Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168819 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizky Feryansyah
"Proyek konstruksi yang dikelola dengan model EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Design & Build memiliki banyak resiko dan ketidakpastian yang dialami oleh kontraktor EPC. Hasil analisa resiko mendapatkan 17 jenis resiko. Resiko akan menimbulkan dampak biaya yang disebut biaya contingency. Perhitungan biaya contingency dilakukan dengan metode yang diusulkan AACE yaitu range estimating, expected value, dan parametric estimating. Perhitungan basis biaya contingency menghasilkan angka Rp. 19,580,136,424. Metode range estimating yang dikombinasikan dengan perangkat lunak crystal ball menghasilkan biaya contingency antara 2,82% sampai 4,21% sedangkan metode expected value yang dikombinasikan dengan perangkat lunak crystal ball menghasilkan biaya contingency antara 2,98% sampai 3,25%. Metode parametric estimating menghasilkan rumus untuk perhitungan biaya contingency dari komponen dasar biaya proyek. Resiko keterlambatan jadwal proyek adalah resiko yang paling sensitif di antara faktor - faktor resiko yang teridentifikasi sedangkan resiko inflasi adalah resiko yang kurang sensitif di antara faktor - faktor resiko tersebut.

Construction project managed by the model EPC (Engineering, Procurement, and Construction) Design & Build has many risks and uncertainties faced by the EPC Contractor. The results of risk analysis is 17 types of risk. Risks will have impact to the cost which called contingency cost. Contingency cost calculation performed by the recommended practice of AACE which are range estimating, expected value, and parametric estimating. Calculation of the basis of contingency cost is Rp. 19,580,136,424. Method of range estimating which combined with software crystal ball generates contingency cost between 2.82% to 4.21% to net project cost, while the expected value method combined with the software crystal ball generates contingency cost between 2.98% to 3.25% to net project cost. Parametric estimating method produced a formula for calculating the cost contingency from basic cost components of the project. The risk of delays in the project schedule is a risk that the most sensitive among the risk factors identified for the project while the inflation is the risk that is less sensitive among the risk factors"
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45664
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Iwan Daniel
"ABSTRAK
Pada proyek EPC Migas sering mengalami pembengkakan biaya yang diakibatkan tidak tepatnya perhitungan biaya kontingensi yang didasarkan kepada persentase
terhadap total biaya/estimasi proyek secara keseluruhan. Penelitian ini
menentukan pemodelan bagi estimasi biaya kontingensi dengan kombinasi range
estimating dan fuzzy logic untuk menentukan risiko terbesar dalam pengaruh dan
hubungannya terhadap besar nilai kontingensi pada proyek EPC berdasarkan risk
register (daftar yang berisikan risiko, mitigasi risiko,dampak serta frekuensi risiko
yang kemungkinan akan terjadi pada suatu proyek EPC) pada suatu pelaksanaan
proyek migas berdasarkan pengalaman yang telah dilaksanakan sebelumnya
oleh perusahaan R agar dapat menjadi referensi dalam penentuan besaran cot
contingency. Penentuan biaya kontingensi ini dengan range estimate dan
dilanjutkan dengan fuzzy logic dengan Matlab 2015a. Cost Contingency yang
didapat diaplikasikan dengan proyek yang diteliti dan sesuai dengan aktual
dengan penyimpangan yang cukup minim dengan asumsi risiko terbesar adalah
asumsi yang berubah, rework serta kompetensi yang kurang di dalam team proyek

