Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 143240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Winny Arfiani
"Studi ini berangkat dari minimnya aplikasi komunikasi pemasaran jasa sektor publik dalam membentuk corporate image di instansi Pemerintah Daerah. Dengan tujuan untuk mengetahui bauran pemasaran jasa sektor publik dan interaksi penyelenggara pemerintah dalam membentuk corporate image, penelitian ini menggunakan pendekatan komunikasi pemasaran.
Penelitian ini ingin melihat formulasi bauran pemasaran jasa 8Ps yang meliputi (product, place-cyberspace-time, process, productivity-quality, people, promotion-education, physical evidence, price and other user outlays) dan konsep flower of service (information, consultation, ordertaking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, payment) dari Lovelock dan Wright serta manajemen corporate image dari Steven Howard.
Aplikasi bauran pemasaran jasa dan interaksi penyelenggara pemerintah pada sektor publik dapat membentuk corporate image positif terhadap organisasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode studi kasus, informan penelitian berjumlah dua orang yang sudah berpengalaman dalam mengurus perizinan-non perizinan pada institusi sektor publik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fokus marketing dalam pemerintahan yaitu memasarkan jasa pelayanan publik yang dapat memberikan kepuasan masyarakat melalui strategi bauran pemasaran jasa. Penerapan strategi pemasaran jasa (8Ps) sektor publik yang berperan penting dalam membentuk corporate image adalah proses (process) pengurusan dokumen perizinan/non perizinan yang cepat dan tidak berbelit-belit.

This study started from the lack practices of marketing communications services in the public sector to establish a corporate image of local government agencies. The objective of the research was to found out the marketing mix of public sectors and executive government interaction to established a corporate image. The research used an approach of marketing communications.
This study was to observed the formulation of marketing mix 8Ps services which covers (product, place-cyberspace-time, process, productivity-quality, people, promotion-education, physical evidence, price and another user outlays) and the concept of flower of service (information, consultation , order taking, hospitality, caretaking, exceptions, billing, payment) of Lovelock and Wright as well as the corporate image management of Steven Howard.
Marketing mix applications and executive government interaction on public sectors could establish a positive corporate image towards the organization. This research was a qualitative case study with two persons as sources who have experienced in manage licensed and no licensed on public-sector institutions.
And the research results showed that the focus of government marketing was to market public services that could give satisfaction to the public by means of marketing mix strategy. The implementation of the marketing strategy of public sector services (8PS) that played an important role in establishes corporate image was the process of the documents of licensed / no licensed into a swift and straightforward service.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
T45769
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lydia Sanawi
"Seiring perkembangan zaman yang semakin maju dan modern, menuntut berbagai industri di Indonesia untuk lebih berinovasi. Berbagai perusahaan juga memanfaatkan kemajuan teknologi yang membuat adanya peningkatan persaingan antar industri. Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengetahui penerapan kampanye public relations #MakanTanpaSisa dari PT Bank DBS Indonesia melalui program "Kulkas Berjalan" bersama Foodbank of Indonesia (FOI) dalam meningkatkan corporate image. Penelitian ini menggunakan analisis data sekunder yang didukung juga dengan literatur-literatur yang sejalan. Makalah ini juga dianalisis dengan konsep kampanye public relations, corporate social responsibility, serta corporate image. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan penyampaian pesan yang konsisten dari program “Kulkas Berjalan” dalam kampanye #MakanTanpaSisa yang disampaikan oleh PT Bank DBS Indonesia dan Foodbank of Indonesia telah mencapai salah satu pilar berkelanjutan yaitu Creating Social Impact, PT Bank DBS Indonesia berhasil dalam meningkatkan corporate image yang positif.

