktor ekonomi dan politik, ditambah faktor budaya setelah kejadian born Bali ini menimbulkan kebijakan pemerintah dalam mengungkap siapa dalang pelaku born Bali dan jenis bom apa yang digunakan, inilah yang kemudian menjadi konteks dari penelitian ini.
Fenomena hasil temuan penelitian ini bukanlah hasil dominasi, melainkan hasil hegemoni. Hal ini dikarenakan ada media yang memposisikan dirinya sebagai counter hegemony terhadap suatu kasus, dan ada media yang terhegemoni oleh keuasaan.
Metode penelitian yang digunakan adalah Critical Discourse Analysis yang dikemukakan oleh Norman Fairclough yang dikombinasi dengan analisi framing oleh Teun Van Dijk untuk menganalisa teks.
Temuan dari hasil penelitian ini, yaitu keberpihakan setiap media tidak dapat dielakkan sehubungan dengan berbagai kepentingan, dalam hal ini adalah ekonomi, politik, dan budaya. Adanya perang tanding antara wacana Harian Republika dan Harian Kompas dalam mengkonstruksi realitas berita kasus bom Bali, dimana masing-masing media menunjukkan sikap dengan menampilkan realitas simbolik melalui berita yang disampaikan. Harlan Republika lebih memilih sikap berseberangan dengan hasil temuan tim investigasi bom Bali. Ini dikarenakan Republika menganggap ada unsur tekanan dari pihak asing (Amerika Serikat) dalam setiap hasil temuan Tim Investigasi bom Bali. Sebaliknya Harian Kompas memandang hasil temuan Tim Investigasi Bom Bali sudah sesuai posedur dan tidak ada tekanan dari pihak manapun, kerja sama antara Polri dengan pihak asing justru sangat membantu pengungkapan kasus bom Bali ini.
Faktor ekonomi, Harian Republika menyoroti nasib perekonomian bangsa yang semakin terpuruk terutama sektor pariwisata. Sedangkan Harian Kompas memandang lebih luas, pemulihan perekonomian adalah masalah yang kompleks, diantaranya Faktor pandangan, sikap, dan respons negara-negara mitra dagang, mitra investasi, dan mitra kerja sama.
Kondisi sosial budaya yang terjadi di Indonesia, khususnya politik Islam dalam hubungannya dengan pemerintah merupakan elemen yang juga mempengaruhi realitas media tentang kelompok-kelompok Islam. Harian Republika sebagai wakil dari komunitas Islam membuat media ini condong besikap mengkonter basil kerja Tim Investigasi. Sedangkan Harlan Kompas sebaliknya terhegemoni oleh realitas yang dimunculkan oleh sumber-sumber resmi yang dikutipnya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13801
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reki Alfian
"ABSTRAK
Pers berperan penting sebagai wahana aspirasi politik dalam negara demokratis, sehingga menempatkan pers dalam posisi strategis. Tarik menarik kepentingan dalam setiap pergulatan politik di suatu negara, senantiasa memanfaatkan pers sebagai panggung sekaligus gelanggang dimana pergulatan wacana politik terjadi. Begitu pula dalam konteks pergulatan politik terkait kebijakan pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tahun 2005.
Penulisan tesis ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana peranan Harian Media Indonesia dalam mempengaruhi opini publik tentang isu politik kenaikan harga BBM pada masa pemerintahan Presiden Yudhoyono. Fokus penelitian pada studi kasus wacana editorial dan pengaruh terhadap pembacanya. Kontcks penelitian dalam perspektif ketahanan nasional, khususnya akseptabilitas kebijakan pemerintah di masyarakat.
Dalam mendeskripsikan dan menganalisis peranan harian Media Indonesia dalam mempengaruhi opini publik tentang isu politik kenaikan harga BBM dilakukan analisis deskriptif kualitatif dengan menggunakan analisis framing dari Robert N. Entman.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Media Indonesia mendukung kebijakan kenaikan bahkan pencabutan subsidi BBM dengan disertai rasionalitas aspek ekonominya. Namun demikian mayoritas pembaca editorial MI menolak kenaikan harga BBM karena lebih melihat isu tersebut dari aspek sosial dan politik, dimana pemerintah dinilai tidak memperhatikan kesulitan rakyat dan tidak aspiratif.

