Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 139771 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurhasanah
"ABSTRAK
Deteksi dini kanker serviks merupakan salah satu upaya dalam menurunkan prevalensi kasus baru dan kematian karena kanker serviks yang setiap tahunnya terus meningkat. Namun, di Negara berkembang seperti Indonesia, partisipasi perempuan dalam menggunakan layanan deteksi dini kanker serviks masih sangat rendah.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi hubungan antara faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah responden sebanyak 176 perempuan usia 20-60 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Srensgseng Sawah Jakarta Selatan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara pengetahuan (p = 0,000), sikap (p=0,026), hambatan (p=0,000) dengan perilaku pemeriksaan deteksi dini kanker serviks metode IVA. Untuk meningkatkan penggunaan layanan deteksi dini kanker serviks, dibutuhkan pendidikan kesehatan dan kebijakan yang mendorong serta menjamin keterjangkauan penggunaan layanan deteksi dini kanker serviks bagi seluruh perempuan di Indonesia.

ABSTRACT
Cervical cancer screening is one way to reduce the prevalence of new cases and deaths caused by cervical cancer which every year increasing. However, in developing countries such as Indonesia, participation womens to uptake cervical cancer screening services is still very low.
The purpose of this study is to identify correlation between the factors related to the behavior of cervical cancer screening with VIA. This study used cross sectional method with 176 womans aged 20-60 years as respondent who lived in Kelurahan Srengeng Sawah South Jakarta.
The results of this study showed that there is a statistically significant relationship between knowledge (p = 0,000), attitude (p=0,026), barriers (p=0,000) with behavior of cervical cancer screening by IVA method. To increase uptake of cervical cancer screening service needs health education and policies that encourage and ensure accesibility cervical cancer screening for all Indonesian women.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S64996
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melisa Yenti
"Kanker serviks merupakan penyakit kanker dengan pervalensi tertinggi kedua pada perempuan di Indonesia. Deteksi dini kanker serviks metode IVA merupakan program preventif prioritas pemerintah Indonesia dalam pengendalian kanker serviks, namun cakupan pemeriksaannya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA pada WUS usia 30-50 tahun. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional, data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner kepada 180 WUS dan dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan 22,8 WUS melakukan deteksi dini metode IVA. Penelitian ini membuktikan pengetahuan, keterpaparan informasi dan dukungan tenaga kesehatan berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA, sementara pendidikan, akses kepelayanan kesehatan dan dukungan suami sebagai konfonding pada hubungan tersebut. Keterpaparan informasi merupakan faktor dominan, WUS yang terpapar informasi mengenai kanker serviks berpeluang 13,8 kali lebih tinggi untuk melakukan deteksi dini kanker serviks metode IVA dibandingkan WUS yang tidak terpapar informasi setelah dikontrol pendidikan, akses kepelayanan skrining dan dukungan suami p=0,013, OR:13, 869, 95 CI:1,723-111,650. Sedangkan pekerjaa dan asuransi kesehatan tidak berhubungan dengan perilaku deteksi dini kanker serviks metode IVA. Instansi terkait perlu melakukan upaya intervensi komunikasi informasi dan edukasi berupa penyuluhan dan penyebaran media promosi terkait kanker serviks dan tes IVA untuk meningkatkan jumlah WUS yang terpapar informasi.