Along with the development of an increasingly advanced and modern era, various industries in Indonesia are required to be more innovative. Various companies are also taking advantage of technological advances that create increased competition between industries. This paper aims to determine the implementation of The #MakanTanpaSisa public relations campaign from PT Bank DBS Indonesia through the "Kulkas Berjalan" program with Foodbank of Indonesia (FOI) in enhancing corporate image. This study uses secondary data analysis which is also supported by the relevant literature. This paper is also analyzed based on the concept of public relations campaign, corporate social responsibility, and corporate image. The results of the analysis show that with the consistent delivery of messages from the “Kulkas Berjalan” program in the #MakanTanpaSisa campaign delivered by PT Bank DBS Indonesia and Foodbank of Indonesia has achieved one of the pillars of sustainability, namely Creating Social Impact, PT Bank DBS Indonesia has succeeded in enhancing a positive corporate image."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Nuranindya
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembentukan brand awareness dan brand image di benak calon konsumen, dari penerapan program integrated marketing communication pada produk jasa baru. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif berdasarkan pada kerangka konsep mengenai produk baru, brand awareness, brand image, dan integrated marketing communication. Kesimpulan utama dari penelitian ini adalah bahwa penerapan integrated marketing communication pada produk baru diindikasikan dapat membangun kesadaran merek dan citra merek, yang pada akhirnya membangun ketertarikan calon konsumen untuk mencoba produk jasa baru tersebut. Image positif perusahaan juga turut mempermudah proses membangun brand awareness dan brand image produk jasa baru yang diluncurkan, di benak calon konsumen.

This research aimed at knowing the process of creating brand awareness and brand image in prospect consumer?s mind after implementation of Integrated Marketing Communication program in a new service product. The research used qualitative approach based on conceptual frame about new product, brand awareness, brand image, and integrated marketing communication. The research indicated that implementation of Integrated Marketing Communication in new product could build brand awareness and brand image that would eventually attract prospect consumers to try the new service product. It was also indicated that positive image of a company could help the process of brand awareness and brand image of a newly launched service product in prospect consumer's mind."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30978
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Setzy Tya Paramitri
"Reputasi memegang peranan penting dalam kemajuan usaha maupun dalam menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Namun demikian penelitian dan studi mengenai reputasi Belum menjadi sebuah kajian yang menarik bagi para peneliti khususnya di Indonesia. Penelitian yang dilakukan pada umumnya terbatas pada persoalan citra perusahaan. Bahkan pengertian mengenai citra dan reputasi masih sering mengalami kerancuan. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara image dan identity terhadap pernbentukan reputasi eksternal perusahaan publik.
Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksplanatif kuantitatif. Penelitian ini menggunakan metode survey, dimana pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner. Dasar penggunaan kuesioner untuk suatu penelitian survey ialah untuk mengambil sampel dari suatu populasi sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Kuesioner dipilih karena penyusunan dan perumusan pertanyaannya dapat benar-benar dilakukan dengan teliti mengikuti sistematika yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Setelah dilakukan pengujian reliabilitas dan validitas alat ukur, maka data yang diperoleh tersebut dilakukan pengujian statistik lebih lanjut. Yaitu dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regression).
Penelitian ini menyimpulkan beberapa hal, Pertama, penelitian ini menemukan 30 indikator yang valid untuk mengukur pengaruh image dan identity terhadap pembentukan reputasi eksternal perusahaan publik. Kedua, hasil analisis menyatakan bahwa dua variabel independen memiliki pengaruh terhadap pembentukan reputasi eksterual perusahaan sehingga hasil ini merupakan penguatan dari hipotesis teoritik. Ketiga, jika pengukuran peugaruh variabel independen terhadap variabel dependen dijabarkan lebih lanjut dengan penjabaran variabel independen menjadi sub variabel maka ditemukan adanya dua sub variabel yang tidak berpengaruh kepada pembentukan reputasi eksternal. Dua sub variabel tersebut adalah citra kinerja keuangan dan identitas sosial.