ABSTRACT
EPC Oil & gas project always have cost overrun since the imprecise cost
contingency estimation which based on the percentage of the project total cost. In
the Oil & Gas EPC projects often experience cost overruns due to inaccurate
calculations contingency fee based on the percentage of the total cost / estimated
overall project. This study determines the modeling for the estimated costs of
contingency with a combination of range Estimating and fuzzy logic to determine
the greatest risk in influence and its relation to the great value of contingency on
EPC projects based on risk register (register containing risk, risk mitigation,
impact and frequency of risk that is likely to happen on a project EPC) at an oil
and gas project implementation based on the experience that has been carried out
previously by the company in order to be implemented as reference for
estimating cost contingency. Determining the cost of this contingency with a
range estimate and continued with fuzzy logic with Matlab 2015a. Cost
Contingency obtained was applied to projects studied and correspond to actual
deviations are quite minimal with bigger risks are changing of engineering
asumptions, re-work & lack of competence in project team"
2016
T46212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stacia Andani
"ABSTRAK
Tingkat ketidakpastian pada tahap FEED yang cukup tinggi mengharuskan perencana untuk mengalokasikan biaya kontingensi guna mengantisipasi tindakan korektif yang harus dilakukan sebagai respon terhadap resiko yang terjadi. Metode yang digunakan untuk menghitung biaya kontingensi pada penelitian ini adalah Monte Carlo Simulation yang permodelannya didapatkan dari analisa regresi dimana contruct dari penelitian ini berbasis PMBOK 2013. Faktor resiko dominan yang dinilai berpengaruh signifikan terhadap kenaikan biaya proyek FEED adalah Faktor Resiko Planning Controlling yang dipengaruhi oleh Faktor Eksternal, Faktor Lemahnya Kompetensi Kontraktor Engineering dalam Mengelola Proyek, Faktor Resiko Kurangnya Pengetahuan Tim Teknis mengenai Change Management. Dengan melakukan simulasi monte carlo menggunakan data responden pada tingkat kepercayaan 95 , maka didapatkan bahwa alokasi biaya kontingensi sebesar 11,16 pada anggaran proyek FEED dapat mengantisipasi kenaikan biaya yang terjadi. Dari penelitian ini didapatkan bahwa dalam proses penyusunan anggaran, saat melakukan estimasi biaya kontinensi sebaiknya tidak menggunakan persentase kontingensi proyek terdahulu karena masing - masing proyek memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dan risiko yang berbeda juga. Untuk itu, proses penyusunan risk register pada proses penyusunan anggaran menjadi komponen yang penting.

ABSTRACT
The high level of uncertainty of the FEED stage requires a planner to allocate cost contingency to anticipate the corrective actions that may occur as risk responses. The cost contingency calculation method used in this research is the Monte Carlo Simulation. The dominant risk factor that significantly affect cost increase are planning controlling risk due to external factors, shortcomings of engineering contractor competence in managing project, technical team lack of knowledge regarding change management. By using respondents data as monte carlo simulation inputs with 95 of confidence level, it is shown that the cost contingency allocation of 11,16 in FEED budget estimation is sufficient to anticipate any potential cost increase. This research shows that in the process of budget settings, planners are suggested not to use the contingency percentage from previous projects because every project has their own difficulty level and different kind of risk. Therefore, the process of constructing risk register as a part of budget estimation process becomes crucial."
2015
T46635
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Khadafi
"Proyek EPC Engineering, Procurement, and Construction memiliki tantangan yang sangat tinggi, mulai dari saling ketergantungan antar aktifitas yang ada, fase overlaps antar masing-masing aktifitas tersebut, pemecahan aktifitas menjadi aktifitas-aktifitas pekerjaan yang lebih detail, kompleksitas struktur organisasi, dan ketidakpastian dalam akurasi prediksi yang timbul selama masa pelaksanaan. Permasalahan utama yang sering dihadapi khususnya pada Proyek EPC Pipeline adalah terjadinya cost overrun dalam proses engineering, procurement dan construction. Perubahan selalu terjadi dengan persentase berkisar antara 5 - 10 dari kontrak. Keterlibatan pihak eksternal dan internal dapat memunculkan risiko baru terhadap pihak kontraktor terutama di fase pengendalian. Oleh karena itu, diperlukan analisis risiko berbasis PMBOK 2017 yang menemukan bahwa kesalahan dalam perbedaan persepsi desain DED dengan basis desain FEED dan tidak adanya struktur organisasi change order yang merupakan risiko dominannya. Selanjutnya dilakukan evaluasi dan diketahui bahwa mitigasi risiko merupakan respon preventif yang tepat. Sementara, tindakan korektif yang tepat adalah melakukan konsinyering pada fase engineering dimulai, mediasi dengan third party institution dan membuat struktur organisasi dalam prosedur change order. Sayangnya respon risiko tersebut masih belum berjalan secara optimal bahkan terdapat respon yang tidak diterapkan, maka dari itu diperlukan beberapa langkah untuk perbaikan.

