Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 180000 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Niken Salindri
"Penelitian ini membahas perbedaan proporsi dari berbagai faktor risiko hipertensi pada masyarakat usia dewasa (18-60 tahun) yang tinggal di daerah pesisir pantai, Karawang, Tahun 2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara status gizi, aspuan makan, dan gaya hidup dengan kejadian hipertensi pada masyarakat dewasa di pesisir pantai Karawang pada tahun 2016. Cross sectional adalah metode yang digunakan dalam penelitian ini yang dilakukan dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat dewasa usia 18-60 tahun. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 34,8%. Variabel yang menunjukkan perbedan signifikan adalah usia (OR 6.362 dengan p value 0,000). Saran bagi masyarakat desa di pesisir pantai adalah dengan melakukan cek tekanan darah secara rutin di setiap pertambahan usia.

The study discusses differences between the proportions from the various risk factors of hypertension in adults (18-60 years) living in the coastal areas, Karawang in 2016. The purpose of this study was to investigate the relationship between nutritional status, food intake and lifestyle with hypertension a coastal communities in Karawang. Cross sectional is the method that used in this study performed with quantitative approach. Samples are adults aged between 18-60 years. Results showed the prevalence of hypertension of 34.8%. Variables that showed significant differences are age (OR 6,362 with p value of 0.000). Suggestions for people that lived in the coast is to perform regular blood pressure checks by the ageing moment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63749
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanny Aprilianny
"Hipertensi merupakan penyebab tingginya prevalensi penyakit kardiovaskuer dan diperkirakan menjadi penyebab kematian didunia sebesar 9,4 juta atau 95%. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada kelompok usia dewasa di wilayah urban dan rural terpilih. Kedua daerah tersebut memiliki prevalensi hipertensi cukup tinggi yaitu sebesar 34,9% di wilayah urban dan 43,1% di wilayah rural. Desain penelitian ini adalah kuantitatif observasional cross-sectional menggunakan data penelitian Strategi Nasional pada tahun 2011 dengan jumlah sampel 361 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 39,3% responden hipertensi dan 60,7% responden tidak hipertensi. Terdapat hubungan signifikan antara umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, hiperglikemia, konsumsi fast food, dan konsumsi kopi. Instansi yang terkait diharapkan mampu memotivasi penderita hipertensi untuk melakukan pengecekan gula darah, serta memberikan edukasi gizi dan kesehatan yang efektif dan efisien.

Hypertension is a causes the high prevalence of cardiovascular disease and estimated 9.4 million or 95% to become the world's leading cause of deaths. This study was to identify factors associated with hypertension in adults age groups in selected urban and rural areas. Both of these areas have a high prevalence of hypertension, which amounted to 34,9% in urban areas and 43,1% in rural areas. Study design was an observational cross-sectional quantitative used the National Strategy in 2011 with 361 samples of person.
The results showed that 39,9% respondents with hypertensive and 60.7% of respondents are not hypertensive. There were significant association beetwen age, sex, education level, hyperglycemia, fast food consumption and coffee. Institutions are hoped to motivate hypertension patient to check blood sugar, and provide nutrition education and health which are effective and efficient.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63072
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Pertiwi
"Sekitar 80% kematian maternal disebabkan secara langsung oleh komplikasi obstetri yaitu: perdarahan (25%), sepsis (15%), abortus tidak aman (13%), hipertensi pada kehamilan, eklampsia (12%), dan persalinan macet (8%). Di Indonesia eklampsia sampai saat ini merupakan salah satu penyebab kematian ibu hamil dan ibu bersalin disamping penyebah kematian maternal yang lain. Insiden eldampsia/preeklampsia di rumah sakit makin lama semakin meningkat. Di negara berkembang maupun maju 5-17% dari penderita eklampsia akan meninggal. Mereka yang berhasil hidup mungkin akan mengalami komplikasi berupa kelumpuhan, kebutaan, atau tekanan darah tinggi kronis, dan gangguan fungsi ginjal. Ibu dengan komplikasi akan meninggal apabila terlambat menerima pelayanan standar. Terdapat tiga faktor penyebab kematian ibu akibat PEB yang dapat dihindarkan, yaitu masalah yang berhubungan dangan pasien, masalah administnltif, dan masalah yang herhubungan dengan petugas kesehatan. Penelitian ini hertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang herlmbungan dengan kejadian komplikasi PEB pada ibu hersalin di RS wilayah Kabupaten Karawang, serta untuk mengetahui faktor yang paling dominan pengaruhnya. Desain penelitian ini adalah cross sectional terhadap 100 ibu hamil dengan PEB yang dirujuk oleh bidan ke Rumah Salit di Wilayah Kabupaten Karawang. