Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 175520 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anugrah H.
"Pada penelitian ini akan dipaparkan sebuah model penyelesaian secara numerik menggunakan MATLAB R2009a pada sebuah microchannel heat exchanger type evaporator, diameter hidrolik 1.46 mm dengan desain fin-louvered dan memiliki header. Microchannel heat exchanger merupakan salah satu teknologi terkini pada AC (Air Conditioning) yang mampu memberikan kinerja dan daya perpindahan kalor yang sangat besar. Model persamaan numerik yang digunakan merupakan persamaan yang telah digunakan pada penelitian penelitian sebelumnya dan akan diterapkan pada microchannel heat exchanger untuk menghitung besarnya nilai heat transfer coefficient yang menggunakan fluida refrijeran berupa propane ( ). Simulasi ini akan melakukan variable pada laju aliran massa refijeran dan diperoleh bahwa besarnya laju aliran massa fluida refrijeran akan berbanding lurus dengan besarnya heat transfer coefficient pada microchannel heat exchanger. Besarnya heat transfer coefficient pada laju aliran massa fluida refijeran 0.005 kg/s, 0.01 kg/s dan 0.02 kg/s berturut turut nilai heat transfer coefficient mencapai 335.7 ? 4059.4 W/m2 K, 335.6 ? 4020.6 W/m2 K, 335.3 ? 3965.9 W/m2 K. Adapun kualitas fluida refrijeran yang dihasilkan pada laju aliran massa refijeran tersebut adalah berturut turut 0.2664 ? 0.7571, 0.2653 ? 0.7560, 0.2647 ? 0.7541. Untuk laju aliran massa fluida refijeran yang sama pula diperoleh bahwa hubungan wall temperature akan berbanding terbalik.

In this research will be explain a numerical modeling use MATLAB R2009a in a microchannel heat exchanger type evaporator, hydraulic diameter 1.46 mm with fin-louvered design and with header. Microchannel heat exchanger was a recent technology in AC (Air Conditioning) that had high performance and high heat transfer. Numerical modeling used previous equations in last research and will be applied in microchannel heat exchanger to calculate heat transfer coefficient that used refrigeration fluid was propane ( ). This simulation will apply variable in refrigeration fluid mass flow and the result explain that refrigeration fluid mass flow is directly proportional with heat transfer coefficient pada microchannel heat exchanger. Heat transfer coefficient in refrigeration fluid mass refijeran 0.005 kg/s, 0.01 kg/s dan 0.02 kg/s berturut turut nilai heat transfer coefficient mencapai 335.7 ? 4059.4 W/m2 K, 335.6 ? 4020.6 W/m2 K, 335.3 ? 3965.9 W/m2 K and the quality of outlet condition are respectively 0.2664 ? 0.7571, 0.2653 ? 0.7560, 0.2647 ? 0.7541. For the same condition, the result relate inversely proportional with wall temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Julian
"Heat exchanger merupakan bagian vital dalam sebuah perangkat elektronik yang dapat menjaga suhu optimum dari alat tersebut. Penelitian tentang microchannel heat exchanger telah sangat berkembang untuk aplikasi kearah pendingin elektronik pada satu dekade terakhir ini. Microchannel heat exchanger memiliki beberapa keunggulan yakni memiliki dimensi yang lebih kecil dan memiliki koefisien perpindahan kalor yang lebih baik daripada alat penukar kalor lainnya. Dalam pengujian ini, peneliti akan mencoba membuktikan performa dari koefisien perpindahan kalor dari microchannel heat exchanger tersebut beserta efek negatifnya. Peneliti akan mencoba menguji pengaruh pressure drop pada saluran microchannel heat exchanger. Kemudian dalam pengujian ini juga digunakan fluida kerja air,nano fluida Al2O3 1%, dan nano fluida SnO2 1% dengan fluida dasar air. Dari hasil pengujian ini didapatkan bahwa perpindahan kalor akan lebih baik jika menggunakan nano fluida sebagai fluida kerja pendingin.

