Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 127952 dokumen yang sesuai dengan query
cover
William Wardoyo
"Tulisan ini bertujuan untuk membahas secara mendalam etika Prima Facie Duties ciptaan William David Ross. Prima Facie Duties merupakan teori etika yang didasari oleh dua konsep dasar yaitu konsep ketepatan dan konsep kebaikan. Kedua konsep inilah yang mendasari kewajiban dalam Prima Facie Duties yaitu duty of fidelity, duty of gratitude, duty of reparation, duty of beneficence, duty of justice, duty of self-improvement, dan, duty of non-maleficience. Tulisan ini juga memberikan perbandingan Prima Facie Duties dengan Ideal Utilitarian Moore dan Deontology Kantian, dan Moral Relativism untuk memberikan suatu gambaran jelas apa yang menjadi corak khas dari Prima Facie Duties. Dalam tulisan ini juga dimasukan kritik dari John Rawls kepada intuisionisme dan juga tanggapan berdasarkan Prima Facie Duties terhadap kritik tersebut yang berupa improvisasi penting bagi Prima Facie Duties yaitu sistem prioritas.

The point of this essay is to explain deeply the Prima Facie Duties ethics which were made by W.D. Ross. Prima Facie Duties is an ethical theory based on two main concept which is right and good. These two central concept become the base of the seven duties which are duty of fidelity, duty of gratitude, duty of reparation, duty of beneficence, duty of justice, duty of self-improvement, and duty of non-maleficience. There is also comparison of Prima Facie Duties with Moore Ideal Utiliarianism, Kantian Deontology, and Moral Relativism to show the main characteristic of Prima Facie Duties. Critics from John Rawls against ethical intuitionism is also included with the solution for Prima Facie Duties based on John Rawls critics which improves Prima Facie Duties in the form of priority system."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S64376
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Nugraha
"Dalam pemikiran etika modern, eudaimonia dipandang tidak lagi relevan sebagai dasar dari moralitas atau bertindak etis. Hal ini terutama akibat kritik Kant terhadap etika eudaimonia, bahwa motivasi akan kebahagiaan hanya akan merusak inti dari moralitas. Bagi Kant, moralitas adalah persoalan kewajiban. Robert Spaemann bermaksud merehabilitasi etika eudaimonia dengan berusaha mencari titik temu antara kebahagiaan dan kewajiban. Pemisahan antara kebahagiaan dengan kewajiban adalah kesalahan dalam memahami dasar dari moralitas. Kesalahan Kant adalah memandang moralitas haruslah bebas dari segala kepentingan dan memandang motivasi akan kebahagiaan bersifat egoistik. Kesalahan tersebut adalah konsekuensi dari ontologi modern yang tidak dapat menampung konsep tentang transendensi diri. Spaemann lantas beralih kepada konsep cinta, yang menurutnya mengubah kepentingan diri, sebagai hasil dari transendensi diri makhluk rasional. Dalam cinta, tidak ada lagi pertentangan antara motivasi akan kebahagiaan dan melakukan yang wajib. Hal ini karena dalam cinta, yang menjadi motivasi dari tindakan adalah realitas orang lain, dan dalam cinta pula seseorang memperoleh kebahagiaan atas realitas orang lain.

In modern ethics, eudaimonia is considered as irrelevance to become a ground for morality or ethical actions. It is primarily an implication of Kant's critique to ethics of eudaimonia, that motif of happiness may corrupt the core of morality. According to Kant, morality is all about obligation. Robert Spaemann attempts to rehabilitate ethics of eudaimonia by seeking for a link between happiness and obligation. The separation between happiness and obligation is a mistake in attempt to understand the ground of morality. Kant makes a mistake by considering morality as free from any interest and also considering that motif of happiness is egoistic. That mistake is a consequence of modern ontology that unable to accommodate the concept of selftranscendency. Thus Spaemann turns to concept of love, which he thinks can change self-interest as the result from rational being's self-transcendency. In love, there is no opposition between motif of happiness and doing obligation. It is because, in love the motif of an action is other's reality; it is also in love that someone acquires happiness from other's reality."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42990
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
New York: Oxford University Press, 1998
510.1 PHI
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Russell-Hunter, W.D.
