Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175683 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Erlin Helinda
"Keberadaan buku KIA bertujuan meningkatkan pengetahuan dan aksesibilitas pelayanan KIA. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui sejauh mana peran kepemilikan buku KIA terhadap pemanfaatan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan di Kabupaten Garut Jawa Barat tahun 2016. Penelitian menggunakan desain cross sectional, pada sampel 200 ibu yang mempunyai bayi usia 0-24 bulan secara random sederhana proporsional dengan melihat daftar ibu dalam buku kohort ibu periode tahun 2014 dan 2015.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan Buku KIA berperan positif terhadap pemanfaatan layanan persalinan setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, status ekonomi, kepercayaan terhadap dukun paraji, jarak ke fasilitas kesehatan, dan kualitas pelayanan kesehatan, dimana ibu yang memiliki Buku KIA berisiko 4.6 kali untuk bersalin oleh tenaga kesehatan dibanding ibu yang memiliki Buku KIA. Perlu adanya peningkatan pengadaan buku KIA, kualitas pelayanan ANC, mengefektifkan tim bina wilayah serta kemitraan bidan paraji.

The existence of Mother Child Health (MCH) Handbook aims to increase knowledge and service accessibility of child and maternal heatlh. The purpose of this research was to determine MCH handbook ownership role towards utilization of delivery care by health professionals in Garut District West Java, 2016. The research using cross sectional design, with 200 samples of the mother with infant aged 0-24 months old, proportional randomly by seeing the list of mothers in kohort book period 2014 and 2015.
The result showed that the ownership of MCH handbook has a positive role towards utilization of delivery care by health professionals after being controlled by the education variable, economic status, credence to a traditional birth attendant, the distance to health facility, and health service quality, which the mother who have MCH Handbook risk at 4.6 points for delivering by heatlh professionals than the mother who do not have MCH Handbook. To increase the procurement of MCH Handbook, ANC service quality, streamline fasilitative supervision, effective team building area, also traditional birth attendant parthnership.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46003
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmayanti
"Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu indikator kualitas kesehatan masyarakat di suatu negara. Angka kematian bayi di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu 35 per 1000kelahiran hidup (SDKI, 2002-2003). Salah satu penyebab utama kematian bayi adalah bayi berat lahir rendah sebesar 29%. Perawatan Metode Kanguru merupakan perawatan untuk bayi berat lahir rendah dengan melakukan kontak langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Metode ini sangat tepat dan mudah dilakukan guna mendukung kesehatan dan keselamatan bayi berat lahir rendah. RSIA Budi Kemuliaan sudah melakukan Perawatan Metode Kanguru sejak tahun 2010 dan berhasil.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru pada ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah di Rumah Sakit Budi Kemuliaan Jakarta pada tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan desain penelitian Rapid Assessment Procedures (RAP). Penelitian ini dilakukan pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (<2500 gram) pada tanggal 9-18 Desember 2011 dan melakukan perawatan pada bayinya dengan menggunakan Metode Kanguru di Rumah Sakit Ibu dan Anak Budi Kemuliaan, Jakarta.
Dari hasil penelitian ini terlihat ibu yang memiliki BBLR mau melakukan Perawatan Metode Kanguru pada bayinya karena dapat menjaga suhu tubuh dan menaikkan berat badan bayi. Disarankan sebaiknya pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak Budi Kemuliaan Jakarta meningkatkan peran petugas kesehatan dalam memberikan ketrampilan Perawatan Metode Kanguru dan kunjungan rumah pada ibu yang memiliki BBLR untuk mengevaluasi lebih lanjut pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru di rumah. Selain itu pembentukan kelompok pendukung pelaksanaan Perawatan Metode Kanguru. Suami diharapkan dapat memberikan dukungan dengan melakukan Perawatan Metode Kanguru secara langsung untuk menggantikan posisi ibu yang memiliki BBLR.

The infant mortality rate is one indicator of the quality of public health in a country. The in Indonesia, infant mortality rate is still relatively high at 35 per 1000 live births. One of the main causes of infant mortality is low birth weight (LBW) babies by 29%. Kangaroo Care is a treatment method for low birth weight babies by making direct contact between the baby?s skin and the mother?s skin. This methhod is very precise and easy to do in order to support the health and safety of low birth weight babies. The Mother and Child Hospital Budi Kemuliaan Jakarta already doing Kangaroo Mother Care since 2010 and it succeeded.
The purpose of this study was to determine the implementation of Kangaroo Mother Care for mothers who had low birth weight babies in The Mother and Child Hospital Budi Kemuliaan Jakarta in 2011. This study uses qualitative methods to research design Rapid Assessment Procedures (RAP). The research was conducted on mothers who gave birth to babies with low birth weight (<2500 grams) from 9 to 18 December 2011, and perform maintenance on their babies using The Kangaroo Mother in The Mother and Child Hospital Budi Kemuliaan Jakarta.
