Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 135459 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Herza Godlyva Victoria Alamsyah
"Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan tema, rema serta progres tematik pada lagu-lagu patriotisme Vysotsky, khususnya pada lagu ?звёзды /zvezdy/ bintang?, ?он не вернулся из боя /on ne vernulsja iz boja/ ia tak kembali dari perang?, ?мне судьба - до последней черты... /mne sudʻba do poslednej cherty/ takdir menghampiriku - hingga akhir hayat...?, ?песня о погибшем летчике /pesnja o pogib?em letčike/ lagu tentang teman yang gugur? dan ?братские могилы /bratskie mogily/ kuburan masal?. Dengan menggunakan teori perspektif kalimat fungsional beraliran Praha dari Vilem Mathesius (1928) dan Frantysek Danes (1974) yang menjelaskan tentang penjabaran tema, rema dan juga progres tematik dalam tuturan. Dalam analisis ditemukan 93 tema, 163 rema, 9 progres tematik linear sederhana, 18 progres tematik konstan dan 2 progres tematik turunan. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa tema, rema dan progres tematik mampu menjelaskan serta menjabarkan makna dan juga cerita dibalik suatu teks.

This research aimed to rule out the theme, rheme and thematic progression on Vysotsky?s patriotic songs, especially on ?звёзды /zvezdy/ stars?, ?он не вернулся из боя /on ne vernulsja iz boja/ he doesn?t come back from the war?, ?мне судьба - до последней черты... /mne sudʻba do poslednej cherty/ i?m fated until the very last day?, ?песня о погибшем летчике /pesnja o pogib?em letčike/ a song about a fallen friend? and ?братские могилы /bratskie mogily/ mass graves of brothers?. By using a theory from Mathesius (1928) about the functional sentence perspective and Frantysek Danes (1974), it certainly helps on how to rule out a theme, rheme and thematic progression on a speech or text. A total of 93 theme, 163 rheme, 9 simple linear of thematic progress, 18 constant type of thematic progress and 2 derivative?s type were found during the analysis. Wherefore, theme, rheme and thematic progress certainly helps on finding out the meaning and story behind a text."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
S65801
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Dede Wiharto
"Akta notaris adalah dokumen hukum yang sering diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah ke dalam bahasa Inggris. Proses penerjemahan akta notaris harus dilakukan dengan memerhatikan berbagai perbedaan linguistik, budaya, dan sistem hukum antara teks sumber (TSu) dan teks sasaran (TSa) agar pesan TSu dapat disampaikan dengan baik dalam TSa. Penelitian ini membahas tentang prosedur penerjemahan dan tema serta rema akta pernyataan keputusan rapat dan perubahan anggaran dasar yang diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah. Akta ini dipilih sebagai sumber data analisis karena mengandung berbagai klausa kompleks dan istilah hukum serta bisnis yang cukup menantang ketika diterjemahkan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan berorientasi pada produk. Analisis dilakukan dengan teori prosedur penerjemahan dan teori linguistik sistemik fungsional yang berfokus pada pembahasan tema dan rema. Analisis menunjukkan adanya 10 prosedur penerjemahan yang diterapkan oleh penerjemah yaitu transposisi, penambahan, penghapusan, modulasi cakupan makna, modulasi sudut pandang, kalke, eksplisitasi, padanan lazim, padanan kultural dan parafrase. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa terdapat 67 satuan analisis yang tidak mengalami pergeseran tema dan rema, 6 satuan analisis yang mengalami pergeseran tema, dan 6 satuan analisis yang mengalami pergeseran tema dan rema.