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 31% ibu hamil dengan PEB yang mengalami komplikasi. Analisis bivariate melalui uji chi square menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubunga bermakna dngan kejadian komplikasi PEB adalah riwayat ANC (nilai p=0,03), penghasilan keluarga (0,00), pendidikan bidan (0,01), penatalaksanaan pra rujukan (0,01).lama waktu penatalaksanaan oleh bidan merupakan factor yang paling dominan dengan OR 38,33. Mengacu pada hasil penilitian di atas maka disarankan agar bidan segera merujuk ke rumah sakit bila menjumpai ibu hamil dengan PEB, dilakukan penatalaksanaan sesuai standar, menyediakan prosedur tetap penatalaksanaan preeclampsia berat, bidan senantisa meningkatkan ilmu pengetahuan dengan jalan mengikuti pendidiksn ke jenjang yang lebih tinggi, perlu mengadakan penyuluhan yang lebih intensif agar ibu hamil mau melakukan ANC minimal 4 kali selama hamil. Hendaknya IBI Cabang Karawang memantau / memverifikasi penerapan prosedur tetap di tempat praktek bidan. Hendaknya RS selalu mempematikan prosedur tetap dalam memberikan pelayanan khususnya kepada ibu dengan PEB. Serta agar Dinas Kesehatan Kabupaten Karawang menyelenggarakan program pelatihan LSS bagi bidan yang belurn pemah mengikuti pelatihan LSS.

Approximately 80% of maternal death is directly caused by obstetrics complication, namely: bleeding (25%), sepsis (15%), unsafe abortion (13%), pregnancy hypertension, eclampsia (12%) and delivery intervention (8%). Today, in Indonesia, eclampsia still becomes one of the cause of pregnancy and maternal death besides other maternal death causes. Eclampsia/Pre-Eclampsia incidents in hospitals are gradually increasing. In developing and developed countries. 5 ? 17% of eclampsia patients will die. Those who survive may experience complication such as paralysis. blindness, or chronic hypertension, and kidney function disorder. Mother with complication will be die if she does not get standard service on time. There are three factors causing maternal death because of SPE that can be hindered, i.e: problems related with patient, administrative problems.and problems related to health officials their knowledge by oontinuing their study to higher education, conduct more intensive compaign so- that pregnant women will have ANC at least 4 times during their pregnancy. IBI at Karawang district should analyze/verify th(! implementation of standard procedure in midwife>s practice. Hospitals pay attention to standard procedure in giving special service for SPE's pregnant mother. Hopefully Health Department of Karawang district facilitates midwives to improve their education level, namely three-year diploma program (D3), four-year diploma program (D4), Graduate program or Master of Midwifery program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T20905
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Rahmadianani
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian lesi pra kanker leher rahim. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kuantitatif dengan desain studi kasus kontrol. Data kasus kontrol diambil dari catatan medis deteksi dini kanker leher rahim di Puskesmas Klari dan Puskesmas Pedes Kabupaten Karawang. Variabel yang diteliti adalah umur, pernikahan lebih dari 1 kali, keterpajanan terhadap asap rokok, pernikahan pasangan lebih dari 1 kali, kebiasaan merokok, usia pertama berhubungan seksual, riwayat keputihan, penggunaan KB hormonal pil lebih dari 5 tahun, penggunaan KB hormonal suntik lebih dari 5 tahun, usia pertama melahirkan, riwayat melahirkan, jumlah melahirkan, usia pertama menstruasi, dan riwayat kanker dalam keluarga. Jumlah sampel sebanyak 376, dimana terdapat 94 kasus dan 282 kontrol.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara pernikahan lebih dari 1 kali dan penggunaan KB hormonal suntik selama ebih dari 5 tahun terhadap kejadian lesi prakanker, dimana wanita yang menikah lebih dari 1 kali memiliki risiko 2,9 kali lebih tinggi untuk mengalami kejadian lesi pra kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang menikah hanya 1 kali. Sedangkan pada wanita yang menggunakan KB hormonal suntik selama lebih dari 5 tahun memiliki odds 2,5 kali lebih tinggi untuk mengalami lesi pra kanker leher rahim dibandingkan dengan wanita yang menggunakan KB hormonal suntik selama lebih dari 5 tahun.

