Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16091 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bariqi Abdillah
"Penelitian ini menerapkan dan menganalisa teknik pengolahan citra untuk deteksi kanker paru-paru. Teknik pengolahan citra banyak digunakan di beberapa masalah medis untuk perbaikan citra dalam deteksi fase dan pengobatan dini. Penelitian ini mengusulkan metode deteksi kanker paru-paru berbasis segmentasi citra. Segmentasi citra adalah salah satu pengolahan tingkat menengah dalam pengolahan citra. Pendekatan wilayah dan watershed digunakan untuk proses segmentasi citra CT scan. Fase deteksi yaitu peningkatan kualitas citra menggunakan filter Gabor, segmentasi citra, dan ekstraksi fitur dengan binerisasi. Dari hasil percobaan, ditemukan efektivitas dari pendekatan tersebut. Fitur utama untuk mendeteksi kanker adalah dengan menggunakan perbandingan yang dilakukan dengan persentase piksel dan penanda citra.

In this undergraduate thesis, we implement and analyze the image processing method for detection of lung cancer. Image processing techniques are widely used in several medical problems for repairs picture in the phase detection and early treatment. This research proposed a detection method of lung cancer using image segmentation. Image segmentation is one of intermediate level processing in image processing. Marker control and watershed approach are used to segment of CT scan image. Detection phases are followed by image enhancement using Gabor filter, image segmentation, and features extraction with binarization. From the experimental results, we found the effectiveness of our approach. The main detected features for accurate images comparison are mask labeling with high accuracy and robust.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alif Karnadi Yulvianto
"Retinopati Diabetik adalah salah satu penyakit pada retina disebabkan oleh komplikasi diabetes yang dapat berujung pada kebutaan. Retinopati Diabetik tidak bisa dideteksi langsung secara kasat mata karena tanda-tandanya berada di bagian syaraf retina. Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan pendeteksian Retinopati Diabetik dimungkinkan dapat dilakukan dengan melakukan klasifikasi menggunakan data citra retina atau yang biasa disebut sebagai citra fundus.
Dalam penelitian ini diterapkan metode segmentasi citra yaitu Watershed dan Efficient Graph-Based beserta metode klasifikasi yaitu K-Nearest Neighbor dan Support Vector Machine dalam pendeteksian Retinopati Diabetik. Dari hasil implementasi, metode untuk segmentasi Efficient Graph-Based menggunakan data citra fundus dari DIARETDB0 diperoleh nilai akurasi, recall, dan precision lebih tinggi dibandingkan dengan metode segmentasi Watershed.

Diabetic Retinopathy is one of disease on retina because of Diabetic complication that can cause blindness. Diabetic Retinopathy cant detected directly from the eyes because sign of Diabetic Retinopathy itself is in the eyes nerve. From several research that has been done prove that Diabetic Retinopathy can be detected by using retinas image or usually called fundus image.
In this research use segmentation method that is Watershed and Efficient Graph-Based with classification method that is K-Nearest Neighbor and Support Vector Machine for detection of Diabetic Retinopathy. From the implementation result, the Efficient Graph-Based segmentation method using fundus image data from the DIARETDB0 obtained that the accuracy, recall, and precision score is higher than Watershed segmentation method.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rivan Pratama Yuda
"Penyakit masih menjadi permasalahan yang serius di seluruh dunia, tidak terkecuali Indonesia. Salah satu jenis penyakit yang menjadi penyebab kematian manusia nomor satu di dunia adalah kanker, dengan kanker paru-paru yang menduduki peringkat pertama. Untuk mengetahui kondisi seseorang memiliki sel kanker atau tidak di dalam tubuhnya, diperlukan pemeriksaan seperti pemeriksaan fisik, CT-Scans dan MRI. Pemeriksaan ini digunakan oleh dokter dalam melakukan diagnosa pasien terhadap penyakit kanker. Walaupun telah dilakukan pemeriksaan secara detail, masih sering ditemukan kekeliruan atau kesalahan yang dilakukan oleh dokter dalam memberikan diagnosa. Oleh karena itu, semakin berkembangnya zaman banyak metode yang dapat digunakan dalam mengatasi permasalahan tersebut, salah satunya dengan metode Convolutional Neural Networks. Metode ini merupakan perkembangan dari metode Neural Networks dan akan digunakan dalam melakukan klasifikasi kanker paru-paru berdasarkan data citra MRI. Convolutional Neural Networks memiliki performa yang lebih baik daripada Neural Networks dalam mengklasifikasikan serta memprediksi data kanker paru-paru berdasarkan citra MRI. Hal ini dibuktikan dengan nilai akurasi yang diperoleh dari metode Convolutional Neural Networks lebih besar daripada nilai akurasi metode Neural Networks, yaitu 90% untuk Convolutional Neural Networks dan 66.7% untuk Neural Networks.

