Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129209 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andries Irawan
"Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu alat bantu manajemen yang banyak digunakan di seluruh dunia sejak konsepnya diusulkan oleh Kaplan & Norton (1992). Dalam perkembangannya, BSC banyak sekali perubahan dan peningkatan hingga saat ini berada dalam fase maturity. Penelitian ini mencoba memberikan kontribusi pada perkembangan konsep BSC dengan menelaah faktorfaktor kesuksesan penerapan dan pengaruhnya pada level penerapannya.
Penelitian dilakukan di Indonesia pada sektor energi dengan tujuan memberikan wawasan dan usulan tentang apa saja faktor-faktor kritikal penentu kesuksesan penerapan BSC pada tahapan-tahapan konsepnya (level penerapan atau generasi) yang dapat dipergunakan pada organisasi / perusahaan sektor energi di Indonesia untuk bisa mencapai sukses mengadopsinya pada tingkat kemampuan organisasi tersebut. Akhirnya, dari hasil penelitian didapatkan 4 level penerapan BSC (level 1, level 2a, level 3 dan level 5) dengan jumlah faktor-faktor kritis atau critical success factors (CSF) pada masing-masing level adalah 7, 12, 15 dan 26.

Balanced Scorecard (BSC) is one of the management tools that are widely used in the world since the concept proposed by Kaplan & Norton (1992). During its development process, the BSC has got many changes and improvements to this day, and now that concept is being in maturity phase. This study tried to contribute to the development of the BSC concept by reviewing the implementation success factors and their influence on the level of their application.
Context of the research was conducted in Indonesia in the energy sector with the goal is providing an insights and suggestions about what are Critical Success Factors of the BSC implementation in the concept stages (in application level or generation) that can be used by the organization/company in the energy sector to adopt BSC and achieve its success at the level of implementation based on the capability of their organization. Finally, 4 level BSC implementation (level 1, level 2a, level 3 and level 5) were reached as the result of research with number of critical success factors (CSF) for each level are 7, 12, 15 and 26 factors.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45578
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Farah Nugraha
"Studi ini menggunakan metode kualitatif. Kesimpulan dari studi ini adalah modifikasi perspektif balanced scorecard di Bank Indonesia yang tidak memberikan hasil yang signifikan dan usulan untuk pengadaan kembali peta strategi di level Satuan Kerja, adanya perbedaan peran balanced scorecard di Bank Indonesia berdasarkan tujuan awal memilih balanced scorecard dengan keadaan saat ini, hasil dari penilaian kinerja dengan balanced scorecard dapat digunakan pada rapat-rapat yang dijabarkan di dalam siklus SPAMK, dan terdapat kendala berupa transitional issues, design failures, serta process failures yang dihadapi Bank Indonesia dalam menyusun balanced scorecard.Kata kunci: balanced scorecard, Bank Indonesia, Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola, peran dan kendala.

The aims of this study is to evaluate the preparation of balanced scorecard in Bank Indonesia. The method of this study is qualitative. The conclusion of this study are the modification of the perspectives of balanced scorecard which does not give significant impact and suggestion to build strategy map in each division, the differences between the roles of balanced scorecard in the past and the current condition, the result of balanced scorecard can be used in the meetings which are explained in SPAMK cycle, and the obstacles in preparing balanced scorecard in Bank Indonesia which are transitional issues, design failures, and process failures.Keywords balanced scorecard, Bank Indonesia, Departemen Manajemen Strategis dan Tata Kelola, the roles and the obstacles."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
S68618
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal
"Kementerian keuangan adalah instansi pemerintah yang ditunjuk sebagai pilot project reformasi birokrasi. Pada tahun 2010 penerapan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan salah satunya diwujudkan dengan menerapkan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen kinerja instansi. Sistem ini pertama kali diterapkan pada level Depkeu-Wide pada tahun 2008. Namun penerapan secara menyeluruh hingga level pelaksana yaitu Depkeu-Five baru dimulai pada tahun 2011.
Skripsi ini mencoba untuk membahas tentang operasionalisasi Balanced Scorecard pada level pelaksana atau Depkeu-Five di Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Studi Kasus Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan). Penelitian ini menggunakan tiga dimensi dalam melihat operasionalisasi Balanced Scorecard yaitu dimensi communication & education program, linking the Balanced Scorecard into team & personal goals, dan reward system linkage.
Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian kepada 74 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa operasionalisasi yang dilakukan tidak optimal terutama dilihat dari analisis masing-masing dimensi.

The ministry of finance is a government institution designated as a pilot project of bureaucratic reform. In 2010 implementation bureaucratic reform in the Ministry of Finance, one of which is manifested by implementing the Balanced Scorecard as an agencies performance management systemm. This system was first implemented at the executive level MOF-Wide in 2008. But the overall implementation to the MOF-Five has just started in 2011.