From the results of this study appear to have LBW mothers who want to do Kangaroo Mother Care on the baby because it can maintain body temperature and raise the baby?s weight. To The Mother and Child Hospital Budi Kemuliaan Jakarta advised to increase the role of health workers in providing skills Kangaroo Mother Care and home visit to mothers with LBW to further evaluate the implementation of Kangaroo Mother Care. In addition, the formation of support groups implementing Kangaroo Mother Care. The husband is expected to provide support by doing Kangaroo Mother Care directly to replace the position of mothers of LBW.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Putri Permata
"Indonesia memiliki komitmen untuk menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 225/100.000 menjelang tahun 2000. Sebagai upaya untuk mencapai tujuan tersebut khususnya dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan, pemerintah telah melaksanakan program GSI sejak tahun 1996.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan GSI dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan. Penelitian ini memadukan metode kuantitatif dan kualitatif.
Data primer diambil dengan menggunakan kuesioner, wawancara mendalam dan observasi sementara data sekunder menggunakan laporan pelaksanaan GSI.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel yang berhubungan secara statistik dengan keefektifan GSI dalam meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pendidikan istri dan suami, pendapatan dan perencanaan persalinan. Ambulans dan donor darah tidak berhubungan secara statistik tetapi penting khususnya pada kasus-kasus gawat darurat. Sebagian besar ibu mengetahui bahwa lebih aman bersalin dengan pertolongan bidan tetapi kebanyakan mereka tidak mampu membayar biaya persalinan tersebut. Karena itu, Tabulin dapat menjadi sarana yang panting dan efektif untuk meningkatkan cakupan karena dapat digunakan untuk mengantipasi biaya persalinan. Sementara itu, dukungan tokoh formal dan informal juga merupakan faktor yang sangat penting walaupun secara statistik tidak berhubungan.
Berdasarkan wawancara mendalam, dapat disimpulkan bahwa keberhasilan pelaksanaan program GSI sangat tergantung pada komitmen dari seluruh pihak terkait di berbagai tingkatan dan koordinasi lintas sektoral. Masalah yang paling penting adalah tidak tersedianya dana operasional GSI.
Mempertimbangkan hasil penelitian maka disarankan kepada semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan program GSI untuk meningkatkan komitmen mereka terhadap program ini, meningkatkan koordinasi lintas sektoral, menurunkan biaya persalinan dengan tenaga kesehatan, memberikan penghargaan khusus kepada para bidan yang berhasil meningkatkan cakupan persalinan serta menyediakan dana operasional untuk pelaksanaan kegiatan GSI sehingga program ini dapat mencapai sasaran secara lebih efektif.

Factors Related to the Effectiveness of Mother Friendly Movement (Gerakan Sayang Ibu1GS1) in Increasing the Coverage of Delivery by Health Provider (Case study in Mande, Cilaku and Facet Subdistricts, Cianjur Regency, West Java Province)Indonesia had a commitment to decrease Maternal Mortality Rate (M MR) to be 225/100000 live birth by the year 2000. In order to achieve this aim especially to enhance the coverage of delivery by health provider, our government had carried out GSI program since 1996.
The purpose of this research was to know factors related to the effectiveness of GSI to increase the coverage of delivery by health provider. This research combined qualitative and quantitative method. The primary data used questionnaires, depth interviews and observations while secondary data used the report on implementation of GSI. The data was analized by using univariate, bivariate as well as multivariate analysis.
The result of this research indicate that those variables which have relationship with the effectiveness of GSI to increase the coverage of delivery by health provider were education of husbands and wives, income and delivery planning. Ambulance and blood donor did not have relationship statistically but they were important especially in emergency cases. Most of mothers knew that it would be safer if they could deliver by the help of health provider but most of them couldn't pay the cost of delivery. Therefore, Tabulin could be an important and effective mean to increase the coverage because it could be used to anticipate the cost of delivery, Meanwhile, the support of formal as well as informal leaders were very important too, although statistically have no relationship.
Based on depth interviews, it could be concluded that the success of implementation of GSI was really depend on the commitment of all relevant sectors in every level and the coordination of cross sector. The most important problem was unavailability of operational fund of GSI.
Considering the result of this research, it was suggested to those involved in implementation of GSI to improve their commitment against this program, decrease the cost of delivery by heath provider, giving special appreciation to the midwives who could increase their coverage and provide operational fund for the implementation of GSI so that this program could achieve its target more effectively.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T5652
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edy Sunarko
"Salah satu aspek yang memprihatinkan dari buruknya standar kesehatan adalah kurangnya perhatian terhadap ibu hamil. Gambaran ini dapat dilihat dari besarnya angka kematian ibu, komplikasi dan kecacatan karena melahirkan. Dari data kesehatan di Indonesia pada tahun 1999 menunjukkan bahwa angka kematian ibu dan kematian bayi di Indonesia adalah tertinggi di negara-negara ASEAN. Pengalaman negara lain yang sejajar dengan Indonesia seperti Srilangka, Thailand dan Malaysia terhadap penurunan kematian ibu dan bayi yang signifikan adalah dengan meningkatkan akses pelayanan ibu dan anak secara Cuma-Cuma di fasilitas pelayanan kesehatan.
