Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 77628 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hafsah Almuthmainah
"Permasalahan sampah perkotaan meliputi keterbatasan lahan landfill dan pencemaran yang diakibatkan oleh air lindi dari landfill. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pemanfaatan sampah sebagai kompos serta sebagai media pengolah air lindi menggunakan pemodelan bioreaktor lysimeter. Air lindi yang berasal dari landfill diolah menggunakan bioreaktor lysimeter berisi sampah organik berusia 2 tahun dengan sistem pengisian sampah berlapis.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio C/N sampah sebesar 13.55:1 dibawah baku mutu kompos organik. Pengolahan air lindi menggunakan bioreaktor lysimeter memberikan pengaruh positif terhadap kualitas efluen air lindi. Parameter pH air lindi setelah melalui bioreaktor berkisar antara 7.67-8. Rata-rata persentase penurunan TSS air lindi mencapai 92.73%. Rata-rata persentase penurunan BOD dan COD air lindi berturut-turut sebesar 92.65% dan 92.61%. Rata-rata persentase peningkatan nitrat air lindi setelah melalui bioreaktor ialah sebesar 43.97%. Kadar nitrit mengalami penurunan dengan rata-rata persentase penurunan sebesar 96.42%. Kadar nitrat dan nitrit pada efluen air lindi yang tinggi menunjukan bahwa air lindi membutuhkan pengolahan lanjutan berupa proses denitrifikasi.

Problems of urban waste include limited land for landfilling and pollution caused by leachate from landfills. This research was conducted in order to determine the potential use of waste as compost and as a treatment media for leachate using bioreactor lysimeter modeling. Leachate from the landfill is processed using bioreactor lysimeter containing 2 years old organic waste with layered systems.
The results showed that the ratio of C/N of the waste is 13.55:1, under the standard of quality of organic compost. Leachate treatment using a bioreactor lysimeter gives a positive effect on the quality of leachate effluent. The pH of leachate after the treatment ranged between 7.67-8. The average percentage decrease in TSS of leachate reached 92.73%. The average percentages reduction in BOD and COD of leachate, respectively are 92.65% and 92.61%. The average percentage increase in nitrate of leachate after going through the bioreactor is at 43.97%. Nitrite levels decreased by an average percentage decrease of 96.42%. The high levels of nitrate and nitrite in the leachate effluent showed that the leachate requires an advanced processing such as denitrification process.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63169
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Malik
"Kelurahan kukusan merupakan bagian wilayah Kota Depok memiliki perkembangan penggunaan tanah yang cukup pesat. Permasalahan sampah di perkotaan terjadi karena ketersediaan tempat pembuangan sampah selalu bertautan dengan ketersediaan lahan dan penggunaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana pengelolaan sampah di Kelurahan Kukusan ditinjau dari aspek spasial dengan menggunakan variabel sebaran tempat pembuangan mandiri, tipe pengelolaan sampah, produksi sampah, permukiman, jalur pengangkutan sampah, dan arah pergerakan sampah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tetap memperhatikan kaidah-kaidah yang tepat dalam melakukan pengwilayahan. Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dari membandingkan klasifikasi persebaran model Waugh, dimensi geografi transportasi dan Possible Movement Urban Patterns dengan kondisi pengelolaan di lapangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kelurahan Kukusan hanya terdapat dua tipe pengelolaan yaitu tipe A dan tipe B. Pengelolaan sampah Tipe A terjadi di pola spasial dimana sebaran sampah berupa sebaran yang acak, dengan arah pergerakan disorganized polycentric. Pengelolaan sampah Tipe B terjadi di pola spasial dimana sebaran sampah berupa pola sebaran acak, tetapi memiliki arah pergerakan organized monocentric. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi pengelolaan sampah, ada dua faktor penentu perbedaan spasial, yaitu ketersediaan tempat pembuangan dimana indikasi ketersediaan tempat pembuangan itu dibedakan jenis tempat pembuangan mandiri. Faktor kebijakan juga berpengaruh terhadap pola spasial karena di bagian timur terdapat pagar Universitas Indonesia yang membuat warga membuat tungku bakar dan sebaran tungkunya membentuk pola spasial yang memanjang.