Disease still a serious problem throughout the world, include Indonesia. One types of diseases that is the number one cause of human death in the world is cancer, with lung cancer ranked first. To find out the condition of a person has cancer cells or not in the body, it requires examinations such as physical examination, CT-Scans and MRI. This examination is used by doctors in diagnosing patients for cancer. Although a detailed examination has been carried out, it is still often found errors was made by the doctor in provided a diagnosis. Therefore, the development of this era, many methods that can be used to overcome these problems, one of them is the Convolutional Neural Networks method. This method is a development of the Neural Networks method and will be used in classifying lung cancer based on MRI image data. Convolutional Neural Networks has better performance than Neural Networks in classifying and predicting lung cancer data based on MRI images. This is evidenced by the accuracy value obtained from the Convolutional Neural Networks method greater than the accuracy value of the Neural Networks method, which is 90% for Convolutional Neural Networks and 66.7% for Neural Networks."
Depok : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tito Wahyu Purnomo
"Sambungan las pada material perlu diuji dengan metode Non-Destructive Testing untuk memastikan spesifikasi desain dan fungsi material terpenuhi serta menjamin keamanan dan keandalan, karena cacat pada sambungan las dapat terjadi selama proses pengelasan. Deteksi cacat las merupakan bagian dari evaluasi citra radiografi yang dilakukan oleh ahli radiografi. Evaluasi citra radiografi dengan metode konvensional memiliki beberapa kekurangan, di antaranya proses pengolahan citra secara konvensional kompleks dan lama, hasil interpretasi yang terlalu subjektif, kurang konsisten terutama pada jumlah citra yang banyak, dan bias pada cacat yang serupa. Kekurangan ini dapat dikompensasi melalui otomatisasi evaluasi menggunakan algoritma deep learning dan computer vision berbasis YOLO. Penelitian ini membangun model deteksi dan segmentasi cacat las menggunakan arsitektur YOLOv8. Dataset yang digunakan adalah citra radiografi dengan bentuk penampang las horizontal dari database GDXRay dan citra radiografi elips (DWDV) dari hasil akuisisi dengan metode computed radiography. Penerapan teknik augmentasi citra geometri dan mosaik diterapkan untuk mengatasi keterbatasan dataset. Keluaran yang dihasilkan dari penelitian ini adalah model yang dibangun dapat melakukan deteksi dan segmentasi sebanyak 10 jenis cacat las, yaitu crack, cavity, excessive penetration, incomplete penetration, lack of fusion, porosity, slag inclusion, tungsten inclusion, undercut, dan worm-hole dengan nilai mAP untuk model yang dibangun dengan teknik augmentasi geometri adalah mAP50 = 0.798 dan mAP50-95 = 0.603 untuk bounding box, serta mAP50 = 0.790 dan mAP50-95 = 0.530 untuk mask. Sementara nilai mAP pada model yang dibangun dengan teknik augmentasi mosaik adalah mAP50 = 0.907 dan mAP50-95 = 0.743 untuk bounding box, serta mAP50 = 0.896 dan mAP50-95 = 0.648 untuk mask. Model deteksi dan segmentasi yang telah dibangun diharapkan dapat membantu operator dan ahli radiografi, serta calon operator dan ahli radiografi dalam mengevaluasi cacat las dengan lebih efisien dan akurat.

