Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157383 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Azzamul Haq
"Perancangan dan fabrikasi Organic Light Emitting Diode (OLED) semakin berkembang pesat seiring dengan dibutuhkannya OLED yang mudah difabrikasi dan menghasilkan performa yang lebih baik. Pada skripsi ini telah dilakukan simulasi dan fabrikasi OLED menggunakan proses laminasi. Simulasi menggunakan software SimOLED 4.5 dengan dua jenis struktur ITO/PFO/Al dan ITO/PEDOT:PSS/Al. Sementara itu untuk fabrikasi telah dihasilkan empat divais dengan struktur ITO/PFO/Al dan ITO/PEDOT:PSS//PFO/Al. Selanjutnya dilakukan analisis mengenai pengaruh PEDOT:PSS dan pembersihan ITO menggunakan ultrasonic cleaning terhadap karakteristik I-V OLED.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan karakteristik terhadap variasi anoda yang dilakukan namun pada fabrikasi penambahan PEDOT:PSS pada struktur dan pembersihan ITO menggunakan ultrasonic cleaning dapat menurunkan tegangan threshold. Divais dengan struktur ITO/PEDOT:PSS/PFO/Al dengan dilakukan pembersihan ITO memiliki performa terbaik dengan tegangan threshold terendah sebesar 1,6 V.

Design and fabrication of Organic Light Emitting Diode (OLED) is growing rapidly along with the need for a convenient OLED fabricated and produce better performance. In this thesis has been carried out simulation and fabrication of OLEDs using a lamination process. SimOLED 4.5 software simulation using the two types of structure ITO / PFO / Al and ITO / PEDOT: PSS / Al. Meanwhile for the fabrication has produced four devices with structure ITO / PFO / Al and ITO / PEDOT: PSS // PFO / Al. Further analysis on the effect of PEDOT: PSS and ITO cleaning using ultrasonic cleaning of the I-V characteristics of OLED.
The simulation results showed that no differences in the characteristics of the variety anode made yet on fabricating the addition of PEDOT: PSS on the structure and cleaning of ITO using ultrasonic cleaning can lower the threshold voltage. Devices with the structure of ITO / PEDOT: PSS / PFO / Al to do the cleaning ITO has the best performance with the lowest threshold voltage of 1.6 V.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63492
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Layina Maulana
"Organic Light-Emitting Diode OLED merupakan LED yang memiliki lapisan organik pada bagian emisifnya untuk memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Meskipun teknologi pencahayaan dan display OLED sudah berkembang, efisiensi OLED secara umum masih rendah sehingga dibutuhkan penelitian dan eksperimen yang dapat meningkatkan performa OLED baik dari segi struktur maupun materialnya.
Skripsi ini akan membahas pengaruh jenis material anoda dan katoda terhadap efisiensi daya melalui proses simulasi dengan software SimOLED 4.5.1. Struktur yang disimulasikan adalah single emissive layer OLED dengan Alq3 sebagai material organiknya. Selain itu, juga akan dilakukan proses fabrikasi menggunakan teknik laminasi dan spin-coat. Fabrikasi bertujuan untuk menganalisis material katoda yang menghasilkan karakterisasi I-V paling optimal.
Hasil dari simulasi pada SimOLED membuktikan bahwa kombinasi material PEDOT:PSS dan alumunium Al memiliki nilai efisiensi daya sebesar 1000 kali lebih tinggi dibanding struktur referensi ITO ndash; Lif-Al . Kemudian pada proses fabrikasi, material katoda yang menghasilkan performa paling baik adalah Al dengan PFO sebagai lapisan emisif dan ITO sebagai anoda. Hasil OLED yang difabrikasi menghasilkan arus tertinggi sebesar 2 10-8 A pada 10 Volt.

Organic Light Emitting Diode OLED is an LED that has an organic layer on its emissive layer to emit light when electrified. Although OLED lighting and display technologies have evolved, OLED efficiency is generally low. Therefore, research and experiments are required so that OLED performance can be improved from both its structure and material.
This thesis will discuss the effect of anode and cathode material on power efficiency through simulation process using SimOLED 4.5.1 software. The simulated structure is a single emissive layer OLED with Alq3 as its organic material. In addition, fabrication process will also be done using lamination and spin coat techniques. Fabrication aims to analyze the cathode material that produces the most optimum I V characterization.
Simulation results show that the combination of PEDOT PSS and aluminum as the electrode material has a power efficiency value of 1000 times higher than reference structure which is ITO and Lif Al. Then in the fabrication process, the cathode material that produces the best performance is aluminum, with PFO as emissive material and ITO as anode. OLED results in fabrication has a maximum current of 2 10 8 at 10 Volts.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68850
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daris Alfafa
"