Gambaran akses pelayanan kesehatan ibu dan anak di fasilitas kesehatan masih belum baik, hal ini terlihat dan angka persalinan oleh tenaga kesehatan hanya 47.4%, dan tingginya (72%) pertolongan persalinan yang dilakukan di rumah penduduk, serta besarnya angka persalinan yang ditolong oleh dukun masih sekitar 44%. Kesulitan akses terhadap pelayanan kesehatan di Lampung Tengah dapat dipahami, dengan rnemperhatikan tingkat kemampuan ekonomi penduduk yang sebagian besar masih hidup di bawah garis kemiskinan. Pada sisi yang lain pemerintah belum terlihat membantu pada upaya alokasi pendanaan akses pelayanan KIA, kecuali melalui program JPSBK bagi keluarga miskin yang juga masih diragukan kelestariannya (sustainable).
Penelitian ini terbatas pada analisis pendanaan pelayanan kesehatan ibu dan anak di kabupaten Lampung Tengah pada tahun 2003. Waktu penelitian pada bulan April sampai Juni 2004 dengan menggunakan data sekunder dari Susenas, SKR1, dan SDKI serta data primer tentang tarif pelayanan kesehalan ibu dan anak di Lampung Tengah tahun 2004. Penelitian merupakan studi kualitatif yang bersifat eksploratif dan rancangan studi yang digunakan adalah metode operation research. Studi menggunakan pendekatan analisis ekonomi untuk melihat kebutuhan pendanaan pelayanan KIA dan alternatifnya dimasa yang akan datang yang memungkinkan Pemda mampu melakukan intervensi.
Dari berbagai alternatif tempat pelayanan KIA dikaitkan dengan beban pendanaan yang harus disediakan, maka tempat pelayanan yang paling efektif dan komprehensif adalah Puskesmas dengan tarif unit cost yang sudah memperhitungkan biaya peningkatan mutu dan kapasitas pelayanan. Bidan di desa juga terlihat efektif terulama dalam menjangkau pelayanan keluarga berencana dan pelayanan kehamilan (ANC).
Apabila puskesmas sebagai pilihan tempat pelayanan KIA, maka untuk mendanai penduduk miskin dan kurang mampu pada tahun 2004 Pemda perlu menyediakan alokasi dana sekitar Rp 18.900.097 987,-. Jika seluruh penduduk sebagai target yang harus dilayani maka Pemda perlu menyediakan dana sekitar Rp 19.286.043.250.
Beberapa keuntungan bagi Pemda akibat penyediaan dana pelayanan KIA yaitu, pertama akan segera menurunkan angka kesakitan dan angka kematian ibu dan bayi, kedua Pemda mendapat respons positif terutama dari masyarakal sehingga akan meningkatkan bargaining position secara polilis, ketiga Pemda mulai mempersiapkan mutu SDM yang berkualitas untuk jangka panjang sehingga pada gilirannya akan meningkatkan HDI kabupaten Lampung Tengah.
Beberapa pilihan dapat dilakukan Pemda dalam upaya pendanaan KIA yaitu, pertama membagi beban pendanaan dengan pemerintah pusat. kedua mendorong pemerintah segera membuat dan menetapkan sistem pembiayaan kesehatan berbasis sosial, dan ketiga melakukan kajian untuk memungkinkan terbentuknya sistem pembiayaan kesehatan dan kelembagaannya di daerah tingkat kabupaten.
Daftar bacaan : 58 ( 1981 - 2003)

Health Financing Requirements of Mother and Child Health Services in Central District of Lampung on 2003 Year One of aspect have concerning obsolesce of the health status arc the lack of attention for women pregnants. It's was describe that as highest of maternal mortality rate, and bear with handicap. Data of health in Indonesia at 1999 was indicated that maternal mortality and child mortality of Indonesia is highest among ASEAN nations. Lesson learned with as other similar state as Indonesia like Srilangka, Thailand And Malaysia had decreased MMR and IMR which significant by improving access to the health services without charges. This one important come of the facts for insufficient health services access.
Access to the heath services by mother and child is still worse, its can be seen from number birth by professional birth it's just 47.4%, in the other side number of birth by birth attendance still 44%. Many people (72%) was beared at they own home. Insufficient of access to the health services in Central District of Lampung is perceivable when have understand about economic disabilities. Most of people have life above the poverty line. By the way the Government not yet have been assist an effort to financing allocation for accessing mother and child services, excepted had through fund of the JPSBK program for impecunious family, it's also hang in doubt for continuing.
This research was limited just to financing analyze of the mother and child health services in Central District of Lampung 2003 year. The study conducted between April to June 2004 by using secondary data from Susenas, SKRT, and SDKI. Besides that the primary data have put from tariff of several health services on 2004 year. The Research are qualitative study having present of explorative study and used method by operation research. The study use by the economic analysis to predict finance requirements of mother and child services, and had assumed forecast of several alternative founding as able as conduct of the Local government intervention.
Of the various the mother and child health services was related by a financing which must be provided, the most comprehensive and effective service place are Puskesmas with a consider have been improve of quality and capacities. Village of midwife is also have consider most effective, especially to reach the family planning and antenatal cares.