This study aims to determine the factors associated with the incidence of cervical lesions. The method used is a quantitative study with case-control study design. Data is taken from the medical records of cervical cancer early detection in Klari and Pedes primary health care in Karawang district. The independent variables were age, marriage status, secondhand smoke, more than one wedding couple times, smoking status, age at first intercourse, sexual transmitted infection, hormonal contraceptive (pill or injection), delivery history, age at first menstruation, and a family history of cancer. The number of sample of 376, where there are 94 cases and 282 controls.
The study results found that there was a statistically significant relationship between the marriage of more than 1 time and the use of injectable hormonal KB for ore than five years on the incidence of precancerous lesions, in which women who marry more than one time had 2.9times higher risk for experiencing the incidence of cervical lesions compared to women who are married only one time. Whereas in women using injectable hormonal KB for over 5 years had 2.5 times higher for having cervical lesions compared to women who use hormonal injections KB for over 5 years.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Fernando
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63539
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yayuk Sri Rahayu
"Derajat kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator kesejahteraan suatu bangsa. Upaya yang dilakukan di bidang kesehatan adalah dengan meningkatkan umur harapan hidup, dengan cam menurunkan Angka Kcmatian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Dibanding ncgara- negara ASEAN, AKI dan AKB di Indonesia masih tinggi, demikian juga kondisi AKI dan AKB di Jawa Barat, termasuk di Kabupatcn Karawang.
Pelayanan antenatal merupakan salah satu intervensi kesehatan yang paling cfektif untuk pencegahan kesakitan dan kematian ibu. Kematian ibu dapat dicegah bila komplikasi dan keadaan resiko tinggi kehamilan dapat dideteksi sejak dini melalui pemeriksaan antenatal sedini' mungkin. Hasil kegiatan yang dilakukan oleh bidan di desa Kabupaten Karawang dalam pelayanan antenatal (cakupan ANC KI dan K4}, menunjukkan adanya kesenjangan yang tinggi. Hal ini merupakan indikator bahwa kincda bidan di desa masih belum baik.
Tujuan peneiitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, pengalaman, tempat tinggal, motivasi, kelengl-:apan alat, supervisi dan klasiiikasi desa dengan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan populasi semua bidan di desa sebanyak 305 respondcn. Sampel penelitian semua populasi, yang berhasil didata sebanyak 289 responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Maret-April 2008, di Kabupatcn Karawang, dengan wawancara dan menggunakan kuesioner. Analisis univariat dengan mcmbuat distribusi frekuensi masing-masing variabel, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,0S.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi bidan di desa yang mempunyai kinerja kurang (49,8%),. sedikit Iebih rendah dibanding bidan di desa yang mempunyai kinerja baik (50,2%). Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa variabel pengetahuan tentang umur kehamilan dan fokus supervisi berhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa variabel fokus supervisi bcrhubungan signifikan dengan kinerja bidan di desa. Bidan di desa dengan fokus supervisi kurang akan berpeluang mempunyai kineqja kurang, 1,7 kali lcbih besar dibanding bidan di desa dengan fokus supervisi baik.
Berdasarkan basil pcnelitian, penulis merekomendasikan saran sebagai berikut: Bagi Puskesmas dan Dinas Kesehatan perlu meningkatkan supervisi dengan cara mcmbuat jndnval supervisi, cek list, kemudian didiskusikan, sampai terbentuk formulasi tentang masalah yang ada, menentukan penycbab masalah, prioritas dan membuat langkah- langkah perbaikan, membuat komitmen bersama untuk pcrbaikan, melakukan pelatihan bagi pctugas supervisi, kemudian melakukan uji coba, menilai hasi I yang dicapai dan menentukan tindak Ianj ut bcrikutnya.
