Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 141229 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Apri Kumala Sari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga (Curcuma mangga Val.) terhadap penurunan kadar SGPT dan SGOT darah tikus jantan (Rattus norvegicus L.) Galur Sprague-Dawley yang diinduksi CCl4. Sebanyak 30 ekor tikus dibagi ke dalam 6 kelompok, yaitu: kelompok normal (KK1), kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 dengan dosis 1 ml/kg BB (KK2) dan kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol rimpang temu mangga dengan 4 dosis yaitu 10, 20, 40, dan 80 mg/kg BB (KP1, KP2, KP3, dan KP4). Tikus diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 1 ml/kg BB, kemudian pemberian ekstrak etanol rimpang temu mangga dilakukan sebanyak empat kali dengan kurun waktu 48 jam. Berdasarkan hasil uji LSD (P<0,05) pada pengambilan darah yang terakhir menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara KK1 dengan KP2 dan KP1 dengan KP2, selain itu adanya perbedaan antar KK1 dengan KK2, KP1, KP3 dan KP4. Persentase penurunan rerata kadar SGPT dan SGOT dibandingkan dengan KK2 yaitu pada KP1 sebesar 51,20% dan 44,67%; pada KP2 sebesar 51,70% dan 44,95%; pada KP3 mengalami penurunan sebesar 50,17% dan 44,09%; dan pada KP4 mengalami penurunan sebesar 48,44% dan 43,40%. Hasil penelitiaan menunjukkan bahwa dosis 20 mg/kg BB tikus dapat menurunkan rerata kadar SGPT (66,62 U/l) dan SGOT (162,44 U/l) yang paling optimum hingga mendekati dosis pada kontrol normal.

The present study was conducted to assess the effects of ethanol extract rhizome mango ginger (Curcuma mangga Val.) in reducing levels of SGPT and SGOT of CCl4-induced in male Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.). Thirty male rats were devided into six groups, consisting of normal control group (KK1), treatment control group (KK2) CCl4- induced, and treatment group in different doses, 10; 20; 40 dan 80 mg/kg bw (KP1, KP2, KP3 and KP4) respectively. Ethanol extract of rhizome mango ginger was given orally and administrated for four times in 48 hours. The results of LSD test (P <0.05) in the last blood sampling indicates that there is no difference between KK1 with KP2 and KP1 with KP2, but difference between KK1 with KK2, KP1, KP3 and KP4. Percentage reduction in mean levels of SGPT and SGOT compared with KK2 is in KP1 by 51.20% and 44.67%; on KP2 51.70% and 44.95%; the KP3 50.17% and 44.09%; and the KP4 48.44% and 43.40%. The results demonstrated that dose of 20 mg/kg bw can decrease the rate of SGPT (66,62 U/l) and SGOT (162,44 U/l) near to normal level in normal control group.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64087
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Safira
"Penelitian telah dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian infusa daun sukun (Artocarpus altilis) terhadap kadar serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) tikus (Rattus norvegicus) jantan yang diinduksi CCl4. Sebanyak 30 ekor tikus dibagi ke dalam 5 kelompok, yaitu: kelompok kontrol normal (KK1), kelompok kontrol perlakuan yang diinduksi CCl4 (KK2), kelompok perlakuan yang diinduksi CCl4 dan diberi infusa daun sukun dengan tiga dosis larutan yaitu 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg BB (KP1, KP2, dan KP3). Pemberian infusa daun sukun dilakukan sebanyak empat kali dengan selang waktu 12 jam. Pengambilan darah dilakukan tiga kali, yaitu: sebelum diberikan perlakuan, 12 jam setelah diinduksi CCl4, dan satu jam setelah pemberian infusa daun sukun yang terakhir. Kemudian dilakukan analisis sampel darah berdasarkan metode IFCC. Data rerata kadar SGPT dan SGOT akhir adalah sebagai berikut: KKI (33,67 ± 5,5) dan (34,83 ± 8,01) U/L; KK2 (131,67 ± 4,76) dan (128 ± 12,93) U/L; KP1 (92,83 ± 3,76) dan (89,17 ± 4,71) U/L; KP2 (71,17 ± 5,15) dan (79,83 ± 10,3) U/L; serta KP3 (50,17 ± 4,17) dan (66,67 ± 7,61) U/L. Hasil uji LSD (P < 0,05) menunjukkan terdapat perbedaan nyata antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol KK2. Hal tersebut menunjukkan bahwa pemberian infusa daun sukun (Artocarpus altilis) berpengaruh terhadap kadar SGPT dan SGOT pada dosis 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg BB.

