Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62461 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Qivany
"ABSTRAK
Pada masa pemerintahan dinasti Zhou Timur, Cina mengalami pergolakan politik dan perubahan sosial, sehingga mendorong para filsuf mengeluarkan pemikiran-pemikirannya demi menciptakan perdamaian di dunia. Periode ini dikenal sebagai ?Seratus Aliran Pemikiran? (诸子百家zhūzǐ bǎijiā). Salah satu filsuf pada masa ini adalah Mozi (墨子). Diantara pemikiran-pemikiran Mozi, pemikirannya yang paling terkenal adalah Jian Ai (兼爱). Banyak cendekiawan asing telah menganalisis teks Jian Ai, namun cendekiawan Indonesia justru belum pernah menganalisisnya. Oleh karena itu, pada penelitian skripsi ini penulis akan membahas makna Jian Ai dan nilai-nilai yang terkandung dalam teks Jian Ai dikaitkan dengan latar belakang sejarah Cina kuno.

ABSTRACT
During the reign of Eastern Zhou dynasty, China experienced political turbulence and social change that encourage many philosophers to show their thoughts in order to achieve world peace. This era was known as ?Hundreds of School Thought? (诸子百家zhūzǐ bǎijiā). One of the philosophers during this era is Mozi (墨子). Among all his works, Mozi most famous work is Jian Ai (兼爱). Many foreign scholars have analyzed Jian Ai text, but Indonesian scholars have never analyzed it. Therefore, this essay will analyze Jian Ai meaning and the values of Jian Ai text in relation to historical background of ancient China."
2016
S64920
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wang, Lixing
Tai bei shi: Tian xia chu ban Tai bei xian san chong shi , 1991
SIN 070.07 WAN a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Prasetyadi
"Perkembangan teknologi komunikasi dan informasi dewasa ini membawa perubahan signifikan terhadap media. Media massa konvensional semacam radio, televisi, surat kabar, film, rekaman suara (sound recording) terkonvergensi berkat berkat kehadiran teknologi digital dan internet yang mampu meleburkan industri media, komputer, dan telekomunikasi menjadi satu. Dengan demikian, penulisan sejarah media konvensional yang cenderung memisah-misahkan berbagai bentuk media kini tidak relevan lagi. Sejarah media mesti ditulis ulang secara terkonvergensi sebagai sebuah kesatuan utuh. Makalah ini berupaya mengkaji sejarah media secara terkonvergen dalam konteks keindonesiaan dengan menggunakan konsep-konsep dalam buku “Media Convergence History” sebagai pisau analisisnya. Makalah ini merupakan kajian literatur yang tidak menggunakan pendekatan kronologi dalam pembahasannya dan memilih pendekatan ‘flashback’ sebagaimana digunakan dalam buku “Media Convergence History” (Janet Staiger dan Sabine Hake, 2009). Dari kajian literatur-literatur yang diperoleh, menyimpulkan bahwa konvergensi media di Indonesia terutama bergerak dalam dimensi industri (industrial convergence) dan budaya (cultural convergence). Technological convergence menuju media baru web 2.0 terhambat oleh lemahnya penegakan hukum terhadap cyber crime.

The development of information and communication technology today brings significant changes to the media . Conventional mass media such as radio , television , newspapers , films , sound recordings are converged due to the presence of digital technology and the internet which also merge the media industry , computer , and telecommunications . Thus , the writing of conventional media history which tend to isolate various forms of media now no longer relevant . The history of media must be rewritten as a converged and unified entity . This paper seeks to examine the history of media in the context of Indonesia through convergence perspective by using amount of concepts adopted from the book " Media Convergence History " ( Janet Staiger and Sabine Hake , 2009) as the tools of analysis. This paper does not use a chronological approach to its discussion, yet chooses the ' flashback approach' as used in the book " Media Convergence History ". The result of literaure study conducted concluds that the convergence of media in Indonesia is mainly engaged in industrial dimensions ( industrial convergence ) and cultural dimension (cultural convergence ) . Technological convergence towards new media web 2.0 is hampered by the lack of law enforcement against cyber crime .
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Veda Orlando Saroso
"ABSTRAK
Konsep ldquo;?? ldquo;?w i w??adalah salah satu konsep penting dalam Yangisme, sebuah pemikiran dalam filsafat Cina yang pertama kali dicetuskan oleh Yang Zhu. Konsep yang bisa diartikan sebagai lsquo;demi saya rsquo; ini mencerminkan sebuah pandangan hidup yang individualistis, sebuah pandangan hidup yang sangat jarang ditemukan dalam masyarakat Cina kuno. Namun Yangisme dan konsep w i w? sendiri seringkali dikaitkan tidak hanya dengan individualisme semata namun dengan egoisme. Perlakuan semacam ini dilakukan oleh filsuf-filsuf Cina pesaing lainnya seperti Mencius dan Mo Di serta para murid mereka. Melalui mereka, Yang Zhu digambarkan sebagai karikatur dari konsep egoisme di Cina. Namun, penggambaran terhadap Yang Zhu mengandung bias yang mengaburkan pemahaman asli terhadap pemikirannya. Lewat jurnal ini, penulis berusaha untuk memberikan gambaran yang lebih tepat terhadap konsep wei wo yang ada dalam pemikiran Yang Zhu melalui berbagai macam sumber.