Bagi bidan di desa perlu memahami kembali tentang tujuan, wewenang, lugas pokok dan fungsi sebagai bidan di desa, meningkatkan kerjasama, lebih proaktif dan meningkatkan .sq/T skiil. Bagi masyarakat perlu kexjasama dan partisipasinya dalam pelayanan antenatal. Bagi peneliti lain perlu dilakukan penelitian tentang fokus supervisi untuk meninkatkan kinerja bidan di desa dalam pelayanan antenatal dengan wawancara independen dan tentang kinerja bidan di desa secam komprehensif.

The level of public health is one of the indicators related to the wealth of society. One of the efforts being done in the health subject is to increase the age life expectancy by reducing the matemal mortality rate (MMR) and neonatal mortality rate (NMR). Comparing to the other ASEAN countries, Indonesia’s MMR and NMR are still high, and so docs for of West .lava’s MMR and NMR, including Karawang regcncy.
Antenatal care is one of the most effective health interver' veventing the matemal morbidity and mortality. Matemal mortality ca- vented, if complication and high risk conditions are detected early by anten. are. Activity result of village midwives on antenatal care in Karawang rcgency (including ANC KI dan K4) shows high discrepancy; which indicates that village midwives performances is not yet good.
The research objective is to tind out the link between knowledge, experience, residence, motivation, full-equipments, supervision and village classification with village midwives' performances in the antenatal care. This research of cross sectional program, uses a population of all the village midwives which are 305 respondents. The sample is using all ofthe population, 289 are successiiilly recorded as data. The data collection is started from March until April 2008, in Karawang regency, through interview and questionnaire fonns. Univariate analysis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by chi square test and multivariate analysis by multiregression logistic test with p va1ue<0,05.
The research result shows that the proportion of the village midwives with low performance (49,8%) is almost the same as the village midwives with good performance (50,2%). The bivariate analysis shows variable knowledge of the age of pregnancy and supervision focus has significant relationship with the village midwives’ performance. The village midwives with less supervision focus have an opportunity to perfonn less by 1.7 times greater than the village midwives with good supervision focus.
According to research results, writer recommends advises as the following: For the Public Health Center and Official Health needs an improvement on supervision by making supervision schedule, check list and continued with discussions, in order to find the formulation ofthe existing problem, the cause of the problem, priorities and developing solving steps, making commitment together to improve, conducting training for supervision officers, then conducting testing which evaluate the result and decide the next steps.
For the village midwives, they need to understand the objectives, authority, the main function and responsibilities as village midwives, to improve teamwork, be more proactive and to improve soft skill. For the surrounding society, its teamwork and participation are importantly needed in the antenatal care. For other researchers, it is needed to carry on further researches about supervision focus to improve the village midwives performance in the antenatal care with independent interview and about comprehensive of the village midwives performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34360
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yusup Rosidin
"Tingginya angka kematian bayi dan ibu melahirkan sebagai salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan baru yang disebut Paradigm Seha! sebagai realisasi konsep organisasi kesehaum dunia World Health Assembly (WHA) dalam rangka upaya memperbaiki kinelja dari sistem kesehatan. sejalan dengan prinsip dan nilai-nilai pada Health for All 2000, stmtegi pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2001 rncnitik beratkan upayanya terhadap profesionalisme dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia kesehatan yang berkualitas dan professional.
Masalah kesehatan di Kabupaten Karawang adalah tidak tercapainya target program pelayanan kesehatan ibu hamil (cakupan ANC Kl,K4 dan cakupan persalinan olch tenaga kesehatan) mempakan indikator rendahnya kinelja bidan di desa Tujuan penclitian ini adalah untuk mengetahui hubungan variabel bebas dengan kinerja bidan di desa Kabupaten Karawang tahun 2001 serta untuk mengetahui determinan falctor variabcl independen dalam menentukan kinerja bidan di desa.