The present study was conducted to assess the effects of breadfruit leaf infusion (Artocarpus altilis) intake on serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) and serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) levels of CCl4-induced in male Sprague-Dawley rats (Rattus norvegicus L.). Thirty male rats were devided into five groups, consisting of normal control group (KK1), treatment control group (KK2) CCl4- induced, and treatment group, CCl4- induced and breadfruit leaf infusion in different doses, 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg bw (KP1, KP2, and KP3), respectively. Breadfruit leaf infusion was given orally and administered four times, with an interval of twelve hours. SGPT dan SGOT levels were measured 3 times, before treatment, 12 hours after CCl4- induced, and one hour after the last breadfruit leaf infusion intake, using IFCC method. Mean of SGPT and SGOT levels : KKI (33,67 ± 5,5) and (34,83 ± 8,01) U/L; KK2 (131,67 ± 4,76) and (128 ± 12,93) U/L; KP1 (92,83 ± 3,76) and (89,17 ± 4,71) U/L; KP2 (71,17 ± 5,15) and (79,83 ± 10,3) U/L; after that KP3 (50,17 ± 4,17) and (66,67 ± 7,61) U/L. Least significant difference (LSD) (P<0,05%) test showed a significant effect of treatment. The result demonstrated potential beneficiary effect of breadfruit leaf infusion (Artocarpus altilis) for recovery SGPT and SGOT levels of 2,7; 5,4; and 10,8 g/kg bw.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S59203
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dwi Ajeng Permata Dewi
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga dapat berpengaruh terhadap penurunan kadar ALP serum darah tikus yang diinduksi karbon tetraklorida (CCl4). Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague-Dawley sebanyak 30 ekor yang dibagi dalam 6 kelompok perlakuan yaitu KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 dan KP4. Tikus KK1 merupakan kelompok kontrol yang diinduksi akuades sedangkan kelompok KK2, KP1, KP2, KP3 dan KP4 merupakan kelompok yang diinduksi CCl4 dosis 1 ml/kg BB. Kemudian, kelompok KP1, KP2, KP3 dan KP4 diberikan ekstrak etanol rimpang temu mangga dosis 10 mg/kg BB, 20 mg/kg BB, 40 mg/kg BB dan 80 mg/kg BB sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penurunan kadar ALP serum pada kelompok tikus KP1, KP2, KP3 dan KP4 secara berturut-turut sebesar 37,60%, 39,18%, 35,7% dan 33,75% jika dibandingkan dengan kadar ALP serum tikus yang diinduksi CCl4 (KK2). Dosis 20 mg/kg BB merupakan dosis yang paling optimal karena berdasarkan hasil uji LSD kelompok tersebut tidak memiliki perbedaan dengan KK1 atau dengan kata lain kadar ALP kelompok tersebut sudah mencapai kadar normal.

The research aimed to find out that ethanol extract of mango ginger rhizome could affect the decrease of rat serum alkaline phosphatase (ALP) level that was induced by carbon tetrachloride (CCl4). Tested animals were 30 individuals of male Sprague-Dawley rats that were divided into six groups, namely KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4. KK1 was a control group that was induced by aquades while KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4 were groups that were induced by CCl4 dose of 1 ml/kg BW. Then, KP1, KP2, KP3 and KP4 were given the ethanol extract of mango ginger rhizome dose of 10 mg/kg BW, 20 mg/kg BW, 40 mg/kg BW and 80 mg/kg BW orally and administrated for 4 times with an interval of 12 hours. Based on the result, the decrease of rat serum Alkaline Phosphatase (ALP) level in KP1, KP2, KP3 and KP4 amounted to 37,48%, 39,17%, 36,79% and 36,09% compared to serum ALP level that was induced by CCl4 (KK2). Dose of 20 mg/kg BW is the most optimal dose since based on LSD test, this group has no difference with KK1 or in other words, ALP level of this group has reached normal level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Findra Mellya Normasiwi
"Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui bahwa ekstrak etanol rimpang temu mangga Curcuma mangga Val. berpengaruh terhadap kadar bilirubin total dan bilirubin direct akibat kerusakan hati yang diinduksi oleh karbon tetraklorida CCl4 . Hewan uji yang digunakan dalam penelitian yaitu 24 ekor tikus Rattus norvegicus L. jantan galur Sprague-Dawley yang dibagi menjadi enam perlakuan KK1, KK2, KP1, KP2, KP3, dan KP4 dengan empat kali ulangan. Kelompok KK1 merupakan kelompok kontrol normal yang tidak diinjeksikan CCl4 dan dicekok CMC 0.5 , KK2 merupakan kelompok kontrol perlakuan yang diinjeksikan CCl4 sebanyak 1 ml/kgBB secara intraperitoneal dan dicekok CMC 0,5 . Kelompok KP1, KP2, KP3, dan KP4 merupakan kelompok perlakuan yang diinjeksikan CCl4 1 ml/kgBB dan diberikan ekstrak temu mangga dengan dosis berturut-turut 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB. Hasil uji non parametrik Kruskal-Wallis ? = 0,05 menunjukkan bahwa dosis 10 mg/kgBB, 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 80 mg/kgBB berpengaruh terhadap kadar bilirubin total dan bilirubin direct. Hasil uji perbandingan berganda Dunnett T3 ? = 0,05 menunjukkan bahwa dosis-dosis tersebut tidak berbeda bermakna dengan KK1. Dengan demikian dosis-dosis tersebut memiliki efek kuratif karena dapat menurunkan kadar bilirubin total dan direct sampai mendekati kadar normal.

