Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 118441 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hanifah Azwar
"Tesis ini bertujuan untuk menganalisis kinerja pelayanan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan bagi tenaga kerja di kawasan industri Cikarang dilihat dari aspek internal dan aspek eksternalsehingga dapat diketahui sejauh mana kinerja pelayanan BPJS Kesehatan dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan. Analisis Aspek eksternal meliputi dimensi tingkat perolehan pelanggan baru, akuisisi pelanggan, merespon keluhan pelanggan, kepuasan pelanggan dan manfaat pelanggan.Adapun analisis aspek internal meliputi dimensi inovasi,operasi dan layanan purna jual.Metode penelitian ini adalah mixed method. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian yaitu kuantitatif dan kualitatif dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian adalah bahwa masih ada indikator kepuasan pelanggan yang masih dibawah harapan, dilihat dari kesenjangan antara harapan pelanggan dengan kenyatan yang dirasakan. Dalam kinerja pelayanan BPJS Kesehatan, masih ada kekurangan yang dirasakan pelanggan terutama dalam pemberian pelayanan. Saran yang diberikan adalah perbaikan atribut kinerja pelayanan yang masih dipersepsikan dibawah harapan, serta peningkatan kinerja pelayanan dalam penyediaan ruang rawat inap, tenaga medis dan SDM yang menangani pasien BPJS Kesehatan.

This thesis aims to analyze the performance of services National Social and Healthcare Security (BPJS) for workforce in Cikarang Industrial estate in term of internal aspects and external aspectsso BPJS Health Care's performance and service can be seen to provide the satisfaction for customers. The external aspects analysis including the dimensions of rate new customer acquisition, customer acquisition, responding customer complaint, customer satisfaction and customer benefit. The analysis of the internal aspects including the dimensions of innovation, operation and after sales service. The Methode of this research is mixed method. Data collection techniques used in this research is quantitative and qualitative type with the descriptive design.
The result of the study is,still there are the indicators of satisfaction whichstill delivery below expectations, indicated by the gap between customer expectations with services perceived. There are still a shortcomings perceived, espesially in the service delivery in the process of services performance of National Social and Healthcare Security (BPJS) that has been run. The advice is the improvement of the service performance attributes that are still perceived below expectations, as well as the increased service performance in providing inpatient, medical personnel and human resources.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Feni Nugraha
"Penyelenggaraan kesehatan pada sarana kesehatan harus memperhatikan mutu dari pelayanan yang diberikan, demikian juga rumah sakit. Rumah sakit harus selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pelayanannya kepada pasien, untuk menjadi yang terbaik di era globalisasi saat ini. Untuk memperoleh hasil yang baik, diperlukan sistem keuangan yang baik, kepuasan pelanggan, melaksanakan bisnis dengan profesional dan meningkatkan sumber daya manusia. Pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja keempat aspek tersebut adalah dengan menggunakan balanced scorecard. Penelitian ini dilakukan di Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus untuk mengetahui gambaran kinerja Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus dengan menggunakan pendekatan balanced scorecard. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dimana data primer diperoleh dari responden dan data sekunder diperoleh dari laporan Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus.
Dari hasil penelitian diperoleh : 1) Kinerja keuangan sudah cukup baik, hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan penerimaan yang meningkat dari tahun 2008 sampai tahun 2010, Cost Recovery Rate (CRR) diatas 100% yaitu tahun 2008 sebesar 131,04%, tahun 2009 sebesar 124,26%, tahun 2010 sebesar 112,31%. 2) Kinerja pelanggan secara umum baik dengan tingkat kepuasan pelanggan sebesar 83,09. 3) Kinerja proses bisnis internal secara umum cukup, tetapi masih perlu perbaikan, hal ini dilihat dari AKPGD dan persentase jumlah pasien yang meninggal di UGD yang masih belum memenuhi Standar Pelayanan Minimal menurut Depkes RI. 4) Kinerja pembelajaran dan pertumbuhan secara umum cukup, dilihat dari tingkat kepuasan kerja pegawai adalah sebesar 52,8% merasa tidak puas dan 47,2% merasa puas, tingkat turn over pegawai yang meningkat di tahun 2010, tingkat absensi pegawai yang menurun dari tahun 2008-2010, tingkat pendapatan per pegawai yang menurun pada tahun 2010 dan akses terhadap pelatihan dan pendidikan yang berkurang di tahun 2010.