This thesis tries to discuss about the operationalization Balanced Scorecard at the executive level or MOF-Five in the Ministry of Finance, Republic of Indonesia (Case Studies Directorate General of Fiscal Balance). This study uses a three-dimensional to analyze the operationalization of the Balanced Scorecard which are dimensions of communication and education programs, linking the Balanced Scorecard into a team and personal goals, and reward system linkage.
The research approach used is quantitative and questionnaire as a research instrument of the 74 respondents. The results of this study indicate that the operationalization is not optimal, especially from the analysis of each dimension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Esmeralda Nur Islamiyah
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S26353
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noviyanto
"Lingkungan bisnis dalam industri perbankan mengalami goncangan besar sejak timbulnya krisis moneter di Indonesia. Banyak keluhan bahwa persaingan bisnis antar bank semakin tinggi sehingga bank-bank yang ada harus cepat mengantisipasi perubahan lingkungan yang terjadi. Beraneka-ragam faktor eksternal yang saling terkait sate sama lain menyerang entitas usaha, dari variabel lokal ke variabel nasional, internasional, regional dan akhirnya ke variabel global. Perusahaan dituntut untuk dapat melakukan perubahan yang up to date untuk mengantisipasi ancaman perubahan dari faktor eksternal maupun internal. Perusahaan yang memiliki strategi yang eksplisit memiliki keunggulan yaitu untuk memastikan kegiatan fungsional atau kebijakan yang telah dilakukan telah terkoordinasi dan terarah untuk mencapai tujuan pemisahaan. Penelitian ini dilakukan untuk analisa strategi perbankan yang sedang diterapkan berupa visi, misi dan sasaran Bank Unibank. Strategi yang ada perlu dijabarkan dengan menggunakan ukuran-ukuran atau indikator keuangan maupun operasional. Data dan informasi diperoleh dengan melakukan survey dan kuesioner. Hasil penelitian memberikan gambaran tentang Bank Unibank secara umum. Dan gambaran tersebut terlihat bahwa Bank Unibank belum membuat indikator operasional . indikator Operasional tersebut biasanya tersirat dalam sasaran perusahaan. Balanced Scorecard yang dikemukakan oleh Kaplan dan Norton sangat berguna untuk menjabarkan visi misi Bank Unibank ke indikator-indikator keuangan dan operasional. Perusahaan perlu melakukan perubahan dalam penentuan strategi sesuai dengan Balanced Scorecard sebab sudah banyak perusahaan yang bergerak di berbagai industri mempunyai pertumbuhan usaha yang baik. Usulan penerapan Balanced Scorecard dibuat untuk kepentingan pengembangan strategi bagi Bank Unibank sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
S19305
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cindita Vaniakauliqa Syahira
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan balanced scorecard sebagai acuan dalam perencanaan kegiatan dan anggaran tahunan di Rumpun Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil dari penelitian ini yaitu balanced scorecard yang dibentuk oleh Rumpun Ilmu Kesehatan UI untuk rencana kegiatan dan anggaran tahunannya sesuai dengan Strategy Maps dan Balanced Scorecard Universitas Indonesia

This study aims to analyze the balanced scorecard as a reference in the planning of activities and the annual budget at the Universitas Indonesia Health Sciences Cluster. The research method used in this study is a qualitative method with a case study approach. The results of this study are the balanced scorecard formed by the UI Health Sciences Cluster for its annual activity plans and budgets in accordance with the University of Indonesia Strategy Maps and Balanced Scorecards."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novita Dwi Maharani
"Skripsi ini dirancang untuk secara komprehensif menganalisis mengenai penerapan manajemen performa menggunakan pendekatan Balanced Scorecard pada Bank Indonesia. Kerangka penelitian yang digunakan adalah model eksekusi strategi dan kesesuaiannya dengan operasional sehari-hari berdasarkan kerangka execution premium. Tujuannya adalah untuk mendapatkan suatu gambaran yang menyeluruh atas implementasi Balanced Scorecard di Bank Indonesia. Analisis kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa karakteristik sektor publik yang melekat di Bank Indonesia telah membentuk suatu implementasi Balanced Scorecard yang unik serta memiliki peran penting dalam manajemen performa.

The aim of this research is to develop a compehensive analysis of performance management implementation in Bank Indonesia using Balanced Scorecard approach. The research framework used in this research is the execution strategy model and its alignment with the daily operation based on execution premium framework. The purpose is to create a complete picture from the implementation of Balanced Scorecard in Bank Indonesia. The qualitative method employed brings conslusion that the public sector characteristic in Bank Indonesia has been create an unique implementation of Balanced Scorecard that has an important role in performance management."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S43527
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Sayekti
"Dewasa ini sistem pengukuran kinerja yang paling banyak digunakan dan diadaptasi oleh perusahaan-perusahaan di dunia adalah konsep Balanced Scorecard yang dipublikasikan pertama kali oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992. Konsep Balanced Scorecard memberikan kemudahan bagi manajer untuk mengetahui perusahaan secara cepat dan komprehensif termasuk didalamnya ukuran kinerja keuangan yang memberikan informasi atas langkah yang diambil dilengkapi dengan ukuran kinerja operasional berdasarkan kepuasaan pelanggan, proses internal dan inovasi yang telah dilakukan perusahaan serta kemajuan aktifitas perusahaan yang akan menjadi pemicu kinerja keuangan di masa yang akan datang.