..Non-Destructive Testing needs to be performed on welded joints in materials to ensure that design specifications and material functions are fulfilled, as well as safety and reliability, due to defects in welded joints that may occur during the welding process. The evaluation of radiographic images includes the detection of weld defects by radiographers. Conventional radiographic image evaluation is more complex and time-consuming, subjective, inconsistent, especially in large numbers of images, and occasionally biased with respect to defects with similar features. This limitation can be compensated for by using YOLO-based deep learning and computer vision algorithms for evaluation automation. Using the YOLOv8 architecture, this study develops a detection and segmentation model for weld defects. A radiographic image with a horizontal weld region from the GDXRay database and an elliptical radiographic image (DWDV) from the acquisition using the computed radiography method represent the dataset. In order to overcome the limitations of the dataset, the geometric and mosaic image augmentation techniques were utilized. The mAP values for models built using the geometric augmentation are mAP50 = 0.798 and mAP50-95 = 0.603 for bounding boxes, and mAP50 = 0.790 and mAP50-95 = 0.530 for masks. Meanwhile, the mAP values for the model built using the mosaic augmentation are mAP50 = 0.907 and mAP50-95 = 0.743 for bounding boxes, and mAP50 = 0.896 and mAP50-95 = 0.648 for masks. The proposed model is able to detect and segment up to ten classes of weld defects, including cracks, cavities, excessive penetration, incomplete penetration, lack of fusion, porosity, slag inclusion, tungsten inclusion, undercut, and worm-hole. It is expected that the proposed detection and segmentation model will aid radiographers in evaluating weld defects more precisely and efficiently."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Melati Vidi Jannati
"Klasifikasi data kanker menggunakan microarray data menjadi salah satu cara untuk mendapatkan pengobatan yang lebih tepat. Kendala yang terdapat adalah karakteristik dari microarray yang memiliki fitur yang sangat banyak. Seringkali fitur tersebut tidak begitu informatif bagi pengklasifikasian sehingga perlu adanya suatu cara untuk memilih fitur-fitur yang mengandung informasi yang penting. Salah satu cara tersebut adalah dengan pemilihan fitur. Pada penelitian ini, metode pemilihan fitur yang digunakan berdasarkan clustering dengan fungsi kernel. Fitur-fitur yang sudah terpilih kemudian diklasifikasikan menggunakan metode Support Vector Machine.
Evaluasi dari klasifikasi pada penelitian ini melibatkan K-Fold Cross Validation, metode tersebut akan membagi data secara acak, tetapi merata sehingga akurasi yang didapat juga merata. Hasil akurasi tersebut dilakukan dengan berbagai uji terhadap parameter yang berkaitan seperti K partisi, nilai dan fitur-fitur yang digunakan. Pada proses klasifikasi tanpa pemilihan fitur tingkat akurasinya mencapai 89.68 dengan k partisi sebanyak 6 sementara dengan 5 fitur akurasinya menjadi 95.87 pada partisi sebanyak 10.

Classification of cancer using microarray data is one way to get a more precise treatment. The obstacle on classification data is the characteristics of microarray data that is having many features. These features are often not so informative for classification, so it needs a way to select the features that contain important information. One way is by selection feature. In this research, the method of selection features that are used based on clustering with kernel function. Features that are already selected then classified using Support Vector Machine.
