Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 151438 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Irsan Mulia
"Waktu merupakan hal yang penting khususnya bagi mahasiswa, oleh karena itu dibuatlah aplikasi bikunin untuk memperkirakan waktu datangnya bikun pada setiap halte, sehingga waktu yang digunakan untuk menunggu bikun dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Selain itu, aplikasi bikunin juga memiliki fitur lain seperti pesan dan tracking bikun untuk lebih memudahkan user mengetahui kondisi dan lokasi bikun.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa hasil eksekusi waktu untuk fitur tracking bikun membutuhkan waktu 656,2 milisecound, fitur pengiriman pesan broadcast 1143,5 milisecond, pengiriman pesan personal 798,3 milisecond, estimasi waktu dan jadwal 13971,9 milisecond serta hasil pengujian responden menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden sebesar 83,1% untuk fungsi utama, 77,1% untuk fitur-fitur serta 74,6% untuk tampilan antarmuka.

Time is important, especially for students, therefore we made an bikunin application to estimate the arrival time of bikun (Bis Kuning) at each bikun shelter, so the time spent waiting bikun can be used for better use. The bikunin application also has other features such as messaging and bikun tracking to make it easier for the user to find out the condition and location of the bikun. Bikunin Application using Arduino hardware as "core" of system. Arduino is prototyping platform based on hardware and software which easy to use.
Performance tests show that the average processing time for Arduino initialitation using millis() function is 656.2 milisecond. The subjective user measurement tests point out that satisfactory level is 83.1 percent for main feature function, 77.1 percent for other feature and 74.6 percent for user interface.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Pratama
"Waktu merupakan hal yang penting khususnya bagi mahasiswa, oleh karena itu dibuatlah aplikasi bikunin untuk memperkirakan waktu datangnya bikun (Bis Kuning) pada setiap halte, sehingga waktu yang digunakan untuk menunggu bikun dapat dimanfaatkan dengan lebih baik. Selain itu, aplikasi bikunin juga memiliki fitur lain seperti pesan dan tracking bikun untuk lebih memudahkan user mengetahui kondisi dan lokasi bikun. Perancangan dan pengimplementasian aplikasi bikunin menggunakan metode HCI (Human and Computer Interaction) untuk memudahkan user menggunakan aplikasi bikunin dan memberikan tampilan yang menarik.
Dari hasil pengujian didapatkan bahwa rata-rata hasil eksekusi waktu pada fitur tracking bikun adalah 936,5 milliseconds untuk kartu Smartfren dan 500,7 untuk kartu Axis. Sedangkan waktu pemrosesan rata-rata untuk melakukan pengiriman pesan kepada 20 user adalah 11492,1 milliseconds, untuk 10 user adalah 6305,1 milliseconds, untuk 5 user adalah 3902,7 milliseconds, untuk 1 user adalah 2792,6 milliseconds. Waktu pemrosesan rata-rata untuk menampilkan estimasi waktu kedatangan Bis Kuning pada halte berikutnya adalah 13971,9 milliseconds untuk kartu Smartfren dan 15935,1 untuk kartu Axis.
Hasil pengujian responden menunjukkan bahwa tingkat kepuasan responden sebesar 83,1% untuk fungsi utama, 77,1% untuk fitur-fitur serta 74,6% untuk tampilan antarmuka. Secara keseluruhan tingkat kepuasan responden sebesar 78,8 %.