While the puskesmas was appoint of mother and child services, for the fund of impecunious resident at the year 2004 the Local government most require be prepared the fund allocation about Rp 18.900.097 987,-. If include all of people at the Local government must be prepared the fund about Rp 19.286.043.250,-.
There are some advantage for Local government gain of health services financing of mother and child, the first will immediately degrade the number of morbidities and IMR, MMR, second the Local government will get the positive response especially from society so will gain increase bargaining positions of political scene, third the Local government have begin prepare to increase the human resources quality in the long distance so that will improve the human development index.
There are some choices could be done by Local government for an effort the mother and child financing, first divide the financing burden with the central government, second push the government immediately make and specify the financing health system base on social scene, and third be conduct the appropriate study of probable health financing system in district.
References : 58 (1981 - 2003)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lily Gracediani
"Salah satu target indikator kinerja pembangunan kesehatan Propinsi Sumatera Barat tahun 2003 adalah akses ibu hamil ke pelayanan antenatal (cakupan KI) 95%, dan pelayanan kesehatan ibu hamil yang berkualitas (cakupan K4) 85% (Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, 2001). Pencapaian Cakupan K4 terendah di Propinsi Sumatera Barat pada tahun 2003 adalah Kabupaten Solok Data Dinas Kesehatan Kabupaten Solok pada tahun 2003, kunjungan ibu hamil baru (cakupan K I ) 92,4%, sedangkan pencapaian cakupan K4 mencapai 78,9%. Puskesmas Mahan Panjang sebagai salah satu Puskesmas di Kabupaten Solok, cakupan K4 selama tiga tahun tidak pernah mencapai target (2001:73%, 2002:76,2%, 2003:78,5%), Data jumlah kematian ibu Puskesmas Alahan Panjang tiga tahun terakhir memperlihatkan kecenderungan meningkat.
Penelitian dilakukan secara kualitatif bertujuan untuk memperoleh informasi tentang pengelolaan program Kesehatan Ibu di Puskesmas Alahan Panjang Kabupaten Solok. Variabel yang diteliti meliputi 1) variabel input yaitu petugas kesehatan, standar, uraian tugas, rencana kerja, dana dan sarana/prasarana, 2) variabel proses meliputi pemautauan wilayah setempat kesehatan ibu dan anak yang terdiri dari sasaran, target, pertemuan. Pemeriksaan kehamilan meliputi pelayanan antenatal, kunjungan lapangan, konseling. Penyuluhan dan supervisi, 3) variabel output yaitu cakupan K4 pada tahun 2003.
Hasil penelitian di Puskesmas Alahan Panjang diketahui bahwa petugas kesehatan yang memberikan pelayanan antenatal kurang. Standar yang digunakan adalah standar minimal 5T. Uraian tugas, rencana kerja belum dilaksanakan dengan baik. Dana yang tersedia untuk operasional kegiatan program kesehatan ibu dan anak masih terbatas, peralatan untuk pelayanan antenatal di Polindes masih kurang. Pelaksanaan pendataan sasaran, kunjungan rumah, konseling dan penyuluhan kepada ibu hamil belum dilakukan oleh bidan dengan baik. Supervisi oleh pimpinan kepada bidan belum optimal.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan program kesehatan ibu dan anak disarankan agar Pimpinan Puskesmas dan seluruh staf mempersiapkan perencanaan, pelaksanaan kegiatan yang terarah, pengawasan berjenjang dan mengevaluasi program Kesehatan lbu dan Anak secara mendalam untuk dapat mencapai Kabupaten Solok Sehat tahun 2010.
Daftar Pustaka: 64 (1980 - 2004)

Evaluation on Management of Maternal and Child Health Program in Alahan Panjang Public Health Center, Solok District Year 2003One target indicator of health development performance in West Sumatera Province year 2003 was pregnant women access to antenatal care (K 1 coverage) of 95%, and quality maternal health care (K4 coverage) of 85% (West Sumatera Health Office, 2001)_ The lowest K4 coverage in West Sumatera Province in 2003 was in Solok District. Data on Solok Health Office in 2003 showed K1 coverage of 92.4% and K4 coverage of 78.9%. Alahan Panjang Public Health Center (PHC) is one PHC in Solok which never achieved the target for three consecutive years (2001: 73%, 2002: 76.2%, 2003: 78.5%). Data on maternal mortality in Alahan Panjang PHC shows tendency to increase.
This study was conducted qualitatively and aimed to obtain information on the management of maternal health program in Alahan Panjang PHC. Variables under study including 1) input variables consisted of health worker, standard, job description, work plan, funding, and facilities, 2) process variables consisted of local area monitoring for maternal and child health (target, objectives, and routine meeting), pregnancy care (antenatal care/ANC, field visit, and counseling), and extension and supervision, 3) output variables that is K4 coverage in year 2003.
The study results showed that there was insufficient quantity of health worker provided antenatal care. Standard used was minimal standard of 5T. Job description and work plan were not adequately implemented. Available fund for program operational was still limited, and there was a lack of facilities of ANC in Polindes (maternal care unit in village level). Target data collection and updating, home visit, guidance and counseling to pregnant women were not implemented well by midwives. Supervision by higher level officer was suboptimal.