Organic Light Emitting Diode (OLED) adalah divais electroluminescent yang diprediksi akan menjadi sumber cahaya di masa depan. Laminasi adalah metode yang dapat digunakan untuk fabrikasi OLED. Metode ini menawarkan kemudahan, harga yang murah, dan potensi untuk fabrikasi divais berskala besar. Pada karya ilmiah ini, pengaruh dari ukuran substrat dan elektroda serta ketebalan katoda pada karakteristik elektris dan optis di analisis. Ditemukan bahwa divais berukuran substrat 30 x 30 mm dan berketebalan katoda 30 μm memiliki unjuk kerja dan karakteristik yang paling baik. Selain itu, efek degradasi divais juga di amati. Dalam studi sebelumnya, di hipotesiskan bahwa mekanisme degradasi yang terjadi pada OLED yang difabrikasi ini adalah mekanisme degradasi electro-oxidation, yang mungkin terjadi bersamaaan dengan pengaruh termal. Untuk mengkonfirmasi hipotesis ini, suhu operasional OLED diteliti saat diaktifkan. Dari hasil pengujian, ditemukan bahwa tidak terjadi perubahan suhu yang signifikan dan dapat disimpulkan bahwa divais-divais OLED ini tidak mengalami degradasi suhu.

 


Organic Light-Emitting Diodes are electroluminescent devices that are expected to be the light source of the future. Lamination is one method that can be used for OLED fabrication. This method offers simplicity, low cost, and compatibility for large-area devices. In this paper, we fabricate and analyze the effect of substrate/electrode size and cathode thickness on electrical and optical characteristics. It was found that the larger device and the cathode with a thickness of 30 𝜇m had better characteristics. However, the device was still experiencing degradation. It was previously found that the degradation might be caused by electro-oxidation, which may occur due to thermal influence. In order to confirm this, the operating temperature of the OLED is monitored during operation. From the measurement results, it was found that the device did not experience significant temperature changes; therefore, it can be concluded that the device did not experience thermal degradation.

 

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bima Vitzki Yosua
"Organic Light Emitting Diode (OLED) merupakan divais electroluminescence yang menggunakan bahan organik sebagai lapisan emisif. Lab Nano Device Universitas Indonesia sudah mengembangkan OLED yang difabrikasi kan menggunakan metode laminasi. OLED yang dikembangkan meliputi lapisan anoda (TC-07-S) yang ditumbuhkan pada permukaan substrat plastik laminasi dan lapisan emisif (PFO) yang ditumbuhkan pada permukaan kertas aluminium (Al). Selain itu, proses fabrikasi menggunakan kapton sebagai bahan dielektrik untuk menghindari terjadinya arus singkat. Pada skripsi, ini dilakukan analisis pengaruh struktur satu kapton dan dua kapton terhadap hasil pengamatan visual optis dan unjuk kerja elektris OLED. Berdasarkan hasil pengamatan visual optis dan pengujian elektris didapatkan OLED dengan struktur dua kapton memiliki karakteristik optis dan unjuk kerja elektris yang lebih baik dari OLED dengan struktur satu kapton. OLED dengan struktur dua kapton dapat menghasilkan cahaya di seluruh permukaan lapisan emisif, memiliki nilai arus dan kerapatan arus sebesar 1,2mA dan 1,2mA/cm2 pada tegangan 15V, nilai tegangan threshold sebesar 14,25V, dan tingkat keberhasilan fabrikasi sebesar 77%. OLED dengan struktur satu kapton menghasilkan cahaya di sebagian permukaan lapisan emisif, nilai arus dan kerapatan arus sebesar 101μA dan 307μA/cm2 pada tegangan 15V, nilai tegangan threshold sebesar 14,5V, dan tingkat keberhasilan fabrikasi sebesar 8%. Hal ini kemungkinan disebabkan perekatan yang lebih baik antara lapisan emisif (PFO) dan anoda (TC-07-S) karena tekanan yang merata pada struktur dua kapton.