Dari hasil penelitian keempat aspek dengan pendekatan balanced scorecard dapat dikatakan bahwa kinerja Unit Gawat Darurat Pelayanan Kesehatan St. Carolus sudah cukup baik. Untuk itu diharapkan agar adanya komitmen dari tenaga di UGD dalam memberikan pelayanan yang bermutu terhadap pasien dengan menjalankan standar pelayanan minimal yang telah ditetapkan oleh Depkes RI dan menggunakan hasil penelitian yang didapat sebagai dasar untuk melakukan evaluasi kinerja selanjutnya di Unit Gawat Darurat demi tercapainya visi dan misi Pelayanan Kesehatan St. Carolus.

Health implementation of medical equipments should concerns about the service quality provided, and the hospital as well. Hospital should keep on improving service quality to the patient in achieving the excellence in this currently global era. In order to achieve better input, good financial system is necessary, customer satisfaction,professionally business implementation and human resource improvement. The available approach to improve the performance of those four aspects applies balanced scorecard. This resource executed in Emergency Unit of St. Carolus Medical Service to describe the performance of Emergency Unit St. Carolus Medical Service applying balanced scorecard approach. This research is analytically descriptive research, in which the primary data obtained from the respondents and the secondary data from the Emergency Unit report of St. Carolus medical service.
From the research acquired : 1) Sufficiently financial performance, this can be seen by the level of the increasing revenue growth from 2008 to 2010, Cost Recovery Rate (CRR) over 100% in 2008 as of 131,04%, in 2009 of 124,26%, and in 2010 of 112,31%. 2) Customer performance is generally good with the level of customer satisfaction is 83,09. 3) The performance of internal business processes generally is sufficient, however some corrections required, this can be seen from AKPGD and total percentage of dead patients in UGD that has not qualified to the Minimum Service Standard of Department of Health of Republic Indonesia. 4) The performance of Study and Growth in general is sufficient, as seen by the level of staff working performance 52,8% is unsatisfied and 47,2% is satisfied, turn over level of the staff increased in 2010, the level of staff attendance decreased during 2008-2010, the level of the income per staff decreased in 2010 and the access to the training and education decreased in 2010.
Based on the research of these four aspects with balanced scorecard approach might be said that the performance of Emergency Unit of St. Carolus medical service is relatively good. Therefore, it is expected for the medical staff of UGD a commitment to provide a good quality of medical service to the patient by conducting a minimum service standard stipulated by Depkes RI and applying the research input as the basis to evaluate further performance of Emergency unit in order to achieve the vision and mission of St. Carolus medical service.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T29747
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Indra Rohim
"Tesis ini menganalisa hubungan antara penggunaan suatu perangkat lunak terhadap kepatuhan pekerja untuk melakukan jeda kerja saat bekerja dengan komputer dalam rangka mencegah repetitive strain injury. Penelitian menggunakan desain cohort pada dua kelompok subyek dengan masing-masing sebanyak 26 subyek penelitian dengan menggunakan data primer dari log-timer dan pengamatan visual. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna penggunaan perangkat lunak terhadap kepatuhan melakukan jeda kerja dengan kemungkinan kepatuhan 10 kali lebih baik dibandingkan dengan tidak menggunakan perangkat lunak (RR=10 p<0,001 dan 95%CI=2,967-38,500). Serta tidak adanya hubungan bermakna antara faktor-faktor seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, indeks massa tubuh serta masa kerja dengan kepatuhan melakukan jeda kerja saat bekerja menggunakan komputer. Pada penelitian ini diperoleh informasi bahwa ada sembilan orang subyek yang patuh melakukan jeda kerja akan tetapi tetap melakukan aktivitas pengetikan menggunakan perangkat lain selain komputernya seperti telepon genggam atau komputer jinjing saat jeda kerja, serta ada 16 orang subyek yang tidak patuh melakukan jeda kerja tetapi melakukan aktivitas peregangan atau diam saat jeda kerja. Hasil penelitian menyarankan agar perusahaan melakukan suatu upaya untuk dapat mengingatkan pekerja agar dapat patuh melakukan jeda kerja saat bekerja menggunakan komputer.

