Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103816 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismiyanah
"Kekeringan yang dialami Kecamatan Babakan Madang pada tahun 2015 memberikan dampak pada sektor pertanian padi yang mengakibatkan keringnya lahan pertanian hingga petani melakukan pergeseran waktu tanam. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perubahan aktivitas petani padi akibat dampak kekeringan yang terjadi pada tahun 2015 sehubungan dengan bentuk medan. Data penelitian diperoleh dari petani dengan menggunakan kuesioner dan FGD. Hasil penelitian berdasarkan analisis deskriptif dan analisis spasial, bahwa kekeringan menyebabkan aktivitas petani untuk tanam padi pertama bergeser 1 sampai 3 dasarian dari kondisi untuk sawah irigasi maupun tadah hujan. Terjadinya diversifikasi mata pencaharian selama musim kemarau tahun 2015 yang dilakukan oleh petani pemilik yaitu dengan berjualan sembako sedangkan petani penggarap dan buruh tani bekerja sebagai buruh perkebunan. Pergeseran waktu tanam yang terjadi pada lahan sawah irigasi untuk wilayah berbukit curam dan terjal mengalami pergeseran yang lebih panjang sebanyak 2 dasarian. Wilayah landai yang hanya mengalami pergeseran 1 dasarian. Lahan sawah tadah hujan di wilayah bentuk medan dataran tinggi, berbukit curam, berbukit terjal dan bergunung curam mengalami pergeseran waktu tanam sekitar 2-3 dasarian, sedangkan pada wilayah landai dan bergelombang hanya mengalami pergeseran waktu tanam sekitar satu dasarian.

Drought in Babakan Madang sub-district on 2015 impacted on rice farming's field dryness which changed the farmers planting time. The aims of the research is to examine changes in the activity of paddy rice farmers due to the effects of 2015 drought under the influences of area landforms. Data for this research is gotten from farmers for data gathering though questioner and FGD (Focus Group Discussion). According to descriptive analysis and spatial analysis, Drought that occurred has delayed first paddy planting season for 10-30 days in irrigated and rainfed paddy field. On the other hand, the land ownershifted work to grocer and the peasants shifted work to become plantation laborer. Planting season shift in irrigated paddy fields of steep and precipitious hills regions experienced longer shifts of 20 days. Flat terrain regions only experienced 10 days shift. Rainfed paddy field in high elevation regions, steep mountain regions experienced 20-30 days, meanwhile in flat and rugged regions only experienced 10 days shift in planting season.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soraya
"Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu kecamatan sering dilanda kekeringan. Kekeringan yang melanda kecamatan ini cenderung semakin parah apabila terjadi fenomena iklim yang menyebabkan bulan kering semakin panjang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kerentanan wilayah terhadap kekeringan yang ada di Kecamatan Babakan Madang. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode logika fuzzy dan metode analisis spasial serta deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wilayah terpapar kekeringan di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke utara dan ke selatan semakin tinggi indeks keterpaparannya sedangkan pada bagian tengah wilayah indeks keterpaparannya rendah dikarenakan penggunaan tanah pada bagian utara adalah dominan sawah sedangkan pada bagian selatan dominan hutan. Wilayah sensitif kekeringan di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke selatan semakin tinggi indeks sensitivitasnya dikarenakan jenis batuan yang berada di selatan yaitu andesit dan vulkan tidak bisa menyimpan air. Wilayah kapasitas adaptif di Kecamatan Babakan Madang membentuk pola semakin ke utara semakin tinggi indeks kapasitas adpatifnya dikarenakan tingkat pendidikan yang tinggi tetapi tidak adanya pelatihan bencana. Wilayah rentan terhadap kekeringan di Kecamatan Babakan Madang didominasi oleh tingkat kerentanan sangat tinggi, semakin ke selatan indeks kerentanan wilayahnya pun semakin tinggi dan dominasi dari kelas sangat tinggi mencakup luas 6577.8 ha atau 66.63% dari luas wilayah total.