Organic light emitting diode, widely known as OLED, is an electroluminescence device that utilizes organic material as its emissive layer. The Nano Device Laboratory of the University of Indonesia has previously developed OLEDs that are fabricated using the lamination process. The fabricated OLED comprises anode layer (TC-07-S) that is grown on the surface of the laminated plastic substrate, as well as emissive layer (PFO) that is grown on the surface of aluminium foil (Al). In addition, a dielectric material, kapton, is utilized on the fabrication process to help preventing short circuit of the device. Taking this into account, an analysis of influence of one-kapton and two-kapton to OLED optical visual observation and electrical performance was carried out. Based on the result of optical visual observation and electrical testing, it was discovered that the optical characteristic and electrical performance of two-kaptop OLEDs are significantly superior than one-kapton OLED. Two-kapton OLED emits light on the entire surface of the emissive layer, has a current value and current density of 1.2mA and 1.2mA/cm2 at a voltage of 15V, a threshold voltage value of 14.25V, and a fabrication success rate of 77%. One-kapton OLED emits light partially on the surface of the emissive layer, has a current value and current density of 101μA and 307μA/cm2 at a voltage of 15V, a threshold voltage value of 14.5V, and a fabrication success rate of 8%. This is most likely due to better connectivity between the emissive layer (PFO) and anode (TC-07-S) caused by even pressure of the two-kapton OLEDs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Jaya Rizkiawan
"Lampu Light Emitting Diode (LED) termasuk beban non-linear yang meng-injeksi distorsi harmonik pada sistem tenaga listrik. Penelitian ini disusun sebagai bentuk studi untuk mengetahui karakteristik harmonik lampu LED yang telah tersedia di pasaran. Studi tersebut dilakukan dengan melakukan pengukuran terhadap 9 buah sampel lampu LED dengan berbagai merk dan rating daya.
Dari hasil pengukuran diketahui bahwa harmonik tegangan dan arus pada lampu LED adalah harmonik orde ganjil dengan nilai harmonik tegangan terbesar pada orde kelima dan nilai harmonik arus terbesar pada orde ketiga. Selain itu, masing-masing lampu LED memiliki bentuk gelombang terdistorsi yang berbeda satu sama lain.

Light Emitting Diode (LED) lights including non-linear loads that produce harmonic distortion. This experiment held as a form of study to determine the characteristics of LED lamps that have been available in the market, especially on the characteristics of the harmonic distortion generated. The study is done by conducting measurement of the harmonic content of the various branded sample LED lamps with various power rating.
Based on the measurement, it is known that LED lamps have odd harmonic distortion. The biggest voltage harmonic measured is fifth harmonic and the biggest current harmonic measured is third harmonic.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S44336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daris Alfafa
"Organic Light Emitting Diode (OLED) dipercaya sebagai sumber cahaya masa depan. OLED memiliki unjuk kerja yang baik dan dapat difabrikasi dengan teknik yang sederhana. Lab Nano Device Universitas Indonesia sudah mengembangkan OLED yang difabrikasi menggunakan metode laminasi. OLED yang dikembangkan sudah berhasil menghasilkan karakteristik arus dioda, menghasilkan cahaya, dan memiliki sifat flexible thin film. Tetapi, OLED tersebut masih memiliki besar arus, tingkat keberhasilan fabrikasi, dan umur hidup (lifetime) yang relatif rendah. Pada skripsi ini dilakukan optimasi struktur OLED menggunakan dua Kapton untuk menyelesaikan masalah tersebut. Berdasarkan hasil fabrikasi dan karakterisasi, ditemukan bahwa OLED yang difabrikasi menggunakan dua Kapton dapat meningkatkan keberhasilan fabrikasi dari 57% menjadi 84% dan meningkatkan besar arus dibandingkan dengan struktur satu Kapton. Namun demikian, struktur ini tidak memberikan lifetime yang lebih baik. Untuk menjelaskan lifetime OLED yang rendah ini, dilakukan pengujian pengaruh waktu dan aplikasi tegangan untuk mengetahui mekanisme penyebab penurunan performa yang paling dominan. Dalam pengujian variasi ini, ditemukan bahwa mekanisme degradasi yang terjadi adalah mekanisme irreversible. Mekanisme ini kemungkinan besar disebabkan oleh reaksi elektrokimia dan termokimia dari partikel debu dan permukaan tidak rata yang menyebabkan arus dan suhu tinggi yang terlokalisasi.

