Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48138 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ibrahim
"ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan metode elektrolisis Plasma untuk degradasi limbah
LAS. Metode elektrolisis plasma dapat digunakan untuk degradasi limbah organik
karena dapat memproduksi radikal hidroksil dalam jumlah besar. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas degradasi limbah
LAS menggunakan multi-reactor cascade sirkulasi semi-kontinu. Degradasi LAS
terbesar pada penelitian ini mencapai 81,91% dengan konsumsi energi sebesar
2227,34 kJ/mmol pada kondisi tegangan 600 V, konsentrasi KOH 0,03 M,
kedalaman anoda 0,5 cm dan menggunakan 3 reaktor selama 120 menit proses.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa degradasi LAS menggunakan multireactor
cascade sirkulasi semi-kontinu pada kondisi optimum belum dapat
memenuhi baku mutu yang telah ditetapkan pemerintah Indonesia dalam Kep-
51/MenLH/10/1995.

ABSTRACT
This research using Plasma Electrolysis method for degradation LAS waste.
Research plasma electrolysis for degradation of organic waste has been carried out.
Plasma electrolysis method can be used for degradation organic waste because this
method can produce large amounts hydroxyl radicals. The purpose of this research
is to increase the efficiency and effectiveness of the LAS waste degradation using
multi-reactor cascade with semi-continuous circulation system. The greastest LAS
degradation in this study up to 81.91% with 2227,34 kJ/mmol of the energy
consumption that is obtained by using 600 V of the voltage, 0.03 M of the KOH,
0.5 cm of the anode depth and using 3 reactor during 120 minutes of the process.
The results showe that degradation of LAS using multi-reactor cascade with semicontinuous
circulation system at the optimum condition can not fulfill quality
standards from Indonesia Government on Kep-51/MenLH /10/1995"
2016
T45703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irine Ayu Febiyanti
"Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) merupakan senyawa organik yang terkandung dalam limbah deterjen. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan teknologi elektrokimia plasma yang menghasilkan radikal hidroksil (?OH) dalam jumlah besar dan dapat digunakan untuk mendegradasi LAS. Penelitian ini dilakukan untuk degradasi LAS menggunakan reaktor Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) sistem sirkulasi dan penambahan ion Fe2+ serta untuk mempelajari pengaruh jumlah anoda dan penambahan ion Fe2+ terhadap degradasi LAS. Penambahan jumlah anoda pada reaktor M-CGDE dapat meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi tertinggi sebesar 100 % dalam waktu 120 menit menggunakan 3 anoda. Penambahan ion Fe2+ dapat menekan rekombinasi ?OH menjadi H2O2 dan meningkatkan degradasi LAS dengan hasil degradasi LAS tertinggi sebesar 99,28 % selama 60 menit menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L. Nilai COD mengalami penurunan dari 290,02 mg/L menjadi 189,95 mg/L setelah proses CGDE menggunakan 1 anoda dengan penambahan ion Fe2+ sebesar 20 mg/L selama 120 menit. Selama proses degradasi LAS dihasilkan senyawa asam oksalat yang merupakan salah satu senyawa intermediet hasil degradasi LAS.

