Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 190323 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinandi Dinanta Praja
"Tesis ini membahas teks kumpulan cerpen LTDKK dan teks film LTDKK melalui perspektif Gramscian terkait konteks masyarakat Indonesia di akhir dekade 1980-an. Fokus penelitian ini adalah menguraikan berbagai artikulasi kelompok remaja pada teks kumpulan cerpen LTDKK, serta berbagai disartikulasi terhadapnya melalui proses adaptasi. Dengan memahami kedua teks korpus sebagai medan negosiasi, penelitian ini juga menguraikan bentuk negosiasi, baik pada tataran tekstual maupun realita, serta perbedaan keberpihakan antara teks kumpulan cerpen dan teks film. Penelitian ini juga menelusuri cara tokoh-tokoh remaja dihadirkan pada teks film, sesuatu yang terkait familisme Orde Baru serta tiga pandangan stereotipikal atas remaja pada tataran realita. Simpulan yang didapat dari penelitian ini ialah, perubahan modalitas pada proses adaptasi menunjukkan bentuk disartikulasi, serta menempatkan kelompok remaja secara diskursif pada posisi subordinat. Adaptasi juga diketahui penggeser keberpihakan, dari semula berpihak pada kelompok remaja melalui teks kumpulan cerpen menjadi berpihak pada kepentingan bisnis pada teks film.

This thesis investigates the short stories collection LTDKK and its film adaptation through Gramscian perspective related to the context of Indonesian people in the late 1980s era. The focus of this study is to describe the various articulations of youth in the short stories collection, as well as the variety of disarticulations through its adaptation process. By understanding both texts as a field of negotiations, this study also outlines the form of negotiations, both at the level of textual and reality, as well as different alignments between the text of short stories collection and its film adaptation. This study explores how the youth characters in the text presented in the film adaptation in relation to New Order familism as well as three stereotypical views on youth at the level of reality. This study concludes that change in modalities of the adaptation process resulted in shaping the various disarticulations and put the youth in the subordinate position. Adaptation also known to shift the alignments, from originally sided with the youth in the short stories collection to be favorable for business interests in its film adaptation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T45219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Ainun Sumantri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dari film pendek HANA yang diadaptasi dari cerpen “Hana” karya Akutagawa Ryunosuke dan mengaitkannya dengan kondisi sosial budaya masyarakat Jepang pada saat film pendek HANA diproduksi. Penelitian ini akan menggunakan teori adaptasi dari Linda Hutcheon (2006) dan konsep Beauty Myth dari Naomi Wolf dengan metode analisis teks dari sudut pandang feminisme. Dari hasil analisis tersebut, ditemukan bahwa sekalipun tokoh utama dalam cerpen Hana dan film HANA sama-sama tidak puas dengan bagian tertentu dari tubuhnya, tetapi ada dua perbedaan yang mencolok, yaitu deskripsi tokoh protagonis dan masalah yang menimpanya. Dalam cerpen Hana, protagonis adalah pendeta laki-laki dengan permasalahan hidung panjang, sedangkan dalam film pendek HANA, protagonis adalah gadis SMA dengan permasalahan payudara kecil. Ditemukan juga adanya suatu standar kecantikan ideal yang mengikat tubuh perempuan di Jepang, khususnya payudara, sehingga perempuan tidak memiliki kuasa akan tubuhnya sendiri. Jika dikaitkan dengan berbagai permasalahan mengenai payudara kecil yang terjadi di Jepang, film ini dapat dimaknai sebagai refleksi terhadap standar kecantikan berdasarkan norma patriarki yang masih membebani perempuan di Jepang.
Kata kunci: Cerita pendek; Hana; Payudara kecil; Kecantikan ideal; Adaptasi; Feminisme