Evaluation of classification in this research involves a K Fold Cross Validation, that methods split data randomly but uniformly so that it can reach all of accuracy. The results of accuracy data was done with different test against related parameters such as K partition, the value of and the features that are used. On the classification process without selection features rate of accuracy reached on 89.68 with k partition number 6 while with the 5 features obtained 95.87 on partition number 10.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66852
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Umar Abdul Aziz
"Durasi yang lama dan prediksi dosis distribusi yang kurang optimal sering menjadi permasalahan utama dalam treatment planning kanker paru-paru secara manual. Model machine learning berbasis Gradient-Boosted Trees dapat dimanfaatkan untuk mempercepat proses dan menstandarisasi distribusi dosis treatment planning. Penelitian ini memanfaatkan 60 set data treatment planning kanker paru-paru yang diamati dan dikumpulkan oleh MRCCC Siloam Hospitals Semanggi yang dijadikan sebagai set data klinis. Set data yang telah diperoleh dibagi ke dalam 2 kelompok yaitu, 42 set data sebagai data training model machine learning dan 18 set data sebagai data testing model machine learning. Dalam penelitian ini, proses treatment planning memprediksi distribusi dosis yang telah dinormalisasi untuk organ PTV dan OAR. Organ PTV memiliki fitur dosis D2, D50, dan D98. Sementara itu, OAR terdiri atas paru-paru kanan, paru-paru kiri, jantung, dan sumsum tulang belakang. Setiap OAR memiliki fitur dosis yang terdiri atas dosis rata-rata (Dmean) dan dosis maksimum (Dmax). Data prediksi treatment planning menggunakan machine learning kemudian dibandingkan dengan data treatment planning klinis. Perbandingan hasil treatment planning tersebut ditampilkan menggunakan diagram boxplot nilai dosis distribusi PTV dan OAR yang telah dinormalisasi. Kemampuan Gradient-Boosted Trees dalam memprediksi dosis distribusi untuk PTV dan OAR dilihat dari nilai kesalahan mutlak rata-rata terhadap data klinis. Prediksi dosis distribusi PTV memiliki nilai kesalahan mutlak rata-rata sebesar 0,015 (D2), 0,017 (D50), dan 0,022 (D98). Setiap OAR memiliki nilai kesalahan mutlak rata-rata untuk masing-masing fitur dosis rata-rata dan maksimumnya, yaitu sebesar 0,153 (Dmean) dan 0,254 (Dmax) untuk paru-paru kanan, 0,167 (Dmean) dan 0,294 (Dmax) untuk paru-paru kiri, 0,1 (Dmean) dan 0,252 (Dmax) untuk jantung, serta 0,044 (Dmean) dan 0,136 (Dmax) untuk sumsum tulang belakang. Oleh karena itu, prediksi model Gradient-Boosted Trees bekerja lebih baik untuk PTV karena memiliki nilai kesalahan mutlak rata-rata yang lebih kecil dibandingkan dengan OAR.

Timeconsuming duration and suboptimal distribution dose prediction become the frequently-happened problems during the manual treatment planning for lung cancer. Gradient-Boosting model can be used for easing treatment planning’s process and standardising its distribution dose. This research uses 60 clinical datasets of lung cancer’s treatment planning that has been collected and processed by Semanggi Siloam Hospitals’ MRCCC. Those datasets are divided into two groups, the training data with 42 datasets and the testing data with 18 datasets. In this research, treatment planning predicts the distribution doses that have been normalised for each PTV’s and OARs’ features. The PTV dose features consist of D2, D50 and D98. Meanwhile, OARs consist of right lung, left lung, heart and spinal cord. Each OAR has mean dose (Dmean) and maximum dose (Dmax) as its dose features. The comparison is shown using boxplot diagrams with normalised dose as its value. The results of the treatment planning prediction using Gradient-Boosting model are then compared to the clinical data. The ability of the Gradient-Boosting model in predicting the distribution dose is calculated based on every Mean Absolute Error (MAE) of the PTV’s and OARs’ dose features. The PTV has 0,015 (D2), 0,017 (D50) and 0,022 (D98) as its MAEs. The OARs’ MAEs consist of 0,153 (Dmean) and 0,254 (Dmax) for right lung, 0,167 (Dmean) and 0,294 (Dmax) for left lung, 0,1 (Dmean) and 0,252 (Dmax) for heart, also 0,044 (Dmean) and 0,136 (Dmax) for spinal cord. In conclusion, Gradient-Boosting model works better for predicting PTV’s distribution dose than the OARs since MAEs for PTV dose features are much smaller compared to the OAR."