Time is important, especially for students, therefore we made an bikunin application to estimate the arrival time of bikun (Bis Kuning) at each bikun shelter, so the time spent waiting bikun can be optimized. In addition, the bikunin application also has other features such as messaging and bikun tracking to assists the user to find out the location of the Bis Kuning. The design and implementation of bikunin applications employs HCI (Human and Computer Interaction) principles to allow users to use the bikunin application easily and provides attractive appearance.
From the test results, it is showed that the average execution time on the bikun tracking features is 936.5 milliseconds for Smartfren card and 500.7 milliseconds for Axis card. While the average processing time for sending messages to the 20 users is 11492.1 milliseconds, whereas for 10 users is 6305.1 milliseconds. Meanwhile for 5 users is 3902.7 milliseconds, and 2792.6 milliseconds for one user. The average processing time to provides the expected arrival time of Bis Kuning to the next shelter is 13971.9 milliseconds for Smartfren card and 15935.1 milliseconds for Axis card.
The test results shows that the respondents' satisfaction level is 83.1% for the main function, 77.1% for features and 74.6% for the interface. Overall satisfaction level of respondents is 78.8%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64858
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Nur Ashri Diasta Fajar Ramadlan
"Pandemi COVID-19 ini telah berlangsung kurang lebih selama 2 tahun lebih yang berasal dari Wuhan, China sejak sekitar bulan November 2019. Selama berlangsungnya pandemi ini, seluruh rakyat dunia menjadi lebih sadar dan peduli terhadap kesehatan masing-masing dan juga lingkungan sekitarnya. Dengan pandemi ini juga berbagai aktivitas normal yang biasanya dilakukan sehari-hari menjadi dibatasi. Dalam upaya untuk mengakhiri pandemi ini, banyak cara yang telah dilakukan oleh seluruh rakyat di dunia. Beberapa diantaranya yaitu dengan cara merekomendasikan, mewajibkan, atau melarang perubahan perilaku tertentu dalam beraktivitas sehari-hari, sementara beberapa negara lain hanya mengandalkan penyediaan informasi terkait pandemi.
Pelacakan kontak COVID-19 merupakan salah satu cara yang dikembangkan pemerintah Indonesia untuk mengatasi pandemi ini. Perangkat lunak pelacakan COVID-19 yang sekarang ini beroperasi menggunakan GPS, kamera telepon genggam dan kode QR. Proses tersebut dapat membuat antrian yang panjang dan memakan waktu yang lebih lama semakin panjang antrian tersebut. Untuk mengatasi antrian panjang dan waktu yang lama, dirancang sebuah cara alternatif untuk melakukan proses check-in menggunakan sistem bluetooth. Dengan bluetooth, pengguna dapat melakukan check-in pada area yang lebih luas pada radius 15 meter dan tidak memerlukan GPS, kamera, ataupun kode QR. Bluetooth ini juga dilengkapi dengan perangkat keras pengisian daya tenaga surya berupa panel surya yang dapat mengisi daya pada baterai selama baterai digunakan oleh bluetooth.

This COVID-19 pandemic has been going on for more or less 2 years originating from Wuhan, China since around November 2019. During this pandemic, all the people of the world have become more aware and concerned about their respective health and also the surrounding environment. With this pandemic, various normal activities that are usually carried out on a daily basis have been restricted. In an effort to end this pandemic, many efforts have been made by all people in the world. Many countries are trying to slow or stop the spread of COVID-19 by recommending, requiring, or prohibiting certain behavioral changes in daily activities, while some other countries rely solely on providing information related to the pandemic.
COVID-19 contact tracing is one of the ways the Indonesian government has developed to deal with this pandemic. The current COVID-19 tracking software operates using GPS, mobile phone cameras and QR codes. Users can visit public places that have a QR code available at certain places to carry out the check-in process. After completing the activity the user can check-out. This process can create a long queue and take longer time the longer the queue. To overcome long queues and long times, an alternative way is designed to carry out the check-in process using a bluetooth system. With bluetooth, users can check-in in a wider area and don't need a GPS, camera, or QR code. This Bluetooth is also equipped with solar charging hardware in the form of solar panels that can charge the battery as long as the battery is used by bluetooth.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djamhari Sirat
"Keakuratan pointing merupakan hal penting dalam komunikasi satelit. Akibat jarak satelit dengan permukaan bumi yang sedemikian jauh, maka selisih pointing 1 derajat dapat menyebabkan antena tidak dapat mengirimkan data ke satelit. Untuk mengatasi hal ini dibuatlah kontroler auto-tracking satelit. Sistem ini menggunakan mikrokontroler sebagai pengontrol, GPS sebagai input lokasi dari antena, digital compass sebagai input arah pointing awal antena, rotari encoder sebagai sensor pergerakkan azimut dan elevasi, serta modem untuk melihat besar Eb/No sinyal. Kontroler ini menggunakan dua tahapan dalam proses tracking satelit. Tahapan awal ialah metode Elevasi-Azimut dengan menggunakan masukkan dari GPS, digital compass, serta posisi satelit (baik koordinat, maupun ketinggiannya) yang tersimpan dalam mikrokontroler. Kontroler menghitung besar sudut azimut dan elevasi antena terhadap satelit, kemudian mengerakkan antena sesuai dengan sudut azimut dan elevasinya. Tahapan selanjutnya ialah koreksi modem dimana pada tahapan ini hanya masukan modem yang digunakan (keempat masukan lain diabaikan), dan pergerakkan antena diatur hingga didapat nilai Eb/No sinyal yang terbesar. Berdasarkan hasil pengoperasian kontroler, terjadi perubahan nilai pada input level dari semula -81,7 dB menjadi -30,2 dB dengan nilai Eb/No akhir sebesar 5,7 dB.