Cervical cancer is cancer with the highest prevalence in Indonesia women. Early detection of cervical cancer VIAmethod is the government 39 s priority preventive program in controlling cervical cancer, but the coverage of the examination is still low. This study aimed to determine the determinants of the behavior of early detection of cervical cancer with VIA method in women of childbearing age of 30 50 years. This study used cross sectional design, data was collected through interviews using questionnaires to 180 samples and analyzed using chi square test and multiple logistic regression test.
The results showed 22.8 of childbearing age women perform early detection of cervical cancer VIA method. These finding revealed that knowledge, information exposure and support of health care related to early detection of cervical cancer VIA method, while education, access to health care and husband support as confounding. Information exposure is a dominant factor, childbearing age women exposed to information about cervical cancer had 13.8 times chance to early detection of cervical cancer VIA method than unexposed information after being controlled by education, screening service access and husbands support p 0,013, OR 13, 869, 95 CI 1,723 111,650. Meanwhile, work and health insurance are not related to the behavior of early detection of cervical cancer VIA method. Relevant institutions need to make efforts communication, information and education in the form socialization and dissemination of promotion media related to cervical cancer and VIA test to increase the number of childbearing age women exposed information.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51396
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maritza Samira
"Deteksi dini menjadi salah satu upaya penting untuk mencegah terjadinya kanker serviks. Namun, capaian deteksi dini kanker serviks di kota besar seperti Jakarta masih terbilang rendah dan jauh dari target. Capaian deteksi dini kanker serviks di wilayah Puskesmas Kelurahan Duri Kepa pada pertengahan tahun 2024 yaitu 38,75%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa tahun 2024 berdasarkan teori Health Belief Model. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Sumber data penelitian yaitu data primer, menggunakan metode wawancara dengan alat bantu kuesioner. Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2024 di wilayah kerja Puskesmas Kelurahan Duri Kepa. Sampel dalam penelitian merupakan wanita usia subur 15-49 tahun yang sudah menikah, berjumlah 160 orang yang diambil dengan teknik quota sampling. Hasil penelitian menunjukkan wanita usia subur yang melakukan deteksi dini kanker serviks hanya 20,6%. Secara statistik didapatkan ada hubungan yang signifikan antara usia (p value = 0,029), pendidikan (p value = 0,000), persepsi kerentanan (p value = 0,000), persepsi keseriusan (p value = 0,000), persepsi manfaat (p value = 0,000), persepsi hambatan (p value = 0,000), isyarat bertindak (p value = 0,000), dan efikasi diri (p value = 0,000) dengan perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker serviks. Disarankan agar puskesmas mendukung peran fungsi kader, memperkuat KIE kanker serviks, memperluas jangkauan penyebaran informasi dengan pemanfaatan media sosial dan media interaktif yang mudah diakses, dan menjalin kerja sama dengan tokoh yang dianggap berpengaruh oleh masyarakat.

Early detection is one of the important efforts to prevent cervical cancer. However, the achievement of early detection of cervical cancer in big cities like Jakarta is still low and far from the target. The achievement of early detection of cervical cancer in the Duri Kepa Village Health Center area in mid-2024 was 38.75%. This study aims to determine the determinants of behavior of women of childbearing age in early detection of cervical cancer in the working area of Puskesmas Duri Kepa Village in 2024 based on the Health Belief Model theory. This research uses a quantitative approach with a cross-sectional study design. The research data source is primary data, using the interview method with questionnaire tools. The research was conducted in July-August 2024 in the work area of the Puskesmas Duri Kepa Village. The sample in the study was married women of childbearing age 15-49 years, totaling 160 people with quota sampling technique. The results showed that women of childbearing age who performed early detection of cervical cancer were only 20.6%. Statistically there was a significant relationship between age (p value = 0.029), education (p value = 0.000), perceived vulnerability (p value = 0.000), perceived seriousness (p value = 0.000), perceived benefits (p value = 0.000), perceived barriers (p value = 0.000), cues to action (p value = 0.000), and self-efficacy (p value = 0.000) with the behavior of women of childbearing age in early detection of cervical cancer. The results suggest that the puskesmas should support the role of cadres, strengthen cervical cancer IEC, expand the reach of information dissemination by utilizing social media and interactive media that are easily accessible, and collaborate with figures who are considered influential by the community."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Vandelina Wea
"Kanker serviks adalah satu jenis keganasan atau neoplasma yang lokasinya terletak didaerah serviks, daerah leher rahim atau mulut rahim, Di Indonesia kanker serviks merupakan kanker terbanyak kedua setela kanker payudara. Salah satu cara untuk deteksi dini kanker serviks adalah dengan metode IVA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA dengan variabel independen umur, pendidikan, pekerjaan, Pengetahuan, Sikap, informasi ketersediaan sarana dan prasarana, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan.
Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini menggunakan data Primer yaitu melalui wawancara langsung dengan WUS di Puskesmas Kecamatan Pasar Minggu Jakarta Selatan, lalu dianalisis dengan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua variabel independen berhubungan dengan perilaku WUS dalam deteksi dini kanker serviks kecuali variabel umur dengan p value= 0,495OR= 1,490 CI 95 = 0,615-3,613 . Uji regresi logistik menunjukkan bahwa , pendidikan, Pengetahuan, keterpaparan informasi tentang kanker serviks, dukungan suami/keluarga, dan dukungan petugas kesehatanan sebagai confounder setelah di lakuakan analisis multivariat.

