Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63672 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Harum Andriadi Bayu Prakoso
"ABSTRAK
Baja ODS (Oxide Dispersion Strenghtened) merupakan salah satu advanced
material yang memiliki struktur stabil dan tahan terhadap temperatur tinggi yang
berguna sebagai aplikasi nuklir atau pembakaran biomassa. Dengan serbuk Fe, Cr,
dan Y2O3, Paduan Baja ODS memiliki standard pengolahan yang terdiri atas
atomisasi gas dari pre-alloy, mechanical alloying, perlakuan thermal/mekanis. Pada
pengolahan tipe powder metallurgy, pengolahan baja ODS masih perlu dikaji dalam
hal homogenitas, dan mechanical properties, dengan menyelidiki baja ODS pasca
perlakuan microalloying dengan ultrasonic pada media toulene. Perlakuan
diberikan dalam bentuk serbuk dengan variabel amplitudo, kemudian tekanan
kompaksi pada 7500 hingga 8000 Psi, serta proses sintering yang dilakukan pada
suhu 1300oC dengan proses I tahap yang ditahan selama 2 jam dan proses II tahap
pada suhu tahan 1000oC, dan 1300oC dengan masing-masing 1 jam tahan yang
kemudian diteiti dengan SEM-EDS, XRD, microhardness, serta density. Hasil dari
Penelitian ini menunjukkan bahwa Nilai kekerasan berada pada rentang 87,42 HVN
Hingga 163,77 HVN dengan nilai densitas serbuk, 5,13 gr/cc, 5,76 gr/cc, 5,23
gr/cc, serta 5,5 gr/cc yang secara berurutan Sampel A hinga D. selain itu, hasil
penyelidikan menyebutkan bahwa, pada pengujian kompaksi, terjadi perbedaan
Nilai kekerasan sebesar 62,24 HVN. Kemudian, dari Hasil morfologi bongkah dari
proses sintering, menghasilkan fasa Ferrite dengan struktur kristal Cubic yang
memiliki nilai homogenitas yang tinggi melalui pembuktian grafik XRD dengan
komposisi Fe-Cr tertinggi pada amplitudo 40% 1-step sintering sebesar 94,5%.

ABSTRACT
ODS (Oxide Dispersion Strengthened) Steel is one of the Advanced
Material that has a stabilized structure and Heat Resistance as Nuclear Application
or Combustion of Biomass. With the basic Element Fe-Cr-Y2O3, ODS Alloy Steel
Obtain standard of processing consisting Pre-Alloy, Mechanical Alloying, and
Mechanical/Thermal Treatment. In the type of Powder Metallurgy Processing,
ODS Steel indicated a obstacles that need to discuss in the concern of Homogeneity
and Mechanical Properties with investigating ODS Steel Characterization after
Micro alloying treatment with ultrasonic using Toulene as a media. The treatment
given by a various Amplitude, and then gain the Compacting Pressure from 7500
Psi to 8000 Psi, also sintering Processes for the first step in 1300OC with 2 hours of
holding time, and the second one the 2 step of sintering process, which has holding
time in 1000OC and 1300OC with 1 hours each. After that, the result of the processes
being characterized by SEM-EDS, XRD, Micro hardness, and Density. Effect of
compaction pressure prove the difference between pressure of compaction was
given by 62.24 HVN. the result of this research Prove that the range of Hardness
are from 87,42 HVN to 163,77 HVN in the manner score of density in powder
shape, 5,13 gr/cc, 5,76 gr/cc, 5,23 gr/cc, and 5,5 gr/cc that sequentially from sample
A to D. the Bulk Morphology, as a result of sintering Process, describes Ferrite
which has cubic structure, contain high homogeneity result that proved by XRD
graph with highest composition of Fe-Cr at 40% amplitude in 1-step sintering in the
amount of 94,5%
"
2016
S63092
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diatri Mika Putra
"ABSTRAK