Pointing accuracy is an important thing in satellite communication. Because the satellite?s distance to the surface of the earth's satellite is so huge, thus 1 degree of pointing error will make the antenna can not send data to satellites. To overcome this, the auto-tracking satellite controller is made. This system uses a microcontroller as the controller, with the GPS as the indicator location of the antenna, digital compass as the beginning of antenna pointing direction, rotary encoder as sensor azimuth and elevation, and modem to see Eb/No signal. The microcontroller use serial communication to read the input. Thus the programming should be focused on in the UART and serial communication software UART. This controller use 2 phase in the process of tracking satellites. Early stages is the method Elevation-Azimuth, where at this stage with input from GPS, Digital Compass, and the position of satellites (both coordinates, and height) that are stored in microcontroller. Controller will calculate the elevation and azimuth angle, then move the antenna according to the antenna azimuth and elevation angle. Next stages is correction modem, where in this stage controller only use modem as the input, and antenna movement is set up to obtain the largest value of Eb/No signal. From the results of the controller operation, there is a change in the value of the original input level from -81.7 dB to -30.2 dB with end of Eb/No value, reaching 5.7 dB."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Himawan Sidharta
"Tugas akhir ini ialah perancangan dan pembuatan perangkat lunak untuk sistem auto-tracking (arti: sistem pengontrol pergerakkan antena untuk menjejak satelit) satelit pada antena mobil. Sistem ini menggunakan microcontroller sebagai pengontrolnya, dengan GPS sebagai input lokasi dari antena, digital compass sebagai input arah pointing awal antenna, rotari enkoder sebagai sensor pergerakkan azimuth dan elevasi, serta modem untuk melihat besar Eb/No sinyal. Inputan ini menggunakan komunikasi serial untuk berhubungan dengan mikrokontroller. Sehingga pemrograman harus difokuskan dalam komunikasi serial UART dan software UART, yang digunakan untuk pengadaan komunikasi serial pada port I/O. Kontroller ini menggunakan 2 tahapan dalam proses tracking satelit.
Tahapan awal ialah metode Elevasi-Azimuth, dimana pada tahapan ini dengan menggunakan inputan dari GPS, digital compass, serta posisi satelit (baik koordinat, maupun ketinggiannya) yang tersimpan dalam mikrokontroller. Kontroller akan menghitung besar sudut azimuth dan elevasi antena terhadap satelit, kemudian mengerakkan antena sesuai dengan sudut azimuth dan elevasinya. Tahapan selanjutnya ialah koreksi modem, dimana pada tahapan ini hanya inputan modem yang digunakkan (keempat inputan lain diabaikan), dan pergerakkan antena diatur hingga didapat nilai Eb/No sinyal yang terbesar.

This final task is the design and creation software for auto-tracking system satellite antenna on the car. This system uses a microcontroller as the controller, with the GPS as the indicator location of the antenna, digital compass as the beginning of antenna pointing direction, rotary encoder as sensor azimuth and elevation, and modem to see Eb/No signal. The microcontroller use serial communication to read the input. Thus the programming should be focused on in the UART and serial communication software UART. This controller use 2 phase in the process of tracking satellites.
Early stages is the method Elevation-Azimuth, where at this stage with input from GPS, Digital Compass, and the position of satellites (both coordinates, and height) that are stored in microcontroller. Controller will calculate the elevation and azimuth angle, then move the antenna according to the antenna azimuth and elevation angle. Next stages is correction modem, where in this stage controller only use modem as the input, and antenna movement is set up to obtain the largest value of Eb / No signal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51394
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bintang Gegas Giani
"Meningkatnya populasi lansia di Indonesia merupakan pertanda bahwa Indonesia akan menjadi negara dengan populasi yang menua. Secara intrinsik, populasi lansia lebih rentan terhadap masalah kesehatan karena fungsi kognitif mereka yang menurun. Data menunjukkan 7,25 persen lansia di Indonesia tinggal sendiri baik karena pilihan maupun terpaksa. Perlu ada sistem yang dapat memantau kesehatan lansia dari jarak jauh, dapat memberikan informasi mengenai kesehatan mereka dan bertindak sebagai sistem darurat jika terjadi hal yang tidak diinginkan. Sistem IoT cocok untuk pekerjaan ini karena kemampuannya untuk terhubung melalui internet secara real-time. Sistem ini terdiri dari tiga bagian: perangkat yang dapat dikenakan, unit alarm, dan aplikasi android. Perangkat yang dapat dikenakan memonitor detak jantung pengguna, suhu tubuh, pelacakan posisi, dan deteksi jatuh. Data tersebut ditangkap oleh sensor lalu dikirim melalui firebase. Aplikasi android membaca data dari firebase dan menampilkan ketidaknormalan kondisi pengguna. Saat tombol panik pada perangkat ditekan, terdeteksi jatuh, atau kondisi pengguna kritis, unit alarm akan menyala untuk memperingatkan warga sekitar, demi respon cepat yang diperlukan oleh pengguna. Sistem ini mencapai akurasi 81 persen untuk deteksi jatuh, selisih jangkauan GPS ± 20,53m dibandingkan smartphone, dan 83,75 persen dalam mendeteksi perubahan posisi (berdiri, berbaring, tengkurap).