Notarial deed is a legal document which is often translated by a sworn translator from Indonesian into English. The translation of a notarial deed must consider the linguistic, cultural, and legal system differences between the source text (ST) and the target text (TT) so that the message in ST can be conveyed properly in TT. The aim of this study was to analyze the themes and rhymes and translation procedures in a deed of statement of resolutions of meeting and amendment to articles of association. This deed was chosen as the data to be analyzed because it contained complex clauses, legal terms, and business terms which are challenging to be translated. The method used in this research was descriptive qualitative and focuses on product-oriented translation. The analysis was carried out using the theory of translation procedures and the theory of functional systemic linguistics on themes and rhemes. Based on the analysis, it is found that there are 10 translation procedures, namely transposition, addition, deletion, meaning modulation, point of view modulation, calque, explicitation, cultural equivalence, recognized translation, and paraphrase. This study also found that the themes and rhemes in 67 data are not changed, the themes in 6 data are changed, and the themes and rhemes in 6 data are changed."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lumban Tobing, Iona Stella
"ABSTRAK
Penterjemahan adalah proses pengalihan pesan bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. Tidak ada bahasa yang identik, sehingga dapat memunculkan masalah ketidaksepadanan. Untuk mengatasinya, penerjemah dapat menerapkan strategi penerjemahan. Dalam skripsi ini, penulis mengkaji hasil penerjemahan lagu dalam film The Lion King II: Simba rsquo;s Pride Le Roi Lion II ke dalam dua versi bahasa Prancis Eropa dan Kanada . Penulis menggunakan teori strategi penerjemahan sajak Lefevere 1975 dan strategi penerjemahan tingkatan kata Baker 1992 untuk mengkaji sisi semantis dan bentuknya. Dari analisis yang dilakukan, penulis menyimpulkan bahwa strategi penerjemahan digunakan bukan karena adanya ketidaksepadanan, melainkan karena intepretasi penerjemah itu sendiri.

ABSTRACT
Translation is a process of transferring a message from a source language to its target language. There are no identical languages, which can cause non equivalence problems. To solve it, translators can apply translation strategies. In this study, the writer analyzes the translated songs of the film The Lion King II Simba rsquo s Pride Le Roi Lion II into two French versions European and Canadian . This study uses Lefevere rsquo s poetry strategy translation 1975 and Baker rsquo s translation strategy at word level 1992 and focuses on the semantic and physical aspects. The conclusion is that the strategies aren rsquo t applied because of non equivalence problems, but because of the translator rsquo s own interpretation."
2017
S69518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aida Shabrina
"Makalah ini bertujuan untuk mendiskusikan objektifikasi terhadap perempuan melalui penggunaan bahasa kiasan di dalam lirik lagu Women, Naked, dan Candy oleh Doja Cat dan Sweat dan Pillowtalk oleh Zayn Malik karena lagu-lagu tersebut diasumsikan telah mengobjektifikasikan perempuan. Makalah ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam menganalisis data-data yang telah diperoleh. Lebih lanjut, lirik dari lagu-lagu terpilih dianalisis menggunakan teori semiotika, secara khusus menggunakan teori bahasa kiasan oleh X.J. Kennedy (1977) untuk mengidentifikasi penggunaaan bahasa kiasan di dalam lirik lagu. Setelah bahasa kiasan di dalam lagu telah ditemukan, hasil dari data tersebut kemudian dianalisis lebih lanjut menggunakan teori objektifikasi oleh Fredrikson & Roberts (1997) untuk meneliti apakah objektifikasi terhadap perempuan benar-benar terjadi di dalam lirik lagu. Makalah ini menemukan bahwa melalui beberapa jenis bahasa kiasan yang digunakan di dalam lirik lagu, objektifikasi terhadap perempuan benar-benar terjadi.

This article aims to discuss the objectification toward women through the figurative language used inside the song lyrics Women, Naked, and Candy by Doja Cat and Sweat and Pillowtalk by Zayn Malik as the songs are argued to have objectified women. This article uses a descriptive qualitative method to analyze the data. Furthermore, the song lyrics were analyzed with the semiotic theory, specifically using the figurative language theory by X.J. Kennedy (1979) to identify figurative language used in the song lyrics. After the figurative language was found, the results were then analyzed further using objectification theory by Fredrikson & Roberts (1997) to examine whether objectification toward women happens in the song lyrics. The article found that through several kinds of figurative language used in the song lyrics, objectification toward women indeed happened."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Radya Ratih Hanum
"Penelitian ini membahas mengenai unsur-unsur Romantisisme dalam lirik lagu-lagu yang dinyanyikan oleh Jung Seung Hwan. Penyanyi asal Korea Selatan ini dikenal akan lagu-lagunya yang romantis dan emosional. Lagu-lagu Jung Seung Hwan yang dianalisis pada penelitian ini adalah “Wind”, “It's Raining”, dan “The Snowman”. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis unsur Romantisisme yang dalam lirik lagu-lagu tersebut. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah studi pustaka dengan metode analisis deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lagu-lagu ini memiliki unsur-unsur Romantisisme di dalamnya. Unsur-unsur Romantisisme yang terkandung dalam ketiga lagu adalah kembali ke alam, melankoli atau kemurungan, dan kerinduan akan masa lalu. Unsur-unsur Romantisisme ini tergambarkan dari diksi atau pilihan kata yang digunakan pada ketiga lagu tersebut.