Linear Alkylbenzene Sulfonate (LAS) is an organic compound which is commonly found in the detergent waste. Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is a plasma electrochemical technology that produces hydroxyl radical (?OH) in large quantities and can be used for LAS degradation. This study has been conducted to degrade LAS using Multi-Anode Contact Glow Discharge Electrolysis (M-CGDE) circular system and the adding of Fe2+ ions, and to establish the influence of anode number and the adding of Fe2+ ion toward the degradation of LAS. Increasing the number of anode on M-CGDE reactor can increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 100% during 120 minutes using three anodes. The adding of Fe2+ ions can suppress ?OH recombination into H2O2 and increase LAS degradation with the greatest LAS degradation at a rate of 99,28% during 60 minutes using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L. COD value has decreased from 290,02 mg/L to 189,95 mg/L after CGDE process using one anode with Fe2+ ion of 20 mg/L during 120 minutes. It was confirmed that oxalic acid which is one of intermediate product was produced during LAS degradation process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45708
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adilfi Finasthi Kusuma Putri
"Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) merupakan salah satu teknologi elektrolisis plasma yang efektif digunakan dalam mendegradasi limbah. Penelitian ini dilakukan untuk mengaplikasikan sistem s-CGDE maupun m-CGDE dalam mendegradasi limbah LAS (Linear Alkylbenzene Sulfonate). Anoda yang digunakan berupa tungsten, sedangkan katoda yang digunakan berupa stainless steel SS-304. Larutan elektrolit yang digunakan berupa NaOH 0,02 M. Variabel proses dalam penelitian ini antara lain tegangan listrik, kecepatan pengadukan serta pengunaan lebih dari 1 anoda. Pengujian yang dilakukan pada penelitian ini yakni pengukuran konsentrasi LAS menggunakan metode MBAS, pengukuran konsentrasi H2O2 sebagai indikator produksi OH radikal menggunakan metode titrasi iodometri, dan pengukuran asam oksalat menggunakan metode titrasi permanganometri. Variabel proses yang menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah hingga 0,08 mg/L yakni tegangan listrik 700 V, kecepatan pengadukan sebesar 1000 rpm dan penggunaan 3 buah anoda. Konsentrasi H2O2 dan konsumsi energi listrik yang dibutuhkan untuk menghasilkan konsentrasi limbah LAS paling rendah yaitu 2,1025 mmol dan 1502,31 kJ/mmol.

Contact Glow Discharge Electrolysis (CGDE) is one of plasma electrolysis technology which is effective for waste degradation. The aim of this research is to apply s-CGDE and m-CGDE in LAS degradation. Anode which is used on this research is made from tungsten and for the cathode from stainless steel (SS-304). NaOH 0,02 M as an electrolyte solution. Another variation are voltage variable on 600 V and 700 V, mixing speed variable, also multi anode variable. Some tests on this research are MBAS method to measure LAS concentration, iodometric titration to measure H2O2 concentration as indicator of OH radical, and permangometric titration to measure oxalic acid concentration. Process variable which result lowest of LAS concentration to 0,08 mg/L are 700 V of voltage, 1000 rpm of mixing speed, and using three anodes. H2O2 concentration and energy consumption of degradation which result those LAS concentration are 2,1025 mmol and 1502,31 kJ/mmol."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S58846
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfahmi Ferdiansyah
"ABSTRAK
Adsorpsi Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS menggunakan karbon aktif komersial berbahan baku tempurung kelapa dengan tiga merek berbeda: A Haycarb, B MC5, dan C grade teknis dari laboratorium dasar proses kimia telah dilakukan dengan hasil terbaik pada karbon aktif A yang memiliki luas permukaan sebesar 591 m2/g melalui metode analisis luas permukaan BET, serta persentase penurunan kadar LAS dalam air mencapai 89 removal dan qe kapasitas adsorpsi mencapai 44 mg/g. Analisis konsentrasi LAS dilakukan menggunakan metode MBAS. Variasi waktu kontak, konsentrasi awal LAS, dosis karbon aktif, dan ukuran karbon aktif juga dilakukan untuk mengetahui pengaruhnya terhadap penurunan kadar LAS dalam air dan kapasitas adsorpsi karbon aktif A mengadsorpsi LAS. Model kinetika adsorpsi pada eksperimen ini cenderung mengikuti model kinetika adorpsi pseudo-second-order, sedangkan model isoterm adsorpsi cenderung mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir.

ABSTRACT
Adsorption of Linear Alkylbenzene Sulfonate LAS on commercial activated carbon based on coconut shell with three different brands A Haycarb, B MC5, and C from laboratorium dasar proses kimia, technical grade have been conducted with best result on A activated carbon which has surface area 591 m2 g through BET surface area analysis, up to 89 LAS removal and qe 44 mg g. Analysis of LAS content is conducted by MBAS method. Variation of contact time, initial concentration of LAS, activated carbon dose, and adsorben size are performed to see the effect on LAS removal and adsorption capacity of A activated carbon. LAS adsorption on A activated carbon best described by the pseudo second order kinetic model and Langmuir isotherm model."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini membahas tentang proses adsorpsi untuk mengeliminasi limbah surfaktan dengan karbon aktif. Surfaktan dipilih sebagai model polutan karena banyaknya pencemaran air akibat penggunaan surfaktan yang melimpah dari detergen, drilling mud pada pengeboran minyak, hingga industri bioteknologi dan mikroelektronik. Kemudian penelitian akan dilanjutkan untuk mendapatkan kecepatan minimum fluidisasi pada bioreaktor yang akan dirancang pada penelitian yang akan datang.