Babakan Madang subdistrict is one of the districts are often hit by drought. The drought that hit this district tend to be more severe in case of climate phenomenon that causes dry months getting longer. The purpose of this study was to determine the vulnerability of meteorological drought in Subdistrict Babakan Madang. This research method approach, Fuzzy Logic and methods of spatial analysis and descriptive. The results showed that the area exposed to drought in Babakan Madang subdistrict form a pattern of getting to the north and to the south the higher the index whereas exposure to long fetches in the middle area of lower exposure to long fetches index due to the use of land in the northern part is the dominant fields while in the southern part of the dominant forest. Drought sensitive regions in Babakan Madang subdistrict form a pattern of getting to the south the higher the index the sensitivity is due to the type of rock that is located in the southern volcanic andesite and can not store water. Territory adaptive capacities in Babakan Madang subdistrict patterning Further north the higher the index adpatifnya capacity due to high level of education but no disaster training. Region prone to drought in Babakan Madang subdistrict is dominated by a very high degree of vulnerability, the vulnerability of the region to the south of the index was higher and the dominance of very high class covers a total area 6577.8 ha or 66.63% of the total land area.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Dwika Ratri
"Pertanian adalah sektor yang rentan terhadap perubahan iklim, salah satunya padi sawah. Penelitian ini mengkaji dampak kekeringan meteorologis terhadap pola tanam padi sawah saat terjadinya El Nino secara spasial. Dalam hal ini dikaitkan dengan kondisi fisik wilayah di wilayah kabupaten Pringsewu. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi kekeringan meteorologis saat tahun El Nino, dan dampaknya terhadap pola tanam sehubungan dengan kondisi fisik wilayah. Kekeringan meteorologis diukur menggunakan metode SPI (Standardized Precipitation Index), sementara pola tanam diperoleh melalui citra Landsat menggunakan metode NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) dan penajaman citra untuk kelembaban. Kondisi fisik wilayah yang dikaji adalah penggunaan lahan sawah, relief, bentuk lahan, dan pola drainase yang dibuat dalam satuan lahan sawah.
Hasil yang didapatkan adalah kekeringan meteorologis pada tahun 2015 lebih lemah dibanding tahun 1997. Proporsi luas wilayah dengan klasifikasi kering pada tahun 1997 mencapai 48 %, sedangkan tahun 2015 hanya 31%. Kekeringan mengakibatkan perubahan pola tanam padi sawah di kabupaten Pringsewu. Kondisi lahan sawah banyak yang bera saat El Nino menyebabkan mundurnya musim tanam utama di bulan November bergeser menjadi Desember. Kekeringan mempengaruhi persediaan air pada satuan lahan tertentu. Musim tanam lebih cepat terjadi pada satuan lahan untuk sawah berupa aluvial dan dataran dengan relief datar hingga bergelombang.