EPC Engineering, Procurement, and Construction projects have very high challenges, starting from interdependence between existing activities, overlapping phases between each activity, breaking activities into more detailed work activities, organizational structure complexity, and uncertainty in predictive accuracy arising during the execution period. The main problems that are often faced, especially in the EPC Pipeline Project is the cost overrun in the engineering, procurement and construction process. Changes always occur with percentages ranging from 5 10 of the contract. The involvement of external and internal parties can lead to new risks to the contractor, especially in the control phase. Therefore, it is necessary to simulate a risk model based on PMBOK 2017 which finds that difference of design perception of DED with design basis FEED and the absence of change order organizational structure are the dominant risk. Further evaluations are made and it is known that risk mitigation is an appropriate preventive response. Meanwhile, appropriate corrective action is to do consignment in the engineering phase begins, mediation with the third party institution and the making of an changes organizational structure in the change order procedure. Unfortunately, the risk response is still not running optimally and even there is a response that is not applied, therefore some steps needed to improve."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T49089
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Delvia Jessica
"Proyek pembangunan infrastruktur transmisi gas bumi tidak lepas dari risiko dan bahaya untuk pekerjaan proyek tersebut. Ini adalah proyek pemasangan pipa bawah laut dari sebuah Lapangan X ke fasilitas darat di Lokasi Y. Proyek ini dilakukan antara dua pulau dengan jarak 200 kilometer dengan menggunakan pipa 14 inchi. Identifikasi risiko dan bahaya terkait dengan pemasangan pipa dari Lapangan X menuju Lokasi Y menggunakan Process Hazard Assessment (PHA) dengan metode HAZOP dan HAZID yang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil dari HAZOP dan HAZID tersebut kemudian diolah oleh peneliti untuk dilakukan penilaian lebih lanjut menggunakan metode Layer of Protection (LOPA) dengan mengimplementasikan pendekatan level Inherently Safer Design (ISD). Pendekatan level ISD dilakukan melalui empat skenario untuk menentukan level ISD dan skenario yang paling sesuai dan efisien secara ekonomi. Skenario tersebut terdiri dari empat pemodelan; Initiate Condition, Severity Reduced Condition, Likelihood Reduced Condition, Passive Safeguard Applied Condition.
Hasil dari masing-masing skenario tersebut kemudian direpresentasikan melalui level SIL yang diperoleh dari metode LOPA. Dari hasil tersebut dilakukan justifikasi Benefit and Cost Analysis untuk melihat skenario mana yang paling sesuai dan efisien secara ekonomi yang dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan. Passive Safeguard Applied Condition memiliki hasil SIL 1 dan Benefit to Cost Ratio yang paling sesuai sebesar 2.69 di lokasi HIPPS dan 12.77 di lokasi PAHH on CPP.