The research is to analyze the effect of using a software to worker’s compliance in computer work break to prevent repetitive strain injury. It was cohort design on two groups with 26 respondens each by using primary data from log-timer and visual assesment. The results showed significant relation between the using of software and worker’s compliance to computer work break with 10 times compliance compared with group without software (RR=10 p<0,001 and 95%CI=2,967-38,500). And there was a non-significant relation between age, sex, education, body mass index and years of service towards worker’s compliance for computer work break. This research showed that nine respondens that is comply to have workbreak but still have typing activities using other gadgets such as handphone or laptop during workbreak, and there was 16 respondens that is not comply to have workbreak but doing stretching during workbreak. This Research suggests that company had something to remind workers to have a regular computer work break."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirin
"Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kebutuhan masyarakat khususnya dalam hal pelayanan kesehatan, yang diikuti oleh adanya tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan kesehatan yang Iebih balk, maka institusi pelayanan kesehatan dituntut untuk selalu merespon perubahan yang terjadi. Kebijakan Pemerintah Propinsi DKI Jakarta memberikan kesempatan kepada rumah sakit daerah menjadi unit swadana adalah sebagai upaya pemerintah daerah dalam memperhatikan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar rumah sakit daerah dapat dikelola secara mandiri dan profesional sesuai dengan perkembangan tuntutan masyarakat. Salah satu indikator keberhasilan rumah sakit sebagai unit swadana adalah berdasarkan tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan yang mereka berikan. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis akan mengadakan penelitian tentang tingkat kepuasan pelanggan yaitu masyarakat sebagai pengguna jasa layanan kesehatan terhadap pelayanan kesehatan poliklinik rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah ( RSUD) Budhi Asih. Penelitian ini akan difokuskan kepada persepsi atau tanggapan pengguna jasa terhadap layanan yang diberikan dan harapan pengguna jasa terhadap layanan yang berkualitas. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan adalah dengan Cara membandingkan antara tingkat kinerja dan harapan dari pelanggan dengan menggunakan metode Analisis Tingkat Kepentingan dan Kinerja. Sementara untuk rekomendasi tentang faktor atau atribut yang mempengaruhi kepuasan pelanggan dipetakan dalam diagram kartesius. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai terhadap 100 pasien poliklinik rawat jalan yang diambil secara acak dengan menggunakan teknik sampling aksidental. Tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Budhi Asih ini, didasarkan pada dimensi kualitas pelayanan yang terdiri dan : reliability, responsiveness, assurance, empathy dan tangible.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa Persepsi pasien terhadap tingkat pelayanan di poliklinik rawat jalan RSUD Budhi Asih sebagian besar berada pada kontinum cukup memuaskan, demikian pula berdasarkan rata-rata untuk setiap dimensi juga berada pada kontinum cukup memuaskan. Sementara dari 18 indikator yang dinilai, maka berdasarkan hasil analisis sebagaimana tergambar pada diagram kartesius berkenaan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pasien, terlihat bahwa terdapat 4 faktor yang berada di kuadran A yang berarti faktor tersebut dinilai sangat penting oleh pelanggan, akan tetapi tingkat pelaksanaannya masih belum memuaskan. Dikuadran B terdapat 7 faktor, hal tersebut menggambarkan bahwa antara tingkat pelaksanaan dengan harapan pelanggan sudah sesuai. Sementara dikuadran C terdapat 5 faktor, artinya bahwa faktor-faktor tersebut dianggap kurang penting oleh pelanggan sementara tingkat kualitas pelaksanaannya dianggap biasa. Terdapat 2 faktor yang berada dikuadran D, hal ini menunjukkan bahwa faktor-faktor tersebut dianggap tidak terlalu penting oleh pelanggan sementara pelaksanaannya dilakukan dengan balk oleh rumah sakit. Hasil penelitian ini kiranya dapat dijadikan sebagai salah satu masukan bagi pihak manajemen rumah sakit dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan di masa yang akan datang.