Kukusan Local Administrative as a part of Depok region, has significant landuse development. Waste problem in the city which is frequently happening due to availability waste disposal site, is kindred with availability of land and landuse. This research is to know, how waste management in Kukusan Local Adminstrative, is looked out over spatial aspects by several variables such as distribution of independent final disposal site, type of waste management, production of waste, settlement, its transportation, and its movement.
This research is using qualitative approach that steadily notices the norm of delineating region. Analysis being used is descriptive, which is obtained by comparing classification of distribution of Waugh model, transport geography dimension, and possible movement urban patterns to the condition in field.
The result of this research shows that is only two types of waste management in Kukusan, A and B. Type A is happening in uncontrolled and has movement as disorganized polycentric. Type B is also happening in uncontrolled but has movement as organized monocentric. Considering many factors might influence Kukusan waste management, there are two factors determine spatial difference, they are availability of land and, being distinguished by independent final disposal site. Factor of policy affects toward spatial patterns because it has University of Indonesia?s fence that enables villagers to build incinerators, that creates linear spatial patterns.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2010
S1045
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rezha Pratiwi Eka Gharini
"Gas NO2 dan SO2 merupakan zat pencemar udara yang menimbulkan bau busuk dan mencemari udara di sekitar TPA. Gas-gas tersebut akan bermunculan di setiap tahap operasi penimbunan dan pemadatan sampah di TPA. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tingkat risiko pajanan gas NO2 dan SO2, dalam udara ambien terhadap gangguan kesehatan pada pemulung yang beraktivitas dan bermukim di sekitar TPA Cipayung, Depok. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-Juni tahun 2018 dengan menggunakan metode penulisan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan ARKL.
Hasil pengukuran NO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 31,794 g/m3, dan SO2 memiliki rata-rata hasil pengukuran adalah 6,365 g/m3. Dari hasil tersebut, masih sangat jauh dibawah Baku Mutu Udara Ambien dalam PP No. 41/1999. Nilai asupan real time dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 1,079 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 2,5962 10-5 mg/kg/hari. Sedangkan nilai asupan life span dengan pajanan konsentrasi NO2 adalah 2,15801 10-3 mg/kg/hari dan pajanan konsentrasi SO2 adalah 5,1024 10-5 mg/kg/hari.
Karakteristik risiko untuk konsentrasi NO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,0539 dan life span adalah 0,108. Karakteristik risiko untuk konsentrasi SO2 dengan durasi pajanan real time adalah 0,001 dan life span adalah 0,002. Secara keseluruhan, nilai RQ adalah <1 maka udara ambien TPA Cipayung dengan pajanan NO2 dan SO2 masih aman sehingga tidak diperlukan adanya pengelolaan risiko.

Gases NO2 and SO2 are air pollutants that cause odor and pollute the air around the landfill. The gases will emerge at every stage of landfilling and compaction operations in the landfill. This study aims to analyze the level of exposure risk of NO2 and SO2 gas, in ambient air to health disturbance on scavengers who move and settle around TPA Cipayung, Depok. This research was conducted in March June of 2018 using the method of writing Environmental Health Risk Analysis ARKL.
The result of measurement of NO2 has the average of measurement result is 31,794 g m3, and SO2 has average result of measurement is 6,365 g m3. From these results, it is still very far below the Ambient Air Quality Standard in PP 41 1999. The value of real time intake with NO2 exposure concentration was 1,079 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 2,5962 10 5 mg kg hari. While the value of life span intake with NO2 exposure concentration was 2,15801 10 3 mg kg hari and the exposure of SO2 concentration was 5,1024 10 5 mg kg hari.