Penelitian ini mcnggunakan metoda deskri1ii£_Analisis dilaksanakan dcngan rancangan ?crass sectional? Populasi penelitian adalah bidan yang ditempatkan di _desa, berjumlah 277 orang. Sampel penelitian adalah seluruh bidan di dcsa (total sampel) namun yang berhasil di data sebanyak 267 orang. Pcngumpulan data dilaksanakan mulai bulan Juni hingga Juli tahun 2001. Analisis data meliputi analisis univariat, dengan membuat disuibusi Iiequensi masing-masing vadabel, analisis bivariat dengan membuat tabel silang antara variabel bebas dengan variabel terikat, dan analisis multivariat mclalui uji rcresi logistik ganda dengan kriteria kemaknaan p<0,05, Hasil penelitian menunjukan, proporsi kelompok responden, yang memiliki kinetja lcurang lebih besar dibanding responden yang memiliki kinetja baik.
Hasil analisis bivariat menunjukan bahwa variabel umur, status perkawinan, pengalaman ketja, penghasilan tambahan dan supervisi_ memiliki hubungan bcnnakna dengan kinetja bidan di desa. Bidan yang berumur <28 tahun cenderung berkinerja kurang 8,3 kali lebih besar dibanding umur 328 tahun,. Bidan yang bclum kawin cenderung berkinetja kurang 7,3 kali lebih besar dibanding yang sudah kawin, Bidan yang kurang berpengalaman cendemng berkineljia kurang 6,1 kaii Iebih besar dibanding yang berpengalaman, Bidan yang berpenghasilan tambahan rendah cendenmg berkinetja kurang 13,6 kali lebih besar dibanding yang berpenghasilan tambahan tinggi. Bidan yang mendapat supewisi kurang cendenmg berkinezja kurang 3,5 kali lebih besar dibanding yang mendapat supetvisi baik.
Hasil analisis multivanat menunjulcan bahwa vaxiabel umur, penghasilan tambahan, dan supcrvisi mempakan determinan faktor yang dapat menentukan hubungan variabel bebas dengan kinetja bidan di desa setclah dikontrol variabel status pcrkawinan, pengalaman kerj; sarana dan ])I'ZS3I'3.l13., Serta pelatihan dan dukungan masyarakat.
Dengan diketahuinya faklor-faktor yang berhubungan dcngan kinerja bidan di dcsa, maka dapat difommulasikan saran-satan sebagai berikut 1 Bagi pengelola program; perlu dibuat kebijakan tentang persyaratan batasan umur dan penglaman ketja dalam penempatan bidan di desa serta wajib praktek magang di rumah sakit atau puskesmas bagi bidan sebelum ditempatkan di desa. Bagi puskesmas dan dinas kesehatan; perlu pcmbinaan intensif melalui supervisi terhadap bidan yang memilfki kinerja kurang Peningkatan SDM perlu pelatihan serta pcmbetian reward dan punishrnan melalui evaluasi yang terencana, kondusif dan berkesinambungan. Bagi bidan; perlu meningkatkan sosialisasi di masyatakat serta memanfaatkan peran aktif dukun bayi melalui program kerja sama tcrpadu yang hannonis dan saiing menguntungkan. Bagi Instjtusi pendidikan; pcrlu pcngkajian ulang tentang struktur program mata ajaran kegawatdamratan kebidanan scrta sikap dan perilaku bidan di masyarakat. Bagi peneliti lain perlu penelitian yang lebih akurat dan lebih baik tentang kinetja bidan di desa.

Materral and neonatal rate is health degree indicator of a country, and it is high rate in Indonesia made government the new policy which called ? Health Paradigm ? to improve health system perfomance. Related with the princip and the value of Health For All 2000, the health development stategy to health Indonesia' 2001 considers more its Effort to professionalism in increasing the quality of the health hiunan resources which are quality and professional.
The health problem in Karawarig regcncyis not gotten the target of pregiant health service program ( including ANC K1, K4 and delivery service coverage by the health ofiicers mentioning) an indicator as low service done by midwives in the village.
This research objective is to End out the relationship of tice variable with midwives perfomance in village of Karawang regency 2001 and also to know independent variable factor determinant to detemaine the midwives perfomance in village.
This research used descriptive method. The analysis is done with the assumption of ? cross sectional " research population is using midwives which are placed in village are 277. Research sample is all midwive in village but just 267 are successfully recorded as data. The data collection is started in june until july 2001. Data analysis including univariate, analyis by making frequency distribution of such variable, bivariate analysis by making cross table between dependent and independent variable, and making logistic regression analysis to get the odd ratio, the last is multivariate analysis by multiregression logistic test with p value (p<0,05).