Natural Gas Transmission Infrastructure Development cannot be separated from risks and hazards related to the project it self. This is a pipeline installation project from Gas Field X to Onshore Receiving Facility Y. This project located between two islands with range 200km using 14 inch pipe. Risk and hazard identification for this project using Process Hazard Assessment (PHA) with HAZOP and HAZID methodology which has been done by Company.
The result from HAZOP and HAZID has further development with Layer of Protection (LOPA) methodology with ISD level approach implementation. ISD level approach implementation done by four option scenario to determine the ISD level and most efficient and effective scenario in terms of economical. The scenarios such as: Initiate Condition, Severity Reduced Condition, Likelihood Reduced Condition, Passive Safeguard Applied Condition.
Each scenario will result a SIL level from LOPA Methodology. Then the result will be justified through benefit and cost analysis calculation to determine the best option for company. Passive Safeguard Applied Condition has result SIL 1 and the most appropriate Benefitt to Cost Ratio 2.69 on HIPPS and 12.77 on PAHH."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T45665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Geraldina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsekuensi ekonomi atas kualitas dan relevansi nilai pengungkapan risiko sebagai implikasi dari contingency fit manajamen risiko perusahaan. Contingency fit manajamen risiko mencerminkan tingkat kecocokan strategi manajemen risiko dengan faktor lingkungan perusahaan. Dengan menggunakan 397 sampel perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa contingency fit manajamen risiko terbukti dapat meningkatkan kualitas pengungkapan risiko wajib, namun tidak dengan risiko sukarela perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan memperoleh manfaat ekonomi berupa penurunan biaya modal, namun tidak berupa kenaikan likuiditas saham, kecuali bagi perusahaan yang sahamnya kurang aktif diperdagangkan. Selain itu, pasar merespon positif kualitas pengungkapan risiko wajib, namun negatif terhadap kualitas pengungkapan risiko sukarela. Akan tetapi, kedua jenis pengungkapan tersebut tidak digunakan pasar untuk mengantisipasi kinerja laba masa depan perusahaan.Penelitian ini bertujuan untuk menguji konsekuensi ekonomi atas kualitas dan relevansi nilai pengungkapan risiko sebagai implikasi dari contingency fit manajamen risiko perusahaan. Contingency fit manajamen risiko mencerminkan tingkat kecocokan strategi manajemen risiko dengan faktor lingkungan perusahaan. Dengan menggunakan 397 sampel perusahaan non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, hasil penelitian menunjukkan bahwa contingency fit manajamen risiko terbukti dapat meningkatkan kualitas pengungkapan risiko wajib, namun tidak dengan risiko sukarela perusahaan. Konsekuensinya, perusahaan memperoleh manfaat ekonomi berupa penurunan biaya modal, namun tidak berupa kenaikan likuiditas saham, kecuali bagi perusahaan yang sahamnya kurang aktif diperdagangkan. Selain itu, pasar merespon positif kualitas pengungkapan risiko wajib, namun negatif terhadap kualitas pengungkapan risiko sukarela. Akan tetapi, kedua jenis pengungkapan tersebut tidak digunakan pasar untuk mengantisipasi kinerja laba masa depan perusahaan.

ABSTRACT
The objective of this study is to examine the economic consequences of increased risk disclosure quality and its value relevance as an implication of the fit level of enterprise risk management ERM and firm rsquo s environmental factors ERM contingency fit. By using samples of 397 non finance companies that listed in Indonesia Stock Exchange, this study finds that ERM contingency fit increase mandatory risk disclosure quality, but do not increase voluntary ones. As the consequences, firms rsquo cost of equity is decreased, but firms rsquo share liquidity is not increased, except for firms who categorized as thin shares. Furthermore, market responses on the increased of mandatory risk disclosure quality positively, but negatively on voluntary ones. Unfortunately, market do not use both type of risk disclosure to anticipate firms rsquo future earnings performance"
2016
D1702
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftah Faridh
"Sering terjadinya perubahan pada proyek EPC Power Plant merupakan fenomena yang sering ditemui. Kurangnya pengendalian terhadap ruang lingkup merupakan penyebab terjadinya deviasi biaya akibat perubahan ruang lingkup pada proyek tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu faktor-faktor yang mempengaruhi deviasi biaya akibat perubahan ruang lingkup dillihat dari sisi kontraktor, mencari penyebab dan dampaknya serta tindakan perbaikan dan pencegahan yang dapat meminimalisir terjadinya deviasi tersebut. Setelah itu, melihat bagaimana tingkat penerapan respon risiko tersebut pada perusahaan dan memberikan rekomendasi untuk peningkatan di masa yang akan datang.

Frequent changes in EPC Power Plant Project are a common phenomenon. Lack of control over the scope is the cause of the cost deviation on the scope of the project. This study aims to find out the factors that affect the deviation cost due to changes in scope from contractor’s side, look for causes and effects as well as corrective and preventive actions that can minimize those deviations. Then, evaluate the implementation of those risk responses on the company and give recommendation for improvement in the future."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T44360
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dobson, Michael S.
"Project Risk and Cost Analysis focuses on risk in the context of project management, primarily in the area of risk’s effects on project costs, with emphasis on the many modern tools that help you and your organization quantify and manage project risk. You will learn how to perform a formal risk and cost analysis, apply the Earned Value Method to risk management, and adjust schedule and budget reserves appropriately for your project conditions.;"
New York: [American Management Association;;, ], 2012
e20437175
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
M. Darmawansyah Aprianto
"The growth of construction in Indonesia is growing fast. Many of technology has been found to help the quality of construction or cost efficiency. The performance of project through the cost, is one of the key factor of a successful project. In Highrise building project sometimes have cost overrun within the project caused by cost contingency. This study is to develop a framework of planning and controlling cost contingency to minimize the cost overrun. This study conducted by identified risks related to cost so that the project can including the amount of cost contingency from beginning of the project to avoid the cost overrun. The research method with statictic analysis using monte carlo simulation and risk analysis approach based on method conducted by study of literature, interviewing, survey, and expert validation. This study determines the contingency cost estimation to determine the greatest risk that influence and relationship to the value of contingency in highrise building projects based on the risk register (a list that contains risks, mitigation of risks, impacts, and risk frequencies that may occur in highrise building projects. Cost contingency obtained is 5.85% a model for highrise building project through analysis of risk event in Highrise building.