Penelitian ini merekomendasikan beberapa hal uutuk meningkatkan generabilitas hasil penelitian ini di masa depan. Pertama, penelitian ini merekomendasikan agar diadakan uji replikasi terhadap validitas alat ukur konsep reputasi yang dipakai olsh penelitian ini dengan mempertimbangkan meningkatkan homogenitas karakteristik sampel. Kedua, penelitian ini juga merekomendasikan agar dilakukan uji replikasi pengaruh image dan identity daiam pembentukan reputasi eksternal dengan mengangkat kasus pada penlsahaan yang berorientasi bisnis yang berheda. Ketiga, direkomendasikan untuk meneliti aspek-aspek di Iuar kedua variabel independen dalam penelitian ini, karena kedua variabel independen dalam penelitian masih terbatas sekali terutama pada sub variabel yang digunakan dalam penelitian.
Keempat, untuk menlngkatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang reputasi perusahaan, direkomendasikan untuk menguji variabel-variabel lain yang diperkirakan berpengaruh terhadap variabel reputasi perusahaan tersebut dalam penelitian selanjutnya. Variabel-variabel lain yang dapat diuji diantaranya adalah variable organizational behaviour dcngan sub variabel iklim lingkungan kerja, visi perusahaan, dan kepemimpinan sebuah perusahaan. Kelima pada penelitian ditemukan corporore image merniiiki pengaruh yang lebih besar dibandingkan corporate identity terhadap reputasi perusahaan. Maka secara praktis penelitian ini merekomendasikan pada perusahaan PT HM Sampoerna jika ingin meningkatkan reputasi perusahaan dalam jangka pendek, maka dapat memprioritaskan pada corporate image, dengan implementasi strategi komunikasi yang lebih transparansi kepada publik, sehingga publik akan lebih mengenal perusahaan PT HM Sampoerna atau lebih meningkatkau citra emotional appeal, yang lebih baik lagi jika tidak hanya berkembang di antara konsumen PT HM tetapi juga pada masyarakat luas. Terakhir, secara praktis penelitian ini juga merekomendasikan kepada internal PT HM Sampoerna agar dalam merancang konsep komunikasi internal dan eksternal untuk meningkatkan reputasi perlu mempertimbangkan tujuh hal, yaitu : citra produk dan service, citra kinerja keuangan, citra tanggung jawab sosial, ketertarikan emosional, identitas sosial, logo, dan sponsorship perusahaan dalam pengembangan pesan-pesan komunikasi perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T22203
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deby Setiyowati
"Tesis ini bertujuan untuk meneliti aktivitas komunikasi internal dalam membangun identitas perusahaan di kalangan karyawan pada perusahaan BUMN Konstruksi, dengan kasus pada PT Wijaya Karya Persero Tbk dan PT Waskita Karya Persero Tbk. Teori yang mendasari penelitian adalah teori komunikasi korporat, teori komunikasi internal dan teori identitas perusahaan. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus eskploratif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam kepada narasumber dari kedua perusahaan.
Hasil penelitian yang didapatkan memperlihatkan bahwa fungsi komunikasi korporat pada kedua perusahaan dijalankan oleh Sekper atau Sekertariat Perusahaan. Sekper kedua perusahaan telah melaksanakan dua dari empat aktivitas komunikasi internal dalam membangun serta mempertahankan identitas perusahaan kepada karyawan yaitu melalui struktur dan isi pesan, sedangkan untuk aliran dan iklim komunikasi belum ada inisiasi langsung dari Sekper. Dan juga memanfaatkan fungsi manajemen dalam menguatkan identitas perusahaan di kalangan karyawan.

This thesis aims to examine the internal communication activities in establishing corporate identity among employees at state owned construction company PT Wijaya Karya Persero Tbk and PT Waskita Karya Persero Tbk. The underlying theory is the theory of corporate communication, internal communication theory and corporate identity theory. This research is a qualitative research with eskplorative case study. Data collection was done by in depth interviews to resource persons from both companies.