The research result shows, that respondence group proportion, which have less perfomance bigger comparing than the respondence which have good perfomance. Bivariat analysis result shows that age variable, marital status, job experrence, additional income and supervision have communicative relationship with the midwives performance in the village. The risk midwive less that 28 ages tend performing less 8,3 times bigger than lessequal 28 age, unmarried midwive tends performing less 7,3 times bigger than married ones, less experienced midwive tendes perfonnancing less 6,1 times bigger comparing than the experinced ones, the low additional income midwive tends performing less 13,6 times bigger than high additional income less supcrviedlmiclwivc tends performing less 3,5 times bigger than the ones got good supervision.
Multivariate analysis result shows that age variable, additional income, and supervision is determinant factor which can decide lice variable relationship with midwives perfomiing in village after they are controlled by marital status variable,job experience, facility and pre facility, and then training and social support. By being known factors which correlated with midwives perfomiance in village, can be formulated suggestion as follows. For the program keepers are necessarily made policy about age limitation and job experience requimment in placing midwives in village and they are obliged to training practice in the hospital or clinic for midwives before they are placed in village, For clinic and 'health oiicers, needs intensive improvement trough supervision to midwives who have less perfonnance.
Human resources improvement needs training and giving rewards and punisment trough plarmed condusive and successive evaluation, For midwives; needs social improvement in society and uses active role for tradiad bitt attendant trough, cooperative program wich is harmoning and mutual profot. For educational institution; needs referation review about structur of rnidwiveness first aids program and midwives and behavior in sociaty. For another reseorder needs reseach wich is more accurate and better about perfomiant in village.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T6437
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Triany
"Latar belakang. Dampak perubahan iklim menyebabkan tingginya penyebaran penyakit DBD, dan semakin meningkatnya jumlah KLB DBD dibeberapa wilayah kabupaten/kota di Indonesia. Pada bulan Januari 2016 terjadi KLB DBD di Kabupaten Tangerang.
Metodologi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian DBD pada saat KLB di Kabupaten Tangerang, menggunakan desain kasus kontrol dengan analisis multivariat uji logistic regresion. Jumlah sampel 201 terdiri dari 67 kasus dan 134 kontrol. Kasus adalah penderita DBD pada saat KLB dengan konfirmasi medis yang berusia 5-44 tahun, kontrol adalah tetangga kasus yang berada pada radius 100 dari rumah kasus. Data diambil langsung kerumah kasus dan kontrol yang dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2016.
Hasil penelitian, Kejadian DBD dipengaruhi oleh faktor umur OR: 22,87 (95% CI: 6,67-78,51), jenis kelamin 3,62 (95% CI : 1,71-7,67), kebiasaan tidur siang OR: 2,47 (95% CI:1,20-5,12), kontak dengan penderita OR: 2.22 (95% CI: 1,05-4,68) dan lingkungan rumah yang terdapat kebun/semak OR: 2,02 (95% CI: 0,99-4,14). Umur merupakan faktor dominan yang mempengaruhi kejadian DBD.
Disarankan. Masyarakat disarankan lebih waspada terhadap penyakit DBD dan kepada pemerintah agar meningkatkan promosi kesehatan tentang penyakit DBD sehingga masyarakat dapat berperanan dan berpartisipasi aktif dalam upaya pengendalian penyakit DBD.

Background. Impact of climate change to high spread of Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) and also increasing number of DHF outbreak in some district or city in Indonesia. Outbreak of dengue fever occurred in Tangerang regency in January 2016.
Methods. The aim of this study was to determine influence factors of DHF outbreak incidence. This study was conducted in Tangerang Regency. A case-control study design with logistic regresion test of multivariate analysis. The total sample was 201, 67 cases of DHF and 134 controls. Cases were 5-44 years old DHF patients during an outbreak with medical confirmation. The control was a neighbor of cases who live in the radius of 100 meter. The study was conducted from February to May 2016 using the primary data.
Results, Incidence of dengue was influenced by age OR: 22.87 (95% CI: 6.67 to 78.51), the sex OR 3.62 (95% CI: 1.71 to 7.67), the habit of napping OR: 2.47 (95% CI: 1.20 to 5.12), contact with patients DHF OR: 2:22 (95% CI: 1.05 to 4.68) and a home environment there are gardens/shrubs OR: 2.02 ( 95% CI: 0.99 to 4.14) and DHF incidence. Age is the dominant factor affecting the incidence of DHF.
