Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 110505 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nida Nabila
"ABSTRAK
Penelitian secara in vitro telah membuktikan jahe (Zingiber officinale Rosc.) dan kayu secang (Caesalpinia sappan L.) memiliki aktivitas antitrombotik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat kombinasi kedua tanaman tersebut secara in vivo dengan parameter waktu perdarahan (bleeding time) dan angka harapan hidup (survival rate). Enam puluh enam (66) ekor mencit dibagi ke dalam dua percobaan (bleeding time dan survival rate). Kelompok perlakuan terdiri dari kontrol normal (CMC), kontrol negatif (CMC), kontrol positif (Aspirin), kelompok kombinasi ekstrak dosis 1, 2, dan 3. Bahan tersebut diberikan secara oral selama 7 hari. Pada kelompok percobaan bleeding time, dilakukan pengamatan bleeding time pada ekor mencit yang telah dipotong. Untuk kelompok percobaan survival rate, dilakukan induksi trombosis menggunakan kolagen ? epinefrin secara intravena, lalu dilakukan perhitungan survival rate. Hasil pada kelompok dosis 2 yang diberi ekstrak jahe ? secang dengan dosis 56 mg : 14 mg/20 g BB menunjukkan peningkatan bleeding time yang bermakna (p ≤ 0,05) dibandingkan dengan kontrol normal. Kelompok dosis 2 juga memiliki survival rate lebih tinggi dari kontrol negatif. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ekstrak jahe ? secang pada dosis 56 mg : 14 mg/20 g BB berpotensi sebagai antitrombotik karena mampu meningkatkan bleeding time dan survival rate.

ABSTRACT
In vitro studies have proven that ginger (Zingiber officinale Rosc.) And sappan wood (Caesalpinia sappan L.) have antithrombotic activity. This study aimed to prove efficacy of the combination of both these plants by doing in vivo antithrombotic activity test with bleeding time and survival rate as the parameters. Sixty-six (66) mice were divided into two experimental groups (bleeding time and survival rate). The treatment groups consisted of normal control (CMC), negative control (CMC), positive control (Aspirin), extract groups divided into dose 1, 2, and 3. All substances were administered orally for 7 days. For the experimental groups of bleeding time, bleeding time was observed on mice tail that had been cut. For the experimental groups of survival rate, trombosis induction was done by injecting collagen ? epinephrine intravenously, then calculation of survival rate was performed. Results showed that bleeding time of mice in dose 2 group that was given ginger ? sappan extract at dose 56 mg : 14 mg/20 g BW increased significantly (p ≤ 0.05) compared with the normal control. Dose 2 group also has survival rate which is higher than the negative control. Based on these results, it can be concluded that the combination of ginger ? sappan extract at dose 56 mg : 14 mg/20 g has a potential as antithrombotic drugs because it can increase bleeding time and survival rate;"
2016
S65075
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora E. Gondokusumo
"Brazilin dan 6-gingerol, senyawa bioaktif dalam ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dan rimpang jahe (Zingiber officinale Rosc.), memiliki berbagai potensi manfaat farmakologis. Kombinasi ekstrak ini telah menunjukkan sifat antitrombotik dan antihiperlipidemia, sehingga menunjukkan potensi penggunaan kombinasi ini dalam produk herbal. Analisis kuantitatif diperlukan untuk memastikan kontrol kualitas produk herbal. Namun, kuantifikasi simultan Brazilin dan 6-gingerol menggunakan metode HPLC saat ini tidak tersedia. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dan memvalidasi metode kuantifikasi simultan untuk Brazilin dan 6-gingerol dalam ekstrak gabungan kayu secang dan jahe menggunakan KCKT- fase terbalik. Analisis kromatografi dilakukan menggunakan kolom C18 Inertsil ODS3 fase terbalik (4,5x250mm; ukuran partikel 5μm) pada suhu kamar, dengan deteksi pada 282nm menggunakan detektor UV. Fase gerak terdiri dari asetonitril (A) dan air yang mengandung 0,1% asam asetat (B), dengan elusi gradien yang dioptimalkan sebagai berikut: 0-12 menit 15% A: 85% B; 12-16 menit 30% A: 70% B; 16-21 menit 45% A: 55% B; 21-35 menit 60% A: 40% B, dengan laju aliran 1mL/menit dengan volume injeksi 20 μL. Metode yang dikembangkan menunjukkan kesesuaian sistem yang dapat diterima (resolusi puncak, faktor tailing, nomor plat teoritis, selektivitas), dan parameter yang divalidasi. Baik Brazilin dan 6-gingerol menampilkan kurva kalibrasi linier (R2 > 0,999), presisi intraday dan interday tinggi (%RSD <2%), dan akurasi (93-106%). Studi ini berhasil mengembangkan dan memvalidasi metode KCKT yang cepat dan akurat untuk mengkuantifikasi Brazilin dan 6-gingerol secara simultan dalam ekstrak gabungan kayu secang dan rimpang jahe. Metode ini dapat digunakan unuk pengendalian mutu dan dapat memfasilitasi pengembangan produk herbal yang menggunakan kombinasi senyawa bioaktif ini.