The growing population of elderly in Indonesia is a sign of an ageing population. Intrinsically, the older populace are more susceptible to accidents due to their deteriorating cognitive functions. Data shows 7.25 percent of elderly in Indonesia lives alone either by choice or necessity. There needs to be a system in place to monitor the elderly remotely, which provides information regarding their well-being and acts as an emergency system. This system consists of three parts: wearable device, alarm unit, and an android application. The wearable device monitors the user’s heart rate, body temperature, position tracking, and fall detection. These data are captured by the sensor in the device are then sent momentarily to firebase. The android application reads the data from firebase and displays any abnormalities within the user’s condition. The moment the panic button is pressed, a fall is detected, or the user is in a critical condition, the alarm unit will turn on alerting surrounding neighbors, as a quick response might be needed by the user. The system achieved an 81 percent accuracy for fall detection, a ± 20.53m GPS range difference compared to smartphone, and 83.75 percent in detecting a position change (standing, lie down, prone)."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Zaki Auliya HM
"Simulator surya merupakan sebuah perangkat yang mensimulasikan cahaya matahari menggunakan suatu sumber cahaya buatan yang berfungsi untuk menganalisa karakteristik dan performa sel surya. Simulator surya dioperasikan di dalam ruangan tanpa harus dipengaruhi oleh faktor alam seperti awan, hujan, dan sebagainya. Simulator surya memiliki 3 blok komponen utama yaitu sumber cahaya, tracking receiver, dan rangkaian karakteristik.
Pada skripsi ini, dilakukan rancang bangun tracking receiver yang dapat mensimulasikan gerak matahari selama 12 jam, yaitu dari pagi hingga sore. Tracking receiver ini terdiri dari motor stepper VEXTA PXB44H sebagai penggerak sel surya yang dikendalikan geraknya oleh mikrokontroller ATmega8535 serta menggunakan Light-Depending Resistor (LDR). Sensor LDR ini berfungsi untuk mengukur iluminasi cahaya yang masuk pada setiap derajat perputaran motor stepper.
Dari hasil pengujian ditunjukkan bahwa resolusi motor stepper, yaitu sebesar 1.8o/step, tidak dipengaruhi oleh posisi motor stepper, baik vertikal maupun horizontal, dan oleh kondisi motor stepper, baik dengan beban maupun tanpa beban.

Solar simulator is a device that simulates solar light by using an artificial light, which is used to analyze solar cell characteristic and performance. Solar simulator is operated indoor, without be influenced by any factor of nature like cloud, rain, and others. Solar simulator has 3 main component block, there are light source, tracking receiver, characteristic circuit.
In this final project, is designed a tracking receiver that simulates motion of sun along 12 hours, from sunrise to sunset. The tracking receiver consist of stepper motor VEXTA PXB44H as an actuator of solar cell and based-on microcontroller ATmega8535 and also using Light Depending Resistor (LDR). The LDR is used to measure incoming light illuminance every degree of stepper motor rotation.
From measurements, is shown that resolution of stepper motor, 1.8o/step, is not influenced by any position of stepper motor, vertikal or horizaontal, and by any condition of stepper motor, with load or no load.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S45971
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Cakra Megasakti
"Skripsi ini membahas bagaimana membuat antena penerima dengan posisi yang berubah-ubah untuk diaplikasikan pada kapal laut agar dapat selalu pointing ke satelit yang digunakan(satelit cakrawarta-2). Agar antena dapat bergerak mengikuti arah azimuth satelit dibentuklah suatu rancang bangun dengan komponen-komponen didalamnya seperti GPS untuk menentukan posisi antenna penerima, motor penggerak yaitu digunakan motor DC, digital compass untuk mengetahui arah azimuth antenna penerima, satfinder untuk mencari sinyal satelit yang dimaksud dan mikrokontroler untuk mengendalikan pergerakan antena tersebut.