This study aims to find differences from the short film HANA which was adapted from the short story “The Nose” by Akutagawa Ryunosuke by linking it to the Japanese socio-culture condition when this short film was produced. This study will use adaptation theory from Linda Hutcheon (2006) and the Beauty Myth concept from Naomi Wolf with textual analysis method from feminism perspective. From the results of the analysis, there were similarity between the protagonists, both of them were dissatisfied with certain parts of their bodies, but there were also two major differences, the description of protagonists and the problems they have. In The Nose, the protagonist is a male monk with a long nose as his problem, meanwhile in short film HANA, the protagonist is a high school girl with small breasts as her problem. There’s also an ideal beauty standard that binds the females’ bodies in Japan, especially breasts, which make females don’t have power over their own bodies. Linked to various problems regarding small breasts that occur in Japan, this film can be interpreted as a reflection of beauty standard based on patriarchal norms which still burdening females in Japan.
Keywords: Short story; The nose; Small breasts; Beauty ideal; Adaptation; Feminism
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Ananda
"Adaptasi adalah hal lazim yang terjadi dalam dunia perfilman. Seiring bermunculannya film adaptasi, studi mengenai adaptasi juga ikut berkembang dengan diterbitkannya karya-karya akademis para ahli seperti George Bluestone, Cartmell dan Whelehan, serta Linda Hutcheon. Salah satu film tanah air yang merupakan karya adaptasi adalah film Si Mamad (1973) karya Sjuman Djaya. Film karya sineas Indonesia ini merupakan adaptasi dari karya penulis besar Rusia, Anton Chekhov. Salah satu cerpen Chekhov yang berjudul Smert’ Chinovnika (1883) memang terlihat memiliki kemiripan jalan cerita dengan film tersebut. Dengan menggunakan teori adaptasi Linda Hutcheon (2006) yang melihat adaptasi sebagai produk dan proses, penelitian ini akan menelaah masalah mengenai apakah film Si Mamad dapat dilihat sebagai adaptasi cerpen Smert’ Chinovnika yang berlatar Indonesia era Orde Baru. Dengan begitu, hubungan kedua karya dalam kerangka adaptasi Hutcheon dapat ditelaah dan Smert’ Chinovnika dapat diidentifikasi sebagai karya spesifik yang dipilih oleh Sjuman Djaya untuk diadaptasikan menjadi film Si Mamad.

Adaptation is a common phenomenon in the world of motion pictures. As film adaptations continue to emerge, studies on adaptation are also developing with the publication of academic works of scholars such as George Bluestone, Cartmell and Whelehan, and Linda Hutcheon. One Indonesian film which is an adaptation is Si Mamad (1973) by Sjuman Djaya. This film is an adaptation of the work of the great Russian writer Anton Chekhov. One of Chekhov's short stories entitled Smert' Chinovnika (1883) does seem to have a similar storyline to the film. Using Linda Hutcheon’s adaptation theory (2006) which sees adaptation as a product and a process, this study will examine the problem of whether Si Mamad can be viewed as a film adaptation of the short story Smert' Chinovnika which set in Indonesian New Order era. Thus, the relationship between the two works within the framework of Hutcheon's adaptation can be explored and Smert' Chinovnika can be identified as the specific work chosen by Sjuman Djaya to be adapted into the film Si Mamad."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yeni Artanti
"Adaptasi novel ke film atau sebaliknya selalu menimbulkan perubahan sebagai akibat perubahan media dan perubahan interpretasi penulis dan sutradara. Penelitian ini bertujuan untuk (1) menemukan perubahan unsur-unsur cerita dan penceritaan yang terjadi sebagai akibat adaptasi novel Le Colonel Chabert ke dalam film, (2) dan menemukan dampak yang ditimbulkan perubahan-perubahan tersebut.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan Strukturalisme, yang memfokuskan pada unsur-unsur intrinsik suatu karya. Unsur-unsur novel dan film yang dianalisis dan dibandingkan dalam penelitian ini adalah alur penyajian kedua, alur sebab-akibat, tokoh dan penokohan, latar ruang dan waktu, pada keduanya. Sudut pandang dalam penelitian ini hanya dianalisis sesuai dengan kebutuhan penelitian.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan dalam alur penyajian dan alur sebab akibatnya, tokoh dan penokohan serta latar ruang dan waktu pada novel dan film. Cerita pada keduanya pada dasarnya sama tetapi detil-detil yang berlimpah dan pengulangan-pengulangan perang dalam film Le Colonel Chabert rnembuat film lebih tampak realistis dan padat daripada novelnya. Demikian juga pada ketidakterpusatan penokohan dalam film memberikan kesan bahwa film terasa lebih menyajikan suatu peristiwa yang bisa menimpa semua manusia. Pemadatan latar ruang dan waktu selain karena kebutuhan sinematografis yang bertujuan untuk mengikat penonton pada satu ruang dan waktu yang terbatas, juga mampu menimbulkan kesan yang tampak lebih realistis jika dibandingkan dengan novelnya. Semua perbedaan tersebut menunjukkan adanya perbedaan interpretasi sutradara atas cerita novel Le Colonel Chabert karya Honore de Balzac.