Along with the advancement of knowledge and needs of the society with particular reference to health services, followed by society's demands on better health service quality, health service institution is forced to keep responding to these changes. The policy of the Provincial Government of the Special Territory of the Capital City of Jakarta. allowing the Local General Hospitals to transform themselves to be a self-funded unit, is the manifestation of the provincial government's concern on health services in the hospital. The intention is to enable the Local General Hospitals to manage independently and professionally in congruence with the development of societies' demands. One of the success indicators of the hospital as a self-funded unit is based on the customers satisfaction towards the health services they provide. Based on this, the writer conducts a research on customers' satisfaction level as service users towards on coming-basis polyclinic health services in Budhi Asih Local General Hospital. The research will focus on the customers' perceptions or responses towards the services provided and their expectations towards quality services.
To find out the customer's satisfaction level the writer uses a method of performance and interest analysis by way of comparing between performance level and customer's expectations. As for the recommendations on factors or attributes which influence the customer's satisfaction is outlined in Cartesius diagram. The method of the research uses survey method towards a hundred on coming-basis patients of polyclinic which were randomly taken by using accidental sampling technique. The customer's satisfaction level towards health services in Budhi Asih Local General Hospital is based on service quality dimension comprising of reliability, responsiveness, assurance, emphaty and tangible. Based on the research findings it can be concluded that the patient's perceptions towards health services level in on coming-basis polyclinic of Budhi Asih Local General Hospital the majority stands in the continuum of relatively satisfactory, it is also the case for each dimension based on average. From 18 measured, based on analysis result as illustrated in Cartesius diagram in terms of factors that influences patient's satisfaction, it can been seen that there are four factors in A quadran meaning those factors is considered very important by the customers, however the implementation level remains not yet satisfactory. In B quadran there are seven factors that ilustrated between implementation level and customer's expectations already appropriate. As in C quadran there are five factors meaning that those factors are considered less important by the customers whereas the implementation quality level is considered ordinary. In B quadran there are two factors which show that those factors are considered not too important by the customers whereas the hospital has done it well. The research findings can be considered as an input for the hospital management in an effort to improve service quality in the future.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Heri Iswanto
Jakarta: Sagung Seto, 2020
362.1 HER b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Nagiot Cansalony
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dampak perubahan bentuk kelembagaan RS Pasar Rebo dari Unit Swadana menjadi PT terhadap pelayanan rumah sakit. Perubahan akan dilihat melalui tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayanan serta tingkat kunjungan pasien.
Metode yang digunakan adalah statistik nonparametris untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel yang berkorelasi. Alasan dari penggunaan statistik nonparametris karena distribusi data tidak normal (asymetris). Analisis data menggunakan uji Wilcoxon Match Pairs (WMP) dengan bantuan SPSS. Alasan dari penggunaan uji WMP karena uji ini dapat membuat penilaian tentang ?lebih besar dari" antara dua perbedaan dalam masing-masing sarnpel yang berkorelasi, juga dapat membuat penilaian antara dua skor yang berbeda yang timbul dari setiap dua sampel yang berkorelasi.