Cervical cancer is a type of malignancy or neoplasm located in the cervical area, the area of the cervix or cervix, In Indonesia cervical cancer is the second most cancer after breast cancer. One way to early detection of cervical cancer is by IVA method. This study aims to determine the factors associated with the behavior of WUS in early detection of cervical cancer with IVA method, with independent variables are age, education, occupation, knowledge, attitude, availability information of facilities and infrastructure, exposure information about cervical cancer, support of husband family, and Support of health workers.
This study uses cross sectional study design. This research uses Primary data that is through direct interview with WUS in Pasar Minggu districts community Health centers, South Jakarta, then analyzed with univariate, bivariate and multivariate analysis. The results showed that all independent variables were associated with WUS behavior in early detection of cervical cancer except age variable with p value 0,495OR 1,490 CI 95 0,615 3,613 . Logistic regression analysis showed that education, knowledge, exposure of information about cervical cancer, husband family support, and support personnel as a confounder after multivariate analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68070
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliwati
"Kanker leher rahim merupakan masalah kesehatan perempuan di Indonesia, sehubungan dengan angka kejadian dan angka kematian yang tinggi. Saat ini di dunia diperkirakan lebih dari 1 juta perempuan menderita kanker serviks, dan terdapat 500.000 kasus baru pertahun, dengan angka kematian 260.000. di Indonesia terdapat 100 kasus kanker leher rahim per 100.000 penduduk, dengan angka kematian 20 perhari (Nuranna, Laila et all, 2008). Tidak melakukan deteksi dini kanker leher rahim secara teratur dan tepat waktu merupakan faktor terbesar terjangkitnya kanker leher rahim. Deteksi dini kanker leher rahim metode IVA merupakan alternatif pemeriksaan yang berbiaya rendah yang dianjurkan untuk fasilitas dengan sumber daya terbatas. Puskesmas Prembun sebagai puskesmas percontohan pelayanan deteksi dini knker leher rahim metode IVA cakupannya terendah diantara puskesmas percontohan di wilayah dinas kesehatan kabupaten Kebumen, yaitu 46%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengn perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA di wilayah Puskesmas Prembun Kabupaten Kebumen tahun 2012. Penelitian dilakukan di wilayah Puskesmas Prembun pada bulan Maret sampai dengan Mei 2012 terhadap 212 wanita usia 30 sampai dengan 50 tahun yang sudah menikah/melakukan hubungan seksual. Menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi cross sectional, dianalisa secara deskriptif dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara perilaku wanita usia subur dalam deteksi dini kanker leher rahim metode IVA dengan pengetahuan, sikap, keterjangkauan jarak, keterpaparan informasi/media massa, dukungan suami, dukungan petugas kesehatan dan dukungan kader kesehatan.