The risk characteristic for NO2 concentration with real time exposure duration was 0,0539 and life span was 0,108. Risk characteristics for SO2 concentration with real time exposure duration were 0,001 and life span was 0,002. Overall.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andina Putri Zata Dini
"Timbulan sampah meningkat sejalan dengan perkembangan aktivitas manusia. Hal ini memberikan masalah terhadap kemampuan lahan untuk menampung sampah. Timbulan sampah juga menghasilkan lindi yang mengandung senyawa organik berbahaya, seperti ammonia, nitrat, nitrit. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi lysimeter dan menerapkan sistem pengisian sampah berkala selama tiga minggu, sehingga terdapat tiga lapisan sampah beda umur dalam lysimeter. Resirkulasi lindi diberikan ke dalam reaktor untuk mengetahui efeknya terhadap dekomposisi sampah dan kandungan ammonia, nitrat, nitrit. Akhirnya diketahui kesetimbangan nitrogen yang terjadi di dalam reaktor. Hasil pengamatan selama 150 hari membuktikan bahwa sistem pengisian sampah berlapis dan resirkulasi lindi ke dalam lysimeter akan mempercepat waktu dekomposisi sampah dan menurunkan kandungan ammonia, nitrat, nitrit dalam waktu yang relatif lebih cepat. Metode pengisian sampah 3 lapis membuktikan bahwa lapisan sampah teratas memiliki kandungan nitrogen yang terbesar. Dibuktikan pula bahwa hanya 17% nitogen terlarut dalam lindi, 21% berubah dalam fraksi gas atau cair (uncounted) dan tersisa 60,1% nitrogen yang ada di dalam sampah sebagai residu.

Refuse generation will increase in line with development of human activities. This fact make a problem to land area that is no longer able to accommodate. Refuse generation will produce leachate that contains dangerous organic matter such as ammonia, nitrate, nitrite. This study done with modification reactor and implemented continued waste filling method. This research also implement leachate recirculation through the lysimeter. Leachate recirculation aims to know the effect towards refuse decomposition and concentration of ammonia, nitrate, nitrite in lysimeter. This observation results nitrogen balance in reactor. The result of 150 days observation proved that leachate recirculation make refuse decomposition becomes faster and decrease concentration of ammonia, nitrate, nitrite in short period. With continued filling method proved that 3rd refuse layer has more nitrogen compounds than the other layers. This study also prove that only 17% of nitrogen leaves the system via leachate, 21% transferred either into liquid or gas phase (uncounted), and only 60,1% nitrogen stays in refuse as residual nitrogen.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Akbar Rindang Wardana
"Apabila tercemar limbah, air tanah dangkal yang merupakan sumber air bersih akan menghambat ketersediaan air bersih. Sampah yang diterima dan dikelola oleh TPA Cipayung meningkat dari tahun 2019-2021. Air tanah dangkal di sekitar TPA Cipayung, yang masih digunakan warga sebagai sumber air, berpotensi tercemar aliran lindi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola spasial kerentanan airtanah dangkal terhadap pencemaran berdasarkan model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU serta kesesuaian antara kedua model dengan pencemaran airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung. Model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU terdiri atas Kedalaman Muka Airtanah, Pengisian Airtanah, Media Akuifer, Media tanah, Topografi, Media Zona Tidak Jenuh, Konduktivitas Hidraulik, dan Penggunaan Tanah. Hasil penelitian menunjukkan Wilayah kerentanan airtanah dangkal terhadap pencemaran dengan kelas tinggi dan sangat tinggi pada model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU cenderung memiliki pola yang mengelompok di bagian utara, barat, dan timur dari TPA Cipayung yang sebagian besar berada pada wilayah dengan jenis penggunaan tanah permukiman dan kedalaman muka air tanah (8-23 mdpt) sehingga memungkinkan pencemar mudah masuk ke dalam airtanah. Berdasarkan uji crosstab, kesesuaian wilayah kerentanan airtanah dangkal model DRASTIC-LU dan SINTACS-LU dengan pencemaran airtanah dangkal di sekitar TPA Cipayung cenderung menunjukkan kesesuaian. Akurasi sebesar 65% untuk model DRASTIC-LU dan 25% untuk model SINTACS-LU.