Heat exchanger is a vital part in an electronic devices that can maintain the optimum operation temperature of that devices. Research on microchannel heat exchanger application has been highly developed on electronics cooling towards the last decade. Microchannel heat exchanger has several advantages which have smaller dimensions and heat transfer coefficient better than the other heat exchanger. The experiment also want to measure the pressure drop in microchannel. It used water, nanofluids Al2O3 1%,and nanofluids SnO2 1% as working fluids in cold side microchannel heat exchanger. Result from this research indicate that heat transfer would be better if we use nanofluids as cooling working fluids."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42955
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ary Maulana
"Kinerja perpindahan kalor pada alat penukar kalor dapat ditingkatkan dengan mengurangi ukuran diameter hidrolik atau dengan menggunakan fluida kerja yang memiliki konduktivitas termal lebih baik dibandingkan dengan fluida kerja konvensional. Salah satu contoh penggunaan diameter hidrolik yang kecil adalah microchannel heat exchanger (MCHE). Pada penelitian ini, perancangan alat dan pengujian kinerja perpindahan kalor pada MCHE berkonfigurasi counter-flow dengan menggunakan fluida kerja air dan nano fluida Al2O3-air dengan konsentrasi 1%, 3%, dan 5% sebagai fluida pendingin telah dilakukan. Dalam pengujian, temperatur masuk fluida pada sisi panas dan sisi dingin MCHE diatur tetap pada temperatur 50°C dan 25°C, sedangkan debit aliran pada saluran masuk divariasikan dari 100 ml/menit hingga 300 ml/menit.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi partikel nano pada fluida dasar dapat meningkatkan kinerja perpindahan kalor fluida dasar tersebut. Pada konsentrasi partikel nano tertinggi yang digunakan dalam pengujian, nano fluida Al2O3-air konsentrasi 5% dapat menyerap panas sebesar 9% lebih baik dibandingkan air biasa dan dapat meningkatkan koefisien perpindahan kalor keseluruhan MCHE sebesar 13% lebih besar dibandingkan dengan air.

The heat transfer performance in heat exchanger can be enhanced by decreasing its hydraulic diameter or using working fluid that has better thermal conductivity than the conventional one. One of the examples of small hydraulic diameter application is microchannel heat exchanger (MCHE). Designing the MCHE and doing experimental investigation of the heat transfer performance on counter-flow MCHE by using water and Al2O3-water nanofluid with nanoparticle concentration 1%, 3%, and 5% as coolant fluid has been done in this experiment. Inlet fluid temperatures in hot and cold side are set at 50°C and 25°C, meanwhile the inlet flow rate is set from 100 to 300 ml/minute.
The experimental results show that the increase of nanoparticle concentration in the base fluid can enhance its heat transfer performance. In highest concentration of nanoparticle used in this experiment, Al2O3-water 5% nanofluid can absorb heat 9% better than conventional water do and can enhance the overall heat transfer coefficient of MCHE 13% higher than water.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43033
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afif Haszaldy
"Kinerja perpindahan panas pada heat exchanger dapat ditingkatkan dengan mengurangi hidrolik diameter dan juga menggunakan fluida kerja yang memiliki konduktivitas termal lebih baik daripada konvensional (air) satu. Salah satu contoh aplikasi diameter hidrolik kecil penukar panas microchannel (MCHE). Merancang MCHE dan melakukan eksperimen investigasi kinerja transfer panas pada counter-flow MCHE dengan menambahkan nomor piring dan menggunakan air dan nanofluid SnO2-air dengan konsentrasi nanopartikel 1%, 3 sebagai cairan pendingin telah dilakukan dalam percobaan ini. Suhu fluida inlet di sisi panas dan dingin ditetapkan pada 50°C dan 25°C, sedangkan laju alir masuk diatur 100-300 ml / menit itu.
Hasil percobaan menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pelat dan juga menambahkan nanopartikel konsentrasi dalam cairan dasar dapat meningkatkan kinerja transfer panas. Dalam jumlah tertinggi dari pelat dengan konsentrasi nanopartikel digunakan dalam penelitian ini, SnO2 air 1% nanofluid dapat menyerap panas lebih baik daripada air konvensional dilakukan dan dapat meningkatkan perpindahan panas keseluruhan koefisien MCHE lebih tinggi daripada air.

The heat transfer performance in heat exchanger can be enhanced by decreasing its hydraulic diameter and also using working fluid that has better thermal conductivity than the conventional (water ) one. One of the examples of small hydraulic diameter application is microchannel heat exchanger (MCHE). Designing the MCHE and doing experimental investigation of the heat transfer performance on counter-flow MCHE by adding the number of plate and using water and SnO2-water nanofluid with nanoparticle concentration 1%, 3 as coolant fluid has been done in this experiment. Inlet fluid temperatures in hot and cold side are set at 50°C and 25°C, meanwhile the inlet flow rate is set from 100 to 300 ml/minute.