Percampuran serbuk baja ODS Oxide Dispersion Strengthened pada umumnya menggunakan metode mekanik dengan ball mill, namun selama pembuatannya disertai pembentukan oksida. Percampuran serbuk dengan metode iradiasi ultrasonik merupakan metode baru yang memberikan keuntungan berupa membentuk microalloying partikel dan meminimalisasi pembentukan fasa oksida. Penelitian ini mempelajari tentang pengaruh amplitudo 20, 30, 40 dan waktu perlakuan 20jam, 30 jam terhadap reduksi ukuran partikel dan pembentukan microalloying Fe-Cr. Serbuk dibagi menjadi 7 sampel dengan sampel A perlakuan pencampuran mortar, iradiasi ultrasonik sampel B1 A:20, t: 20 jam, sampel B2 A:30, t:20 jam, sampel B3 A:40, t:20 jam, sampel C1 A:20, t:30 jam, sampel C2 A:40, t:30 jam, dan sampel C3 A:40, t:30 jam yang kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, EDS, dan XRD. Hasil penelitian ini adalah pada iradiasi ultrasonik selama 20 jam menghasilkan ukuran partikel sampel B1>sampel B2>sampel B3 adalah 5.326 m>4.769 m>4.563 m. Sedangkan pada iradiasi ultrasonik selama 30 jam menghasilkan ukuran partikel sampel C1>sampel C2>sampel C3 adalah 4.605 m>3.719 m>3.608 m. Komposisi Fe-Cr yang terbentuk adalah sampel A: sampel B1: sampel B2: sampel B3:sampel C1:sampel C2: C3 adalah 0:48.85:26.07:2478:89:81.94:42.98. Hasil tersebut menunjukan bahwa semakin besar amplitudo, microalloying Fe-Cr yang terbentuk menjadi semakin rendah, penambahan waktu perlakuan justru meningkatkan presentase Fe-Cr yang terbentuk. Pada ultrasonik selama 20 jam, nilai crystallite size Fe-Cr sampel B1>sampel B2>sampel B3 adalah 292.72 nm>246.76 nm>184.77 nm dan nilai microstrains Fe-Cr sampel B1184.34 nm dan nilai microstrains Fe-Cr sampel C1< sampel C2.

ABSTRACT
The mixing of ODS Oxide Dispersion Strengthened powder generally uses mechanical method with ball mill, but during its manufacture with oxide formation. Powder mixing with ultrasonic irradiation method is a new method that provides the advantage of forming microalloying particles and minimizing the formation of the oxide phase. This study studied the effect of amplitude 20, 30, 40 and treatment time 20h, 30h on particle size reduction and formation of Fe Cr microalloying. The powder was divided into 7 samples with sample A mortar mixing treatment, ultrasonic irradiation of sample B1 A 20, t 20 hours, sample B2 A 30, t 20 hours, sample B3 A 40, T 20 hours, sample C1 A 20, t 30 hours, C2 sample A 40, t 30 hours, and C3 sample A 40, t 30 hours Which is then characterized using SEM, EDS, and XRD. The results of this study were on ultrasonic irradiation for 20 hours yielding sample particle size B1 sample B2 B3 sample was 5,326 m 4,769 m 4,563 m. While on ultrasonic irradiation for 30 hours resulted in particle size of sample C1 C2 sample C3 sample is 4,605 m 3,719 m 3,608 m. The composition of Fe Cr formed is sample A sample B1 sample B2 sample B3 sample C1 sample C2 C3 is 0 48.85 26.07 24.78 89 81.94 42.98. These results show that the greater the amplitude, the lower the Fe Cr microalloying that is formed, the added time of treatment actually increases the Fe Cr percentage that is formed. At ultrasonic for 20 hours, the crystallite size of Fe Cr sample B1 sample B2 B3 sample is 292.72 nm 246.76 nm 184.77 nm and the Fe Cr microstrains value of sample B1 198.02 nm 184.34 nm and the Fe Cr microstrains value of sample C1."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Abdurrahman Wicaksana
"ABSTRAK
Baja ODS (Oxide Dispersion Strengthened) merupakan paduan dengan ketahanan temperatur dan korosi yang baik. Penggunaan metode iradiasi ultrasonik di dalam larutan toluene merupakan metode baru yang dapat memberikan keuntungan berupa ukuran butir yang halus, dapat membentuk microalloying di dalam serbuk, dan dapat meminimalisasi pembentukan fasa oksida. Penelitian ini mempelajari tentang pengaruh amplitudo terhadap reduksi ukuran partikel, homogenitas serbuk, dan pembentukan microalloying Fe-Cr pada preparasi serbuk Fe-15Cr-0.5Y2O3. Serbuk dibagi menjadi 4 sampel dengan perlakuan pencampuran mortar (sampel A), iradiasi ultrasonik dengan amplitudo 40% (sampel B), 50% (sampel C), dan 60% (sampel D) yang kemudian dikarakterisasi menggunakan SEM, EDS, dan XRD. Hasil dari penelitian ini adalah peningkatan amplitudo akan menurunkan ukuran butir dengan nilai sampel B>sampel C>sampel D adalah 4.63 μm>3.44 μm>3.09 μm. Sampel C menghasilkan partikel Fe-Cr sementara sampel B dan D terbentuk partikel paduan Fe-Cr-Y2O3. Nilai komposisi Fe-Cr terbesar dicapai pada amplitudo 40% dengan nilai sampel A:sampel B:sampel C: sampel D adalah 0.00%:20.5%:10.06%:5.2% tanpa pembentukan oksida dengan ukuran crystallite Fe-Cr sampel B:sampel C:sampel D berukuran 16.79 nm:30.13 nm: 55.69 nm. Nilai lattice strain sampel B:sampel C: sampel D adalah 0.0055:0.0030:0.0016.