Agriculture is the sector most vulnerable to climate change, one of which paddy rice. This study examines the impact of meteorological drought on paddy rice cropping pattern when El Nino spatially. In this case associated with the physical condition of the area in the district Pringsewu. The purpose of this study is to identify meteorological drought when the El Nino and its impact on cropping patterns with respect to the physical condition of area. Meteorological drought measured using SPI (Standardized Precipitation Index) method, while the cropping pattern obtained through Landsat imagery using NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) and image enhancement for moisture. The physical condition of the area studied is the use of wetland, relief, landform and drainage patterns are made in units of paddy field.
The results obtained are meteorological drought in 2015 was weaker than in 1997. The proportion of an area with dry classification in 1997 reached 48%, whereas in 2015 only 31%. Drought resulted in changes in cropping pattern paddy rice in the district Pringsewu. Wetland conditions much fallow when El Nino led to the withdrawal of the main planting season in November shifted to December. Drought affects water supplies in certain land units. The planting season occurs faster in the form of paddy land units for alluvial plains with flat to undulating relief.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muharsjah
"Kabupaten Dati II Serang mempunyai luas sawah 63339.32 ha atau 33,56%
dari luas wilayah kabupaten dengan tingkat kesuburan tanah relatif dari sedang
sampai baik. Keadaan ini ditunjang dengan posisinya yang dekat dengan lbu Kota
Negara sehingga dapat memudahkan pemasaran hasil - hasil pertanian baik di
wilayah sendiri maupun ke luar wilayah Kabupaten Dati II Serang. Namun jika
dibandingkan luas tanah sawah dengan jumlah petani yang memiliki tanah sawah di
Kabupaten Dati II Serang, rata- rata petani di kabupaten tersebut tergolong petani
gurem.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka permasalahan yang dikemukakan
sebagaiberikut:
1. Bagaimanakah taraf hidup petani di Kabupaten Serang ?
2. Apakah faktor pengairan, frekwensi kunjungan penyuluhan dan keadaan fisik
mempengaruhi taraf hidup petani ?
Batasan - batasan dalam penulisan ini adalah :
- Taraf hidup petani adalah tingkat kemampuan petani untuk dapat memenuhi
kebutuhan hidup minimum dari penghasilannya mengolah tanah sawah.
- Petani adalah orang yang mata pencaharian utamanya bekerja dengan cara
menanam atau memelihara tanaman pangan di sawah ( padi dan palawija) dengan
sebagian atau seluruh hasilnya untuk dijual atau memperoleh pendapatan atau
keuntungan atas resiko sendiri dan bukan sebagai buruh atau kuasa usaha
(BPS). Dalam penulisan penelitian ini yang dimaksud petani adalah khusus
hanyalah petani pemilik, petani penggarap dan buruh tani tidak dimasukkan ke
dalam tulisan ini.
Sawah adalah tanah yang berpematang,sering digenangi air, dengan tujuan
utama ditanami padi dan atau bergiliran dengan palawija.
Untuk mengetahui tingkatan taraf hidup petani ini di hitung berdasarkan
pendapatan per kapita per tahun dari keluarga petani yang dinyat akan dengan
jumlah setara dengan beras,yaitu I. A
K =
X. r
Taraf K = taraf hidup rumah tangga petani
I = pendapatan bersih petani tanah sawah (rp/ha/th)
A = luas rata - rata tanah sawah setiap rumah tangga petani (ha)
r = rata - rata jumlah anggota keluarga tiap rumah tangga petani.
X = nilai harga beras sebesar 240 kg
Apabila nilai :
- K < 1 disebut sebagai kelompok petani miskin sekali, dengan pendapatan
per kapita per tahun kurang dari 180 kg setara beras.
- K = 0,6- 1 disebut sebagai kelompok petani miskin, dengan pendapatan per
kapita per tahun antara 180 - 240 kg setara dengan beras.
- K = 1 - 1,6 disebut kelompok petani hampir miskin, dengan pendapatan
perkapita per tahun antara 240- 320 kg setara dengan beras.
- K > 1 ,6 disebut kelompok petani cukupan, dengan pendapatan perkapita
pertahun lebih besar dari 320 kg setara dengan beras.
Untuk menjelaskan faktor - faktor yang paling berpengaruh terhadap taraf
hidup petani dilakukan korelasi peta. Dari hasil analisa maka ringkasan penelitian ini
adalah:
1. Taraf hidup petani di Kabupaten Serang lebih banyak terdapat pada golongan
miskin sekali dengan persentase 43,3 % atau 13 kecamatan. Untuk golongan
taraf hidup petani yang cukup terdapat di 5 kecamatan atau 16,7% dari seluruh
kecamatan. Sedangkan 40% lainnya termasuk dalam golongan petani yang
taraf hidupnya miskin dan hampir miskin.
2. a: Taraf hidup petani cenderung semakin baik bila berada pada kondisi wilayah
dengan kepadatan pengairan yang padat, frekwensi kunjungan penyuluhan
yang tinggi, kemiringan lereng 0- 2% dan ketinggian antara 3-25m dpl.
b. Dari keempat faktor yaitu kepadatan pengairan, frekwensi kunjungan
penyuluhan, ketinggian dan lereng temyata yang paling berpengaruh
terhadap taraf hidup petani tanah sawah padi dan palawija di Kabupaten
Serang adalah faktor kepadatan pengairan. Hal ini .disebabkan tingkat
klasifikasi yang sesuai antara taraf hidup petani padi dan palawija dengan
kepadatan pengairan lebih besar jumlahnya ( 53,3% ) dibandingkan ke tiga
faktor lainnya."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1997
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadiah Maharani
"Kecamatan Ciwidey merupakan kawasan agropolitan peruntukan pertanian yang memiliki potensi tinggi untuk pengembangan jenis pertanian salah satunya adalah pertanian padi sawah. Padi sawah di Kecamatan Ciwidey mengalami eksistensi ditandai atas penurunan luasan lahan pertanian padi sawah. Menurunnya luasan lahan padi sawah akan berimbas pada rendahnya besaran pendapatan yang diterima petani padi sawah. Rendahnya pendapatan yang dimiliki petani padi sawah akan mendorong petani padi sawah untuk melakukan berbagai kegiatan strategi penghidupan. Dalam melakukan strategi penghidupan, rumah tangga petani padi sawah memiliki peran penting untuk mengambil keputusan paling mendasar. Kondisi demografi rumah tangga dan kondisi ekonomi rumah tangga menjadi karakteristik terbentuknya tipologi rumah tangga. Rumah tangga tangga petani padi sawah di Kecamatan Ciwidey terdiri dari rumah tangga petani miskin, rumah tangga petani sederhana, rumah tangga petani kaya dan rumah tangga petani sejahtera. Secara spasial rumah tangga petani miskin terkonsentrasi paling dominan pada aksesibilitas rendah yang ditunjukan pada jaringan jalan lokal bentuk medan terjal berbukit. Sedangkan pada aksesibilitas tinggi terkonsentrasi paling dominan pada rumah tangga petani sederhana dan rumah tangga petani kaya. Fenomena yang terjadi dalam penelitian ini ialah rumah tangga petani sejahtera hanya berada pada aksesibilitas rendah. Variasi spasial tipologi rumah tangga petani padi sawah menjadi dasar dari strategi penghidupan petani padi sawah. Petani padi sawah bukan hanya memiliki satu jenis strategi, melainkan bisa lebih dari satu jenis strategi penghidupan. Strategi penghidupan petani padi sawah yang paling dominan pada aksesibilitas tinggi ialah strategi intensifikasi, strategi diversifikasi pertanian, dan strategi diversifikasi non pertanian. Sedangkan pada aksesibilitas yang rendah, petani padi sawah paling dominan melakukan ekstensifikasi pertanian, ekstensifikasi campuran dan migrasi non pertanian
Ciwidey District is an agropolitan area allotment that has a high potential for the development of agriculture, one of which is paddy rice farming. Rice lowland in The Ciwidey Subdistrict decrease in the area of paddy rice farming. The decrease in the area of paddy rice will impact on the low amount of income received by rice paddy farmers. The low income of the paddy rice farmers will encourage the paddy farmers to carry out various livelihood strategy activities. In carrying out livelihood strategies, households of lowland rice farmer have an important role to make the most basic decisions. Demographic conditions of households and economic conditions of households are characteristic of the formation of household typologies. Lowland rice farmer households in Ciwidey District consist of poor farmer households, simple peasant households, rich peasant households, and prosperous peasant households. Spatially, poor farmers' households are concentrated most dominantly on low accessibility as indicated by the local road network in the form of hilly terrain. While the high accessibility is concentrated most dominantly in simple farm households and rich farm households. The phenomenon that occurs in this research is that prosperous farm households only have low accessibility. Spatial variation in the typology of households of paddy rice farmers is the basis of the livelihood strategies of paddy rice farmers. Paddy rice farmers not only have one type of strategy but can be more than one type of livelihood strategy. The most dominant rice farmers' livelihood strategies in high accessibility are intensification strategies, agricultural diversification strategies, and non-agricultural diversification strategies. Whereas in the low accessibility, the most dominant paddy rice farmers carried out agricultural extensification, mixed extensification, and non-agricultural migration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Ode Arpai
"ABSTRAK
Masyarakat yang bekerja di sektor pertanian menghadapi tantangan, terlepas sektor pertanian merupakan penyumbang utama Produk Domestik Bruto Nasional dan sebagai profesi strategis di daerah pedesaan. Penelitian ini menggunakan teori Peter Evans yang melihat kehidupan ekonomi tidak berdiri sendiri, melainkan saling melekat antara aktor baik aktor pemerintah, ekonomi, maupun masyarakat sipil. Studi ini memfokuskan untuk menjelaskan peran dari upaya ketiga aktor dalam hal industri usaha pertanian padi di Desa Duriaasi, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe Provinsi Sulawesi Tenggara. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif melalui teknik pengumpulan data dengan cara observasi, wawancara mendalam dan studi dokumen kebijakan. Di banyak daerah kondisi ekonomi petani tidak mencerminkan kesejahteraan sosial tetapi penelitian ini menemukan fakta sebaliknya. Hasil penelitian menemukan bahwa pendapatan petani Desa Duriaasi lebih tinggi dari Upah Minimum Provinsi Sulawesi Tenggara yang sebesar Rp. 2.003.000 . Masyarakat petani mendapatkan keuntungan Rp. 11.270.000/hektar dalam satu kali musim tanam 4 bulan atau sekitar Rp. 2.817.500 setiap bulan. Peran dari ke tiga aktor seperti pemerintah yang telah memberikan bantuan berupa benih, ketersediaan pupuk, dan alat teknologi pertanian, serta peran dari pelaku ekonomi pedagang yang telah mambantu petani dengan memberikan pinjaman modal serta peran masyarakat sipil P3A dan lumbung pangan , dianggap berhasil dan mampu mewarnai perkembangan ekonomi masyarakat petani padi menjadi positif.