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Auliana
"Dalam dokumen Global Tuberculosis Report 2022, World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa Indonesia tercatat sebagai negara dengan beban kasus tuberkulosis (TB) terbanyak kedua setelah India pada tahun 2021 lalu, di mana terhitung dari estimasi 969.000 kasus penderita TB di Indonesia, terdapat 525.765 (54,3%) kasus diantaranya belum ditemukan dan diobati, ini berpotensi menjadi sumber penularan serta meningkatan risiko transmisi komunal jika tidak mendapatkan penanganan segera. Menanggapi hal tersebut, dengan kemajuan teknologi kecerdasan buatan yang ada serta melalui peran pencitraan medis sebagai salah satu metode skrining pendukung, dikembangkan sebuah model pendeteksian berbasis arsitektur U-Net yang mampu secara otomatis mengenali dan melokalisasi area berbagai jenis kelainan indikator TB paru pada citra rontgen thorax. Selain melakukan tuning parameter, dibandingkan beberapa kasus segmentasi semantik multi-kelas, diantaranya terdiri atas 14 kelas kelainan spesifik, 5 kelas kelompok kelainan, dan 3 kelas kelompok kelainan, serta kasus segmentasi semantik biner. Hasil memperlihatkan bahwa pada kasus multi-kelas, semakin sedikit kelas yang digunakan, maka semakin besar nilai dice score yang didapat, yaitu mencapai 0,71. Sementara, jika dibandingkan dengan kasus segmentasi biner, meski dice score mengalami peningkatan, namun berdasarkan hasil visualisasi, kasus segmentasi multi-kelas kurang mampu dalam mengenali kondisi paru normal atau tidak memiliki kelainan.

In the Global Tuberculosis Report 2022 document, the World Health Organization (WHO) reports that Indonesia is listed as the country with the second highest burden of tuberculosis (TB) cases after India in 2021, where from an estimated 969.000 cases of TB sufferers in India, there are 525.765 ( 54,3%) cases of which have not been found and treated, this has the potential to become a source of transmission and increase the risk of communal transmission if treatment is not immediately received. In response to this, with advances in existing artificial intelligence technology and through the role of medical imaging as a screening support method, a detection model based on the U-Net architecture was developed that can automatically recognize and localize areas of various types of pulmonary TB marker indicators on chest X-ray images. In addition to parameter tuning, several cases of multi-class semantic segmentation were compared, which consisted of 14 specific disorder classes, 5 class disorder clusters, and 3 class disorder clusters, as well as cases of binary semantic segmentation. The results reveal that in the multi-class case, the fewer classes used, the greater the dice score obtained, which is 0,71. Meanwhile, when compared with binary segmentation cases, even though the dice score has increased, based on visualization results, multi-class segmentation cases are less able to recognize normal lung conditions or have no abnormalities."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Purwanto
"

Kanker merupakan salah satu penyakit dengan angka kematian tertinggi di dunia. Kanker adalah penyakit ketika sel-sel abnormal tumbuh tidak terkendali yang dapat menyerang organ tubuh yang berdampingan atau menyebar ke organ lain. Untuk mendiagnosis kanker paru-paru dapat dilakukan dengan pengambilan gambar rontgen, CT scan, dan biopsi jaringan paru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memprediksi apakah pasien menderita kanker paru-paru atau tidak, dengan menggunakan data gambar CT scan mereka. Oleh sebab itu, dalam penelitian ini digunakan ekstraksi fitur dari gambar CT scan sebagai data untuk mengklasifikasi kanker paru-paru. Data yang digunakan merupakan data gambar CT scan yang didapat dari SPIE-AAPM Lung CT Challenge 