This study discusses the elements of Romanticism portrayed in Jung Seung Hwan's songs’ lyrics. Jung Seung Hwan is a singer from South Korea who is known for his romantic and emotional songs. Jung Seung Hwan's songs that were analyzed in this study are “Wind”, “It's Raining”, and “The Snowman”. The aim of this study is to analyze the elements of Romanticism portrayed in the lyrics of these songs. The research method employed in this study is literature review with descriptive analysis method. The result indicates that these songs have elements of Romanticism in them. The elements of Romanticism portrayed in these songs are a return to nature, melancholy, and longing for the past. These elements of Romanticism are illustrated by the diction or choice of words used in these three songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Joesana Tjahjani
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Andhieni Sekar Arum
"Lirik yang tersusun dalam sebuah lagu memiliki makna tersendiri yang merupakan pesan atau ekspresi hati penulisnya. Salah satunya adalah Maan de Steenwinkel pada albumnya yang bertajuk Onverstaanbaar yang rilis pada tahun 2020. Penelitian ini membahas bagaimana deiksis digunakan dalam lagu-lagu Maan de Steenwinkel dalam album Onverstaanbaar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan jenis deiksis beserta referen yang terdapat di dalamnya dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan enam lagu dari Maan de Steenwinkel dalam album Onverstaanbaar yang bertema cinta. Temuan dari penelitian ini adalah dominasi kemunculan deiksis persona dan waktu dalam setiap lagu. Dalam setiap lagu, terdapat deiksis persona pertama, yaitu Ik dan Me dengan referen penyanyi itu sendiri, serta kedua, yaitu Je atau Jij dengan referen pasangan penyanyi. Hal ini karena keenam lagu tersebut mengungkapkan perasaan Ik kepada pasangannya dalam bentuk interaksi. Sementara itu, kemunculan hij pada lagu 7 Maanden menggambarkan Ik yang bercerita kepada pendengar lagunya, mengenai seseorang, yaitu pasangannya. Deiksis tempat ditemukan dalam empat lagu dan cukup menggambarkan lokasi saat ujaran terjadi. Kemunculan deiksis sosial berupa kata sapaan joh dan baby diarahkan kepada pasangan duet Ik. Deiksis tekstual dat die, dan daarvoor merujuk pada keadaan atau situasi sebagai referennya, juga ditemukan dalam tiga lagu.

The lyrics that are composed in a song have their own meaning which is the message or expression of the author's heart. One of them is Maan de Steenwinkel on her album entitled Onverstaanbaar which was released in 2020. This study discusses how deixis is used in Maan de Steenwinkel's songs on the album Onverstaanbaar. The purpose of this study is to describe the types of deixis and their references using a qualitative descriptive method. The data used are six songs from Maan de Steenwinkel in the album Onverstaanbaar with the theme of love. The findings of this study are the dominance of the appearance of person and time deixis in each song. In each song, there is a first persona deixis, namely Ik and Me with references to the singer herself, and the second, namely Je or Jij with references to the singer's partner. This is because the six songs express Ik's feelings for her partner in the form of interaction. Meanwhile, the appearance of hij in the song 7 Maandendepicts Ik telling the listeners of her song about someone, namely his partner. Deixis of place is found in four songs and adequately describes the location when the utterance occurs. The emergence of social deixis in the form of greeting words oh and baby is directed to Ik’s duet partner. The textual deixis dat, die, and daarvoor refer to circumstances or situations as the reference, also found in three songs."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fernanda Rizkianita
"Beberapa tahun belakangan ini, grup penyanyi asal Korea yang dikenal dengan BTS atau Bangtan Sonyeondan menjadi sebuah fenomena internasional. Pengaruh mereka sebagai idola generasi ketiga telah menembus pasar global. Album mereka yang berjudul Love Yourself terkenal dengan pesan mengenai “mencintai diri sendiri” dan album ini juga membantu mereka menjadi terkenal secara global. Tiga lagu dari album ini, “I’m Fine”, “Idol”, dan “Mic Drop” terpilih berdasarkan tingkat popularitasnya dan penampilannya di panggung internasional. Pada penelitian sosiolinguistik ini, metode yang digunakan adalah metode campuran, kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kuantitatif digunakan dengan dasar teori Poplack mengenai jenis alih-kode. Total alih-kode dari ketiga lagu adalah 90 alih-kode dengan 19 tag switches, 51 inter-sentential switches, dan 20 intra-sentential switches. Pendekatan kualitatif berfokus pada deskripsi, analisis dan interpretasi atas alasan dibalik alih-kode yang terjadi, baik dalam bahasa Inggris standar atau bahasa Inggris Afrika-Amerika (AAE). Maka dari itu, analisis diskursif digunakan sebagai dasar atas tiga fokus dalam pendekatan kualitatif. Selain itu, menurut teori Widawski mengenai bentuk AAE, bentuk penggabungan, abreviasi, konversi, penggabungan, peminjaman, dan pembuatan bentuk ditemukan dalam tiga lagu tersebut dengan total 47 ungkapan AAE. Teori tata bahasa dari J.L Dillard digunakan untuk membantu analisis penelitian ini. Alih-kode dalam AAE kemudian akan dianalisis menggunakan teori fungsi AAE dari Widawski. Dalam tiga lagu tersebut ditemukan fungsi sosial, psikologi, retorik, dan budaya.Teori fungsi digunakan untuk membantu menginterpretasikan motivasi dibalik ungakapan AAE yang digunakan. Dari 17 ungkapan AAE, motivasi yang paling sering digunakan adalah retorik dan psikologi. Ungkapan AAE berperan sebagai sebuah bahasa untuk menunjukan kekuatan mereka. Dalam lagu-lagu tersebut, ungkapan AAE berperan sebagai cara berekspresi untuk mencintai diri sendiri, perlawanan atas kebencian terhadap mereka, dan stereotip menjadi idola. Namun, penelitian lebih lanjut diharapkan untuk dilaksanakan dengan data yang lebih banyak dan cakupan analisis yang lebih besar.