Dalam karya akhir ini Balanced Scorecard digunakan sebagai kerangka pemikiran untuk melakukan evaluasi dan analisis terhadap penerapan Balanced Scorecard pada NK Indonesia, salah satu perusahaan pcnyedia infrastruktur jaringan te]ekomunikasi yang menguasai pasar terbesar dalam industri telekomunikasi Indonesia.
Balanced Scorecard diadaptasi oleh NK Indonesia scjak tahun 2004. Sejalan dengan konsep Balanced Scorecard, NK Indonesia tclah menetapkan visi, misi, nilai dan strategi perusahaan. Narnun berbeda dengan konsep aslinya yang hanya terdiri dari empat perspektif, NIC menfonnulasikan ke dalam tujuh perspektif.
Hasil evaluasi dan analisis dalam karya akhir ini menunjukkan belum adanya keterkaitan antara visi, misi dan strategi. Selain itu pernyataan visi NK Indonesia belum memenuhi kriteria visi yang baik, yaitu belum menggambarkan kondisi organisasi yang akan dicapai di masa yang akan datang.
Dalam konsep Balanced Scorecard setelah penetapan visa, misi dan strategi langkah sclanjutnya adalah membuat strategy mrraps, yaitu dengan mcnghubungkan strategic objective perusahaan dengan masing-masing Key Performance Indicator yang dikelompokkan ke dalam masing-masing perspektif. Hal ini akan membantu akan membanlu perusahaan dalam melaksanakan implementasi strateginya. Namun sayangnya NK Indonesia belum menerjemahkan strateginya ke dalam strategy maps.
Selain itu NK Indonesia menetapkan bahwa kepuasan pelanggan menjadi salah satu strategy utamanya, namun basil evaluasi dan analisis penerapan Balanced Scorecard menunjukkan bahwa manajemen NK Indonesia hanya fokus pads perspektif bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan pertumbuhan saja dan cenderung mengabaikan sasaran dalam perspektif pelanggan.

Currently, the most usable and adopted performance measurement system by the companies in the world is Balanced Scorecard system which first published by Robert S. Kaplan and David P. Norton in 1992. Balanced scorecard concept gives easy way to the manager in order to understand the company performance in fast and comprehensive manner. including financial performance measurement which giving comprehensive information about undertaken action. supplemented with operational performance measurement base on customer satisfactions, internal processes and innovation had been done by the company with activity improvement which will be a trigger for the next financial performance.
In this thesis. Balanced Scorecard used as consideration framework to do evaluation and analysis toward Balanced Scorecard application at NK Indonesia, the prominent telecommunication vendor in Indonesia.
Balanced Scorecard adopted by NK Indonesia since 2004. In line with Balanced Scorecard concept. NK Indonesia was determining vision, mission, value and company strategy. However. disparate with the original concept which only consisting of four perspectives. NK makes the formulation into seven perspectives.
The result of evaluation and analysis in this thesis are showing no interconnection between vision, mission and strategy. Moreover, the statement of NK Indonesia vision is fulfilling the proper criteria yet, it is not representing organization condition which will be achieved in the future.
In the Balanced Scorecard concept, after quotion of vision, mission and strategy, further step is to make strategy maps, by connecting company strategic objective with respective Key Performance Indicator grouped into respective perspective. This will help the company to do the implementation of their strategy. Nevertheless, NK Indonesia translate their strategy into strategy maps yet.
Moreover NK Indonesia determines that customer satisfaction will be the main strategy, however the evaluation result and Balanced Scorecard application is showing the NK Indonesia management only focusing on the internal business perspective and market growth, and tends to neglect the objective in the customer perspective."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T 19725
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salendra
"Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran di Sektor Moneter Bank Indonesia Jakarta, nampaknya telah diarahkan untuk menghadapi terjadinya perubahan lingkungan. Walaupun pihak manajemen telah memfasilitasi lahirnya proses pertumbuhan dan pembelajaran namun belum sepenuhnya disadari oleh pegawai. Oleh karena itu yang menjadi masalah adalah sampai seberapa jauh aplikabilitas perspektif pertumbuhan dan pembelajaran dalam balanced scorecard telah berlangsung di jajaran Sektor Moneter Bank Indonesia sehingga mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya guna mendukung pencapaian misi organisasi.