2015. Gambar CT scan paru-paru dengan ukuran 512x512 sebelumnya dilakukan pre-processing 2D crop dan filtering. Dengan mengekstraksi fitur dari data gambar seperti ukuran nodul, Gray Level Co-occurrence Matriks (GLCM), dan Local Binary Pattern (LBP) dapat mengubah data gambar menjadi numerik. K-Fold Cross Validation digunakan untuk memisahkan data menjadi data training dan data testing. Fuzzy C-Means (FCM) dan Fuzzy Kernel C-Means (FKCM) diterapkan untuk pengklasifikasian. Didapatkan performa FKCM lebih baik dibandingkan FCM, dengan rata-rata akurasi 75.60%, precision 83.05%, dan specificity 87.80%. Oleh karena itu, penambahan kernel pada metode Fuzzy C-Means dapat meningkatkan performa dari metode tersebut


Cancer is one of the diseases with the highest mortality rate in the world. Cancer is a disease when abnormal cells grow out of control that can attack the body's organs side by side or spread to other organs. To diagnose lung cancer can be done by taking x-ray images, CT scans, and lung tissue biopsy. The purpose of this study is to classify whether patients have lung cancer or not using their CT scan image data. Therefore, in this study feature extraction from CT images was used as data to classify lung cancer. The data used in the form of CT scan image obtained from SPIE-AAPM Lung CT Challenge 2015. Previously, a CT scan of the lung with a size of 512x512 was pre-processed 2D crop and filtering. By extracting features from image data such as nodule size, Gray Level Co-occurrence Matrix (GLCM), and Local Binary Pattern (LBP) can convert image data to numeric. K-Fold Cross Validation is used to separate data into training data and testing data. Fuzzy C-Means (FCM) and Fuzzy C-Means (FKCM) are applied for classification. FKCM performed better than FCM, with 75.60% average accuracy, 83.05% average precision, and 87.80% average specificity. Therefore, adding a kernel to the Fuzzy C-Means method can improve the performance of the method.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Holilah
"Penyakit Alzheimer merupakan bentuk umum dari gangguan neurodegeneratif yang ditandai dengan rusaknya sel-sel otak, seperti kusutnya neurofibrillary dan adanya plak amiloid yang bersifat progresif. Salah satu ciri fisik seseorang menderita penyakit Alzheimer adalah adanya penyusutan luas daerah hippocampus pada otak. Hippocampus merupakan bagian terkecil dari otak yang berfungsi menyimpan memori. Deteksi penyakit Alzheimer dapat dilakukan dengan menggunakan Magnetic Resonance Image MRI yang merupakan satu teknik non inovasif untuk analisis struktur otak pada penderita Alzheimer.
Pada penelitian ini, digunakan metode K-Means Clustering dan Watershed untuk mensegmentasi daerah hippocampus yang merupakan salah satu bagian otak yang diserang ketika terkena penyakit Alzheimer. Analisis yang dilakukan untuk mendeteksi Alzheimer, yaitu membandingkan nilai threshold dengan jumlah piksel putih pada citra. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu Open Acess Series of Image Studies OASIS database dengan menggunakan citra potongan koronal. Berdasarkan hasil percobaan, antara metode K-Means Clustering dan Watershed keduanya dapat mensegmentasi daerah hippocampus untuk mendeteksi penyakit Alzheimer.

Alzheimer 39s disease is a common form of neurodegenerative disorders characterized by defective brain cells, such as neurofibrillary tangles and amyloid plaque that is progressive. One of the physical characteristics of someone suffering from Alzheimer 39s disease is shrinking of the hippocampus area of the brain. The hippocampus is the smallest part of the brain that serves to save memory. The detection of Alzheimer 39s disease can be done using a Magnetic Resonance Image MRI which is a technique of non inovasif for an analysis of the structure of the brain in the Alzheimer 39s patient.