To improve the quality of maternal and child health program, it is recommended to Head of and all staff of PHC to prepare focused planning and implementation, multilevel monitoring, and to evaluate maternal and child health program in-depth as to achieve Healthy Solok District year 2010.
References: 64 (1980-2004)
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T12870
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmisih L. Yunus
"Angka kematian bayi dan neonatal cenderung lebih tinggi pada daerah pedesaan disebabkan oleh lemahnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Peningkatan pelayanan persalinan dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya adalah dengan pemanfaatan pelayanan pertolongan persalinan. Pemanfaatan pelayanan pertolongan persalinan yang memadai diharapkan dapat meningkatkan status kesehatan ibu dan bayi baru lahir, sehingga ibu dapat melahirkan dengan selamat dan bayi dalam keadaan sehat. Pemanfaatan penolong persalinan merupakan salah satu indikator utama penurunan angka kematian ibu dan bayi baru lahir.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi mengenai gambaran akses pelayanan dan hubungannya dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan. Penelitian ini merupakan studi observational dengan rancangan cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cluster 2 tahap, secara probability proportional to size, jumlah sampel sebanyak 212 orang ibu yang pernah melahirkan 0-6 bulan. Data primer diperoleh melalui wawancara dan observasi. Analisis data menggunakan perangkat lunak Epi Info versi 6.0.
Hasil penelitian menemukan bahwa proporsi pemanfaatan layanan pertolongan persalinan dengan tenaga kesehatan masih rendah yaitu sebesar 42,92%. Variabel yang berhubungan secara statistik dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan adalah ketersediaan saran pelayanan kesehatan, jarak tempuh, ketersediaan petugas, biaya dan pengetahuan. Sementara itu tidak terdapat hubungan bermakna secara statistik antara ketersediaan sarana transportasi dan sikap dengan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan, meskipun mempunyai proporsi mayoritas baik. Dari analisis lanjutan diperoleh faktor yang paling dominan dalam pemanfaatan layanan pertolongan persalinan adalah jarak tempuh, keberadaan petugas, biaya dan pengetahuan.
Secara umum akses pelayanan kesehatan di Kabupaten Sarolangun sulit untuk dijangkau masyarakat dan pemanfaatan layanan pertolongan oleh tenaga kesehatan masih rendah. Upaya paling efektif dan efisien yang dapat dilakukan dalam rangka mendekatkan jarak masyarakat khususnya ibu-ibu hamil dan akan bersalin dengan penolong persalinan adalah menjamin setiap desa memiliki Polindes dengan bidan sebagai tenaga penolong persalinan yang aman disertai penyediaan bahan, obat-obat esensial dan peralatan yang cukup melalui advokasi kepada pengambil kebijakan di daerah, mennbuat suatu program pelatihan kompetensi pelayanan obstetrik dan neonatal dasar serta konseling yang efektif bagi ibu hamil secara berkesinambungan, meningkatkan pengetahuan dan pemahaman semua ibu hamil melalui pemberian informasi dan konseling oleh bidan di desa. Bidan dapat meningkatkan kemampuan baik kompetensi teknis maupun komunikasi untuk konseling.

A Relationship between Service Accessibility and the Use of Delivery Services in Sarolangun District in Jambi Province Year 2002Infant and neonatal mortality tends to be higher in the villages due to the access difficulties to public health services, including the use of delivery care service provision. The use of skilled birth attendance is important to improve maternal and neonatal health, so that it becomes a leading indicator maternal and neonatal death.
The research objective is to obtain information on the relationship between service accessibility and the use of birth attendance. This research was an observational study with cross sectional design. Sampling selection is done through two cluster stages. By applying probability proportional to size, the samples obtained was 212 mothers who have had given delivery for 0-6 months. Primary data is obtained through interview and observation. Data was analyzed using epi info version 6.0.
The result shows that the proportional of the using skilled birth attendance is still low, i.e. 42,92%. Statistically, variables related to the use of birth attendance were health distance, health provider availability, finance, and knowledge of the women. On the other hand, there was no relationship between transportation facility and the mother's attitude to ward the use of birth attendance, further analysis found that the most dominant factors for delivery care service usage were accessibility distance, health provider availability, finance, and knowledge of the mother.