Surfaktan yang digunakan adalah Sodium Dodeayl Benzene Sulfonate branched yang dibuat dengan variasi konsentrasi = 400, 700, 1000, 1500 mg/L dan ditempatkan dalam labu erlenmeyer tertutup. Bioreaktor merupakan tabung kaca (L =30 cm, diameter = 2 cm) dengan unggun terfluidisasi Kondisi operasi penelitian ini adalah l atm dan 28,9°C, Percobaan dilakukan dengan sistem batch dimana pada tiap konsentrasi diamali fenomena adsorpsi hingga ekuilibrium. Kuantifikasi konsentrasi surfaktan dengan menggunakan pengukuran COD-kromat 0 - 1500 mg/L (metoda refluks tertutup, reagen “HANNA Instrument” HI 9375413-25 MR) dan tegangan permukaan (metoda cincin Platinum-Iridium 20, merk : “Kruss”).
Analisis dilakukan dengan membuat kurva kesetimbangan adsorpsi fasa padat (jumlah yang terserap/ massa karbon aktif, dC/m) dan cair (konsentrasi keselimbangan fasa cair, Ce), jumlah yang terserap terhadap waktu operasi, dan konsentrasi surfaktan terhadap tegangan permukaan.
Dari penelitian ini, terlihat bahwa kurva ketimbangan adsorpsi surfaktan akan naik (Ce : 0 - 533,-4 mg/L) kemudian konstan dengan kenaikan nilai Ce. Nilai konsentrasi misel kritis (CMC) surfaktan ABS : 533,4 mg/L, Konstanta kesetimbangan Freundlich (1/n) = 1,906 dan KF = 4.10-4 yang berlaku untuk Ce 252,561 - 481,682 mg/L. Waktu adsorpsi hingga jenuh : 24 jam. Keceparan fluidisasi minimum : 0,716 cm/s."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marisa Tedjo
"Departemen Teknik Gas dan Petrokimia Universitas Indonesia telah melakukan beberapa penelitian tentang kemampuan pendegradasian satu jenis mikroorganisme terhadap senyawa hidrokarbon tertentu. Untuk melanjutkan dan lebih mengembangkan penelitian sebelum-sebelumnya, dilakukan penelitian untuk menguji ketahanan dan keefektifan konsorsium bakteri (kultur campuran) dalam mendegradasi limbah produk petroldmia yang digunakan oleh masyarakat secara luas. Dalam penelitian ini digunakan jenis sampel kontaminan berupa surfactant sintetis Linear AlkylBenzene Sulfonate (LAS), yang banyak diaplikasikan dalam detergen pembersih. Sedangkan mikroorganisme yang digunakan adalah mikroorganisme konsorsium yang telah dikultur sendiri oleh LEMIGAS, yaitu Pseudomonas aeroginosa, Bacillus subtilis, Bacillus aglomerans. Bacillus cereus, Bacillus alvae. Pelaksanaan proses biodegradasi dilakukan selama 12 hari dengan medium Lockhead and Chase, pada temperatur ruang, kecepatan pengocokan tetap, dengan inokulum awal bakteri sebesar 1.59 x 108 CFU/mL. Sementara itu variasi konsentrasi awal LAS yang digunakan adalah 100,400,700,1000 dan 1500 ppm. Hasil yang diperoleh dan penelitian menunjukkan bahwa konsorsium bakteri yang digunakan dapat hidup dalam lingkungan LAS sampai 1500 ppm. Pertumbuhan dan penurunan chemical oxygen demand teriadi maksimum pada konsentrasi yang terkecil, yaitu 100 ppm. Di sini LAS dapat berfungsi sebagai sumber karbon namun juga dapat berisiko tinggi terhadap kelangsungan hidup beberapa jenis bakteri karena faktor penurunan tegangan permukaan. Hal ini menyebabkan konsorsium bakteri dengan jenis bakteri yang digunakan dalam penelitian ini dapat mendegradasi LAS, namun kurang efektif."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S49548
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priscilla Ardianto
"Latar belakang: Kanker serviks merupakan salah satu jenis kanker terbanyak pada wanita. Studi terdahulu telah mendemonstrasikan hubungan antara proses inflamasi yang dimediasi oleh COX-2 dengan proliferasi sel kanker. Asam salisilat telah diteliti dan berpotensi untuk menjadi terapi antikanker karena dapat menghambat enzim COX.