Over the past few years, a Korean boy-group known as BTS or Bangtan Sonyeondan has become an international phenomenon. Their influence as the third-generation Idol has penetrated the global market. Their album, Love Yourself, is known worldwide for its message of self-love that later helps them to be known globally. Three songs in this album, "I'm Fine", "Idol", and "Mic Drop", are chosen for their popularity and performance in International stages. For this sociolinguistic research, the method is a mixed-method between quantitative and qualitative. The quantitative approach focuses on the 90 switches in the songs based on Poplack's theory of code-switching with 19 tag switches, 51 inter-sentential switches, and 20 intra-sentential switches. The qualitative approach focuses on describing, analyzing, and interpreting the possible reasons behind the switches that occur in both standard-English and African American English (AAE). Hence, discourse analysis is used as the base of the three intended focuses on the qualitative approach. Moreover, according to Widawski's forms of AAE, 47 expressions in AAE are found in these songs with combining, shortening, conversion, blending, borrowing, and creating forms. J.L. Dillard's grammar of AAE is also used to help analyze this research. These AAE switches than analyzed with Widawski's theory of function of AAE, which provides social, psychological, rhetorical, and cultural functions to help interpret the motivation behind the chosen AAE expressions. Out of 17 types of AAE switch, the most frequent motivations are rhetorical and psychological functions. AAE expressions act as a language of power since, throughout the songs, the expressions act as reassurance, mostly about self-love, and resistance toward hates and stereotype of being idols. However, further research is expected to be conducted with more extensive data and scope of analysis."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Lavinia Viola Humaira
"Penelitian ini membahas diksi dan majas dalam lirik lagu Belanda. Data yang digunakan berupa dua lirik lagu yaitu “Thuis” (2005) karya Guus Meeuwis dan “Thuis” (2017) karya Marco Borsato. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode close reading dengan menggunakan pandangan Keraf. Hasil penelitian menunjukkan dalam lagu “Thuis” (2005) Meeuwis, dan lagu “Thuis” Borsato digunakan diksi-diksi tertentu yang berasosiasi dengan rasa rindu akan rumah. Rasa terhubung dengan suatu tempat dalam dua lagu tersebut ditunjukan melalui penggunaan nilai psikologis seperti emosi, pemahaman, serta pengalaman yang menyebabkan penutur lagu merasa terikat pada tempat yang dibicarakan.

This study discusses diction and language style in Dutch song lyrics. The data used are in the form of two song lyrics, namely "Thuis" (2005) by Guus Meeuwis and "Thuis" (2017) by Marco Borsato. The method used in this study is the close reading method using the Keraf view. The results of the study show that in the Meeuwis "Thuis" (2005) song, and in the Borsato "Thuis" song, certain choices of words associated with homesickness are used. The feeling of being connected to a place in the two songs is shown through the use of psychological values such as emotions, understanding, and experiences that cause song speakers to feel attached to the presented place."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>