This study was conducted in order to observe that the ethanol extract of mango ginger rhizome Curcuma mangga Val. affect the level of total bilirubin and direct bilirubin due to liver damage induced by tetrachloride carbon CCl4 . The test animals in the study were 24 male rats Rattus norvegicus L. of Sprague Dawley strain that was divided into six treatment KK1, KK2, KP1, KP2, KP3 and KP4 and repeated four times. The KK1 group is a normal control group that was not injected with CCl4 and 0.5 CMC fed, KK2 group is a treatment group that was intraperitoneally injected with CCl4 treatment in the amount of 1 ml kgBW and 0.5 CMC fed. KP1, KP2, KP3 and KP4 are treatment groups that got injected with CCl4 1 ml kgBB and were given mango ginger rhizome ethanol extract each with a dose of 10 mg kgBW, 20 mg kgBW, 40 mg kgBW, and 80 mg kgBW respectively by oral. The results of Kruskal Wallis non parametric test 0,05 shows that the dose of 10 mg kgBW, 20 mg kgBW, 40 mg kgBW, and 80 mg kgBW impacted on total bilirubin and direct bilirubin levels. Dunnet rsquo s T3 0,05 multiple comparison test result shows that the dosages had no significant differences with KK1 group. In conclusions, the dosages could be deemed as have curative effects since they successfully reduce the level of total bilirubin and direct bilirubin until it approached normal level.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68302
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Kristianingsih
"Penambangan emas di Desa Lebaksitu Kabupaten Lebak adalah Pertambangan Emas Skala Kecil (PESK). Merkuri merupakan logam berat yang memiliki tingkat toksisitas tinggi di dalam tubuh. Hati sebagai bagian utama metabolisme dan akumulasi merkuri dalam tubuh manusia sehingga merkuri dapat menyebabkan kerusakan hati. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) merupakan penanda yang sensitif pada kerusakan hati karena enzim ini sumber utamanya di hati. Adanya peningkatan SGPT dapat digunakan sebagai biomarker enzim potensial untuk merkuri yang memicu terjadinya induced hepatotoxicosis yang pada akhirnya mempengaruhi kesehatan umum dengan mengubah fungsi dan struktur integritas hati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pajanan merkuri dalam darah terhadap fungsi hati dengan mengukur kadar SGPT pada masyarakat. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Mei 2017 dengan populasi adalah warga yang bertempat tinggal di Desa Lebaksitu setelah menggunakan kriteria inklusi, dengan jumlah sampel 68 orang. Data penelitian diambil melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pemeriksaan sampel darah untuk mengetahui kadar merkuri dalam darah dan kadar SGPT. Hasil penelitian ini didapatkan 77,9% responden adalah bukan pengolah emas, yang sudah tinggal di desa Lebaksitu lebih dari 10 tahun. 77,9% responden memiliki merkuri darah diatas normal (WHO : 10 μg/l). Peningkatan kadar SGPT dialami oleh 25% responden. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara merkuri darah terhadap kadar SGPT, namun variabel umur dan lama tinggal sebagai variabel confounding mempengaruhi kadar merkuri darah.