Hasil yang didapatkan adalah secara keseluruhan berdasarkan variabel tingkat pemanfaatan sarana, tingkat efisiensi dan mutu pelayan tidak ada perbedaan secara signifikan. Perbedaan terjadi pada beberapa indikator dari 3 variabel. Pada instalasi rawat inap terdapat 2 perbedaan yang meningkat, 2 perbedaan yang menurun dan 8 tidak ada perbedaan. Pada kunjungan di instalasi rawat jaian, pasien Askes meningkat di 10 klinik, rnenurun di 1 klinik dan tetap di 6 klinik. Pasien Karyawan meningkat tidak ada, menurun di 8 klinik dan tetap di 9 klinik. Pasien DKK meningkat di 4 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 13 klinik. Pasien Kartu Sehat meningkat di 15 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 2 klinik. Pasien Jaminan Perusahaan meningkat di 13 klinik, menurun tidak ada dan tetap di 6 klinik. Pasien umum meningkat tidak ada, menurun di 14 klinik dan tetap di 6 klinik. Selain itu, secara bermakna ada perbedaan dalam tingkat kunjungan seluruh pasien di Klinik Mata serta Klinik Gigi dan Mulut."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17122
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cici Lia Nopita
"RSUD Haji Abdul Manap merupakan satu-satunya rumah sakit tipe C yang memberikan pelayanan CST (Care, Support and Treatment) untuk ODHA (Orang Dengan HIV-AIDS) di Kota Jambi, namun 5 tahun terakhir trend utilisasi klinik CST cenderung menurun. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem pelayanan klinik CST yang perperan dalam penurunan utilitas layanan klinik CST RSUD H. Abdul Manap Kota Jambi yang akan dijadikan dasar rekomendasi pemecahanan masalah terkait Penelitian mengunakan desain kualitatif dengan metode deskriftip analitik. Pengambilan sampel dengan purposive sampling, data primer dari observasi dan wawancara mendalam dengan key informan yaitu tim menajemen (3 orang), tim klinik CST (7orang), ODHA(18 orang) dan konselor sebaya (8 orang) serta FGD (Focus Group Discussion). Data sekunder diperoleh dari telah dokumen terkait Klinik CST. Validitas dan realibilitas data dilakukan Triangulasi metode dan sumber. Hasil yang didapat adalah komitmen, monitoring dan evaluasi terutama dari pimpinan RS terhadap klinik CST belum maksimal. Program PMKP (Peningkatan Mutu dan Keselamatan Kerja) belum berjalan. Alokasi anggaran masih terbatas, pemeriksan CD4(Helper-T- cell) sudah ada tapi catrige expired, ruang CST nyaman. Kebijakan terkait layanan CST belum jelas. SPO (Standar Prosedur Operasional) layanan belum lengkap, tidak ada indikator kinerja, sosialisasi SPO belum baik, pelaksanakan SPO belum optimal terutama pelaksanaan SPO pengobatan ARV(Anti Retro Viral) dan konseling. Waktu tunggu lama (> 2 jam) terutama di rekam medis, manajemn belum memahami prosedur pengklaiman layanan CST melalui JKN(Jaminan Kesehatan Nasional) sehingga ODHA peserta JKN masih membayar karcis, koordinasi dengan mitra terkait (Konselor Sebaya, Kelompok ODHA, PKVHI (Persatuan Konselor VCT/(Voluntary counselling and testing ) HIV Indonesia) dan dinas kesehatan belum maksimal. Menurunnya utilisasi Klinik CST disebabkan kurangnya komitmen, monitoring dan evaluasi terutama dari pimpinan rumah sakit terhadap klinik CST. Implementasi kebijakan dan prosedur layanan CST belum optimal dan sumber daya manusia belum sesuai standar kompetensi. Perlunya monitoring dan evaluasi terjadwal dan kontinyu terhadap pelaksaan SPO bekerjasama dengan tim PMKP, koordinasi dengan dinas kesehatan dan PKVHI untuk pelatihan petugas CST, analisis beban kerja perawat dan petugas rekam medis, merevisi Surat Keputusan Direktur RS terkait nama ketua tim CST, advokasi Pemda untuk kejelasan kebijakan terkait layanan CST dan meningkatkan anggaran layanan HIV di rumah sakit, perlu pemahaman prosedur pengklaiman layanan CST bagi ODHA peserta JKN. Meningkatkan kerjasama dengan mitra kerja terkait.