ABSTRACT
ODS Steel (Oxide Dispersion Strengthened) is an alloy with good corrosion and high temperature resistance. The utilization of ultrasonic irradiation method in toluene solution is a new method giving benefits like producing fine grain-size, forming micro-alloying on powder, and minimizing the oxide phase formation. This research investigates the influence of amplitude on the reduction of the particle size, the homogeneity of the powder, and the formation of Fe-Cr microalloying on Fe-15Cr-0.5Y2O3 powder preparation. The powder was divided into 4 samples with various treatments such as mortar mixing (sample A) and ultrasonic irradiation with an amplitude of 40% (sample B), 50% (sample C) and 60% (sample D). After that, each sample was characterized by SEM, EDS and XRD. This research shows that increasing the amplitude will decrease the grain size with the value of sample B> sample C> sample D is 4.63 μm>μm 3:44> 3:09 μm. Sample C produced Fe-Cr particles meanwhile samples B and D formed Fe-Cr-Y2O3 alloy particle. The highest composition value of Fe-Cr is reached on the amplitude of 40% to the composition value of sample A: sample B: sample C: sample D is 0.00%: 20.5%: 10:06%: 5.2% without the oxide formation. The size of crystalline Fe-Cr sample B: sample C : sample D size of 16.79 nm: 30.13 nm: 55.69 nm. The lattice strain value of the sample B: the sample C: sample D was 0.0055: 0.0030: 0.0016.
;"
2016
S65309
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2004
TA403
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lussiana Rossi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S35159
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 2000
S28592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jonwarta
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2003
T39993
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raditya Aryaputra Adityawarman
"Metode microforming adalah proses pembentukan material dengan deformasi plastis pada parameter mikro. Namun, metode ini memiliki masalah pada skala mikro yang disebut size effect. Untuk mengatasi kesulitan tersebut, terdapat beberapa pendekatan baru, salah satunya menggunakan Ultrasonic Vibration Assisted (UVA) microforming. UVA microforming adalah metode forming dengan memberikan getaran dengan frekuensi tinggi pada benda kerja untuk mengurangi gaya pembentukan, meningkatkan smoothzone, mengurangi kekasaran permukaan, dan meningkatkan akurasi. Untuk menghasilkan getaran, dibutuhkan komponen bolted langevin transducer yang mengubah sinyal listrik menjadi sinyal akustik dalam rentang frekuensi ultrasonik. Performa dan efisiensi transducer sangat bergantung pada desain pada sistem transducer. Oleh karena itu, proses mendesain harus diperhatikan secara detail. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sistem transducer di antaranya perhitungan dimensi komponen, karakteristik getaran, karakteristik pre-stress, dan pemilihan material. Selanjutnya, desain transducer dilakukan simulasi modal dan simulasi harmonic response untuk mengetahui besarnya frekuensi pada getaran longitudinal yang dihasilkan transducer, serta besar displacement transducer setelah diberikan gaya punch. Penelitian ini juga mengukur amplitudo untuk mencari parameter terbaik dalam melakukan proses microforming.