Pada saat ini pembangunan semakin berkembang, termasuk dalam bidang konstruksi bangunan. Berbagai macam teknologi telah ditemukan untuk membantu meningkatkan kualitas konstruksi bangunan maupun meminimalisasi biaya dan waktu. Efesiensi biaya adalah salah satu faktor kunci dari keberhasilan sebuah proyek. Di proyek konstruksi gedung tingkat tinggi biasanya terjadi pembengkakan biaya yang disebabkan oleh biaya kontingensi. Tesis ini membahas mengenai pengembangan framework dalam perencanaan dan pengendalian cost contingency pada proyek highrise building. Tesis ini dilakukan dengan mengidentifikasi risiko yang berkaitan dengan biaya sehingga sebuah proyek dapat memasukkan besar biaya kontingensi dari awal proyek untuk menghidari terjadinya pembengkakan biaya. Metode penelitian dengan analisa statistik menggunakan simulasi monte carlo dan anaisis risiko dengan pendekatan metode studi literatur, wawancara, survey, dan validasi pakar. Peneitian ini menentukan besaran estimasi biaya kontingensi terhadap risiko dominan yang memengaruhi dan berhubungan dengan biaya kontingensi pada proyek gedung bertingkat berdasarkan risk register ( sebuah daftar yang berisikan risiko, mitigasi risiko, dampak risiko, dan frekuensi terjadinya risiko yang mungkin ada pada proyek gedung bertingkat tinggi). besaran model biaya kontingensi diperoleh adalah 5.85% dari hasil Analisa risiko yang terjadi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasin Zaidun
"Tesis ini membahas analisa perbandingan metode assessment berbasis resiko dengan metode assessment berbasis waktu untuk mengatasi masalah korosi pada stasiun pengolahan gas ditinjau dari segi efektifitas dan efesiensi dari jadwal inspeksi yang akan dilakukan serta besarnya biaya yang dikeluarkan untuk kedua metode tersebut. Penelitian yang dilakukan untuk metode assessment berbasis resiko dilakukan dengan metode semi kuantitatif dengan analisa technical module subfator (TMSF) sesuai dengan standar API-581. Analisa keekonomian dilakukan dengan metode perbandingan net present value (NPV) dengan mempertimbangkan biaya aktual serta eskalasi kenaikannya per tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jadwal inspeksi berdasarkan assessment berbasis resiko lebih efektif dan efesien. Inspeksi yang dilakukan berdasarkan analisa tingkat resiko setiap peralatan. Metode inspeksi dipilih berdasarkan estimasi mekanisme kegagalan yang terjadi. Bila ditinjau dari segi biaya maka metode assessment berbasis resiko dapat mengurangi biaya sebesar 46% untuk jadwal inspeksi selama 15 tahun kedepan.

The focus of this study is to compare the efficiency between risk base inspection and time base inspection. Study of risk base inspection is using semi-quantitative method with technical module subfactor analysis based on API-581 standard. Economic analysis is conducted by comparing the net present value with actual cost of inspection followed by annual escalation consideration. Results of this study show that risk base assessment inspection schedule is more effective and efficient than time base assessment. The inspection is based on risk level each equipment. Inspection method is based on estimation of failure mechanism. Economic analysis shows that risk base inspection is able to reduce cost until 46% for 15 years inspection schedule."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
T27844
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>