The result of the research shows the function of corporate communication in both companies is run by Sekper or Sekertariat Perusahaan. Sekper of both companies have implemented two of the four internal communication activities in establishing and maintaining corporate identity to employees through the structure and content of the message, while for the flow and communication climate there has been no direct initiation from Sekper. And also take advantage of management functions in strengthening corporate identity among employees.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
T51601
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deiva Delisha
"Dream Gap Project merupakan inisiatif yang dilakukan secara global oleh salah satu brand perusahaan Mattel, yaitu Barbie. Program yang telah membantu banyak anak perempuan untuk mencapai potensi terbaiknya melalui pemberian sumber daya, inspirasi, serta bentuk dukungan lainnya dikomunikasikan melalui berbagai medium komunikasi, baik yang dimiliki Mattel (Owned Media) maupun yang diperolehnya (Earned Media). Sebagai upaya manajemen reputasi yang dilakukan, program komunikasi kampanye Dream Gap Project yang dilakukan Mattel dianalisis menggunakan konsep manajemen reputasi untuk melihat performa keuangan, penambahan nilai produk bagi konsumen, dan tingkatan kepedulian sosial. Berdasarkan analisis, manajemen reputasi yang dilakukan perusahaan telah berkontribusi positif kepada peningkatan penjualan. Dream Gap Project yang turut memberikan donasi dan kerja sama dengan sejumlah mitra sesuai dengan dasar manajemen reputasi, yaitu tingkat kepedulian sosial. Melalui diversifikasi produk, Mattel telah menambahkan nilai terhadap produk yang dibeli konsumen. Tingkatan elaborasi rendah pada konteks manajemen reputasi diimplementasikan Mattel melalui peningkatan awareness kampanye, tingkatan elaborasi sedang dilakukan melalui narasi kampanye, dan tingkatan tinggi dilakukan melalui kolaborasi dengan mitra.

Dream Gap Project is an initiative carried out globally by one of Mattel's corporate brands, namely Barbie. This program which have helped girls reach their full potential through resources, inspiration, and other forms of support are communicated through a variety of communication mediums, both owned by Mattel (Owned Media) and earned (Earned Media). As a reputation management effort, Mattel's Dream Gap Project campaign communication program was analyzed using reputation management concepts to look at the company's financial performance, product value addition for consumers, and social responsiveness. Based on the analysis, the company's reputation management has contributed positively to the increase in sales. Dream Gap Project which also provided donations and collaboration with a number of partners in accordance with the basis of reputation management, namely the level of social responsiveness. Through product diversification, Mattel has added value to the products consumers buy. The low level of elaboration in the context of reputation management is implemented by Mattel through increasing campaign awareness, the level of elaboration is being done through campaign narrative, and the high level is done through collaboration with partners.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sylvia Rozza R
"Saat ini, Indonesia diibanjiri oleh berbagai award bisnis yang dianugerahkan kepada berbagai perusahaan. Award bisnis kategori marketing ICSA (Indonesia Customer Satisfaction Award) dan award TOP Brand sebagai relational dan intellectual market-based asset (MBA) merupakan award bisnis paling awal yang dianugerahkan kepada merek-merek unggul perusahaan.