Brazilin and 6-gingerol, bioactive compounds found in sappan wood (Caesalpinia sappan L.) and ginger rhizome (Zingiber officinale Rosc.) extracts, offer various potential pharmacological benefits. The combination of these extracts has shown promising antithrombotic and antihyperlipidemic properties, suggesting the potential use of this combination in herbal products. Quantitative analysis is required to ensure the quality control of herbal products. However, the simultaneous quantification of Brazilin and 6-gingerol using an HPLC method is currently unavailable. To address this gap, this study aimed to develop and validate a simultaneous quantification method for Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger using RP-HPLC. Chromatographic analysis was performed using a reverse-phase C18 Inertsil ODS3 column (4.5x250mm; particle size 5μm) at room temperature, with detection at 282nm using a UV detector. The mobile phase consisted of acetonitrile (A) and water containing 0.1% acetic acid (B), with gradient elution optimized as follows: 0-12 min 15% A: 85% B; 12-16 min 30% A: 70% B; 16-21 min 45% A: 55% B; 21- 35 min 60% A: 40% B, at a flow rate of 1mL/min with an injected volume of 20 μL. The developed method demonstrated acceptable system suitability (peak resolution, tailing factor, theoretical plate number, selectivity), and validated parameters. Both Brazilin and 6-gingerol displayed linear calibration curves (R2 > 0.999), high intraday and interday precision (%RSD < 2%), and accuracy (93-106%). This study successfully developed and validated a rapid RP- HPLC method for simultaneous quantifying Brazilin and 6-gingerol in combined extracts of sappan wood and ginger rhizome. This method provides a reliable means for quality control analysis and could facilitate the development of herbal products incorporating these bioactive compounds."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Balqis
"Salah satu terapi pada penderita diabetes melitus adalah dengan obat-obatan penghambat enzim α-glukosidase. Penghambatan aktivitas enzim α-glukosidase dapat menunda penyerapan glukosa sehingga dapat mengendalikan hiperglikemia post-prandial. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan apakah ekstrak kayu secang (Caesalpinia sappan L.) dapat menginhibisi enzim α-glukosidase secara in vitro dan in vivo. Ekstrak etanol 90% kayu secang pada konsentrasi 250 ppm memberikan inhibisi alfa-glukosidase sebesar 15% dengan kinetika inhibisi bersifat kompetitif, sementara akarbosa 48% pada konsentrasi yang sama. Uji hipoglikemik dilakukan dengan metoda oral glucose tolerance test secara in vivo pada hewan tikus jantan galur Sprague Dawley yang dibagi secara acak menjadi 6 kelompok yaitu 3 kelompok dosis 50, 100 dan 200 mg/kg BB, kelompok kontrol positif acarbose, kontrol sakit dan kontrol normal. Ekstrak uji pada ketiga dosis uji mampu menekan peningkatan glukosa post-prandial dengan aktivitas bersifat dose dependent. Hasil penapisan fitomikian menunjukan terdapat senyawa golongan alkaloid, flavonoid, tannin, terpen, dan saponin. Ekstrak etanol 90% secang berpotensi untuk dikembangkan sebagai sediaan alternatif antidiabetes.