Cervical cancer is women?s health issues in Indonesia, with respect to the incidence and high mortality. Currently ini the world estimated at than 1 miilion women suffer from cervical cancer, and there are 500.000 new cases per year, with 260.000 death. In Indonesia there 100 cases of cervical cancer per 100.000 population, with 20 deaths per day (Nuranna, Laila et all, 2008). No early detection of cervical cancer regularly and on time is the biggest factor of cancer of the cervix. Early detection of cervical cancer IVA is an alternative method of lowcost examinations are recommended for facilities with limited resources. Prembun health centers as service centers pilot project method of early detection of cervical kanker IVA lowest coverage among health centers in the pilot project Kebumen district health department, which is 46%.
This study aims to determine the factors that deals with the behavior of women of childbearing age in the early detection of cervical cancer in the health center IVA method Prembun Kebumen 2012. The study was conducted at the health center Prembun in March until May 2012 on 212 women aged 30 to 50 years who are married / having sex. Using quantitative research method to study cross-sectional approach, the descriptive and bivariate analysis. The results showed no significant association between the behavior of women of childbearing age in the early detection of cervical cancer IVA method with the knowledge, attitudes, affordability range, exposure information / mass media, husband support, support for health workers and support health cadres.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ikada Septi Arimurti
"ABSTRAK
Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku DeteksiDini Kanker Serviks Pada Wanita di KelurahanKebon Kalapa Kota Bogor Analisis Data StudiKohor Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular 2011 xvi 73 halaman, 12 tabel, 3 gambar, lampiranPendahuluan: Data menurut Kemenkes RI didapatkan cakupan hasil kegiatanprogram deteksi dini dari tahun 2007 sampai 2014 baru sekitar 904.099perempuan 2,45 yang telah melakukan deteksi dini kanker serviks.Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan denganperilaku deteksi dini kanker serviks pada wanita di Kelurahan Kebon Kalapa KotaBogor.Metode: Analisis data sekunder dari Survei data studi kohor faktor risiko penyakittidak menular tahun 2011 dengan desain cross-sectional. Sampel penelitian yaitusemua wanita usia 25-65 tahun yang mengikuti survei sebanyak 1226 wanita.Analisis menggunakan regresi logistik.Hasil: wanita yang pernah melakukan deteksi dini kanker serviks di KelurahanKebon Kalapa Kota Bogor hanya 6,3 saja dan ada hubungan antara pengetahuandengan perilaku deteksi dini kanker serviks. Wanita yang pengetahuannya baiktentang kanker serviks berpeluang 2,0 kali untuk melakukan deteksi dinidibandingkan dengan wanita yang pengetahuannya kurang baik 0R 2,0 , 95 CI:1,2-3,3 .Kesimpulan: wanita yang pengetahuannya baik menegenai kanker serviks lebihberpeluang untuk melakukan deteksi dini kanker serviks setelah dikontrol denganvariabel confounding pendidikan.

ABSTRACT
Relationship between Knowledge with EarlyDetection of Cervical Cancer Behavior on Womenin Kelurahan Kebon Kalapa Kota Bogor DataAnalysis of Kohor Study of Non CommunicableDisease Risk Factors 2011 xvi 73 pages, 12 tables, 3 pictures, attachmentsBackground Data obtained by the ministry of health RI, there were only 904.099women who had cervical cancer screening 2,45 from year 2007 2014.Objective This study aimed to analyze the relationship between knowledge withearly detection of cervical cancer behavior on woman in Kelurahan Kebon KalapaKota Bogor.Methods An analysis of secondary data from data of kohor study of noncommunicabledisease risk factors 2011 with cross sectional design study. Asample of 1226 women qualified into criteria were women aged 25 65 years whoparticipate at the survey. Analysis using logistic regression.Results The results showed only 6,3 of women in Kelurahan Kebon KalapaKota Bogor did screening for cervical cancer and there was a relationship betweenknowledge with early detection of cervical cancer behavior. Women with goodknowledge of cervical cancer were 2,0 more likely to do cervical cancer screening OR 2,0, 95 CI 1,2 3,3 .Conclusion Women with good knowledge of cervical cancer were more likely todo cervical cancer screening after being controlled by education as a confoundingvariable.Keyword Cervical Cancer, Early Detection of Cervical Cancer, Knowledge"
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Santi Susanti R.
"Deteksi dini kanker serviks dengan tes IVA merupakan tindakan pencegahan terhadap penyakit kanker serviks. Tingkat pengetahuan dan sikap terhadap tes IVA sangat mempengaruhi perilaku perempuan yang sudah menikah untuk mnelakukan deteksi dini. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik, pengetahuan dan sikap 412 responden yang berdomisili di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cakung. Usia responden antara 17-61 tahun, mayoritas sudah menikah, mayoritas ibu rumah tangga. Responden mayoritas sudah pernah terpapar informasi melalui internet dan petugas kesehatan akan tetapi masih sedikit responden yang telah melakukan tes IVA, hambatan yang dialami oleh responden adalah ketidaktahuan puskesmas dapat melakukan tes IVA. Responden memiliki tingkat pengetahuan yang rendah dan sikap yang negatif terhadap tindakan tes IVA. Petugas Kesehatan seharusnya lebih giat memberikan edukasi tentang puskesmas memiliki layanan tes IVA baik melalui media internet.