Tujuan: Penelitian ini diadakan untuk menilai dan membandingkan efek derivat asam salisat teralkilasi terhadap proliferasi sel kanker serviks HeLa.
Metode: Derivat asam salisilat teralkilasi disintesis dengan mereaksikan asam salisilat dan n-alkohol menggunakan teknik esterifikasi Steglich. Sifat fisika dan kimia produk reaksi ditentukan dengan observasi, melting point apparatus, dan pelarutan dalam air. Produk reaksi dianalisa menggunakan teknik kromatografi lapis tipis. Derivat asam salisilat teralkilasi diuji menggunakan teknik MTT untuk mengetahui persentase inhibisi dan nilai IC50 terhadap sel HeLa. Nilai IC50 tersebut dibandingkan dengan nilai IC50 senyawa awal asam salisilat.
Hasil: Profil kromatografi lapis tipis dari asam salisilat teralkilasi menggunakan eluen non-polar (n-heksana:etil asetat = 4:1) adalah: metil salisilat (Rf=0.75), etil salisilat (Rf=0.78), butil salisilat (Rf=0.90), isoamil salisilat (Rf=0.95), dan oktil salisilat (Rf= 0.81). Hasil uji MTT menunjukan bahwa baik asam salisilat maupun derivat teralkilasinya menunjukan aktifitas sitotoksik terhadap sel HeLa.
Diskusi: Semua derivat asam salisilat teralkilasi yang diuji memiliki efek anti-proliferatif yang lebih baik dari senyawa awal asam salisilat. Namun, efek tersebut tidak sebaik efek proliferatif dari obat anti-kanker doxorubicin. Panjang rantai alkil tidak mempengaruhi efek anti-proliferatif. Butil salisilat memiliki efek anti-proliferatif yang terbaik dibandingkan dengan derivat asam salisilat teralkilasi lainnya.
Kesimpulan: Asam salisilat teralkilasi, terutama butil salisilat, memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai obat antikanker serviks.

Background: Cervical cancer is one of the most frequently found cancer in women. Various studies have demonstrated the correlation between inflammation mediated by COX-2 enzyme and cancer proliferation. Salicylic acid has been studied for its anti-cancer properties due to its ability in inhibiting COX enzymes.
Purpose: This research was conducted to observe and compare the effects of alkylated salicylic acid derivatives on the proliferation of cervical cancer HeLa cell.
Methods: Alkylated salicylic acid was synthesized by reacting salicylic acid with n-alcohol through Steglich esterification. Its products’ physical and chemical properties were determined by observation, meting point apparatus, and dissolving them in water. The products of reaction were analysed by thin layer chromatography. Alkylated derivatives of salicylic acid were tested using MTT assay to determine their percentage inhibition and IC50 value against HeLa cell. IC50 values were compared with the IC50 value of salicylic acid.
Result: The thin layer chromatography profile for alkylated salicylic acids using non-polar eluent (n-hexane : ethyl acetate = 4 :1 ) are as: methyl salicylate (Rf=0.75), ethyl salicylate (Rf=0.78), butyl salicylate (Rf=0.90), isoamyl salicylate (Rf=0.95), and octyl salicylate (Rf=0.81). The MTT result shows that both salicylic acid and its alkylated derivatives showed cytotoxic activity.