ABSTRACT
People who rely upon agriculture sector for a living, have been facing barriers, although this sector is a major contributor to National Gross Domestic Product as well as a strategic profession in rural areas. This research applies Peter Evans theory to see that the economic life is not independent, but it is embedded to each other among government and economic actors as well as civil society. This study focuses on explaining the roles of those three actors rsquo efforts in the rice farming industry in Duriaasi village, Wonggeduku sub district, Konawe regency, Southeast Sulawesi Province. This study uses qualitative approach as a research method through data collection technique by means of observation, in depth interview and policy documents review desk study . The social welfare of farmers rsquo economic condition is commonly not reflected in many areas, but this research has revealed a different fact. The result of this research found that farmers income in Duriaasi village is higher than provincial minimum wage in Southeast Sulawesi which is set at IDR 2.003.000. Farmers get a profit of IDR 11.270.000 hectare in one planting season every 4 months or about IDR 2.817.500 per month. Those three actors rsquo roles such as the government that has given some supports by supplying seeds, fertilizer and hi tech agriculture equipment , the economic actors merchant who have helped those farmers by providing capital loans, and civil society water users association P3A and barns , are considered successful and able to lead the economic development of rice farmers in a positive way. "
2018
T51544
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Sari Septanti
"ABSTRAK
Rendahnya harga gabah ketika panen raya merupakan masalah yang harus dihadapi petani padi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah mengeluarkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah gabah sebagai price floor bagi petani. Penelitian ini mengevaluasi HPP yang tepat untuk meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Sragen karena Kabupaten ini merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Dengan menggunakan metode sistem dinamik didapatkan hasil bahwa HPP gabah yang ditetapkan pemerintah belum mampu memberikan pendapatan yang optimal bagi petani. Kebijakan-kebijakan yang dapat ditempuh untuk menaikkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan cara meningkatkan harga HPP gabah GKP Gabah Kering Panen dan penjualan dalam bentuk GKG Gabah Kering Giling .