n at a micro parameter. However, this method has a problem at the micro-scale called the size effect. There are several new approaches to overcome these difficulties, one of which is using Ultrasonic Vibration Assisted (UVA) microforming. UVA microforming is a forming method by applying high-frequency vibrations to the workpiece to reduce forming forces, increase smooth zone, reduce surface roughness, and increase accuracy. To produce vibration, a bolted Langevin transducer is needed which converts electrical signals into acoustic signals in the ultrasonic frequency range. The performance and efficiency of the transducer are highly dependent on the design of the transducer system. Therefore, the design process must be considered in detail. Several things that need to be considered in designing a transducer system include the calculation of component dimensions, vibration characteristics, pre-stress characteristics, and material selection. Furthermore, the design of the transducer is carried out with a modal simulation, and a harmonic response simulation to determine the frequency of the longitudinal vibration produced by the transducer, as well as the displacement of the transducer after the punch force is applied. This study also measures the amplitude to find the best parameters for the micro forming process."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Rasyid
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T40017
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kairupan, Maryones Edward
"Sintesis metanol melalui hidrogenasi CO; yang telah diteliti sampai saat ini masih memiliki kelemahan, yaitu kondisi operasi saat terjadi reaksi (tekanan dan temperatur) relatif tinggi. Agar reaksi dapal dlakukan pada tekanan dan suhu yang lebih rendah, karalis yang digunakan harus lebih selektif dan aktif. Pada hidrogenasi COL keberhasilan konversi reaksi sinlsis metanol dapal diperbesar dengan mengguuakan katalis yang sesuai dalam reaksinya Pengembangan katalis terus dilakukan, pengembangan terbaru menunjukan bahwa penambahan iradiasi nltrasonik pada saat preparasi dapat membawa perubahan terhadap si fat karakteristik dan kincrja katalis.
Penelitian ini diawali dengan pembuatan katalis CuO/ZnO/AIZO;/Cr3Og. dengan perlakuan ultrasonik dalam empat variaui iradiasi menggunakan metode kopreslpitasi. Katalis yang dihasilkan kemudian cliuji karakterisasi yang melipnli luas pennukaan dengan metode BET dan kekuatan adsorpsi/desorpsi dengan metode TPD.
Hasil penelilian BET mcnunjukan bahwa katalis dengan iradiasi sclama 60 mcnil memiliki luas pemiukaan yang lebih besar_ Hal ini disebabkan karcna ullrasonik memberikan energinya yang besar pada katalis sehingga leljadi tumbukan anlar partikel yang sangat cepat sehingga memungkinkan pergerakan atom-atom dalam sistem padalan membentuk celah bam sehingga terjadi perubahan dimcnsi karalis_ Pada pengujian TPD, gas adsorbat yang digunakan adalah H; dan C 01. Hasil yang clidapat menunjukan bahwa pada temperatur rendah, jumlah gas adsorbat yang leradsorb mempunyai koherensi dengan luas permukaan, karena pada temperatur xinggi adsorbsi yang terjadi adalah adsorbsi iisika. Sedang pada temperatur tinggi lebih bcrkaitan pada aktivitas katalis karena adsorbsi yang terjadi befsifat kimia.
Karena pada penelitian ini lidak dilakukan uji kinerja katalis, maka penentuan aktivitas katalis hanya berdasarkan hasil energi desorpsi dari katalis tersebut, dimana tool-i volcano mengatakan bahwa katalis yang lebih aktif adalah katalis yang mempunyai energi desorpsi sedang. Sesuai dengan teori volcano, katalis yang diberi iradiasi selama 60 menit menunjukan aktivitas yang tinggi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49312
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>