The experimental results show that the increase number of plate and also adding nanoparticle concentration in the base fluid can enhance its heat transfer performance. In highest number of plate with concentration of nanoparticle used in this experiment, SnO2-water 1% nanofluid can absorb heat better than conventional water do and can enhance the overall heat transfer coefficient of MCHE higher than water.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47605
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Darmawan
"Teknologi fabrikasi dengan skala mikro saat ini tengah menjadi trend yang berkembang di dunia. Contoh yang nyata adalah pengembangan ukuran channel sebagai media heat transfer dan pengaturan fluida yang kini sudah menjadi microchannel. Salah satu pengembangan pada teknologi fabrikasi mikro yang merujuk pada konsep Green Manufacturing adalah menggunakan mikroorganisme sebagai cutting tools (biomachining) dengan menggunakan bakteri Aciditiobacillus ferroxidans yang menjadikan logam sebagai sumber energinya. Dalam penelitian ini, dilakukan beberapa penambahan parameter pada proses biomachining seperti waktu pemakanan (72, 96, dan 120 jam) untuk mengetahui pengaruhnya terhadap profil dan tingkat kekasaran permukaan, serta kesesuaian geometri microchannel dalam proses manufaktur pada material tembaga. Benda kerja diberi pola microchannel melalui metode photolithography dan dimasukan ke dalam cairan medium kultur bakteri untuk dilakukan pemakanan. Data hasil pengukuran yang diambil dengan mesin SURFCOM menunjukan ukuran channel yang di dapatkan mencapai 200 μm. Selain itu, semakin lama waktu pemakanan, semakin besar pula kedalaman yang dihasilkan dimana didapatkan hasil rata-rata profil kedalaman 179,7 μm pada channel terluardan 42,6 μm pada channel dalam . Begitu juga pada tingkat kekasaran yang dihasilkan. Hal ini berbanding terbalik dengan kesesuaian ukuran microchannel yang dihasilkan, dimana semakin lama waktu pemakanan, semakin berkurang akurasi ukuran microchannel yang dihasilkan. Perbedaan karakteristik ini diharapkan mampu mendukung proses bomachining microchannel kedepannya.

Fabrication of micro-scale technology currently being a growing trend in the world. A real example is the development of the size of the channel as a medium of heat transfer and fluid settings which is now already a microchannel. One of the development on the technology of micro fabrication which refers to the concept of Green Manufacturing is the use of microorganisms as the cutting tools (biomachining) using bacteria Aciditiobacillus ferroxidans makes metal as a source of energy. In this study, done some addition of process parameters on biomachining as time consumption (72, 96, and 120 hours) to know its effects on the profile and level of surface roughness, as well as the suitability of the microchannel geometry in the manufacturing process on copper material. The workpiece is given the pattern of microchannel through photolithography method and entered into the liquid medium cultures of bacteria to do the eating. Results measurement data taken with the engine showed the channel size SURFCOM in the get reaches 200 μm. In addition, the longer the time consumption, the greater the resulting depth where also obtained average results profile depth of 179,7 μm on outer channel and 42.6 μm on the channel. Similarly, at the level of rudeness that is generated. It is inversely proportional to the size of the resulting microchannel suitability, where the longer the time consumption, diminishing the accuracy of microchannel size is generated. The difference of these characteristics are expected to support the process of microchannel bomachining future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nandy Putra
"The enhancement of heat transfer performance in heat exchanger is achieved by reducing the size of the hydraulic diameter or by using a working fluid that has a better thermal conductivity compared to conventional working fluids. The application of a small hydraulic diameter can be found in the microchannel heat exchanger (MCHE). The design and the testing of the MCHE were done in this research. The MCHE was tested with several working fluids, such as the distilled water, the Al2O3-water nanofluids at 1%, 3% and 5% volume concentration, and the SnO2-water nanofluids at 1% volume concentration. The temperature of inlet and outlet were set at 50o C and 25o C, respectively. The variations of flow rate at the inlet were applied from 100 ml/min up to 300 ml/min. The addition of nanoparticle in the base fluid was proven to improve the heat transfer of the MCHE, the 5% Al2O3-water and 1% SnO2-water nanofluids are able to absorb the heat 9% and 12% higher than the base fluid. The overall heat transfer coefficient of MCHE with 5% Al2O3-water and 1% SnO2-water nanofluids were 13% and 14% higher than the base fluid."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2013
UI-IJTECH 4:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Suryawijayanto
"Adanya suatu gagasan bahwa suatu fluida baru yang disebut nanofluida memiliki nilai perpindahan kalor yang lebih baik daripada fluida konvnsional, menimbulkan suatu dorongan untukmelalcukan penenrian lebih lanjut untuk dapat menemukan karakter yang pasti dari nanofluida dan membuktikan kebenaran gagasan tersebut. Nanofluida sendiri merupakan campuran antara partikel nano dengan fluida dasar, dimana partikel nano ini tetap tersuspensi secara permanen dalam fluida dasarnya akibat adanya gerakan Brownian dari partikel nano tersebut.