H Abdul Manap Public Hospital is the only type-C hospital which provides CST (Care, support and Treatment) service to PLWHAs (People Live With HIV-AIDS) in Jambi City. However, in the past five years, the trend of CST clinic utilization has tended to decrease. This research aims to analyze the CST clinic service system which affecting the decrease in the utilization of the CST Clinic of H. Abdul Manap Regional Public Hospital, Jambi City to be used as a basis for problem solving recommendations. This research utilized qualitative design, descriptive analytical method with purposive sampling technique. The primary data sources from observation and in-depth interviews with Key informants included the management team (3 people), CST Clinic team (7 people), PLWHAs (18 people) and peer counselors (8 people) as well as FGDs (Focus Group Discussions). The secondary data were obtained from the relevant documents of the CST Clinic. The data validity and reliability were examined by the triangulation method and source. Results is the comitment, monitoring and evaluation especially from the chairman of the hospital to the CST service, has not been maximum. Safety and quality program has not run. The budget allocation was limited. CD4 test was available, but the CD4(Helper-T-cell) catrige was not available. The CST room was convenient, the policies related to CST service were not yet clear. The service SOP was incomplete, lacking performance indicators, and its socialization had not been conducted well. Therefore, not all staffs implemented the SOP(Standar Opertional Procedure) properly, especially the SOP on ARV (Anti Retro Viral) treatment, and counseling. The average waiting time was more than 2 hours, and the hospital had not known the procedure to claim CST service. Therefore, PLWHA with JKN (National Health Insurance) still needed to pay the ticket to access CST service. Coordination with related partners (Peer Counselors, PLWHA Groups, PKVHI (Association of Indonesian HIV VCT(Voluntary, Counselling and Testing) Counselors) and health services has not been maximum. Decreasing utilization of CST Clinic due to lack of the comitment, monitoring and evaluation especially from the chairman of the hospital to the CST service. As well as the scheduled and continuous monitoring on SOP implementation are required in collaboration with the PMKP (Safety and quality program) team. The local government needs to make advocacy to the clarity of regional policies related to CST service, increase HIV service budget in the hospital, management teams should understand the procedure for claiming CST service for PLWHAs with National Health Insurance. Last, improvement in cooperating with work partners is required."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Andri Junaidi
"Rumah sakit merupakan suatu institusi pemberi pelayanan jasa kesehatan dengan sumber daya dan sarana prasarana yang spesifik dalam bidang kesehatan. Salah satu syarat klasifikasi dan perijinan rumah sakit sesuai dengan undang undang rumah sakit no. 44 tahun 2009 pasal 24, yang kemudian diatur lebih lanjut dalam Permenkes No. 56 tahun 2014 jelas disebut bahwa rasio perawat : bed adalah 2 : 3. Dengan jumlah proporsi terbanyak di rumah sakit, maka perawat merupakan salah satu sumber daya manusia terpenting yang dimiliki rumah sakit yang sangat berpotensi menentukan keberhasilan pencapaian visi misi suatu rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kebutuhan tenaga perawat secara ilmiah menggunakan metode Ilyas dan Douglas dengan metode work sampling pada ruang perawatan dewasa di Rumah Sakit Islam At-Taqwa Gumawang. Penelitian ini merupakan jenis penelitian operasional yang tergolong penelitian deskriptif dengan analisa data kuantitatif. Bila yang menjadi dasar pembagiannya adalah waktu kontak peneliti/pengamat dengan populasi/ sampel penelitian maka penelitian ini termasuk penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat di ruang perawatan dewasa Rumah Sakit Islam At-Taqwa Gumawang yang berjumlah 25 orang, terdiri dari 18 orang perempuan dan 7 orang laki-laki.
Hasil penelitian dengan tekhnik work sampling terhadap kegiatan perawat terbagi menjadi empat jenis kegiatan, yaitu kegiatan produktif langsung (40%), kegiatan produktif tidak langsung (32%), kegiatan tidak produktif (9%) dan kegiatan pribadi (19%). Berdasarkan data, maka dapat diketahui seberapa besar persentase beban kerja tiap-tiap shift jaga, yaitu shift pagi (88,88 %), shift sore (83,92 %) dan shift malam (57,84 %). Dari hasil penelitian, formula Ilyas dan Douglas pada awalnya terdapat perbedaan hasil pada formula Ilyas didapatkan kebutuhan perawat 25 orang, sedangkan menggunakan metode Douglas didapatkan kebutuhan perawat hanya 18 orang. Akan tetapi setelah dilakukan koreksi pada kedua metode tersebut, didapatkan hasil yang sama, yaitu 30 perawat. Perlu dilakukan penelitian lain mengenai kualitas pekerjaan yang dilakukan oleh perawat di ruang tersebut, sehingga dapat diketahui dengan pasti apakah beban kerja yang tinggi disebabkan memang karena tingginya beban kerja atau dikarenakan kegiatan yang dilakukan tidak efisien.