One kind of the therapy for Diabetes Mellitus is by medicines that act as intestinal α-glucosidase inhibitor. Inhibition of this enzyme can directly delay the degradation and absorption of glucose so that the post-prandial hyperglichemia can be controlled. The aim of this study is to prove whether the 90% ethanolic extract of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) showed the inhibitory activity against α-glucosidase in vitro and in vivo. The extract at the concentration of 250 ppm gave 15% of inhibitory activity and the type of inhibitory activity is competitive inhibition, while positive control acarbose was 48% at the same concentration. The hypoglichemic activity was evaluated by the oral glucose tolerance test in Sprague-Dawley male rats. The rats were randomly divided into six groups namely, normal control, negative control, positive control with acarbose, and three treated groups that each was supplemented with 50, 100, and 200 mg/kg BW of extract. The result showed that three level doses of sappanwood extract could suppress the increase of post-prandial glucose with dose dependent activity. The phytochemical screening demonstrated the presence of alkaloids, flavonoids, tannins, terpens, and saponins compounds. It could be concluded that 90% ethanolic extract of sappanwood (Caesalpinia sappan L.) is potential to be developed as an alternative agent for antidiabetes."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S47616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raihana Izzatinisa
"Peningkatan kadar kolesterol total dan trigliserida merupakan faktor risiko penyakit kardiovaskular. Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan secang (Caesalpinia sappan L.) merupakan tanaman herbal yang sering digunakan di Indonesia sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian ekstrak jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap profil lipid pada model hewan hiperlipidemia. Untuk menganalisis pengaruh pemberian ekstrak Jahe merah (Zingiber officinale var. Rubrum) dan secang (Caesalpinia sappan L.) terhadap profil lipid plasma, hewan uji dibagi menjadi 6 kelompok; kelompok normal (CMC Na 0,5%) dan kelompok negatif (CMC Na 0,5%), kelompok positif (Aspirin), dan kelompok kombinasi ekstrak dosis 1, dosis 2, dan dosis 3. Hasil analisis menunjukkan bahwa pemberian ekstrak jahe merah-secang menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida secara signifikan (p<0,05) pada semua kelompok dosis dari pekan ke-8 hingga 10. Selain itu, kadar kolesterol total dan trigliserida pada pekan ke-10 menunjukan perbedaan yang signifikan (p<0,05) antara kelompok kontrol negatif terhadap kelompok kontrol positif, dosis I, dosis II, dan dosis III. Kelompok positif pada pekan ke-10 menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan (p<0,05) terhadap kelompok dosis I, dosis II, dan dosis III. Dengan demikian, tiga variasi komposisi ekstrak jahe merah-secang mampu menurunkan kadar kolesterol total dan trigliserida dalam darah, dengan dosis III (800 mg : 200 mg/200 g BB) menghasilkan penurunan kadar kolesterol total dan kadar trigliserida paling tinggi.

Elevated levels of total cholesterol and triglycerides are risk factors for cardiovascular disease. Red ginger (Zingiber officinale var. Rubrum) and secang (Caesalpinia sappan L) are herbal plants that are often used in Indonesia as medicine. This study aimed to examine the effect of red ginger extract (Zingiber officinale var. Rubrum) and secang (Caesalpinia sappan) on lipid profiles in hyperlipidemic animal models. To analyze the effect of red ginger extract (Zingiber officinale var. Rubrum) and secang (Caesalpinia sappan L) on plasma lipid profile, the test animals were divided into 6 groups; the normal group (CMC Na 0.5%) and the negative group (CMC Na 0.5%), the positive group (Aspirin), and the combination group extract dose 1, dose 2, and dose 3. The results of the analysis showed that the administration of red ginger extract -Secang reduced total cholesterol and triglyceride levels significantly (p<0.05) in all dose groups from week 8 to 10. In addition, total cholesterol and triglyceride levels at week 10 showed a significant difference (p<0 0.05) between the negative control group and the positive control group, dose I, dose II, and dose III. The positive group at week 10 showed no significant difference (p<0.05) against the dose I, dose II, and dose III groups. Thus, three variations of the composition of red ginger-secang extract were able to reduce total cholesterol and triglyceride levels in the blood, with dose III (800 mg: 200 mg/200 g BW) resulted in the highest reduction in total cholesterol and triglyceride level."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mellynia Tri Sugiarti
"Model tikus hiperlipidemia yang diberikan high fat diet dapat mengalami aktivasi platelet akibat plak aterosklerosis yang ruptur dan dapat berkembang menjadi penyakit kardiovaskular. Kandungan 6-Shogaol dan 6-Gingerol pada jahe merah serta brazilin pada ekstrak secang terbukti secara in vitro berperan sebagai zat antiplatelet. Penelitian ini bertujuan untuk menguji khasiat jahe merah dan secang secara in vivo dengan parameter waktu pendarahan pada model tikus hiperlipidemia. Delapan belas ekor tikus dibagi ke dalam enam kelompok, yakni kelompok kontrol normal serta kelompok hiperlipidemia yang terdiri atas kelompok kontrol negatif, kontrol positif, varian dosis 1, 2, dan 3. Pemberian high fat diet yang terdiri dari 50% lemak kambing, 15% mentega, 20% fruktosa, 2% kolesterol murni, 0,5% asam kolat, dan 12,5% minyak kelapa diberikan pada kelompok induksi hiperlipidemia hingga minggu ke-10 dan diberikan dosis sesuai jenis kelompok di minggu ke-8 induksi. Kadar kolesterol total dan trigliserida mencapai cut off pada kelompok tikus hiperlipidemia di minggu ke-8 induksi dengan berbeda bermakna (p < 0,05). Waktu pendarahan yang dihasilkan semakin meningkat seiring peningkatan dosis ekstrak, dimana durasi terlama waktu pendarahan terjadi pada dosis 3 dengan perbandingan jahe merah dan secang sebesar 800 mg : 200 mg per 200 gram BB tikus, yakni selama 15,99 menit.