Narrative Changes and Presentation in The Adaptation Into Film of The Novel Le Colonel Chabert : Comparison StudyThe adaptation of any novel into film, or vice verse, always result in some changes due to the change of medium and to the interpretation of the author and the film director. This thesis aims to (1) study the changes in the elements and the presentation of the story that are results of the adaptation of the novel Le Colonel Chabert into film, (2) and study the effect of these changes.
The method used in this analysis is structuralism, focusing on the intrinsic elements of the work. The elements of the story to be analyzed in this thesis are the plot, the characters, the background, and the timing.
The result of this thesis shows that there are similarities and differences in plot, character, time and space and their presentation in the film and the novel. The story remains the same in the film but the discourse slightly changes. But the amount of details, and the number of repetition of the some elements, especially the war event, the abundance of details of the character and space-time in the film increased the realistic impression. The compression of the time of story in the film is pure cinematic consideration due to the limited duration. The whole differences reveal the specific interpretation of the director on the sad story, and the need of cinemato graphical language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T820
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahda Sofa Syahdu
"Skripsi ini bertujuan untuk melihat tindakan ofensif PM di bidang kebudayaan, khususnya seni film pada masa Demokrasi Terpimpin melalui berbagai cara. Salah satu di antaranya adalah dengan menghambat peredaran dua judul film yaitu Pagar Kawat Berduri (1961) dan Anak Perawan di Sarang Penjamun (1963) hasil karya Asrul Sani dan Usmar Ismail.
Campur tangan PKI di bidang Perfilman melalui tuduhan yang tidak berkaitan dengan film sebagai seni memperlihatkan kekhawatiran pihak komunis bahwa film-film tersebut akan berpengaruh terhadap kedudukan PKI selanjutnya. Film sebagai media seni murni tidak lagi berfungsi sebagaimana mestinya karena telah tercampur dengan kotornya politik.
Penelitian dan pengumpulan bahan dilakukan melalui studi kepustakaan pada beberapa Perpustakaan dan juga mempergunakan media pandang-dengar sebagai sumber primer di perpustakaan Sinematek Pusat Perfilman H. Usmar Ismail, Kuningan- Jakarta disamping skenario dan koran sejaman.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S12439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangkuti, Hamsad, 1943-
Yogyakarta: DIVA press, 2017
808.83 RAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanto Triwikromo, 1964-
Jakarta: Kompas, 2017
808.83 TRI s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mauliddhia Cinta Kyrana
"Fantastic Mr. Fox adalah novel karya Roald Dahl, menceritakan kisah tentang Mr. Fox yang menyelamatkan keluarganya dan binatang-binatang lain dari ancaman para peternak. Novel ini diadaptasi menjadi sebuah film oleh Wes Anderson dengan versi Fantastic Mr. Fox yang berbeda. Artikel ini akan mengulas isu-isu maskulinitas yang ditampilkan pada novel dan adaptasi film Fantastic Mr. Fox lebih dalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana maskulinitas direpresentasikan dan dibentuk melalui kedua karya. Dahl memperlihatkan maskulinitas dominan melalui karakter Mr. Fox, sedangkan Anderson menunjukkan gambaran maskulinitas yang lebih beragam melalui karakter-karakter pada film, seperti Mr. Fox, Ash, dan Kristofferson.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan analisis isi, serta konsep-konsep maskulinitas dari Connell, Hofstede, dan Kimmel sebagai landasan teori. Temuan utama dalam penelitian ini dapat dilihat melalui gambaran stereotip gender yang terbentuk pada konstruksi maskulinitas yang berbeda. Bentuk-bentuk maskulinitas diperlihatkan melalui perkembangan karakter dan plot pada adaptasi film yang dibandingkan dengan novel. Selanjutnya, ditemukan juga negosiasi maskulinitas dominan dalam adaptasi film.

Fantastic Mr. Fox is originally a novel by Roald Dahl, telling the story of Mr. Fox who tries to save his family and community from the farmers rsquo; threat. This book was adapted by Wes Anderson into a film, offering a different version of Fantastic Mr. Fox. This article will further explore masculinity issues presented in both the novel and film adaptation of Fantastic Mr. Fox. The objective of this research is to disclose the manner in which masculinity is represented and constructed through both works. Dahl displays dominant masculinity through the character Mr. Fox, while Anderson presents a more diverse portrayal of masculinity through the characters of Mr. Fox, Ash, and Kristofferson.
This study uses qualitative research and content analysis as its research methods, and concepts of masculinity from Connell, Hofstede, and Kimmel as the theoretical framework. The main finding of this research can be seen through the portrayal of constructed gender stereotypes which centralizes on different types of the construction of masculinity. The constructions are presented through the development of characters and plot in the film adaptation compared to the novel. Furthermore, there is negotiation of the dominant masculinity in the film adaptation.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Triyanto Triwikromo, 1964-
Jakarta: Kompas, 2017
808.83 TRI m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kumala, 1980-
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2018
808.831 598 RAT p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>