Penelitian ini adalah untuk menelaah signifikansi award bisnis kategori marketing bagi reputasi perusahaan pemilik merek dan kinerja pemasaran dalam bentuk loyalitas pelanggan attitudinal dan behavioral. Karena award-award tersebut diberikan kepada merek, studi ini juga menginvestigasi moderasi ekuitas merek produk penerima award pada pengaruh award terhadap reputasi perusahaan pemilik merek, serta pengaruh langsung ekuitas merek tersebut terhadap reputasi perusahaan. Sampai sejauh ini peneliti tidak mengetahui adanya penelitian akademis di Indonesia tentang hal ini.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan survey sebagai metode pengumpulan data. Unit analisis adalah 2 x 200 pelanggan merek produk penerima award ICSA dan award TOP Brand. Structural Equation Modeling (SEM) digunakan sebagai alat ukur statistik.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa award bisnis kategori marketing sebagai relational dan intellectual MBA ICSA dan TOP Brand mempengaruhi secara positif reputasi perusahaan pemilik masing-masing merek penerima award dan loyalitas attitudinal dan behavioral pelanggan merek. Namun pengaruh award TOP Brand terhadap reputasi perusahaan PT. Wings sebagai pemilik merek penerima award ini lebih besar daripada pengaruh award ICSA terhadap reputasi perusahaan PT. Unilever sebagai pemilik merek penerima award ini. Sementara reputasi perusahaan penerima award ICSA lebih kuat menciptakan loyalitas attitudinal, sedangkan reputasi perusahaan penerima award TOP Brand lebih kuat menciptakan loyalitas behavioral.
Ekuitas merek penerima award ICSA memoderasi pengaruh award tersebut terhadap reputasi perusahaan PT. Unilever. Sedangkan moderasi ekuitas merek tidak terjadi pada produk penerima award TOP Brand. Namun ekuitas merek produk penerima award ICSA tidak berpengaruh pada reputasi perusahaan PT. Unilever, sebaliknya pengaruhnya signifikan pada reputasi perusahaan pemilik merek penerima award TOP Brand. Temuan penelitian ini berkontribusi pada tiga teori yang mendasari penelitian ini yaitu MBA dan hubungannya dengan Resource-Based Theory (RBT), dan Signaling Theory. Selanjutnya penelitian ini berimplikasi manajerial bagi peusahaan-perusahaan pemilik merek penerima award dan perusahaan-perusahaan penganugerah award.

The main purpose of this research is to study the significance of marketing business award as relational and intellectual market-based asset (MBA) on corporate reputation and marketing performance in terms of customer attitudinal and behavioral loyalty in Indonesia. Additionally, since the award is conferred upon a superior brand, it measures the moderating effect of brand equity on the effect of the award and its direct effect on corporate reputation.
Unit of analysis of this research is 2 x 200 customers of brands awarded by two marketing business awards called ICSA (Indonesia Customer Satisfaction Award) and TOP Brand award. Applying Structural Equation Modeling (SEM) generated the following findings. Marketing business award ICSA and TOP Brand as relational and intellectual MBA influence corporate reputation of brand holder companies of award receiver, and the corporate reputation enhances customer attitudinal and behavioral loyalty. Brand equity of a brand as ICSA receiver moderates the effect of the award on corporate reputation while the brand equity does not influence corporate reputation. On the other hand, brand equity of a brand as TOP Brand award receiver does not moderate the effect of the award on corporate reputation while the brand equity does influences corporate reputation. These findings confirm the theory application on this research as underpinning of the research model. The managerial implication on brand holder's company and award conferrer companies is also elaborated.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
D2132
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Mahdi Fatahilah
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas employer branding perusahaan yang terdiri dari tiga dimensi (publicity, word of mouth endorsement, dan advertising) dan perceived job attributes of employer image yang terdiri dari tiga dimensi (working atmosphere, career opportunities, work-life comfort, task attractiveness, dan payment attractiveness) terhadap niat untuk melamar kerja pada Unilever Indonesia. Data penelitian ini diambil dari 222 sampel mahasiswa aktif S1 FEUI tingkat akhir dengan menggunakan kuesioner. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa publicity berpengaruh signifikan terhadap tiga dimensi perceived job attributes yaitu career opportunities, task attractiveness, dan payment attractiveness, word of mouth endorsement tidak berpengaruh terhadap satupun dimensi perceived job attributes, advertising berpengaruh terhadap seluruh dimensi perceived job attributes. Sementara itu diantara kelima aspek perceived job attributes, yang menunjukan pengaruh signifikan terhadap niat untuk melamar kerja hanya task attrativeness dan payment attractiveness, sedangkan working atmosphere, career opportunities, dan work-life comfort tidak memberikan pengaruh signifikan.