In conclusion, health care accessibility in Sarolangun District is difficult for the women to obtain skilled birth attendance. In order to shorten the distance, there were three most effective and efficient efforts. The first is that District Authority should make advocacy to ensure that every village has Polindes with midwife and supported by facility, essential medicine and adequate facility. The second was to make the competence, training program of basic obstetric and neonatal service and the continuous effective counseling for pregnant women. The third was that village midwife should give information and counseling to improve knowledge and understanding on pregnant women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Winandari
"Dalam merencanakan suatu pelayanan kesehatan yang dikehendaki dan dapat dijangkau sesuai kemampuan masyarakat perlu dipertimbangkan demand masyarakat terhadap pelayanan kesehatan. Demand terhadap pelayanan kesehatan berfungsi untuk mengetahui pola pemanfaatan pelayanan kesehatan dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi pemanfaatan pelayanan kesehatan oleh pemakainya.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang demand ibu hamil terhadap pertolongan persalinan di Kabupaten Bogor serta ingin mengetahui faktor predisposisi dan faktor kemampuan yang berhubungan dengan demand tersebut. Dipilihnya Kabupaten Bogor sebagai lokasi penelitian adalah untuk meningkatkan pelayanan pertolongan persaiinan dalam rangka menurunkan Angka Kematian Ibu {AKI). Penelitian ini menggunakan rancangan survey cepat dan memakai kuesioner untuk wawancara dalam pengumpulan data terhadap 218 ibu hamil yang telah dipilih. Dilakukan pengambilan sampel dua tahap yaitu kluster yang dipilih dengan cara "probability proportional size" dan metode EPI untuk pemilihan rumah tangga dengan responden yang memenuhi kriteria. Tehnik analisis yang digunakan adalah uji chi-square dan uji anova.
Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa demand yang tertinggi dari ibu hamil terhadap pertolongan persalinan adalah persalinan oleh tenaga non kesehatan yaitu sebesar 46,33 % (95 % CI 39 % - 53 %). Demand terendah adalah persalinan ditolong tenaga kesehatan di pelayanan kesehatan pemerintah yaitu 8.72 % (95 % Cl 6% - 12 %) . Faktor predisposisi yang berhubungan dengan demand tersebut adalah pendidikan dan pekerjaan ibu dan kepala keluarga serta sikap terhadap pertolongan persalinan. Semakin rendah tingkat pendidikan, semakin tidak bekerja ibu dan semakin tidak tetap pekerjaan kepala keluarga serta semakin rendah nilai sikap terhadap pertolongan persalinan maka demand pertolongan persalinannya lebih mengarah kepada tenaga non kesehatan. Sedangkan faktor kemampuan yang berhubungan dengan demand pertolongan persalinan adalah pengeluaran rumah tangga per bulan, sumber biaya, jarak, dan biaya pelayanan. Semakin pengeluaran keluarga rendah, sumber pembiayaan pertolongan persalinannya "old of pocket", dan biaya pelayanan untuk pertolongan persalinan rendah maka demand pertolongan persalinannya cenderung kepada tenaga non kesehatan. Untuk mereka yang tidak memilih pertolongan persalinan di rumah maka jarak menentukan demand pertolongan persalinannya. Pelayanan kesehatan swasta lebih dipilih responden karena jarak yang lebih dekat dan waktu yang lebih sedikit dibandingkan ke pelayanan kesehatan pemerintah.
Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam rangka peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu perlunya keterlibatan Pemerintah Daerah termasuk peran serta masyarakat dalam upaya peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yaitu dengan program Gerakan Sayang Ibu. Meningkatkan penyuluhan dengan pendekatan pada Kelompok Peminat Kesehatan Ibu dan Anak (KPKIA), mengupayakan adanya jaminan pemeliharaan kesehatan dalam pertolongan persalinan, meningkatkan kemitraan antara tenaga non kesehatan dan tenaga kesehatan dalam pertolongan persalinan serta meningkatkan kinerja bidan di desa dalam pertolongan persalinan di rumah.

The Demand of Pregnant Mothers for the Birth Delivery Service and Factors Related, in the District of Bogor, 2002An expected and accessible health care planning needs to consider the public's demand for the health care. Demand for health care is used to assess the pattern of health service utilization and its determinant factors.
The research was aimed to obtain information of the demand of pregnant mothers for the birth delivery service in the District of Bogor, and also to assess the predisposing and enabling factors dealing with the demand itself. This study used a rapid survey design. Data collection was conducted by using questionnaire for interviewing 218 selected pregnant mothers. Two-step sampling method was used that is cluster sampling which selected base on probability proportional size (PPS) and EPI method to select the household with respondents that suitable with the criteria. In this study, the technical analysis used was a chi-square and anova test.
The results of this study showed that the highest demand of pregnant mothers for the birth delivery service conducted by traditional attendant was 46.33% (95% CI 39%--53%). Meanwhile, the lowest demand for the birth delivery service conducted by health provider at the government health facilities was 8.72 % (95% CI 6%--12%). Predisposing factors related to such demand were education, occupation of pregnant mothers and their husband, as well as their attitude towards the birth delivery service. The lower the educational level, the more the unemployed mothers, the more non-permanent husband's job, and the lower the mother's attitude to the birth delivery service, so demand for the birth delivery service the more concern to the birth traditional attendant. Hence, powerful factors related to the demand for birth delivery service were monthly household expenditure, income sources, distance, and tariff. The lower the household expenditure, income source that is out of pocket and the lower the tariff, so the demand for the birth delivery tends to the birth traditional attendant. For those who did not choose the birth delivery at home, so the distance determined their demand for the birth delivery service. Private health care was more favorable by respondents because the nearer distance used in comparison with government health care.