Penelitian ini bersifat kualitatif dan dilakukan dengan mengambil objek penelitian Sektor Moneter Bank Indonesia Jakarta, adapun batasan populasi dalam penelitian ini adalah para pejabat dan staf (golongan III s.d VII). Data primer diperoleh dengan mengedarkan kuesioner kepada 186 responden, sedangkan yang mengisi dan mengembalikan sebanyak 156 responden dengan responden rate 83,86% dari populasi sebanyak 234 karyawan. Selain itu digunakan data sekunder sebagai informasi pendukung. Selanjutnya dalam menganalisis hasil tanggapan responden digunakan analisis deskriptif.
Pada era informasi saat ini terjadi pergeseran dari people management menjadi knowledge management (Jones, 1999). Pengelolaan pengetahuan penting karena knowledge creation akan mendorong pada inovasi berkelanjutan yang mengarah pada keunggulan bersaing (Nonaka, Takeuchi, 1995). Pengetahuan hanya akan terdifusi manakala terdapat proses pembelajaran (Senge, 1999). Aktifitas pembelajaran diperlukan untuk operasi organisasi saat ini dan masa depan. Akhirnya dibutuhkan kebijakan dan strategi untuk membangun perspektif pertumbuhan dan pembelajaran (Kaplan & Norton 1996).
Hasil temuan penelitian ini mengidentifikasikan bahwa perspektif pertumbuhan dan pembelajaran yang berkaitan dengan kepuasan kerja pegawai memberikan gambaran yang positif sedangkan yang terkait dengan masalah sistem informasi dan tingkat motivasi, pemberdayaan serta keserasian individu memberikan indikasi yang kurang menggembirakan."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7314
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulfa
"ABSTRAK
Pada era pasar bebas, pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat
penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk
menilai keberhasilan perusahaan. Selama ini, pengukuran kinerja hanya menitikberatkan
pada sisi keuangan dan mengorbankan aspek - aspek non keuangan.
Balanced scorecard merupakan suatu sistim manajemen strategik yang komprehensif
yang mampu memberikan kerangka yang jelas dan masuk akal bagi jajaran manajemen
dan seluruh personil perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui berbagai
kinerja non keuangan yaitu kinerja yang berasal dari perspektif pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Disamping itu, balanced scorecard tidak
hanya mengukur hasil akhir (outcome) tetapi juga aktivitas penentu hasil akhir (driver).
Perusahaan perseroan ( Persero ) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ( TELKOM )
adalah salah satu BUMN di Indonesia yang menyelenggarakan jasa tel.ekomunikasi.
Diberlakukannya UU Telekomunikasi No. 36 tahun 1999 tentang pelaksanaan
liberalisasi sektor telekomunikasi di Indonesia telah mendorong TELKQM, sesuai
dengan visinya, untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki agar tetap
menjadi pemimpin di bidang industri jasa telekomunikasi. Untuk itu, TELKOM telah
membuat suatu program yang disebut Program T - 2001 yang merupakan rencana
strategis untuk mempersiapkan TELKOM menjadi operator berstandar kelas dunia atau
world class operator ( WCO ).
Program T - 2001 terdiri dari 10 indikator utama dan 63 indikator penunj ang yang
mencakup empat program utama yang meliputi aspek keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa Program T - 2001 TELKOM sebagai suatu
program balanced scorecard yang mencerminkan adanya hubungan sebab - akibat
diarttara indikator - indikator yang ada, mengidentifikasi iead dan lag indicators dan
saling keterkaitan diantara indikator - indikator tersebut.
Berdasarkan analisa yang dilakukan diketahui bahwa Program T - 2001 TELKOM
merupakan suatu kelompok indikator yang komprehensif tetapi belum sepenuhnya
dianggap sebagai suatu balanced scorecard karena tidak adanya hubungan sebab -
akibat yang merupakan syarat utama dari suatu balanced scorecard. Selain itu, Program
T - 2001 TELKOM belum mengidentifikasi indikator yang menjadi lead dan lag
indikator , tidak adanya saling keterkaitan antara satu indikator dengan indikator lainnya
dan tolok ukur yang dipilih sebagai indikator adalah tolok ukur yang merupakan
persyaratan untuk menjadi operator kelas dunia dan bukan merupakan sasaran strategik
perusahaan.
Untuk penerapan Program T - 2001 sebagi suatu penerapan balanced scorecard yang
dapat membantu manajemen untuk mengkomunikasikan, mengkoordinasi dan
mewujudkan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan maka Program T - 2001
hams memasukkan hubungan sebab - akibat, menentukan lead dan lag indicators dan
keterkaitan dari berbagai perspektif Setiap sasaran strategik yang dipilih dalam
perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan
harus bermanfaat untuk mewujudkan sasaran strategik dari perspektif keuangan.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>