Hyperlipidemic rat model given high fat diet can experience platelet activation due to ruptured atherosclerotic plaque and develop into cardiovascular disease. 6-Shogaol and 6-Gingerol in red ginger and brazilin in sappan extract was proven in vitro to act as antiplatelet substances. This study aims to examine the efficacy of red ginger and sappan in vivo with bleeding time parameters in hyperlipidemic rat model. Eighteen rats were divided into six groups, namely the normal control group and the hyperlipidemic group consisting of negative control group, positive control group, dose variants 1, 2, and 3. The administration of high fat diet consisting of 50% goat fat, 15% butter, 20% fructose, 2% pure cholesterol, 0.5% cholic acid, and 12.5% ​​coconut oil were given to the hyperlipidemic group until the 10th week and given the dose according to the type of group at the 8th week of induction. Total cholesterol and triglyceride levels reached the cut off in the group of hyperlipidemic rats at the 8th week of induction with significantly different (p < 0.05). The resulting bleeding time increased with the increase in the dose of the extract, where the longest duration of bleeding time occurred at dose 3 with a ratio of red ginger and sappan of 800 mg: 200 mg per 200 grams of body weight of rats, which was 15.99 minutes."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atini Solawati
"Pendahuluan: Kasus Diabetes tipe 2 meningkat pesat pada orang yang memiliki massa otot rendah. Sambiloto, Jamblang dan Secang merupakan tanaman yang banyak digunakan sebagai obat tradisional dalam mengobati diabetes. Tujuan: untuk mengevaluasi efek antidiabetes dan toksisitas subkronis dari kombinasi ekstrak ASC. Metode: Efek antidiabetes menggunakan tikus Sprague dawley jantan yang diaklimatisasi selama 14 hari kemudian diberi pakan HFD selama 28 hari, kemudian tikus dibuat diabetes dengan induksi streptozotosin 35 mg/kg BB. Setelah itu tikus diberi perlakuan ekstrak ASC dosis 150 dan 300 mg/kg BB setiap hari selama 28 hari. Berat badan, BGL dan profil lipid diukur sebelum dan sesudah perlakuan. Pada akhir penelitian, tikus dikorbankan kemudian pankreas serta lemaknya diambil. Sedangkan uji toksisitas subkronis dilakukan menggunakan tikus jantan dan betina yang diaklimatisasi selama 14 hari kemudian diberi pakan normal dengan ekstrak ASC dosis 150, 575 dan 1000 mg/kg BB setiap hari selama 135 hari. Pada akhir penelitian tikus dikorbankan kemudian diambil darah, jantung, paru - paru, hati, limpa, ginjal dan pankreas untuk dilihat histologinya. Hasil: kombinasi ekstrak ASC memiliki potensi antidiabetes dan tidak toksik pada uji subkronis 135 hari.