If it is polluted by sewage, shallow groundwater which is a source of clean water will hamper the availability of clean water. The waste received and managed by the Cipayung Landfill has increased from 2019 to 2021. The shallow groundwater around the Cipayung Landfill, which is still used by residents as a source of water, has the potential to be polluted by leachate flows. Therefore, this study aims to determine the spatial pattern of shallow groundwater vulnerability to pollution based on the DRASTIC-LU and SINTACS-LU models as well as the suitability between the two models with shallow groundwater pollution around Cipayung Landfill. The DRASTIC-LU and SINTACS-LU models consist of groundwater table depth, groundwater recharge, aquifer media, soil media, topography, unsaturated zone media, hydraulic conductivity and land use. The results showed that the susceptibility of shallow groundwater to pollution with high and very high classes in the DRASTIC-LU and SINTACS-LU models tended to have a clustered pattern in the northern, western, and eastern parts of the Cipayung landfill, most of which were in areas with land use types. settlements and the depth of the groundwater table (8-23 mdpt) to allow contaminants to easily enter the groundwater. Based on the crosstab test, the suitability of the DRASTIC-LU and SINTACS-LU shallow groundwater vulnerability areas with shallow groundwater contamination around Cipayung Landfill tends to show compatibility. Accuracy of 65% for the DRASTIC-LU model and 25% for the SINTACS-LU model."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia;;, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Alfira Chairunnisa
"ABSTRAK
Biofilter anaerob-aerob dengan media filter plastik sarang tawon digunakan untuk menyisihkan konsentrasi COD dan ammonia yang terkandung dalam air lindi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan unit pengolahan biofilter anaerob-aerob dengan perbedaan waktu tinggal serta menentukan waktu tinggal optimum yang dapat menyisihkan konsentrasi COD dan ammonia agar memenuhi baku mutu lingkungan yang berlaku. Proses penelitian ini dilakukan selama 88 hari dengan dua tahap proses penelitian yaitu proses seeding dan aklimatisasi yang dilakukan secara bersamaan dan dilanjutkan dengan proses feeding. Konsentrasi COD dan ammonia influen yang masuk ke dalam biofilter anaerob-aerob selama proses feeding adalah sebesar 3.816-4.945 mg/L dan 1.790-3.909 mg/L. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah efisiensi penyisihan konsentrasi COD dan ammonia pada waktu tinggal total 8 hari, 10 hari dan 12 hari memiliki nilai rata-rata sebesar 46,24%; 55,43%; 90,49% dan 76,99%; 90,56%; 95,65% dengan penyisihan tertinggi diperoleh pada waktu tinggal total 12 hari. Nilai k yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 0,423 hari-1 untuk penyisihan COD dan 1,513 hari-1 untuk penyisihan ammonia. Pengolahan air lindi menggunakan biofilter anaerob-aerob dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam mengolah konsentrasi COD dan ammonia yang terkandung dalam air lindi.

ABSTRACT
Anaerobic-aerobic biofiltration with honeycomb tube plastic media used to eliminate the concentration of COD and ammonia contained in the leachate. The purpose of this study were to determine the removal efficiency units of anaerobic-aerobic biofiltration with the detention time differences and to determine the optimum detention time which can remove COD and ammonia concentration in order to meet applicable environmental standards. This study has been conducted for 88 days with two stages of research, seeding and acclimatization process and then continued by feeding process. During the feeding process, COD and ammonia influent concentration amounts are 3.816-4.945 mg/L and 1.790-3.909 mg/L. The result of the study is the removal efficiency of COD and ammonia in the total detention time of 8 days, 10 days, and 12 days had an average value of 46,24%; 55,43%; 90,49% and 76,99%; 90,56%; 95,65%, with the highest allowance is obtained at the total detention time of 12 days. The value of k for COD removal is 0,423 day-1, and for the ammonia removal is 1,513 day-1. Leachate treatment using anaerobic-aerobic biofiltration can be used as an alternative to remove COD and ammonia concentration contained in the leachate."
2015
S60124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadya Saffira
"Pengoperasian bioreaktor landfill dengan resirkulasi air lindi sudah banyak digunakan untuk mempercepat stabilisasi sampah. Namun, komposisi sampah di Indonesia didominasi oleh sampah organik yang merupakan material lignoselulosa yang sulit terdegradasi. Dalam upaya untuk mempercepat proses degradasi lignoselulosa tersebut dilakukan penambahan enzim selulase. Enzim selulase merupakan enzim yang dapat mengatalisasi proses dekomposisi selulosa dan polisakarida lainnya. Penelitian dilakukan dengan dua kondisi; pengoperasian resirkulasi air lindi dengan penambahan enzim selulase dan pengoperasian resirkulasi air lindi saja sebagai kontrol. Penambahan enzim selulase menghasilkan penurunan kandungan organik dalam sampah secara signifikan yang ditunjukkan dengan penurunan parameter volatile solid.