ABSTRACT
Rendahnya harga gabah ketika panen raya merupakan masalah yang harus dihadapi petani padi di Indonesia. Oleh karena itu, Pemerintah mengeluarkan kebijakan Harga Pembelian Pemerintah gabah sebagai price floor bagi petani. Penelitian ini mengevaluasi HPP yang tepat untuk meningkatkan pendapatan petani di Kabupaten Sragen karena Kabupaten ini merupakan salah satu lumbung padi di Jawa Tengah. Dengan menggunakan metode sistem dinamik didapatkan hasil bahwa HPP gabah yang ditetapkan pemerintah belum mampu memberikan pendapatan yang optimal bagi petani. Kebijakan kebijakan yang dapat ditempuh untuk menaikkan pendapatan petani dapat dilakukan dengan cara meningkatkan harga HPP gabah GKP Gabah Kering Panen dan penjualan dalam bentuk GKG Gabah Kering Giling . "
2016
T46922
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanna Balqis Rizal
"Air sebagai sumberdaya yang sangat diperlukan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Potensi ketersediaan air pada suatu daerah ditentukan dari faktor kondisi fisiknya yaitu bentuk medan, geomorfologi dan geologi yang kemudian penggabungan dari faktor fisik tersebut menjadi bentuklahan. Iklim yang mempengaruhi intensitas curah hujan serta aktivitas manusia juga mempengaruhi ketersediaan air. Kemarau panjang yang terjadi pada tahun 2015 menyebabkan kekeringan. Kecamatan Babakan Madang merupakan salah satu kecamatan yang merasakan dampak kekeringan dan membuat ketersediaan air berkurang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis spasial deskriptif untuk mengetahui dan mengidentifikasi bentuklahan dan ketersediaan air pada kemarau panjang di Kecamatan Babakan Madang.
Dari hasil pengolahan data yang didapatkan bahwa bentuklahan yang ada di Kecamatan Babakan Madang yaitu bentuklahan vulkan, fluvial, denadusional, strukturan, dan atropogenik. Wilayah dengan ketersediaan air berkurang saat musim kemarau dan mengalami kekeringan yaitu wilayah yang berada pada bentuk medan berbukit hingga bergunung sedangkan wilayah dengan bentuk medan landai tidak mengalami kekeringan. Sehingga hasil dari penelitiaan ini yaitu kekeringan yang terjadi pada kemarau panjang tahun 2015 mempengaruhi ketersediaan air pada bentuklahan vulkan dan denudasional yaitu pada Desa Karang Tengah dan Bojongkoneng.