New York: Macmillan Publishing Co., 1979
592 RUS l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nainggolan, Hastuti
"Fiduciary duties merupakan konsep baru dalam UU Perseroan Terbatas, yang diadopsi perumus undang-undang dari sistem hukum Common Law. Konsep ini menuntut loyalitas direksi terhadap perseroan, yang sudah dipercaya pemegang saham mengurus perseroan. Dalam praktiknya tidak mudah menguji apakah direksi sudah menerapkan fiduciary duties. Penelitian terhadap masalah ini dilakukan dengan metode penelitian kepustakaan dengan mengkaji data primer, dan sekunder, berupa buku, kajian, peraturan, putusan pengadilan, dan wawancara dengan beberapa narasumber, kemudian dianalisis dengan pendekatan ilmu hukum. Berdasarkan kajian penulis, pemahaman dan pengaplikasian fiduciary duties masih menghadapi hambatan, terutama karena kurangnya pemahaman direksi terhadap hukum perseroan, dan pengetahuan hakim yang belum kondusif mengenai konsep-konsep hukum perseroan modern."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T14543
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhlan Zamzami Sitio
"Hak atas Kesehatan right to health merupakan bagian dari hak asasi manusia yang tercantum dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia sebagai hak dasar dari setiap individu dan tidak dapat dihilangkan. Setelah diamandemen, Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa; “Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak.” Kemudian, pasal 98 Undang-Undang Kesehatan menegaskan bahwa Pemerintah bertanggung jawab atas sediaan farmasi dan alat kesehatan yang aman, bermanfaat, bermutu dan terjangkau. Meski begitu, hingga saat ini pemerintah masih mengenakan bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) terhadap alat kesehatan impor, padahal 91,7 persen kebutuhan alat kesehatan dalam negeri dipasok oleh barang impor. Tentu saja, pengenaan bea masuk dan PDRI alat kesehatan tersebut akan berimbas pada bertambahnya biaya pengadaan alat kesehatan. Penelitian ini ingin menganalisis korelasi antara pengenaan tarif bea masuk dan PDRI alat kesehatan tersebut dengan prinsip pemenuhan hak dasar kesehatan yang diamanatkan peraturan perundang–undangan, sehingga penelitian ini dilakukan dengan pendekatan yuridis-normatif. Penelitian dilakukan dengan batasan penggunaan data sekunder dan alat pengumpulan data berupa studi dokumen dan wawancara. Berdasarkan studi yang dilakukan, peneliti menyimpulkan bahwa pengenaan bea masuk dan pajak impor terhadap alat kesehatan tidak sejalan dengan apa yang diperintahkan oleh undang-undang, bahwa sediaan alat kesehatan harus bermutu dan terjangkau. Oleh karena itu, penelitian ini menyarakan agar pemerintah berkenan meninjau ulang pengaturan tarif bea masuk dan pajak dalam rangka impor (PDRI) terhadap alat kesehatan demi pemenuhan akses kesehatan untuk setiap orang.
The right to health is one of the human rights listed in the Universal Declaration of Human Rights as a basic right of every individual and is non-derogable. Post-amendment, Article 34 paragraph (3) of the 1945 Constitution mandates; "The state is responsible for the provision of adequate health care facilities and public services." Additionally, article 98 of the Health Act confirms that the Government is responsible for the supply of pharmaceutical and medical devices that are safe, beneficial, qualified, and affordable. However, to this day the government still imposes import duties and taxes (PDRI) for imported medical devices, even though 91.7 percent of domestic medical device demands are supplied by imported goods. Naturally, the imposition of import duties and PDRI for medical devices will impact in increasing the costs of procurement of medical devices. This study aims to analyze the correlation between the imposition of import duty tariffs as well as the PDRI of medical devices and the principle of fulfilling the basic health rights mandated by laws and regulations. Therefore, this research was conducted in a juridical-normative approach. This study was conducted within the limitation of secondary data. Tools of data collection were in the form of document studies and interviews. Based on the conducted study, the researcher concluded that the imposition of import duties and taxes on medical devices is not in line with the principles mandated by law, specifically in the aspect of qualified and affordable medical device supply. Therefore, this study suggests that the government should consider reassessing the regulation of import duty and tax rates of imports (PDRI) for medical devices in order to fulfill access to health for everyone."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Topik yang kita bahas ini , merupakan topik yang penting dan relevan kita perbincangkan sekarang ini mengingat kondisi dan perlakuan terhadap warga neagara kita, khususnya para pekerja kita, di Malaysia....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Hotma P.
"Dalam era globalisasi dengan masuknya modal asing maupun tenaga asing khususnya di bidang perumah sakitan, persaingan semakin ketat terlebih dalam usaha menarik pelanggan atau pasien.Sehingga untuk itu pihak pemilik maupun pengelola rumah sakit harus sudah menentukan target pasar/pelanggannya sehingga dapat menentukan posisinya dari persepsi pelanggan.