ABSTRACT
The press has an extremely important role to play the political aspirations in the democratic countries, so the press has strategic position. Trade-offs among interests in each political struggle in a country always made use of the press as the stage at the same time as the arena where the struggle for the political discourse happened. Press is also used in the context of the political struggle related to government policy to raise the fuel oil prices in 2005.
The purpose of this thesis writing is to describe and analyze how the role of the Media Indonesia daily newspaper in influencing public opinion about political issues on raising of fuel oil in the President Yudhoyono's era. The focus research is case study of editorial discourse and its influence on its readers. The context of research is in the perspective of national endurance, especially acceptability of the government policy in the community.
The method used to describe and analyze the role of the Media Indonesia daily newspaper in influencing public opinion on political issues of fuel oil price increase is qualitative-descriptive analysis using a frame-analysis technique developed by Robert N. Entman.
From the results of the research it could be concluded that the Media Indonesia daily newspaper supported the policy of fuel oil increase even the withdrawal of fuel oil subsidy accompanied by rational aspect of its economics. Nevertheless, majority of editorial readers refused the price of fuel oil increase because they saw this issue from the social and political aspect, where the government was assessed not to pay attention to the people's difficulties and not aspirated.
"
2007
T20844
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sergius Derick Adeboi
"Penelitian ini membahas bagaimana surat kabar nasional memberitakan para atlet perempuan pemeroleh medali emas SEA Games 2017. Pembahasan dari beberapa artikel yang dipilih melingkupi bagaimana media membangun karakteristik heroik bagi para atlet, sekaligus juga bagaimana citra feminin tidak bisa dilepaskan dari mereka. Dengan menggunakan metode tekstual yang membedah satu per satu teks berita beradasarkan tipologi pemberitaan, dapat ditemukan bahwa terjadi irisan antara karakteristik heroik para atlet dengan narasi yang juga memberi muatan feminin. Ditemukan penamaan-penamaan khusus yang diberikan sebagai simbol bagi para atlet, disertai dengan dramatisasi pencapaian, juga kontestasi antara atlet junior dengan senior, hingga deskripsi-deskripsi yang mengarah kepada feminintas para atlet dan terpresentasikan dalam sosok tiga atlet wushu putri Indonesia. Temuan ini menunjukkan bahwa nilai-nilai heroisme para atlet perempuan di dalam media masih dibangun lewat karakteristik gender tertentu.

This research discusses how national newspapers covered female athletes who won gold medals at the 2017 SEA Games. The discussion, based on several selected articles, encompasses how the media constructs heroic characteristics for these athletes while also associating them with feminine images. By using a textual analysis method that deconstructs each news article based on the typology of reporting, it can be observed that there is an intersection between the heroic characteristics of the athletes and the narratives that also imbue them with femininity. Specific names and titles are found that are given as symbols for the athletes, accompanied by dramatizations of their achievements, as well as competitions between junior and senior athletes. Additionally, there are descriptions that lead to the femininity of the athletes, which is prominently presented in the figure of three Indonesian female wushu athletes. These findings indicate that the heroism values of female athletes in the media are still constructed through specific gender characteristics. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredrik Theodorus
"Negara bukanlah satu-satunya entitas yang dapat mengancam kebebasan pers di dalam masyarakat demokrasi. Hal ini terlihat di dalam kasus pemberedelan Tabloid Monitor. Tabloid Monitor merupakan sebuah majalah popular yang diterbitkan oleh Kelompok Kompas Gramedia (KKG) antara tahun 1986 sampai 1990. Dikepalai oleh Arswendo Atmowiloto, Tabloid Monitor menjadi pers populer dengan sirkulasi terbesar. Pada 23 Oktober 1990, Monitor menerbitkan angket kepopuleran “Kagum 5 Juta” yang menempatkan Nabi Muhammad SAW pada urutan ke-11 tokoh paling populer versi pembaca. Akibat angket tersebut, Monitor mengalami protes yang berakibat kepada pemberedelannya oleh Pemerintah. Penelitian ini sendiri akan membahas pemberedelan Tabloid Monitor yang mencerminkan kondisi pers pada masa Orde Baru. Penelitian bertujuan untuk memahami bagaimana relasi kuasa antara negara dan masyarakat terhadap media. Penelitian dilakukan dengan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Proses heuristik menggunakan sumber primer seperti edisi Tabloid Monitor dan surat kabar atau majalah sezaman, serta sumber sekunder berupa buku teks ataupun artikel jurnal yang terkait dengan tema “Pemberedelan Monitor”. Hasil penelitian ini adalah kasus pemberedelan Tabloid Monitor merupakan kasus yang unik, karena pertama kalinya dalam sejarah Orde Baru, sebuah media diberedel akibat tekanan dari masyarakat. Pemberedelan Monitor juga menggambarkan relasi antara negara, masyarakat, dan media massa pada Masa Orde Baru.

State is not the only entity threatening press freedom in a democratic society. It was apparent in the case of the banning of Tabloid Monitor. Monitor was a pop magazine published by the Kompas Gramedia Group (KKG) from 1986 to 1990. Headed by Arswendo Atmowiloto, Tabloid Monitor became the most successful popular press of its time. On October 23, 1990 Monitor released a popularity poll “Kagum 5 Juta” that placed the Prophet Muhammad SAW in the 11th position of the reader's version for the most popular figure. Becaruse of this, Monitor experience a series of protest resulting it’s banning by the government. This research will discuss the banning of Tabloid Monitor which reflects the condition of the press during the New Order era. This research conducted to understand the power relations between the state and society are towards the media. This research use historical methods based on primary sources such as editions of the Tabloid Monitor itself and conTemporary newspapers or magazines, as well as secondary sources in the form of textbooks or journal articles related to the theme. The results of this research is that the case of the banning of Tabloid Monitor is unique because it was the first time in the New Order, a media was banned to follow the urge of the people. The Monitor's banning also describes the relationship between the state, society, and the mass media during the New Order period."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>