Hingga akhir penelitian penurunan volatile solid pada reaktor dengan penambahan enzim dan reaktor kontrol masing-masing adalah 24,23 dan 10,72. Penambahan enzim selulase juga dilaporkan menghasilkan penurunan kandungan selulosa sampah yang signifikan 24,60 w/w dan 18,40 w/w untuk kontrol. Penurunan sampah pada bioreaktor lebih besar dengan penambahan enzim 32,67 dibandingkan dengan kontrol 19,33. Proses stabilisasi sampah ditinjau dengan konstanta laju penurunan parameter rasio selulosa dan lignin lebih cepat dicapai dengan penambahan enzim 0,014 hari-1 dibanding dengan kontrol 0,002 hari-1.

Landfill bioreactor with leachate recirculation is known to enhance waste stabilization. However, the composition of waste in Indonesia is comprised by organic waste which is lignocellulosic materials. Lignocellulosic materials are considered to take a long time to degrade under anaerobic condition. In order to accelerate the degradation process, enzyme addition is ought to do. Cellulase enzyme is an enzyme that can catalyze cellulose and other polysaccharide decomposition processes. The experiment was performed on 2 conditions leachate recirculation with cellulase addition and recirculation only as control. The addition of cellulase is reported to be significant in decreasing organic content which is represented by volatile solid parameters.
The volatile solid reduction in the cellulase augmented reactor and control reactor was 17,86 and 7,90, respectively. Cellulase addition also resulted in the highest cellulose reduction 24,50 w w and 18,40 w w cellulose reduction, respectively. Settlement of the landfill in a bioreactor with enzyme addition 32,67 is reported to be higher than the control 19,33. Stabilization of landfill review by the decreasing rate constant of the cellulose and lignin ratio parameter was more rapidly achieved by the enzyme addition 0,014 day 1 compared to control 0,002 day 1.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Habiburrachman Alfian H. F.
"ABSTRAK
Seiring dengan perkembangan kota-kota besar di Indonesia, permasalahan sampah yang diakibatkan oleh aktivitas manusia menjadi isu besar yang harus diperhatikan. Sampah tersebut dibebankan kepada Tempat Pembuangan Akhir TPA dan lokasi sejenisnya. Suhu sebagai indikasi penting dalam memberikan gambaran karakteristik lokasi pembuangan menjadikannya salah satu variabel yang harus dipantau pada setiap Landfill. Penelitian ini menggunakan 23 citra landsat untuk mengetahui karakteristik variasi spasial dan temporal suhu permukaan pada landfill pada periode 2013 ndash; 2016. Kerapatan vegetasi, analisis multi citra dengan klasifikasi musim dan volume sampah digunakan sebagai variabel untuk mengetahui variasi tersebut. Dari hasil penelitian ini terdapat hubungan antara suhu permukaan dengan kerapatan vegetasi, sedangkan ditemukan nilai suhu yang signifikan tinggi pada bulan Agustus dengan klasifikasi musim kering. Pola spasial suhu ditemukan pada lokasi timbunan tertentu dengan trend nilai tinggi dibandingkan lokasi timbunan sampah lainnya dan suhu disekitar landfill relatif lebih tinggi dibandingkan dengan daerah sekitarnya.

ABSTRACT
Along with the development of big cities in Indonesia, waste problems caused by human activities become a big issue that must be considered. The waste is charged to Final Disposal TPA and similar locations. Temperature as an important quality indicator makes it one of the variables that must be monitored in each Landfill. This research used 23 landsat images to understand the spatial and temporal variation of surface temperature in landfill within 2013 ndash 2016 as 4 year period. Variables such as Vegetation density using NDVI, multi image analysis with seasonal classification, and waste volume is used to understand the variation. Results of this study showed there is a relationship between surface temperature with vegetation indice, whereas found a significant high temperature value in August with the classification of dry season. Spatial patterns of temperature are found at certain waste dump sites within the disposal area with high trends value compared to other heap location of landfill 39 s site. It is also found that the overall landfill temperature is relatively higher than the surrounding area."