Suggestion. Increasing the awareness of DHF in the community. The government increased health promotion on DHF so that people can contribute and participate actively to control DHF.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Fitrianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja puteri di SMAN 1 Telukjambe Kabupaten Karawang. Desain penelitian menggunakan Cross Sectional dengan menggunakan data primer melalui pemeriksaan hemoglobin, wawancara konsumsi makanan, pemeriksaan fisik, dan mengisi kuesioner. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Desember 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh remaja puteri di SMAN 1 Telukjambe dan sampelnya adalah remaja puteri yang terpilih melalui random yaitu sebesar 92 orang. Hasil penelitian ini menyatakan prevalensi remaja puteri di SMAN 1 Telukjambe yang mengalami anemia sebesar 44,6%. Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang bermakna antara konsumsi protein dengan anemia (P=0,000), konsumsi buah dengan anemia (P=0,001), dan pengetahuan dengan anemia pada remaja puteri (P=0,000). Hasil uji statistik menunjukan hubungan yang tidak bermakna antara konsumsi karbohidrat dengan anemia (P=0,326), konsumsi sayur dengan anemia (P=0,675), konsumsi teh dengan anemia (P=0,175), kecacingan dengan anemia (riwayat kecacingan (P=0,304), pernah minum obat cacing dengan anemia (P=0,436), memakai alas kaki dengan anemia (P=1,000)), pola menstruasi (lamanya menstruasi dengan anemia (P=0,730), banyaknya menstruasi dengan anemia (P=1,000), dan siklus mensruasi dengan anemia (P=1,000)).

This study aims to determine the factors related anemia among adolescence girls at SMAN 1 Telukjambe Kabupaten Karawang in 2015. Design of this study was conducted as a cross sectional study use primary data through examination of hemoglobin, food intake, physical examination, and filled out questionnaires. The study in december 2015. The population in this study is all of adolescent girls in SMAN 1 Telukjambe and selected using simple random sampling method as many as 92 girls. The result with chi-square analysis found prevalens of anemia in SMAN 1 Telukjambe is 44,6%. Correlations analysis between protein consumption (p=0,000) with anemia, fruit consumption (p=0,001) with anemia, and knowledge of anemia (p=0,000) with anemia. No correlations between carbohidrat consumption (P=0,326) with anemia, vegetables consumptions (P=0,675) with anemia, daily tea consumptions (P=0,175) with anemia, worm infestation (history (P=0,304), wearing footwear (P=1,000), anthelmintic (P=0,436)) with anemia, and menstrual factor (duration (P=0,730), volume (P=1,000), and cycles (P=1,000) with anemia.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61542
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwiretno Yulianti
"Hipenensi merupakan salah satu penyakit degcncratif yang banyak diderita oleh usia lanjut, merupakan penyakit yang melibatkan system sirkulasi darah dan merupakan masalah kesehatan masyarakat. Hipcrtensi meningkatkan risiko terjadinya infark myocard acute, penyakit jantung koroner, kerusakan parenkim ginjal, dan stroke (Newman,2002) sedangkan mcnurut Krummel (2000) mempakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner, stroke, dan kegagalan jantung kongestif. Semakin tinggi tekanan darah semakin tinggi pula risiko Penyakit jantung koroner. Prevalensi hipertensi senakin meningkat dengan bertambahnya usia (Scottish lntercollcgiate Guidelines Network, 2001). Dilaporkan bahwa lebih dari 50% usia lanjut menderita hipertensi. Kamso (2000) mendapatkan hipertensi di 6 kota Indonesia sebesar 52,5%, sedangkan di kota Bogor prevalensi hipertensi pada usia lanjut belum dikctahui tetapi kunjungan pasien usia lanjut kc puskcsmas dengan hipertensi dalam dua tahun terlihat peningkatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi hipertensi pada usia lanjut di Kota Bogor dan faktor-faktor yang berhubungan dengan hipertensi. Sampcl pada penelitian ini betjumlah 104 orang usia lanjut (72 perempuan dan 32 laki~laki) berusia 60-86 tahun. Pengambilan sampel dilakukan secara proporsional dan acak sistematis di dua kecamatan, yaitu kecamatan Tanah Sareal dan Kecamatan Bogor Utara. Penelitian ini dilakukan dengan melihat hubungan antara status gizi, umur, jenis kelamin, riwayat hipcrtensi dalam keiuarga, sosioekonomi (tingkat pendidikan, pekerjaan, penghasilan keluarga, dan status perkawinan), dan gaya hidup ( olahraga, kebiasaan merokok, stres, dan konsmnsi lemak dan garam).