The aim of the research is to study the impact of employer branding activities which has three dimensions (publicity, word of mouth endorsement, and advertising) and perceived job attributes consist of five dimensions (working atmosphere, career opportunities, work-life comfort, task attractiveness, and payment attractiveness) to intention to apply on Unilever Indonesia. The data were collected from 222 sample of FEUI students who were on their final year of study. The result showed that publicity significantly affect three out of five dimensions of perceived job attributes, those were career opportunities, task attractivenes, and payment attractiveness. Word of mouth endorsement did not affect any of the dimensions, and advertising significantly affected all of the perceived job attribute dimensions. Among all of the perceived job attributes dimensions, only task attractiveness and payment attractiveness significantly affected intention to apply, while the other three, working atmosphere, career opportunities, and work-life comfort did not have any significant effect."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56535
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fany Irawan Putri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang pembentukan citra pada jasa perhoteJan melalui stnuegi dan aktifitas marketing public relations. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pada jasa perhotelan sesuai dengan teori yang diterapkan dan hampir semua aktifitas marketing public relations dilakukan sebagai taktik dalam membangun citra jasa perhotelan. Persepsi tamu hotel dapat dibentuk dengan kepuasan akan layanan, fasilitas, dan program yang dibuat oleh hotel.

ABSTRACT
The focus of this study is the forming of image developing at hotel service industry through strategy the used for hotel service and activities of marketing public relations. This research is qualitative descriptive interpretive, The data were collected by means of deep interview to informant from the hotel's side and also the customer that came to the hotel The researched shows that the strategy the used In the hotel are the same as what the theory slated and the acliviries of marketing public relations that implemented in the hotels are almost all the same as the theme staled Good perceptions are created through service, facilities and programs, created by the hotels.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T32411
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Talula Azizah Afliansa
"Hadirnya stigma negatif terkait sebuah produk perusahaan di masyarakat merupakan hal yang perlu untuk diperbaiki. Perusahaan harus selalu siap dan sedia untuk menciptakan solusi untuk mematahkan stigma negatif tersebut. PT. Sasa Inti meluncurkan Kampanye Generasi Micin atau “Micin Social Gang” yang merupakan salah satu bentuk strategi pemasaran kehumasan dalam meningkatkan citra merek Sasa sebagai pionir MSG di Indonesia. Tulisan ini akan menganalisis strategi pemasaran kehumasan yang dilakukan PT. Sasa Inti dalam mematahkan stigma negatif yang melekat pada merek Sasa MSG. Hasil analisis dari tulisan ini menyatakan bahwa PT. Sasa Inti melakukan strategi pemasaran kehumasan seperti push, pull dan pass dengan berbagai kegiatan seperti publikasi, iklan, event, partnership, sponsorship, dan public service activity. Dapat disimpulkan bahwa strategi pemasaran kehumasan ini memiliki peran besar dalam meningkatkan citra merek Sasa MSG di kalangan generasi milenial khususnya ibu rumah tangga muda.

The presence of a negative stigma related to a company's product in society is something that needs to be fixed. Companies must always be ready and available to find a solution to break the negative stigma. PT. Sasa Inti launched the “Micin Social Gang” Campaign, which is a form of marketing public relations strategy in enhancing Sasa's brand image as a pioneer of MSG in Indonesia. This study will analyze the marketing public relations strategy carried out by PT. Sasa Inti in breaking the negative stigma attached to the Sasa MSG brand. The result of this study states that PT. Sasa Inti carries out marketing public relations strategies such as push, pull, and pass with various activities such as publications, advertisements, events, partnerships, sponsorship, and public service activities. In conclusion, marketing public relations strategy has a big role in increasing the brand image of Sasa MSG among the millennial generation, especially young housewives."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>