Early detection of cervical cancer by VIA test is a preventive action for cervical cancer. The level of knowledge and attitude on VIA test strongly affect the behaviors of married women to perform early detection. The purpose of this study was identifying the characteristics, knowledge and attitude of 412 respondents domiciled in the working area of Public Health Center of Cakung Sub district. The respondents rsquo ages were 17 61 years old, most were married, most were housewives. Most respondents were exposed to information via internet and health workers, but only few respondents performed VIA test. The obstacle faced by the respondents was not knowing that public health center can perform VIA test. The respondents had low level of knowledge and negative attitude on VIA test. Health workers should work harder in giving education via internet that public health center provides VIA test service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ressa Andriyani Utami
"Stunting merupakan suatu kondisi tubuh yang pendek dan sangat pendek dengan nilai defisit -2 standar devians di bawah median. Faktor pengetahuan keluarga terkait pola asuh nutrisi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku keluarga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan pola asuh nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Desain penelitian ini adalah deskriptif observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah sampel penelitian sebanyak 192 orang yang diambil melalui tehnik cluster sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara karakteristik keuarga, dan pola asuh nutrisi dengan kejadian stunting pada balita. Faktor-faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting adalah berat badan lahir balita, riwayat panjang badan lahir balita, pendidikan kepala keluarga, pendidikan ibu, pendapatan keluarga, tipe keluarga, sikap dan perilaku. Pendapatan keluarga menjadi faktor paling dominan. Dalam hal ini pemberdayaan keluarga menjadi upaya yang sangat penting dalam pola pemberian nutrisi.

Stunting is a condition where the bodyof a person is short and very short with a value of -2 standard devians deficit below the median. Factors related to family knowledge of nutrition parenting influence the attitudes and behavior of families. The purpose of this study was to determine the relationships between family characteristics and parenting nutrients stunting incident. The research was design as descriptive observational with cross sectional approach. A total sample of 192 people was involved through the cluster sampling technique.
The results showed that there is a relationship between family characteristics, and parenting nutrients with the incidence of stunting in children under five. The dominant factors associated with the incidence of stunting are birth weight, the long history of birth height, education of the head of the family, maternal education, family income, the type of family, attitude and behavior. Family income was the most dominant factor. This research is expected to provide an overview and input for the family, the community and the relevant agencies to solve the problem of stunting in children under five. In this case, the family empowerment becomes very important in nutrition parenting.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T46021
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Disa Latamilen
"Kanker serviks merupakan jenis kanker yang memiliki kemungkinan yang besar untuk dapat dicegah, namun sayangnya penyakit ini menjadi salah satu penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di hampir seluruh negara. Untuk mencegah kematian akibat kanker serviks, pemerintah melakukan upaya deteksi dini dengan metode IVA yang menyasar pada kelompok WUS. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kepercayaan kesehatan yang terdiri dari persepsi kerentanan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk bertindak dengan riwayat tes IVA yang dimiliki oleh WUS. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi kasus kontrol. Data yang digunakan adalah data primer yang melibatkan 82 responden kelompok kasus dan 95 responden kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi manfaat, persepsi hambatan, dan isyarat untuk bertindak dengan riwayat pemeriksaan IVA. Hal ini sejalan dengan teori HBM yang menyatakan bahwa ketiga variabel tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi suatu tindakan kesehatan. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara persepsi keparahan dan persepsi kerentanan dengan riwayat pemeriksaan IVA. Hal ini mungkin dikarenakan masih banyak WUS yang tidak menyadari faktor risiko yang dimilikinya, sehingga WUS merasa dirinya tidak rentan untuk mengalami kanker serviks. Selain itu adanya faktor lain yang lebih dominan seperti persepsi hambatan juga dapat menyebabkan variabel tersebut tidak berhubungan. Dari hasil tersebut, peneliti merasa perlu adanya pemberian informasi kepada WUS terkait keparahan dan faktor risiko kanker serviks serta manfaat IVA. Selain itu juga perlu adanya dukungan dari bidan maupun kader agar WUS tergerak untuk melakukan tes IVA.