In this research, K Means Clustering and Watershed method are used to segment the hippocampus area which is one part of the brain that was attacked by Alzheimer 39s disease. The analysis used to detect Alzheimer 39 s is comparing the value of the threshold with the number of white pixels in the images. The data used in this research are Open Access Series of Image Studies OASIS database by using the image of coronal slice. Based on the our experiment result, both K Means Clustering and Watershed method can segment the samehippocampus area to detect Alzheimers disease.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sari Gita Fitri
"Kanker adalah penyakit yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon yang mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering dikenal sebagai tumor ganas. Kanker terjadi saat sel-sel dalam tubuh membelah diri diluar kendali. Sel-sel abnormal ini kemudian menyerang jaringan terdekat. Salah satu kanker yang paling umum terjadi adalah kanker paru-paru. Kanker paru-paru adalah kanker yang dimulai di paru-paru dan paling sering terjadi pada orang yang merokok. Paru-paru kanan memiliki 3 bagian, yang disebut dengan lobus, sedangkan paru-paru kiri memiliki 2 lobus. Kanker paru-paru merupakan penyebab utama kematian terkait kanker di seluruh dunia dengan 30%-40% terjadi di negara berkembang. Untuk memprediksi apakah seseorang menderita kanker paru-paru atau tidak dapat dilihat dari terdapatnya tumor ganas pada paru-paru yang dapat dilakukan melalui CT scan. Namun, hasil CT scan tidak cukup dalam mendeteksi atau mendiagnosis secara dini terdapatnya tumor ganas di dalam paru-paru. Untuk itu, dapat digunakan machine learning dalam mendeteksi secara dini adanya tumor ganas di dalam paru-paru. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan Kernel K-Means based Co-clustering yang merupakan pengembangan dari K-Means based Co-clustering. K-Means mengelompokkan data menggunakan jarak Euclidean. Akan tetapi, jika data yang dipisahkan adalah data nonlinear, maka konvergensi dari data yang dipisahkan tersebut akan kecil dan membutuhkan waktu yang lama, sehingga masalah ini dapat diselesaikan dengan menggunakan fungsi kernel untuk menggantikan jarak Euclidean.Co-clustering mempartisi baris dan kolom dari suatu matriks data secara simultan, sehingga blok yang diinduksi oleh partisi adalah klaster yang baik. Metode Kernel K-Means based Co-clustering memasukkan banyak titik untuk mewakili masing-masing pusat klaster, sehingga titik-titik di dalam klaster saling berdekatan, akan tetapi jauh dari titik yang mewakili klaster lain. Data yang digunakan adalah data kanker paru-paru yang diperoleh dari laboratorium radiologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Hasil akurasi yang diperoleh untuk memprediksi penyakit kanker paru-paru dengan menggunakan metode Kernel K-Means based Co-clustering adalah 94,5%.

Cancer is a disease caused by an irregular course of hormones that results in the growth of flesh in normal body tissues or often known as malignant tumors. Cancer occurs when cells in the body divide out of control. These abnormal cells then attack nearby tissues. One of the most common cancers is lung cancer. Lung cancer is cancer that starts in the lungs and most often occurs in people who smoke. The right lung has 3 parts, which are called lobes, while the left lung has 2 lobes. Lung cancer is the leading cause of cancer-related deaths worldwide with 30%-40% occurring in developing countries. To predict whether someone has lung cancer or can not be seen from the presence of malignant tumors in the lungs that can be done through a CT scan. However, CT scan results are not enough to detect or diagnose the presence of malignant tumors early in the lungs. For this reason, machine learning can be used to detect malignant tumors early in the lungs. In this research, the writer usesKernel K-Meansbased Co-clustering which is the development of K-Means-based Co-clustering. K-Means groups data using Euclidean distances. However, if the separated data is non-linear data, the convergence will be small and take a long time, so this problem can be solved by using the kernel function to replace the Euclidean distance. Co-clustering partitioned rows and columns of a data matrix simultaneously, so the blocks induced by partitions are good clusters. Kernel K-Meansbased Co-clustering method includes many points to represent each cluster center, so that the points within the cluster are close together, but far from the points representing other clusters. The data used are lung cancer data obtained from the radiology laboratory of Cipto Mangunkusumo General Hospital, Jakarta. Accuracy results obtained to predict lung cancer by using the Kernel K-Meansbased Co-clustering method are 94.5%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>