The hospital is an institution providing health services with resources and infrastructure specifically in the health sector. One of the conditions for classification and licensing of hospitals is in accordance with article 24 of act number 44 of 2009 on hospital, which was further regulated in Minister of Health Regulation number 56 of 2014 on Classification and Licensing of Hospital, clearly stated that nurse: bed ratio is 2 : 3. With the highest proportion in hospitals, nurses are one of the most important human resources owned by hospitals that have the potential to determine the success of achieving a hospital vision and mission. The purpose of this study was to determine the needs of nurses scientifically using the Ilyas and Douglas method with a work sampling method in the adult care room at the At-Taqwa Gumawang Islamic Hospital. This research is a type of operational research classified as descriptive research with quantitative data analysis. If the basis for the division is the time of contact of the researcher/ observer with the population/ sample of the study, this study is a cross sectional study. The population in this study were nurses in the adult care room at the At-Taqwa Gumawang Islamic Hospital, which numbered 25 people, consisting of 18 women and 7 men.
The results of research with work sampling techniques on nurse activities are divided into four types of activities, namely direct productive activities (40%), indirect productive activities (32%), unproductive activities (9%) and personal activities (19%). Based on the data, it can be seen how much the percentage of workload each shift, namely the morning shift (88.88%), the afternoon shift (83.92%) and the night shift (57.84%). Based on the results of the research, the Ilyas and Douglas formulas have different results. In the Ilyas formula, there were 29 nurses needs, while the Douglas reguires only 18 nurses needs. But after correction, they had the same results (30 nurses). Other research needs to be done about the quality of work carried out by nurses in the room, so that it can be known with certainty whether a high workloads is due to high workloads or because the activities carried out are inefficient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwinia Emil
"ABSTRACT
The need and pressure for efficiency and effectiveness in the provision of health care goods and services remain strongly up to date. In this paper, we measure the technical efficiency of Indonesian provinces health care system between 2010 and 2013. We compare the performance of each province using Data Envelopment Analysis method, assuming that they operate in comparable environments. Our results suggest that Papua Barat have the lowest efficiency. At current resource level, they could boost life expectancy were performance similar to that of best practice provinces. We also found that provinces that are most efficient are those provinces located in Java Island. In addition, we found that these patterns in efficiency performance are associated with at least three factors i public spending per capita, ii smoking prevalence, and iii population density.

ABSTRAK
Pengawasan terhadap efektivitas serta efisiensi dari pelayanan kesehatan seringkali terlupa namun penting untuk diperhatikan. Penerapan prinsip efisiensi pada khususnya sangatlah penting karena dilatarbelakangi oleh terbatasnya sumber daya yang tersedia. Studi ini mengukur efisiensi teknis dari pelayanan kesehatan di tiap-tiap provinsi di Indonesia antara tahun 2010 sampai dengan 2013. Penilaian performa dilakukan menggunakan metode Data Envelopment Analysis, dengan berasumsi bahwa provinsi di Indonesia beroperasi dalam lingkungan yang sebanding. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa provinsi Papua Barat memiliki level performa yang paling rendah. Apabila kapasitas pelayanan kesehatan di provinsi tersebut memiliki level efisiensi sebagaimana provinsi yang tergolong efisien, maka capaian angka harapan hidup dapat ditingkatkan secara lebih optimal. Lebih lanjut, penelitian ini menemukan bahwa hampir semua provinsi yang terletak di pulau Jawa tergolong efisien. Terdapat tiga faktor yang diduga memiliki keterkaitan dengan performa efisiensi: i pengeluaran kesehatan per kapita, ii prevalensi merokok, dan iii kepadatan penduduk."
2016
S65921
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>