Cervical cancer is a type of cancer that has a high probability of being prevented, but unfortunately it is one of the leading causes of cancer death in women in almost every country in the world. To prevent deaths from cervical cancer, the government made an early detection effort using the VIA method that targets women of childbearing age. This study aims to determine the relationship of health beliefs consisting of perceived susceptibility, perceived seriousness, perceived benefits, perceived barriers, and cues to action with a history of VIA tests owned by women of childbearing age. This study uses a quantitative method with a case-control study design. The data used are primary data involving 82 respondents in the case group and 95 respondents in the control group. The results showed that there was a significant relationship between perceived benefits, perceived barriers, and cues to action with a history of VIA test. This is in line with the HBM theory which states that the three variables are factors that influence a health action. Meanwhile, there was no significant relationship between perceived susceptibility and perceived seriousness with a history of VIA test. This may be because there are still many women who are not aware of the risk factors they have, so they feel that they are not vulnerable to cervical cancer. In addition, the presence of other more dominant factors such as perceived barriers can also cause these variables to be unrelated. From these results, researchers feel the need to provide information to women of childbearing age regarding the severity and risk factors of cervical cancer and the benefits of VIA test. In addition, there is also a need for support from nurses and cadres so that women are moved to carry out a VIA test."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsabita Zahra
"

Kanker serviks merupakan penyebab utama kematian pada wanita, sehingga perlu upaya deteksi dini kanker serviks salah satunya dengan IVA. Namun, cakupan IVA di Indonesia masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi niat WUS melakukan deteksi dini kanker serviks dengan metode IVA di Puskesmas Pancoran Mas tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dengan sampel sebanyak 100 WUS yang melakukan kunjungan ke poli KIA dan KB di Puskesmas Pancoran Mas. Hasil penelitian menunjukan bahwa 35% WUS tidak memiliki niat untuk melakukan IVA, faktor yang berhubungan dengan niat WUS yaitu sikap (PR= 4,000; 95% CI: 1,93-8,30), Norma subjektif (PR= 4,857; 95% CI: 2,46-9,60), dan Kontrol perilaku (PR= 4,333; 95% CI: 2,28-8,25). Kemudian, faktor latar belakang yang mempengaruhi sikap yaitu pendidikan (PR= 1,976; 95% CI: 1,46-2,68), pekerjaan (PR= 1,632; 95% CI: 1,08-2,47), dan pengetahuan (PR= 3,244; 95% CI: 1,31-8,02). Faktor latar belakang yang mempengaruhi norma subjektif yaitu pengetahuan (PR= 2,609; 95% CI: 1,04-6,53). Serta faktor latar belakang yang mempengaruhi kontrol perilaku yaitu pekerjaan (PR= 1,667; 95% CI: 1,01-2,77), dan pengetahuan (PR= 2,538; 95% CI: 1,01-6,36). Untuk meningkatkan niat WUS melakukan IVA, perlu peningkatan promosi kesehatan mengenai kanker serviks dan IVA yang dilakukan secara komprehensif dan menyeluruh.


Cervical cancer is the leading cause of death in women, so early detection of cervical cancer is needed, one of which is with IVA. However, IVA coverage in Indonesia is still low. This study aims to determine what factors influence WUS's intention to conduct early detection of cervical cancer with the IVA method at the Pancoran Mas Health Center in 2023. This study used a cross-sectional study design with a sample of 100 WUS who visited the MCH poly and KB at the Pancoran Mas Health Center. The results showed that 35% of WUS did not have the intention to do IVA, factors related to WUS intention were attitude (PR = 4.000; 95% CI: 1.93-8.30), subjective norms (PR = 4.857; 95% CI: 2.46-9.60), and Behavioral control (PR = 4.333; 95% CI: 2.28-8.25). Then, background factors that influenced attitudes were education (PR = 1.976; 95% CI: 1.46-2.68), occupation (PR = 1.632; 95% CI: 1.08-2.47), and knowledge (PR = 3.244; 95% CI: 1.31-8.02). The background factor influencing subjective norms was knowledge (PR= 2.609; 95% CI: 1.04-6.53). As well as background factors that influence behavioral control, namely occupation (PR = 1.667; 95% CI: 1.01-2.77), and knowledge (PR = 2.538; 95% CI: 1.01-6.36). To increase WUS's intention to conduct IVA, it is necessary to increase health promotion regarding cervical cancer and IVA which is carried out comprehensively and comprehensively

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>