Some efforts could probably be conducted to improve the birth delivery service done by health provider are local government and community participation in line with Friendly Mother Movement program, to maintain the campaign (communication, information, and education) towards the Mother and Child Health Group, to make possible the availability of social security in the birth delivery service, to maintain the partnership between health provider and non-health provider (birth traditional attendant) in delivering services, and to improve the performance of village midwife in conducting birth delivery service at home.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T10817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yully Astuti
Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2019
613 YUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Damaryanti Suryaningsih
"Salah satu penyebab tingginya angka kematian ibu adalah masih kurangnya cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di Indonesia. Di beberapa propinsi, termasuk propinsi Jawa Barat, angka persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, masih tinggi. Untuk itu diperlukan adanya pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, dengan adanya pendampingan tersebut bidan dapat memonitor dukun bayi dan mengambil tindakan bila diperlukan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, tepatnya di puskesmas induk yang ada di kecamatan tersebut, yaitu puskesmas Cicurug dan puskesmas Cipari.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran pengetahuan, sikap, dan praktek dukun bayi dan bidan di desa dalam kegiatan pendampingan bidan di desa pada persalinan yang .ditolong oleh dukun bayi.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif untuk memperoleh informasi yang mendalam mengenai kerjasama dalam pendampingan bidan di desa pada persalinan yang ditolong oleh dukun bayi. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan wawancara mendalam dan FGD.
Informan utama pada penelitian ini adalah bidan di desa, dukun bayi terlatih, dan dukun bayi tidak terlatih sebagai obyek penelitian, sedangkan informan pendukung lainnya yaitu kepala puskesmas, bidan, koordinator, kepala seksi KIA Dinas Kabupaten Sukabumi, kepala desa, dan ibu bersalin dengan dukun bayi untuk mendukung dan melengkapi informasi mengenai kerjasama tersebut.
Hasil penelitian adalah:
1. Pengetahuan dukun bayi terlatih dan bidan di desa tentang kerjasama/pendampingan persalinan cukup baik, namun demikian bidan di desa tidak mendampingi setiap persalinan yang ditolong oleh dukun bayi, kecuali bila dukun bayi mengalami kesulitan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih tidak mengetahui adanya bentuk kerjasama dengan bidan di desa.
2. Sikap dukun bayi terlatih di puskesmas Cicurug terhadap hubungan kerjasama dengan bidan di desa umumnya baik, sebaliknya, di puskesmas Cipari kurang baik. Perbedaan ini disebabkan karena di puskesmas Cicurug pernah ada pelatihan dukun dan pertemuan rutin antara bidan di desa dan dukun bayi terlatih yang tetap berlangsung sampai sekarang, tidak demikian halnya dengan puskesmas Cipari selain itu juga disebabkan oleh perbedaan karakteristik antara bidan di desa dan dukun bayi dari segi usia, pendidikan, dan asal daerah.
3. Bentuk praktek kerjasama dukun bayi terlatih dan bidan di desa di puskesmas Cicurug; bidan di desa dipanggil oleh dukun bayi bila yang bersangkutan mengalami kesulitan, sedangkan di puskesmas Cipari, dukun bayi terlatih jarang memanggil bidan di desa, biasanya bila mereka mengalami kesulitan pihak keluarga yang memanggil bidan di desa. Beberapa dukun bayi terlatih baik di puskesmas Cicurug dan Cipari masih merasa kurang puas dalam hal pembagian peran kerjasama dan sistim pembayaran.
Dari fakta di atas dapat disimpulkan bahwa umumnya dukun terlatih sudah mengetahui adanya kerjasama pendamping dalam pertolongan persalinan, namun demikian dalam prakteknya kerjasama tersebut baru terjadi bila dukun bayi terlatih mengalami kesulitan dalam menangani persalinan. Sementara itu dukun bayi tidak terlatih belum mengetahui adanya bentuk kerjasama tersebut.
Saran: Untuk meningkatkan kerjasama antara bidan di desa dan dukun bayi, hendaknya pihak Dinkes menerbitkan kebijakan lokal spesifik yang sesuai dengan budaya setempat, dan hal ini dikoordinasikan di tingkat puskesmas untuk selanjutnya disosialisasikan ke seluruh pihak.

Qualitative Analysis of Assistance from Village midwife in Deliveries Attended by Traditional Birth Attendant at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa BaratOne of the main causes of the high maternal mortality rate in Indonesia is the inadequate coverage of childbirths attended by health care providers. In some provinces including West Java, numbers of deliveries attended by traditional birth attendants (TBA) is still rated as high. For this reasons, a companion of village midwife is needed by a TBA when attending deliveries to monitor the performance of the TBAs and to take necessary actions when needed. This research was conducted at Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, specifically at the major community health centers, puskesmas Cicurug and puskesmas Cipari.
The purpose of this research is to obtain a clear picture of the level of knowledge, attitude, and practical skills of the TBAs in the subject area in relation to the program of accompanying TBA during birth attendance.
This research uses qualitative approach to collect complete information regarding cooperation between the village midwife and the TBA in deliveries attended by TBA. The data collection methods used in this research is interviews and FGD.