Penelitian mendapatkan hasil prevalensi hipertensi pada usia lanjut di kota Bogor sebesar 66,3%, lebih linggi dari hasil penelitian di Indonesia 52,5% (Kamso,2000) dan di kota Depok 57,4% (Sitorus, 2002), tetapi hampir sama dengan data di Amerika Serikat, yaitu sekitar 60-71% (NHANES III). Faktor - faktor yang berhubungan secara bermakna dengau hipertensi adalah jenis kelamin dengan nilaj p= 0,0l8; OR=l,040 (95%CI: 0,448-2,4l7), Status gizi dengan niiai p= 0,047; dan OR = 4,053 (95%Cl: 1,109-14,8l3), dan kcbiasaan olahraga dengan nilai p= 0,0l0 dan nilai 0R= 0,306 (95% CI: 0,131-0,715). Dari hasil analisis multivariat didapatkan faktor yang paling dominan berhubungan dengan hipertcnsi adalah jenis kelamin.
Hasil pcnelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk pembinaan kesehatan usia lanjut melalui pembinaan secara terpadu di Posbindu dari segi kesehatan berupa upaya promotif, preventif, maupun kumtif dan rehabilitatif. Upaya pencegahan hipertensi yang dapat diusulkan adalah pelatihan senam dan olahraga khusus untuk usia lanjut, pola hidup sehat sejak sebelum memasuki usia lanjut, dan menjaga Indeks Massa Tubuh agar tidak lebih dari 25 kg/1112.

Hypertension, the one of degenerative disease in older people, is a disease that involve blood circulation system and one of health community problems. Hypertension can improve acute myocard infarction, coronary heart disease, renal parenchym damages; and stroke (Newman, 2002) and Krummel (2000) said that hypertension is a risk factor for coronary heart disease, stroke, and congestive heart failure. Increase of blood pressure may cause the increase the risk of coronary heart disease. Hypertension prevalence is as high as aging process (Scottish Intercollegiate Guidelines Network, 2001). It had been reported that more than 50% older people have hypertension. In Bogor city the prevalence of hypertension in older people are unkown but hypertension patients at primary health care (Puskesmas) are increasing at the last two years.
The objective of this study are to know the hypertension prevalence in older people at Bogor city and factors involved. The samples are 104 older people (72 female and 32 male) aged 60-86 years. Samples was taken with proportional and sistemically random methods at two subdistricts, Kecamatan Tanah Sareal dan Kecamatan Bogor Utara. This study was to see the factors that are involved to hypertension such as nutritional status (BMI), age, sex. genetic, socioeconomic status( education. occupational status, income, and marriage ), and lifestyle ( exercise, smoking habit, stress, fat, and salt consumption).
This study concluded that the hypertension prevalence in older people at Bogor city is 66.3o/o, higher than Kamso (2000), which is only 52,5% and Sitorus (2002) at Depok which is only 57.4%. But it simllar with the re;'Uit of NHANES III in US about 60 71% which depend on race. Factors that significanly involved with hypertension are sex with p value = 0.018; OR=I,040 (95%CI: 0,448-2,417), BMI with p value= 0.047 and OR = 4,053 {95%CI: 1,109-14,813), and exercise with p value = 0.010 and OR=0,306 (95% Cl: 0,131-0,715). The multivariate foWld that the dominant factor is sex.
We hope that the result of this study analysis can be used for increase the health of elderly with coordinating the activities at Posyandu by Puskesmas in promotive, preventive. curative and rehabilitative programme. The best effort to reduce the rate of hypertension and get optimal results on older people is to provide them with a special exercise that are led by an in-structure, healthy life style, and BMI, don't be more than 25 kglm'.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T32079
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>