ABSTRACT
Abstract The concept of ldquo ldquo w i w is one of the prominent concepts in Yangism, a school of thought in Chinese philosophy that was first brought forth by Yang Zhu. This concept, which can be translated as lsquo for the sake of myself rsquo reflects an individualistic view of life, a view of life seldom found in the ancient Chinese society. Yangism and the concept wei wo themselves are often attributed not only to individualism, but also to egoism as well. This attributive treatment was done by other rival Chinese philosophers, such as Mencius and Mo Di, along with their disciples.Yang Zhu was portrayed as a caricature of the concept of egoism itself through them. But, this portrayal often contained biases that blurred the true understanding towards his thoughts. In this journal, the writer tries to give a more proper portrayal towards the concept of wei wo contained in the thoughts of Yang Zhu by utilizing various sources. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Asrif
"ABSTRAK
Disertasi ini mengkaji teks, konteks, dan fungsi kabanti sebagai tradisi lisan masyarakat Buton. Hasil kajian menemukan teks dalam tradisi lisan memanfaatkan ketersediaan kosakata percakapan sehari-hari dan juga merangkai kembali formula sendiri untuk menjadi formula baru. Metris formula tradisi lisan tidak berada pada posisi yang tetap. Formula akan bergerak dinamis karena penciptaan karya lisan semata mengandalkan ingatan dalam ruang waktu terbatas. Konteks berpengaruh dominan dalam penciptaan tradisi lisan. Teks lisan memanfaatkan unsur-unsur bahasa yang menggambarkan kebudayaan masyarakat pemiliknya. Kabanti dilatari oleh konteks budaya maritim dan agraris.
Kelisanan menjadikan teks, konteks, dan fungsi tradisi lisan lebih fleksibel sehingga melahirkan tradisi yang ekspresif, dinamis, dan ekspansif yang menempati beragam konteks budaya. Kabanti diciptakan dalam bahasa, konteks, interaksi, dan tradisi masyarakat setempat. Tradisi lisan tumbuh bersama dengan konteks, menyatu, dan menyatakan masyarakatnya, menerima unsur-unsur baru agar tetap kompetitif dengan masa yang ditempatinya. Eksistensi kabanti pada masa sekarang menunjukkan tradisi lisan bukan hasil budaya masyarakat niraksara melainkan sarana ekspresi budaya yang hanya dapat diwujudkan melalui cara-cara lisan.
This dissertation study the text, context, and function as an oral tradition of kabanti Buton community. The result of study found the text in the oral tradition for utilizing the available some words of daily conversation and also reassembling the formula itself to be a new formula. The Metris formula of the oral tradition is not same position. It would move dynamically based on the creation of an oral work solely and also to depend on memory in a limited space of time. The context influenced the dominant in the creation of an oral tradition.
The oral of text used some elements language that describes the owner culture of the community. Kabanti was backed by the cultural context of maritime and agriculture Orally made the text, context, and function the oral tradition is more flexible which appear the tradition is expressive, dynamic and expansive into placing some cultural contexts. Kabanti was created in language, context, interaction, and traditions of the local community. Oral tradition grew along with the context, united, and expressed its community; accept new elements in order to remain competitive with the time itself. At the present, the existence of kabanti indicates that the oral tradition is not the result of culture niraksara but cultural expression which could be realized through oral ver.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2124
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betalina Intan Kartikaningrum
"Romantisme Modern di Cina berkembang pesat dalam masa kesusastraan modern yang diawali dengan terjadinya Revolusi Sastra pada tahun 1917. Revolusi Sastra ini antara lain menganjurkan Para penyair untuk menggunakan bahasa sehari-hari dalam karyanya. Salah satu penyair Cina yang beraliran Romantis modern ini adalah Ai Qing. Skripsi ini mengetengahkan beberapa puisi Ai Qing, kemudian puisi-puisi tersebut dianalisa untuk ditarik kesimpulan bahwa dalam puisi-puisi itu terkandung ciri-ciri Romantisme"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12836
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Boechari, 1927-1991
Jakarta: Keputusan Populer Gramedia, 2012
959.8 BOE m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Nursyawalli Sidi
"ChatGPT merupakan model bahasa Generative Pre-trained Transformer yang dikembangkan oleh OpenAI dan dirilis pada tahun 2015 dan mulai marak digunakan dalam konteks pendidikan. Dalam penerapannya penggunaan generative AI seperti ChatGPT memiliki tantangan dan risiko yang harus diatasi untuk menjaga integritas dan kejujuran akademis serta memastikan pemanfaatannya yang bertanggung jawab. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sebaiknya digunakan secara resmi atau melarang penggunananya, mengidentifikasi risiko terkait dengan penerapannya, serta mengeksplorasi metode penggunaan yang bertanggung jawab dalam konteks belajar mengajar di lingkungan Universitas. Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif atau mixed method dengan melakukan wawancara semi terstruktur terhadap 11 narasumber menggunakan open question serta menyebarkan kuesioner secara daring kepada responden. Hasil penelitian kualitatif dianalisis menggunakan metode thematic analyisis yang kemudian menjadi sumber acuan pengembangan model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab. Pada pendekatan kuantitatif, sebanyak 251 data responden valid dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab didukung oleh berbagai faktor, termasuk Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behavior, serta Facilitating Conditions penggunaan ChatGPT dalam kegiatan belajardanmengajar. Penelitian ini berkontribusi memberikan pedoman penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab untuk kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan Universitas.