The main targets of information collection in this research are the Village midwife, trained TBAs, and untrained TBAs as object of the research, while the supporting source of information are the midwife coordinator, the Head of KIA at the Health Service Office in Kabupaten Sukabumi, Chief of village, and the women in labor in 2000-2001 attended by TBAs to support the cooperation in information collection project.
The results of the research are:
1. The knowledge of the trained TBAs and village midwife regarding the form of cooperation/labor accompaniment are quite well, however the village midwife is not always present at the childbirths attended by TBA, and are present only when the problems occur. While the untrained TBAs haven't had knowledge regarding the form of cooperation/labor accompaniment by village midwife.
2. The attitude of the trained TBAs and the village midwifes regarding the form of cooperation at puskesmas Cicurug is generally good, while at puskesmas Cipari is seen as not encouraging. The differences of their cooperation are due to some reasons, one of which is the puskesmas Cicurug was once organizing a training for TBAs in, addition to routine meetings, but at puskesmas Cipari such routine meetings have never been held. Aside from this fact, the difference in characteristic of TBA and village midwife such as the differences of age, education, and point of origin also become an issue.
3. The usual practice conducted by the trained TBAs and village midwifes at puskesmas Cicurug in terms of cooperation/labor accompaniment is the TBAs will call the village midwife if she faces difficulties. Whereas at puskesmas Cipari, the trained TBAs seldom ask the village midwife to help. When they have problems with labors, the family of the laboring women will call the village midwife. In terms of work role division and pay system between the village midwife and the TBAs, some trained TBAs both at Puskesmas Cicurug and Puskesmas Cipari are not quite satisfied.
Conclusion: The trained TBAs and the village midwifes have known about the form of cooperation/labor accompaniment, however on usual practice the TBAs will call the village midwife only if she faces difficulties. On the other hand, the untrained TBAs haven't known about the form of accompaniment by village midwifes.
Suggestions: to develop work relationship between the TBAs and the village midwifes, Dinkes should make a local policy which appropriate to their culture and should be coordinate in puskesmas level and will socialize in all level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T8429
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suratin
"Perdarahan pasca persalinan merupakan salah satu penyebab utama kematian ibu di RSU Kabupaten Tangerang, dengan proporsi penyebab kematian dibanding dengan seluruh kematian ibu yang terjadi yaitu 37,77% pada tahun 1997, 38,09% tahun 1998, 48,71% tahun 1999 dan 48 % tahun 2000.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan di RSU Kabupaten Tangerang tahun 1997 - 2000. Studi ini menggunakan desain kasus kontrol.
Jumlah sampel diambil secara keseluruhan berjumlah 256 yang terdiri dari 64 kasus kematian ibu dengan perdarahan pasca persalinan sejak tahun 1997 -- 2000, dan 192 kontrol adalah ibu dengan perdarahan pasca persalinan yang tidak meninggal dari tahun yang sama.
Hasil bivariat dan multivariat dari variabel yang diteliti menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang kuat dan bermakna antara kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan dengan lama waktu memutuskan merujuk sampai mendapat pertolongan dengan mempertimbangkan sosial ekonomi, pendidikan, jarak kelahiran dan transfusi darah.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa lama waktu memutuskan merujuk sampai mendapat pertolongan dan tranfusi darah merupakan tindakan yang penting pada ibu yang mengalami perdarahan, sebelum kondisi ibu menjadi gawat.
Dalam usaha mencegah dan mengurangi angka kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan, disarankan kepada tenaga yang terkait baik tenaga kesehatan maupun non kesehatan mampu mengidentifikasi tanda-tanda perdarahan pasca persalinan lebih dini serta memahami kriteria rujukan sedini mungkin, penyebaran program komunikasi informasi dan edukasi di tiap desa tentang penyebab kematian ibu akibat perdarahan pasca persalinan kepada para pengambil kebijakan dan masyarakat.

Factor Influencing Maternal Death Caused by Post Delivery Bleeding at Public Hospital of Tangerang Regency Year 1997 to 2000Post delivery bleeding is one of the primary causes of maternal death at Public Hospital of Tangerang Regency. The proportions of the death?s causes compared to the occurrence of maternal deaths were 37, 77% in 1997, 38, 09% in 1998, 48, 71% in 1999 and 48% in 2000.
The purpose of this research was to find out factor influencing maternal death caused by post delivery bleeding at Public Hospital of Tangerang Regency the period of 1997 to 2000. This research used case control design. Samples were 256 which consist of 64 cases with maternal death caused by post delivery bleeding since 1997 to 2000 while controls were those who had post delivery bleeding but did not die of the same year.
Based on bivariate and multivariate analysis, it was known that there was significant and strong relationship between maternal death caused by post delivery bleeding with the interval to decide to refer until getting help, social economic, education, birth space and blood transfusion. Through this research, it could be concluded that, the interval to decide to refer until getting help and blood transfusion was the important action that should be taken especially for mothers who had bleeding, before her condition getting worse.
In order prevent and decrease maternal death caused by post delivery bleeding, I suggest both health providers and non health providers to identify the signals of post delivery bleeding earlier, understanding the criterion of reference, socializing education, information and commutation program in every village about the causes of post delivery bleeding to the policy maker as well as the community.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T7873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>