Untuk membuktikan bahwa nanofluida mampu menukarkan kalor dengan lebih baik, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui nilai koetisien perpindahan kalor konveksi nanotluida dengan menggunakan alat penukar kalor tipe plat (plare hear exchanger). Sebelum digunakan untuk menghitung koefisien perpindahan kalor konveksi yang terjadi pada plate heat exchanger, unit uji tersebut telah dikarakterisasi terlebih dahulu dengan menggunakan air yang juga merupakan fluida dasar dari nanofluida yang akan diteliti.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan nanofluida Al2O3-Air 1% dengan ukuran 32nm. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini dengan melihat pada daerah operasi bilangan Reynolds yang hampir sama (±15), koefisien perpindahan kalor konveksi nanofluida terhadap air mengalami kenaikan sebesar 3.9-11.6%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S37453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahlul Halli
"Penanganan beban thermal pada dunia industri sangat diperlukan. Sistem alat penukar kalor bisa dikembangkan pada sisi fluida yang digunakan dan desain pipa yang digunakan. Respon dalam bidang thermal adalah maraknya kembali perhatian akan pentingnya alat penukar kalor (heat exchanger). Sebuah alat penukar kalor yang baik harus ditunjang oleh koefesien perpindahan panas yang baik. Koefesien perpindahan panas sendiri di pengaruhi oleh bilangan Reynolds. Dalam penelitian ini, dilakukan rancang bangun sebuah alat penukar kalor tipe double pipe dengan variasi pada pipa air panas, dimana pada pipa luar adalah pipa baja karbon memiliki koefisien perpindahan kalor konduksi 54 W/m.K dan memiliki dimensi panjang pipa 1 m, diameter luar (Ø out) 88.6 mm, dan diameter. dalam (Ø in) 85 mm dan pipa dalam adalah pipa baja karbon memiliki koefisien perpindahan kalor konduksi 54 W/m.K dan memiliki dimensi panjang pipa 1.2 m, diameter luar (Ø out) 30 mm, dan diameter dalam (Ø in) 28 mm. Bedasarkan pengujian didapatkan grafik kenaikan nilai koefisien perpindahan kalor sebanding dengan kenaikan bilangan Reynolds. Profil kotak memiliki nilai koefisien perpindahan panas yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan profil bulat. Pada perbedaan jenis aliran sangat berpengaruh terhadap nilai koefisien perpindahan kalor profil bulat, sedangkan pada profil kotak tidak begitu terlihat perbedaannya.

Handling of thermal load on the industrial world is indispensable. Heat exchanger system can be developed on the side of the fluid used and the design of pipe used. Response in the thermal field is widespread concern about the importance of reheat exchanger (heat exchanger). A good heat exchanger must be supported by a good heat transfer coefficient. Heat transfer coefficient itself is influenced by the Reynolds number. In this study, carried out design and construction of an appliance type double pipe heat exchanger with a variation on the hot water pipes, where the outer pipe is carbon steel pipe has a conduction heat transfer coefficient of 54 W / mK and has dimensions of 1 m length of pipe, outer diameter (Ø out) 88.6 mm, and diameter in (Ø in) 85 mm and pipe in carbon steel pipe is a conduction heat transfer coefficient of 54 W / mK and has dimensions of 1.2 m length of pipe, outer diameter (Ø out) 30 mm, and diameter in (Ø in) 28 mm. Based on the obtained testing the graph increases the heat transfer coefficient is proportional to the increase in Reynolds number. Profiles box has a heat transfer coefficient values are higher if compared to the rounded profile. In different types of flow greatly affect the heat transfer coefficient value rounded profile, whereas the profile box is not so pronounced.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S1699
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
TA3280
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>