This essay explores how to make the receiving antenna with an arbitrary position mounted on a ship in order to always be pointing to a satellite that is used (satellite cakrawarta-2). So that the antenna can move to follow the satellite azimuth direction formed a design with the components therein such as a GPS receiver to determine the antenna position, the motor of the DC motor is used, a digital compass to determine direction of receiver antenna azimuth, satfinder to search for satellite signals and the microcontroller is to control the movement of the antenna."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51355
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Bis Kuning merupakan salah satu sarana transportasi didalam lingkungan kampus UNIVERSITAS INDONESIA, DEPOK. Baik disadari ataupun tidak, peranan bis kuning dalam berlangsungnya proses belajar dan mengajar dilingkuningan kampus sangatlah penting begitu juga dalam kegiatan kegiatan non akademis yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Namun ada beberapa kekurangan dari operasional Bis Kuning yang dikeluhkan oleh para mahasiswa UI Depok yang tentunya perlu untuk diperbaiki. Dari penyebaran kuisioner yang dilakukan. Sebagian besar keluhan tersebut bersumber dari kurang baiknya penjadwalan Bis Kuning yang selama ini berjalan.
Untuk mencoba memecahan masalah penjadwalan ini maka dibuatlah penjadwalan Bis Kuning Universitas Indonesia yang perhitungannya dilakukan dengan mengambil beberapa data penting seperti banyaknya penuggu Bis Kuning pada suatu waktu, Iama perjalanan antar halte yang ada, lama berhenti pada halte dan waktu yang dibituhkan untuk menempuh sam rit Bis Kuning dan lain-lain. Kesemua data tersebut kemudian diolah dan akan dihasilkan suatu penjadwalan yang maksimal yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan penjadwalan Bis Kuning yang baik."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusron A. Rahman
"Abstrak - Kanal Telekomunikasi nirkabel sering dipengaruhi oleh lingkungan yang mengandung perambatan alur jamak yang berubah-ubah dan interference. Penerapan antena cerdas berupa antena susun yang dilengkapi dengan Beamforming telah biasa digunakan sebagai metode untuk meningkatkan kapasitas kanal komunikasi. Teknik ini dirancang dengan cara membawa sinyal dari antena susun untuk diproses lebih lanjut untuk memaksimalkan unjukkerja sistem seperti yang diterapkan pada antena Broadband Wireless Access (BWA). Cara yang digunakan adalah dengan jalan memfokuskan arah beam antena pada target yang diinginkan. Pengendalian arah beam bisa dilakukan secara meknis maupun elektronis.
Dalam makalah tesis ini dibuat sebuah algoritma pemrograman untuk pengendalian arah beam antena secara elektronis dengan menggunakan microcontroller berbasis platform Arduino. Microcontroller berfungsi untuk mengendalikan jaringan switching yang terhubung pada sistem matrik Buttlerx dan antena susun, sehingga didapatkan mekanisme input dan output dari jaringan switching yang tepat. Sistem pengendali menggunakan basis komparasi tegangan analog terhadap tegangan referensi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mekanisme pengendalian sudah bisa digunakan untuk konsep multibeam dengan masukan empat port sejumlah 15 kombinasi. Hasil algoritma diuji dengan proses integrasi menggunakan Antena susun yang dilengkapi matrik Butler beserta elemen-elemen pendukung ke rangkaian Switching.

Abstract - Wireless Telecommunications Channels are often affected by the environment that contain multipath fading and other interference effects. The application of smart antennas such as array antenna that equipped with beamforming system has been used as an effective method to increase the capacity of the communication channels. The technique was designed to bring the signal from the antenna array for further processing to maximize system performance and minimise disturbing factors such as applied in Broadband Wireless Access (BWA) Antenna. The Method is focusing the direction of the antenna beam to a desired target. Controlling the direction of the beam can be applied mechanically or electronically.
This paper introduced how to control the direction of the antenna beam electronically by using Arduino platform-based microcontroller programming. Microcontroller will be programmed to control the switching network that connected to the buttler matrix system and antenna array, so we get input and output mechanisms of the switching network appropriately. Control system uses a comparative scheme between analog output voltage to reference voltage. Programming Algorithm results showed that the control mechanism can be used for multibeam concept with four input ports and 15 combinations. The results of the algorithm is tested by integrated with array antenna, Butler matrix, and some elements that supported switching circuit.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>