2017
S69630
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmania Hanifa
"Air lindi sampah merupakan cairan yang merembes atau keluar dari timbunan sampah. Dalam mengolah air lindi diperlukan proses yang dapat mendegradasi polutan organik salah satunya dengan proses Fenton. Pada penelitian ini kebaruan penelitian yang ingin ditunjukan adalah konsep ekonomi sirkular dengan cara penggunaan katalis Fenton heterogen dari limbah. Hal tersebut sejalan dengan agenda Pilot Project PLTSa Merah Putih yang ingin mengkaji pemanfaatan residu insinerasi. Tujuan dari penelitian ini adalah [1] menganalisis kinerja IPAS objek studi dari aspek tren kualitas air, efisiensi penyisihan, dan parameter desain, [2] menganalisis potensi pemanfaatan abu terbang PLTSa sebagai katalis proses Fenton untuk pengolahan air lindi, dan [3] menganalisis efektivitas proses Fenton heterogen sebagai post-treatment proses biologis pada instalasi pengolahan air lindi. Metode penelitian yang digunakan yaitu observasi, wawancara, pengambilan sampel dan karakterisasi air lindi IPAS 3 TPST Bantargebang, preparasi dan karakterisasi abu terbang Pilot Project PLTSa Merah Putih TPST Bantargebang, dan eksperimen Fenton. Eksperimen Fenton menggunakan air influen polishing pond IPAS 3 TPST Bantargebang. Hasil asesmen kinerja IPAS, kualitas air memiliki tren fluktuatif dan beberapa parameter tidak memenuhi baku mutu PermenLHK No. 59/2016, efisiensi penyisihan tergolong rendah dan terdapat sejumlah unit tidak memenuhi kriteria desain. Kemudian, abu terbang PLTSa berpotensi dimanfaatkan sebagai katalis proses Fenton untuk pengolahan air lindi dengan kandungan besi 157,86 mg/g. Hasil optimum proses Fenton berbasiskan katalis abu terbang PLTSa yaitu dengan konsentrasi katalis 1 g/L; rasio H2O2 0,25x; dan pH 3. Hasil proses Fenton dikombinasikan dengan ozon dapat menaikkan efisiensi penyisihan warna dan COD mencapai 82,25% dan 69,53%.

Landfill leachate is known as liquid seeps or comes out of the landfill. The Fenton method is one option for treating leachate since it may decompose organic contaminants. The novelty of the research to be shown in this study is the circular economy concept by using heterogeneous Fenton catalysts derived from waste. This is in accordance with the Pilot Project Municipal Solid Waste Incineration (MSWI) Merah Putih’s goal of studying the utilization of incineration residues. This study aimed to [1] analyze the performance of the leachate treatment plant from the aspect of removal efficiency and design parameters, [2] analyze the potential utilization of MSWI fly ash as a catalyst for the Fenton process for leachate treatment, and [3] analyze the efficiency of the heterogeneous Fenton process as a post-treatment biological process in a leachate treatment plant. The research method used were observation, interviews, sampling and characterization of Leachate Treatment Plant (LTP) 3 TPST Bantargebang’s leachate, preparation, and characterization of the Pilot Project MSWI Merah Putih’s fly ash, and Fenton experiment. According to the LTP evaluation, water quality has a fluctuating trend and certain parameters do not satisfy the quality standards of PermenLHK No. 59/2016, removal efficiency is low, and a number of units do not fulfill the design parameters. MSWI fly ash has the potential to be used as a Fenton process catalyst for leachate treatment with an iron content of 157.86 mg/g. The optimum results of the Fenton process were achieved with a catalyst concentration of 1 g/L; H2O2 ratio 0.25x; and pH 3. The results of the Fenton process combined with ozone can increase the efficiency of color and COD removal reaching 82.25% and 69.53%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulistyoweni Widanarko
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1989
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>