Introduction: Cases of T2DM have increased rapidly in people who have low body mass. Andrographis paniculata, Syzygium cumini, and Caesalpinia sappan (ASC) are plants that are widely used as traditional medicines in treating diabetes. Objectives: To evaluate antidiabetic effects and subchronic tocixity of a combined ASC extract. Methods: Antidiabetic effects using male Sprague dawley rats were acclimatized for 14 days and then fed HFD for 28 days. Rats were made diabetic by induction of streptozotocin 35 mg/kg BW. After that the rats were treated with ASC extract in doses of 150 and 300 mg/kg BW daily for 28 days. Body weight, BGL and lipid profiles were be measured before and after treatment. At the end of the study, the rats were sacrified and the pancreas and fat were collected. In subchronic toxicity test using male and female rats were acclimatized for 14 days and then fed normal diet with ASC extract at doses level of either 150, 575, and 1000 mg/kg BW daily for 135 days. At the end of the study, the rats were sacrified and then bloods, heart, pulmonary, liver, kidneys, spleen, and pancreas were collected. Result: The combination of ASC extracts has a potential antidiabetic effect and is non-toxic in the 135 days subchronic test.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Afifah
"Penyakit kardiovaskular merupakan salah satu penyakit dengan morbiditas yang tinggi di Indonesia. Salah satu faktor utama penyebabnya yaitu hiperlipidemia yang juga berkaitan dengan aktivasi platelet yang memicu pembentukan trombus. PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin 9) diketahui terlibat dalam metabolisme lipid karena mampu mendegradasi reseptor LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) sehingga mempengaruhi kadarnya dalam plasma. Penelitian terkait PCSK9 juga telah menghasilkan adanya hubungan langsung antara PCSK9 dengan aktivasi platelet. Rimpang jahe merah dan kulit kayu secang merupakan tanaman yang dikenal khasiatnya turun temurun oleh masyarakat Indonesia. Berdasarkan penelitian yang telah ada ditemukan potensi ekstrak jahe merah dan secang sebagai antiplatelet. Pada penelitian ini dilakukan evaluasi efek pemberian 3 kombinasi ekstrak jahe merah secang terhadap kadar PCSK9 sebagai marker aktivasi platelet dengan heman model hiperlipidemia yang diinduksi HFD (High Fat Diet). Kadar kolesterol total dan trigliserida dari 18 ekor sampel plasma tikus Wistar jantan pada minggu ke-8 diukur dengan spektro UV kemudian diperoleh hasil signifikan (p<0,05) dibanding kelompok normal. Pada minggu ke-8 hingga 10 tikus tetap diinduksi HFD dan juga diberikan perlakuan berbeda setiap kelompoknya dengan tambahan pemberian CMC 0,5% pada kelompok normal dan negatif, aspirin dosis 81 mg/KgBB pada kelompok positif dan tiga variasi dosis kombinasi ekstrak jahe merah dan secang. Pada minggu ke-10 kadar PCSK9 plasma diukur dan diperoleh bahwa dosis 3 ekstrak jahe merah-secang (800:200 mg/200 g BB tikus) memberikan hasil kadar PCSK9 terendah secara deskriptif dan berbeda signifikan dengan kadar PCSK9 kelompok negatif (p<0.05).<

Cardiovascular disease is one of the diseases with high morbidity in Indonesia. One of the main factors causing hyperlipidemia is also related to platelet activation that triggers thrombus formation. PCSK9 (Proprotein Convertase Subtilisin/Kexin 9) is known to be involved in lipid metabolism because it is able to degrade LDL (Low Density Lipoprotein Cholesterol) receptors so that it affects its plasma levels. Studies related to PCSK9 have also shown a direct relationship between PCSK9 and platelet activation. Red ginger rhizome and sappan wood are plants that are known for their usefulness from generation to generation by the people of Indonesia. Based on existing research, it was found the potential of red ginger extract and secang as an antiplatelet. In this study, an evaluation of the effect of giving 3 combinations of red ginger and sappan wood extract of PCSK9 levels as a marker of platelet activation was carried out with the HFD (High Fat Diet) induced hyperlipidemia animal model. Total cholesterol and triglyceride levels from 18 male Wistar rat plasma samples at week 8 were measured by UV spectrophotometer. Then, significant results were obtained (p<0.05) compared to the normal group. At week 8 to 10 the rats were still induced by HFD and also given different treatment for each group with the addition of 0.5% CMC in the normal and negative groups, aspirin dose of 81 mg/Kg BW in the positive group and three variations of the dose of red ginger and sappan wood extract combination. At week 10, plasma PCSK9 levels were measured and it was found that a dose 3 of red ginger and sappan wood extracts (800:200 mg/200 g BW rats) gave the lowest PCSK9 levels descriptively and significantly different from PCSK9 levels in the negative group (p<0,05)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivanna Listy Angela