ChatGPT is a Generative Pre-trained Transformer language model developed by OpenAI and released in 2015 and is beginning to be widely used in educational contexts. In its application, the use of generative AI such as ChatGPT has challenges and risks that must be addressed to maintain academic integrity and honesty and ensure its responsible utilisation. This study aims to identify whether it should be officially used or banned, identify the risks associated with its use, and explore methods of responsible use in the context of teaching and learning in a University environment. This research combines qualitative and quantitative methods or mixed methods by conducting semi-structured interviews with 11 interviewees using open questions and distributing online questionnaires to respondents. The results of the qualitative research were analysed using the thematic analysis method which then became a source of reference for developing a model of responsible use of ChatGPT. In the quantitative approach, a total of 251 valid respondent data were analysed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the help of the SmartPLS 4 application. The results showed that the model of responsible use of ChatGPT was supported by various factors, including Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behaviour, and Facilitating Conditions for using ChatGPT in learning and teaching activities. This research contributes to providing guidelines for the responsible use of ChatGPT for learning and teaching activities in the University environment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pramudiptha
"ChatGPT merupakan model bahasa Generative Pre-trained Transformer yang dikembangkan oleh OpenAI dan dirilis pada tahun 2015 dan mulai marak digunakan dalam konteks pendidikan. Dalam penerapannya penggunaan generative AI seperti ChatGPT memiliki tantangan dan risiko yang harus diatasi untuk menjaga integritas dan kejujuran akademis serta memastikan pemanfaatannya yang bertanggung jawab. Studi ini bertujuan untuk mengidentifikasi apakah sebaiknya digunakan secara resmi atau melarang penggunananya, mengidentifikasi risiko terkait dengan penerapannya, serta mengeksplorasi metode penggunaan yang bertanggung jawab dalam konteks belajar mengajar di lingkungan Universitas. Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif atau mixed method dengan melakukan wawancara semi terstruktur terhadap 11 narasumber menggunakan open question serta menyebarkan kuesioner secara daring kepada responden. Hasil penelitian kualitatif dianalisis menggunakan metode thematic analyisis yang kemudian menjadi sumber acuan pengembangan model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab. Pada pendekatan kuantitatif, sebanyak 251 data responden valid dianalisis menggunakan Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) dengan bantuan aplikasi SmartPLS 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab didukung oleh berbagai faktor, termasuk Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behavior, serta Facilitating Conditions penggunaan ChatGPT dalam kegiatan belajardanmengajar. Penelitian ini berkontribusi memberikan pedoman penggunaan ChatGPT yang bertanggung jawab untuk kegiatan belajar dan mengajar di lingkungan Universitas.

ChatGPT is a Generative Pre-trained Transformer language model developed by OpenAI and released in 2015 and is beginning to be widely used in educational contexts. In its application, the use of generative AI such as ChatGPT has challenges and risks that must be addressed to maintain academic integrity and honesty and ensure its responsible utilisation. This study aims to identify whether it should be officially used or banned, identify the risks associated with its use, and explore methods of responsible use in the context of teaching and learning in a University environment. This research combines qualitative and quantitative methods or mixed methods by conducting semi-structured interviews with 11 interviewees using open questions and distributing online questionnaires to respondents. The results of the qualitative research were analysed using the thematic analysis method which then became a source of reference for developing a model of responsible use of ChatGPT. In the quantitative approach, a total of 251 valid respondent data were analysed using Partial Least Square Structural Equation Modeling (PLS-SEM) with the help of the SmartPLS 4 application. The results showed that the model of responsible use of ChatGPT was supported by various factors, including Ability, Ascription of Responsibility, Personal Norm, Benefit, Intention, Behaviour, and Facilitating Conditions for using ChatGPT in learning and teaching activities. This research contributes to providing guidelines for the responsible use of ChatGPT for learning and teaching activities in the University environment."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>