ABSTRACT

Gold mining in Lebaksitu is an Artisanal Small-Scale Gold Mining (ASGM). Mercury is a heavy metal that has high levels of toxicity in the body. The liver as a major part of metabolism and the accumulation of mercury in the human body so that mercury can cause liver damage. Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) is a sensitive marker of liver damage because this enzyme is the primary source in the liver. The increased SGPT can be used as a potential enzyme biomarker for mercury that induces the induced hepatotoxicosis that ultimately affects general health by altering the function and structure of liver integrity. This study aims to determine the effect of mercury exposure in the blood on liver function by measuring the levels of SGPT in the community. This study used cross sectional study design. The study was conducted in May 2017 with the population being residents residing in Lebaksitu after using inclusion criteria, with total sample of 68 people. The data were collected through interviews using questionnaires and blood samples to determine the levels of mercury in blood and SGPT levels. The results of this study found that 77.9% of respondents are not gold processors, who have lived in Lebaksitu more than 10 years. 77.9% of respondents had abovenormal blood mercury (WHO: 10 μg / l). Increased levels of SGPT experienced by 25% of respondents. There was no significant relationship between mercury blood and SGPT levels, but the variable age and length of stay as confounding variables affect blood mercury levels.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T47972
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Trihandayani
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S31404
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafa Syadza Ghaida
"Penelitian untuk mengetahui pengaruh fortifikan NaFeEDTA dalam tepung tahu terhadap kadar hemoglobin darah tikus jantan telah dilakukan. Metode penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap, terdiri atas 25 ekor tikus putih yang dibagi menjadi lima kelompok perlakuan yaitu KK1 yang diberi minuman, pakan standar dan larutan CMC 0,5 ; KK2 yang diberi minuman, pakan standar, larutan CMC 0,5 dan tepung tahu 0,45 g tanpa fortifikan; serta KP 1, KP 2, KP 3 yang diberi minuman, pakan standar, larutan CMC 0,5 dan tepung tahu 0,45 g dengan fortifikan NaFeEDTA dosis 2,7 mg Fe/kgBB; 5,4 mg Fe/kgBB; dan 10,8 mg Fe/kgBB selama 14 hari. Pengukuran kadar hemoglobin darah dilakukan pada hari ke-0 dan 14 menggunakan Hematology Analyzer. Hasil uji Saphiro-Wilk dan Levene menunjukkan data terdistribusi normal dan homogen. Uji ANAVA satu arah menunjukkan hasil pengaruh nyata pemberian fortifikan NaFeEDTA terhadap kadar hemoglobin antar kelompok perlakuan. Hasil uji LSD menunjukkan terdapat perbedaan kadar hemoglobin nyata antara KK1 dan KK 2 dengan KP 1, KP 2 dan KP 3; serta KP 2 dengan KP 1 dan KP 3. Peningkatan tertinggi kadar hemoglobin darah terdapat pada KP 2 yaitu sebesar 15,15 dalam kelompok; 11, 76 terhadap KK 1; dan 10,95 terhadap KK 2.

Research to find out the effect of fortificant NaFeEDTA in tofu flour on blood hemoglobin levels in male rats has been done. Twenty five rats were divided into five groups, consist of normal control group KK1 which was given standard feed, drinks and solution of CMC 0.5 treatment control group KK 2 which was given standard feed, drinks, solution of CMC 0,5 , and 0,45 g tofu flour without fortificant and three treatment groups KP 1, KP 2, KP 3 which were given standard feed, drinks, solution of CMC 0,5 , and 0,45 g tofu flour with NaFeEDTA 2.7 mg Fe kgBB 5.4 mg Fe kgBB and 10.8 mg Fe kgBB for 14 days. Measurement of blood hemoglobin levels done on day 0 and 14 using Hematology Analyzer. One way ANAVA test shows significant effect of NaFeEDTA on hemoglobin levels in all treatment groups. LSD test shows the blood hemoglobin level was significantly different between KK1 and KK 2 with KP 1, KP 2, and KP 3 as well as KP 2 with KP 1 and KP 3. The highest increase in blood hemoglobin levels was detected on KP 2 which is 15.15 within the group 11, 76 against KK 1 and 10.14 against KK 2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68733
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesha Muhammad Imantaka
"Telah dilakukan penelitian yang bertujuan mengetahui pengaruh fortifikan NaFeEDTA dalam susu kedelai terhadap kadar hemoglobin darah tikus Rattus norvegicus L. jantan galur Sprague-Dawley. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL . Sebanyak 25 ekor tikus putih jantan dibagi ke dalam 5 kelompok perlakuan, yaitu KK 1 yang diberi pakan dan minum standar tanpa pemberian susu kedelai dan fortifikan; KK 2 yang diberi pakan minum standar dan susu kedelai tanpa fortifikan; dan KP 1, 2, dan 3 yang diberi pakan minum standar dan susu kedelai dengan fortifikan NaFeEDTA dosis 2,7 mgFe/ kgBB; 5,4 mgFe/ kg BB; dan 10,8 mgFe/ kgBB selama 21 hari berturut-turut. Pengambilan darah dilakukan pada hari ke-0 dan setelah perlakuan pada hari ke-21. Pengukuran kadar hemoglobin darah tikus menggunakan hematology analyzer. Hasil uji ANAVA satu arah dan uji LSD P < 0,05 menunjukkan bahwa setelah pemberian perlakuan selama 21 hari berturut-turut, terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang nyata antara seluruh kelompok perlakuan KP 1, KP 2 dan KP 3 terhadap kadar hemoglobin KK 1 dan perbedaan kadar hemoglobin yang nyata antara KP 2 dan KP 3 terhadap kadar hemoglobin KK 2. Peningkatan kadar hemoglobin tertinggi terjadi pada KP 2, yaitu 10,84 terhadap KK 1; dan 9,28 terhadap KK 2.