Water is a resource which needed by humans in fulfilling the needs of everyday life. Potential water availability in a specified area of physical condition factors that shape of the terrain, geomorphology and geology then merging of the physical factors into landforms. The climate affect the intensity of rainfall and human activities also affect water availability. Drought occurred in 2015 caused dryness. Babakan Madang subdistrict is one of the districts that feel the impact of dryness and that water availability is reduced.
From processing the data obtained that the landforms exist in Babakan Madang subdistrict ie volcanic landforms, fluvial, denadusional, structural, and atropogenik. Regions with reduced water availability during the dry season and experiencing dryness that is the area on hilly terrain, while the region with the sloping terrain does not suffer from thedryness. So the result of this analysis, the dryness occurred long dryness in 2015 affected the availability of water in volcanic landforms and denudasional ie in Karang Tengah village and Bojongkoneng.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S63449
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Reynaldo Angga
"ABSTRAK

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengestimasi nilai cost effeciency dari produksi padi di Indonesia dengan menggunakan model cost frontier dan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai efesiensi biaya dari petani padi. Studi ini menggunakan data cross section pada tahun 2010 dan tahun 2016. Didapat biaya irigasi, pupuk dan tenaga kerja berkontribusi secara signifikan pada cost effeciency dari petani padi. Rata-rata cost effeciency dari produksi padi di tahun 2016 adalah 83 percent, dimana lebih tinggi dibandingkan dengan 2010. Ini mengindikasi  adanya potensial untuk meningkatkan output pado sekitar 17 persen dengan teknologi yang ada. Model menyatakan bahwa lahan yang lebih kecil,  mempunyai jumlah plot yang lebih banyak di lahan, penanaman tiga kali dalam setahun, dan diversifikasi secara signifikan berkontribusi pada cost effeciency di dalam produksi lahan.


ABSTRACT


The main objectives of the study are to estimate the farm specific cost efficiency of rice production in Indonesia using Cost Frontier model and to identify and measure the impacts of different factors associated with cost efficiency of rice farmers. The study employed farm level cross sectional data for the years 2010 and 2016. Cost of Irrigation, Fertilizer and labor were found to contribute significantly in the cost efficiency of rice farmers. The average cost efficiency of rice production in 2016 is 83 percent, this result is more higher than 2010. This indicates a good potential for increasing rice output by 17 percent with the existing technology. The model claims that smaller land, have more plot in the land, three time crop planting a year, and diversification significantly contribute to cost effeciency in farm production. 

"
2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftahul Jannah
"Kekeringan merupakan bencana alam yang terjadi secara perlahan-lahan hasil dari berkurangnya curah hujan dalam jangka waktu yang lama. Bencana ini dapat berdampak sangat besar dan mencakup daerah yang luas. Mitigasi untuk menanggulangi bencana ini adalah dengan mengetahui karakteristik wilayah yang terpapar kekeringan, melalui indikator durasi, intensitas dan frekuensi kekeringan. Penilaian kekeringan menggunakan data curah hujan dari 32 stasiun hujan di Kabupaten Kebumen selama periode 1985 - 2015 menggunakan metode de Boer.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat keterpaparan kekeringan tinggi di Kabupaten Kebumen cenderung berada di wilayah bagian tengah mengarah ke timur laut kabupaten, yang meliputi 15 kecamatan, yang sebagian besar berada di Kecamatan Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng dan Kebumen. Wilayah yang paling terpapar kekeringan di Kabupaten Kebumen merupakan wilayah dengan penggunaan tanah sawah irigasi 2x padi/tahun, kepadatan penduduk 500-1249 jiwa/km2 dan kepadatan penduduk agraris 51-250 jiwa/km2.

Drought is natural disaster that occurs gradually, resulted from long term declines in rainfall rate. The disaster would not be realized at first, but the impacts caused could be severe. One example of countermeasure efforts is to understand the regional characteristics of the drought exposed regions. Indicators used to assess levels of exposure are the duration, intensity and frequency of droughts. Drought assessment used rainfall rate data from 32 rain stations in Kebumen during 1985-2015 period with de Boer method.
The results obtained from this study indicate that high level of exposures to drought in Kebumen are distributed in the center part to the northeast part of the region. The high level of exposures covered 15 districts, and concentrated in Subdistrict Karangsambung, Karanggayam, Alian, Pejagoan, Sruweng and Kebumen. In Kebumen, the region that most exposed to drought is attributed with the paddy rice fields land use that harvested 2 times a year, a population density of 500-1249 inhabitants/km2 and peasant population density of 51-250 inhabitants/km2.;
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>