Discussion: All alkylated derivatives of salicylic acid has better anti-proliferative activity compared to salicylic acid, however those properties were lacking compared to established anti-cancer drug doxorubicin. The length of alkyl chain was not related with anti-proliferative activity. Out of all alkylated salicylic acid derivatives, butyl salicylate had the best anti-proliferative activity
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Ariq Basworo
"Konsumsi energi merupakan indikator kritis pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sosial di Indonesia. Dengan urbanisasi yang pesat dan pertumbuhan PDB yang fluktuatif, pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi energi menjadi sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi prediktor utama konsumsi energi dan membandingkan keefektifan model prediktif Regresi Linear dan Random Forest dalam konteks perkembangan ekonomi dan urbanisasi Indonesia.Menggunakan data dari Trading Economics, Our World in Data, dan World Bank, studi ini menganalisis data tahunan dari 1965 hingga 2022, dengan fokus pada jumlah penduduk kota, PDB per kapita, dan pertumbuhan PDB sebagai variabel independen, serta konsumsi energi sebagai variabel dependen. Analisis korelasi dan Variance Inflation Factor (VIF) mengungkap multikolinearitas antara jumlah penduduk kota dan PDB per kapita, yang mengarah pada penghapusan PDB per kapita dari model.Model Regresi Linear menunjukkan performa superior dengan Mean Absolute Percentage Error (MAPE) 7,55%, dibandingkan dengan Random Forest yang memiliki MAPE 13,45%. Temuan ini mengindikasikan hubungan yang dominan linear antara prediktor, terutama jumlah penduduk kota, dan konsumsi energi. Diagnostik residual mengkonfirmasi asumsi-asumsi regresi linear: normalitas, homoskedastisitas, dan non-autokorelasi.

Energy consumption is a critical indicator of economic growth and social development in Indonesia. With rapid urbanization and fluctuating GDP growth, a deep understanding of the factors influencing energy consumption is essential. This research aims to identify the key predictors of energy consumption and compare the effectiveness of Linear Regression and Random Forest predictive models in the context of Indonesia's economic development and urbanization. Using data from Trading Economics, Our World in Data, and the World Bank, the study analyzes annual data from 1965 to 2022, focusing on urban population, GDP per capita, and GDP growth as independent variables, and energy consumption as the dependent variable. Correlation analysis and Variance Inflation Factor (VIF) revealed multicollinearity between urban population and GDP per capita, leading to the exclusion of GDP per capita from the model. The Linear Regression model demonstrated superior performance with a Mean Absolute Percentage Error (MAPE) of 7.55%, compared to Random Forest, which had a MAPE of 13.45%. These findings indicate a predominantly linear relationship between the predictors, particularly urban population, and energy consumption. Residual diagnostics confirmed the assumptions of linear regression: normality, homoscedasticity, and non-autocorrelation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bally Jan Kamanjaya
"Pemanasan global merupakan isu yang sekarang sedang marak di dunia yang dimana pemanasan global akan berpengaruh tidak hanya menaikan suhu di permukaan bumi namun juga mengubah dari sisi cuaca, bencana yang meluas serta berkurangnya oksigen pada atmosfer sehingga hal tersebut dapat mengancam keberlangsungan hidup manusia. Pemanasan global dipengaruhi oleh naiknya kadar CO2 di atmosfer sehingga dengan naiknya kadar CO2 tersebut mempengaruhi dari ketebalan lapisan ozon dan juga CO2 yang tinggi akan mengakibatkan efek Gas Rumah Kaca. Indonesia saat ini menempati peringkat 24 di seluruh dunia pada tahun 2020 sebagai peringkat kinerja performa pengurangan CO2 serta kinerja kontribusi Indonesia dalam mengurangi emisi Gas Rumah Kaca (GRK). Peringkat ini berdasarkan Climate Change Performance Index (CCPI) dimana hal ini sebagai instrument penilaian yang telah