The effect of NaFeEDTA fortificant in soymilk on blood hemoglobin levels of male Sprague Dawley rats Rattus norvegicus L. had been studied. By using Complete Random Design CRD , twenty five rats were divided into five groups. Normal control group KK 1 was administered with standard feeding and drinking without adding soymilk and fortificant. Treatment control group KK 2 was administered with soymilk without fortificant, and three treatment groups which were administered with soymilk added with NaFeEDTA fortificant 2.7 mg Fe kgbw KP 1 5.4 mg Fe kgbw KP 2 and 10.8 mg Fe kgbw KP 3 . All of the five groups were treated for 21 days consecutively. Measurement of rat blood hemoglobin levels uses the hematology analyzer. One way ANOVA test and post hoc LSD test P 0.05 showed that after 21 days of consecutive treatment, there was a significant effect on blood hemoglobin levels in all treatment groups KP 1, KP 2, and KP 3 compared to KP 1 and a significant effect on blood hemoglobin levels in KP 2 and KP 3 compared to KK 2. The highest increase of blood hemoglobin levels was detected on KP 2 which is 10.84 to KK 1 and 9.28 to KK 2."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifa Radhina
"Penyakit hati merupakan penyakit yang dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya radikal bebas. Radikal bebas dapat menyerang membran sel hati (hepatosit), menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid dan berujung pada kerusakan pada hepatosit. Kerusakan hati dapat dilihat dari meningkatnya kadar enzim alkali fosfatase pada serum. Pemberian infusa daun bertujuan untuk mengobati kerusakan hati, karena daun sukun memiliki kandungan flavonoid yang diduga berperan sebagai antioksidan. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk melihat potensi kuratif infusa daun sukun untuk mengobati kerusakan hati. Hewan uji yang digunakan adalah tikus jantan galur Sprague Dawley yang dibagi dalam 5 kelompok perlakuan yakni KK1, KK2, KP1, KP2, dan KP3. Tikus diinduksi dengan karbon tetraklorida (CCl4) dosis 280 mg/kg BB, kemudian diberikan infusa daun sukun untuk KP1, KP2, dan KP3 secara berturut-turut dengan dosis 2,7; 5,4; dan 10,8 g/kg BB sebanyak 4 kali dengan selang waktu 12 jam. Berdasarkan hasil penelitian, terjadi penurunan kadar ALP serum pada tikus KP1, KP2, dan KP3 secara berturut-turut sebesar 20,66%, 26,45%, dan 33,89% jika dibandingkan dengan kadar ALP serum tikus yang diinduksi CCl4 (KK2). Dosis 10,8 g/kg BB merupakan dosis yang memberikan penurunan kadar ALP yang paling mendekati kadar normal.

Liver disease is one disease that can be caused by several things, one of which is free radicals. Free radicals can attack the cell membrane of the hepatocytes, causing lipid peroxidation and result in damage to the hepatocytes. Liver damage can be seen from the elevated alkaline phosphatase levels in serum. Administration of breadfruit leaves infusion aims to treat liver damage, as breadfruit leaf contains flavonoids which allegedly acted as an antioxidant. Research carried out is to look at the ability of breadfruit leaves infusion to treat liver damage. Tested animals were Sprague Dawley strain male rats divided into five groups namely KK1, KK2, KP1, KP2 and KP3. Rats induced by carbon tetrachloride (CCl4) dose of 280 mg/kg, then given the breadfruit leaves infusion for KP1, KP2 and KP3 respectively at a dose of 2.7; 5.4; and 10.8 g kg 4 times with an interval of 12 hours. Based on the results of the study, decreased of serum ALP levels in KP1, KP2 and KP3 rats amounted to 20.66%, 26.45%, and 33.89% when compared to CCl4 induced rats (KK2). Dose of 10.8 g/kg is the dose that gives the most reduction in ALP levels approaching normal levels.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>