"Substituen utama dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.), yaitu brazilin, memiliki berbagai aktivitas farmakologis, salah satunya adalah aktivitas hipoglikemik dengan menghambat aktivitas DPP IV. Pelarut ekstraksi ramah lingkungan, Natural Deep Eutectic Solvent (NADES), banyak digunakan untuk menggantikan pelarut organik. Dalam studi ini, NADES diuji sebagai pelarut untuk ekstraksi brazilin dari kayu sappan menggunakan Ultrasound-Assisted Extraction (UEA) dan Response Surface Metodologi (RSM) sebagai desain eksperimental. Komponen NADES terdiri dari betain sebagai akseptor ikatan hidrogen (HBA) dengan asam laktat, asam malat, dan asam sitrat sebagai donor ikatan hidrogen (HBD). Faktor-faktor yang diuji adalah% penambahan air dan waktu ekstraksi. Analisis hasil ekstraksi dilakukan menggunakan High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Ekstrak pada kondisi ekstraksi optimal diuji untuk menghambat aktivitas DPP IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komponen asam betaine-laktat menghasilkan kandungan brazilin tertinggi dibandingkan komponen NADES lainnya yang digunakan. Kondisi ekstraksi brazilin yang optimal adalah penambahan air 60% dengan waktu ekstraksi 30 menit, dan perolehan kadar brazilin 111.632 mg / gram. Pelarut NADES memberikan penghambatan aktivitas DPP IV, sehingga menimbulkan bias dalam pengujian ekstrak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa komponen pelarut NADES dari asam betaine-lactic dapat menarik brazilin dari kayu sappan, tetapi tingkat yang diperoleh masih lebih rendah dari maserasi.

The main substituent of sappan wood (Caesalpinia sappan L.), namely brazilin, has a variety of pharmacological activities, one of which is hypoglycemic activity by inhibiting DPP IV activity. The environmentally friendly extraction solvent, Natural Deep Eutectic Solvent (NADES), is widely used to replace organic solvents. In this study, NADES was tested as a solvent for brazilin extraction from sappan wood using Ultrasound-Assisted Extraction (UAE) and Response Surface Methodology (RSM) as an experimental design. The NADES component consists of betaine as a hydrogen bond acceptor (HBA) with lactic acid, malic acid, and citric acid as a hydrogen bond donor (HBD). The factors tested were% water addition and extraction time. Analysis of the extraction results was carried out using High Performance Liquid Chromatography (HPLC). Extracts at optimal extraction conditions were tested to inhibit DPP IV activity. The results showed that the component of betaine-lactic acid produced the highest brazilin content compared to other NADES components used. Optimal brazilin extraction conditions are the addition of 60% water with extraction time of 30 minutes, and the acquisition of brazilin content of 111,632 mg / gram. The NADES solvent provides inhibitory activity of DPP IV, giving rise to a bias in extract testing. The conclusion from this study is that the NADES solvent component of betaine-lactic acid can attract brazilin from sappan wood, but the level obtained is still lower than maceration."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ofiati Wijaya
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk menggantikan pelarut organik yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini NADES digunakan untuk mengekstrak brazilin dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.) dan ekstrak tersebut digunakan untuk menentukan penghambatan aktivitas DPP IV. Komposisi NADES yang dipilih adalah kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan gliserol, sorbitol, juga xylitol sebagai donor ikatan hidrogen. Optimalisasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor yang dioptimalkan untuk kondisi ekstraksi termasuk persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan NADES dilakukan oleh Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan kadar brazilin diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Choline chloride-gliserol adalah NADES terbaik untuk mengekstraksi brazilin dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh brazilin dengan level tertinggi adalah 50% dari penambahan air dan 50 menit waktu ekstraksi dengan level brazilin 114,04 mg / g. Tingkat Brazilin dari ekstrak kayu sappan (NADES-UAE) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tingkat brazilin dari refluks (116,70 mg / g). Ekstrak kayu sappan yang diekstraksi menggunakan NADES-UAE dengan konsentrasi 50 ppm memiliki penghambatan lebih tinggi terhadap aktivitas DPP IV dengan nilai penghambatan 84,24%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-gliserol dapat mengekstraksi brazilin dari kayu sappan dan ekstrak kayu sappan yang diperoleh dengan menggunakan NADES sebagai pelarut dapat menghambat aktivitas DPP IV.

Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) dapat digunakan sebagai pelarut alternatif untuk menggantikan pelarut organik yang beracun dan berbahaya bagi lingkungan. Dalam penelitian ini NADES digunakan untuk mengekstrak brazilin dari kayu sappan (Caesalpinia sappan L.) dan ekstrak tersebut digunakan untuk menentukan penghambatan aktivitas DPP IV. Komposisi NADES yang dipilih adalah kolin klorida sebagai akseptor ikatan hidrogen dan gliserol, sorbitol, dan xylitol sebagai donor ikatan hidrogen. Optimalisasi metode ekstraksi dilakukan menggunakan Response Surface Methodology (RSM). Faktor-faktor yang dioptimalkan untuk kondisi ekstraksi termasuk persentase penambahan air dan waktu ekstraksi. Ekstraksi dengan NADES dilakukan oleh Ultrasound Assisted Extraction (UAE) dan kadar brazilin diukur menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (HPLC). Choline chloride-gliserol adalah NADES terbaik untuk mengekstraksi brazilin dibandingkan dengan jenis NADES lainnya. Kondisi optimal untuk memperoleh brazilin dengan tingkat tertinggi adalah 50% dari penambahan air dan 50 menit waktu ekstraksi dengan tingkat brazilin 114,04 mg / g. Tingkat Brazilin dari ekstrak kayu sappan (NADES-UEA) tidak memiliki perbedaan yang signifikan dengan tingkat brazilin dari refluks (116,70 mg / g). Ekstrak kayu safan yang diekstraksi menggunakan NADES-UEA dengan konsentrasi 50 ppm memiliki penghambatan aktivitas DPP IV yang lebih tinggi dengan nilai penghambatan 84,24%. Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa NADES choline chloride-gliserol dapat mengekstraksi brazilin dari kayu sappan dan ekstrak kayu sappan yang diperoleh dengan menggunakan NADES sebagai pelarut dapat menghambat aktivitas DPP IV."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Qisti Mathriul
"Kondisi hiperlipidemia meningkatkan aktivasi platelet, yaitu platelet factor 4 dalam pembuluh darah. Aktivasi platelet berkontribusi terhadap perkembangan proses aterosklerosis. Pada studi ini dilihat potensi variasi dosis ekstrak jahe merah dan secang sebagai penghambat aktivasi platelet melalui parameter platelet factor 4. Induksi diet tinggi lemak dilakukan untuk menciptakan kondisi platelet yang teraktivasi pada hewan uji. Penelitian dilakukan menggunakan 18 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 3 tikus kelompok normal dan 15 tikus pada kelompok induksi diet tinggi lemak selama 10 minggu. Pada minggu ke-8, 15 tikus dibagi ke dalam 5 kelompok yaitu kontrol negatif, positif dengan aspirin dan variasi 3 dosis ekstrak jahe merah dan secang. Hasil analisis menunjukan bahwa konsentrasi platelet factor 4 pada kelompok dosis 3 secara signifikan (p<0,05) lebih rendah dibandingkan kelompok negatif. Hal ini menunjukan bahwa pemberian ekstrak jahe merah dan secang pada dosis 3 (jahe merah : secang = 800mg : 200mg/200gBB) mampu menurunkan kadar platelet factor 4 pada model hewan yang diinduksi diet tinggi lemak.

Hyperlipidemia conditions increase the activation of platelets, namely platelet factor 4 in the blood vessels. Platelet activation contributes to the development of the atherosclerotic process. In this study, we looked at the potential of red ginger and sappan heartwood extract as an inhibitor of platelet activation through the parameter of platelet factor 4. Induction of a high-fat diet was carried out to create an activated platelet condition in experimental animals. The study was conducted using 18 male wistar rats which were divided into 3 rats in the normal group and 15 rats in the high fat diet induction group for 10 weeks. At week 8, 15 rats were divided into 5 groups, namely negative control, positive control with aspirin and variations of 3 doses of red ginger and sappan heartwood extract. The results of the analysis showed that the concentration of platelet factor 4 in dose 3 group was significantly (p<0.05) lower than the negative group. Therefore, the administration of red ginger and sappan heartwood extract at dose 3 (red ginger: sappan heartwood = 800mg: 200mg/200gBB) could decrease platelet factor 4 concentration in animal models induced by a high-fat diet."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>