Penelitian ini bertujuan menentukan posisi Klinik Spesialis dan Rumah Bersalin Prima Husada Cinere dari target pasar yang ada berdasarkan persepsi pelanggan/pasar. Penelitian penentuan posisi ini merupakan penelitian deskriptik analitik dengan menggunakan pendekatan studi kuantitatif dan kualitatif dengan desain cross sectional. Pendekatan kuantitatif menggunakan kuesioner terhadap 100 responden dan pendekatan kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam pada pihak manejemen Klinik Spesialis dan Rumah Bersalin Prima Husada Cinere.
Hasil penelitian menunjukkan pelanggan Klinik Spesialis dan Rumah Bersalin Prima Husada Cinere mayoritas berasal dari sekitar Cinere, telah tinggal di kediamannya lebih dari 2 tahun sampai 8 tahun,usia > 20 - 40 tahun, pendapatan > 1 juta sampai 2,5 juta per bulan, informasi tentang keberadaan Klinik Spesialis dan Rumah Bersalin Prima Husada Cinere didapat dari saudara/teman, pembiayaan bersumber pribadi. Terdapat adanya segmen yang peduli tarif dan peduli pengobatan. Target pasar /pelanggan yang ditetapkan bersama manejemen adalah pelanggan yang berdomisisli di wilayah Cinere dan sekitarnya, usia > 20 - 40 tahun, pendapatan > 1 juta sampai dengan 2,5 juta per bulan, pembiayaan bersumber pribadi/asuransi.

In this new era, with the presence of foreign investors as well as foreign human resources especially in the hospital field, the competitiom has increased especially in the efforts to attract customers or patients. This condition causes the hospital?s owner and management to determine their target or customers, especially through the customers? perceptions.
The aim of this research is to determine the position of the Cinere Prima Husada Specialist and Delivery Clinic from the present market target through customer or market perception. This position determination research is an analytical descriptive research with quantitative and qualitative approaches with cross sectional design. The quantitative approach used questionnaires given to 100 (one hundred) responders. Where as the qualitative approach was a thorough interview with Prima Husada Specialist and Delivery Clinic management.
The results showed that the majority of Prima Husada Specialist and Delivery Clinic customers come from around the Cinere area, have stayed there for 2 - 8 years, with ages fo 20 - 40 years old, with salaries of 1 - 2.5 million rupiahs per month, having heard of Prima Husada Specialist and Delivery Clinic from friends or family, and they were self-paid. In this research, it was found that a segment of the customers paid close attention to the fee and treatment.
From the analysis it was concluded that the market or customer target determined by management were those living in Cinere and its surroundings, especially women in their productive age of 20 ? 40 years old with incomes ranging fom Rp. 1 - 2.5 million per month. In addition, the targeted patients are those who pay for the treatments themselves. Therefore the managment is positioning Prima Husada Specialist and Delivery Clinic, as well as the future mother and child hospital, to focus its customers on those in the middle-low economy segment."
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T28442
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ias Sri Wahyuni
"Tesis ini membahas kajian dan implementasi stabilitas model tingkat bunga Cox- Ingersoll-Ross (CIR). Estimasi parameter model CIR melibatkan perubahan measure. Parameter-parameter model CIR diestimasi menggunakan Generalized Method of Moments (GMM), sedangkan simulasi tingkat bunga menggunakan metode Milstein. Hasil implementasi model CIR menunjukkan bahwa lintasan solusi model CIR risk-neutral dengan perubahan measure lebih dekat dengan pergerakan tingkat bunga sebenarnya dibandingkan dengan lintasan solusi model CIR risk-neutral tanpa perubahan measure. Hasil implementasi dengan pendekatan numerik menunjukkan bahwa simulasi solusi model CIR memenuhi perilaku stabilitas asimtotik solusi model CIR. Data yang digunakan adalah data tingkat bunga yang diunduh dari www.bankofengland.co.uk.

Thesis discusses stability and implementation of interest rate Cox-Ingersoll-Ross (CIR) model. Parameter estimation of CIR model involves changing measure. Parameters of CIR model are estimated using Generalized Method of Moments (GMM), while simulation of interest rate uses Milstein method. The implementation shows that solution path of risk- neutral CIR model with changing measure is closer to interest rate data than solution path of risk-neutral CIR model without changing measure. The implementation of numerical approach shows that solution of CIR model satisfies the stability of asymptotic behavior. The interest rate data is obtained from www.bankofengland.co.uk."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T48960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Borrie, W.D.
Melbourne: The Australian National University, 1954
325.8 BOR i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>