disepakati dalam kesepakatan Paris Aggreement. Sebagai langkah lanjut untuk menigkatkan peringkat Indonesia dalam hal kontribusi terhadap pengurangan emisi GRK serta mencapai tujuan yang terkandung dalam Paris agreement yang telah di setujui indonesia, maka pemerintah melakukan kebijakan-kebijakan penting untuk mencapai tujuan tersebut. Kebijakan tersebut salah satunya ialah menetapkan pajak karbon yang akan mulai berlaku tahun 2022 dimulai dari pembangkit dan industry dan selanjutnya gedung serta terakhir sector transportasi. Sehingga dari kebijakan itu perlu dilakukan sebuah solusi terutama untuk gedung dan solusinya ialah Green Building. Green Building sendiri merupakan salah satu konsep untuk melakukan Energi Saving pada saat pengoperasiannya. Untuk melakukan Energy Saving maka harus dilakukan beberapa langkah salah satunya efisiensi konsumsi energi pada gedung. Standarisasi untuk Energi Saving sendiri berdasarkan kriteria Green Building yang telah ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI). Dimana kriteria tersebut diantaranya 1). Dry Bulb Temperature and Humidity Condition, 2). Room Lighting Levels. 3). Water Used Efficiency. 4). Utilization of alternative water resources, 5). The efficiency of energy usage dan terakhir 6). natural lighting. Hasil dari penilaian tersebut akan diberikan berupa Platinum, Gold Plus, dan terakhir Gold."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gardina Daru Adini
"Saat ini masalah pemborosan energi listrik menjadi sangat penting. Pemborosan energi secara umum sekitar 80% diakibatkan oleh faktor manusia dan 20% disebabkan oleh faktor teknis. Skripsi ini membahas tentang potensi pemborosan konsumsi energi listrik pada Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI). Fakultas Teknik merupakan fakutas yang paling banyak menggunakan konsumsi energi listrik dan penggunaan yang terbesar adalah untuk sumber tata udara (AC) dan sumber penerangan (lampu).
Berdasarkan hasil penelitian, gedung K adalah gedung kelas yang memiliki potensi pemborosan energi listrik terbesar, nilai potensi pemborosan dapat mencapai 13.637,2 kWh /bulan atau Rp 11.337.027 /bulan (4,43% dari total biaya di FTUI). Gedung S dapat mencapai nilai potensi pemborosan 7.934,48 kWh /bulan atau Rp 6.471.451 /bulan (2,53 % dari total biaya listrik FTUI). Gedung GK dapat mencapai nilai potensi pemborosan 1.716,97 kWh /bulan atau Rp 6.471.451 /bulan (0,53 % dari total biaya listrik FTUI). Gedung Pasca dapat mencapai nilai potensi pemborosan 810,46 kWh /bulan atau Rp 607.830 /bulan (0,24 % dari total biaya listrik FTUI). Pada FTUI, total kelebihan lampu adalah 255 lampu TL 2x40 W dan 38 lampu TL 2x20 W, kelebihan kapasitas AC adalah 28 PK dan kekurangan kapasitas AC adalah 53,5 PK.

Nowadays electrical energy waste problem becomes very important. Generally, around 80% of energy waste is caused by human factors and 20% of it is caused by technical factors. This research is conducted to show the potential of unnecessary energy consumption in Faculty of Engineering, University of Indonesia (FTUI). Faculty of Engineering is a faculty that consumes the most of electrical energy and the applications that consume the most of it are the air conditioning source (AC) and the illumination source (lamp).
Based on this research, K building is a class building that has greatest potential of electrical energy waste, the potential value of electrical energy waste could reach 13.637,2 kWh /month or Rp 11.337.027 /month (4.43% of the total cost usage in FTUI). S building could reach 7.934,48 kWh /month or Rp 6.471.451 /month (2,53 % of the total cost usage in FTUI). GK building could reach 1.716,97 kWh / month or Rp 6.471.451 / month (0,53 % of the total cost usage in FTUI). Pasca building could reach 810,46 kWh /month or Rp 607.830 / month (0,24 % of the total cost usage in FTUI). In the FTUI, surplusage light total is 255 TL lamps 2x40 W and 38 TL lamps 2x20 W, surplusage capacity of AC is 28 PK, and shortage capacity of AC is 53,5 PK.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42616
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>