Organic Light Emitting Diodes (OLEDs) have the potential to be the futures primary light source. OLEDs have excellent performance and can be fabricated with simple procedures. Universitas Indonesias Nano Device Lab has previously developed OLEDs fabricated using the lamination process. We have successfully fabricated flexible, thin-film OLEDs that produced diode current characteristics and emitted blue light. However, there were problems; they had low current, fabrication success rate, and lifetime. In this project, we optimize the use of the Kapton tape on the OLED structure by using two Kapton pieces. Fabrication and characterisation results showed the two Kapton structure OLEDs to have an improved fabrication success rate (84% from 57%) and produced a higher average current compared to the single Kapton structure. Despite the improvements, the new structure did not give better device lifetimes. To explain the low OLED lifetime, we evaluated the effect of time and voltage application to find the most dominant degradation mechanism. With variations on time and voltage application, it was found that the OLED degradation was irreversible. There was also an indication that the most probable cause of degradation is the electrochemical and thermochemical mechanism. The likely causes of this mechanism are trapped dust particles and uneven surface, causing localized high currents and temperatures."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Elizhabet
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jarak sumber sinar Light Emitting Diode (LED) terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill. Resin komposit bulk-fill Tetric® N-Ceram Bulk-Fill, shade IVA (setara dengan warna VITA A2-A3) dibuat menjadi 30 spesimen berbentuk silinder dengan ukuran tebal 3 mm dan diameter 6 mm. Spesimen dibagi menjadi 3 kelompok variasi jarak penyinaran, yaitu 0 mm, 3 mm dan 5 mm. Penyinaran menggunakan LED Light Curing Unit Bluephase® Style (Ivoclar-Vivadent, Liechtenstein) dengan durasi penyinaran selama 10 detik sesuai instruksi pabrik. Data dianalisis secara statistik menggunakan metode ANOVA satu arah. Hasil analisis tidak menunjukkan perbedaan bermakna (p>0,05) pada semua kelompok. Jarak sumber sinar LED ≤ 5 mm tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kekuatan tarik diametral resin komposit bulk-fill.

This study aimed to evaluate the effect of LED light source distance on diametral tensile strength of bulk-fill composite restorative material. Bulk-fill composite Tetric® N-Ceram Bulk-Fill, shade IVA (equal to VITA shade A2-A3) was formed into 30 cylindrical specimens with 3 mm in thickness and 6 mm in diameter. Specimens were divided into 3 groups with various curing distance: 0 mm, 3 mm and 5 mm. All groups were polymerized by LED Light Curing Unit Bluephase® Style (Ivoclar-Vivadent, Liechtenstein) for 10 seconds based on manufacturer’s instruction. Data were statistically analyzed by one-way ANOVA The result showed insignificant differences in all groups (p>0,05). LED light source distance ≤ 5 mm was not significantly affected the diametral tensile strength of bulk-fill composite."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bobi Khoerun
"Organic Light Emitting Diode OLED merupakan divais fotonik yang terdiri dari katoda, anoda, dan sebuah lapisan emissive dari bahan organik yang dapat memancarkan cahaya ketika dialiri arus listrik. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam fabrikasi OLED diantaranya yaitu teknik laminasi. Laminasi bertujuan untuk melekatkan kontak anoda dan katoda yang sudah dilapisi bahan organik polyfluorene PFO . Tahun 2015 peneliti sebelumnya pernah melakukan fabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room tetapi hasil fabrikasi belum dapat memancarkan cahaya.
Berdasarkan publikasi penelitian sebelumnya, penulis memfabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan alat laminasi biasa dan ruangan yang belum clean room. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan memvariasikan waktu ultrasonic cleaning, kecepatan rotasi spin coating, dan suhu laminating sehingga mendapatkan kondisi fabrikasi yang optimal. Hal ini dilakukan supaya hasil karakterisasi OLED sesuai dengan karakterisasi dioda dan dapat memancarkan cahaya. Hasil tesis ini adalah berhasil difabrikasi Organic Light Emitting Diode OLED dengan teknik laminasi dan OLED dapat memancarkan cahaya pada tegangan 7V.

Organic Light Emitting Diode OLED is a photonic device consist of cathode, anode, and an emissive layer made from organic material that can emit light when drived by electrical current. There are several techniques that used in OLED fabrication such as lamination technique. The aim of laminating is attach contact of anode and cathode that have been coated with polyfluorene PFO. In 2015 previous researcher have done fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with usual laminating tool and not use cleaning room so the result of fabrication has not been able emit light.
Based on the previous research publication, the author fabricate Organic Light Emitting Diode OLED with the usual laminating tool and not use cleaning room. The steps taken are varying ultrasonic cleaning time, spin coating rotation rate, and laminating temperature to obtain optimal fabrication conditions so the OLED characterization result is same with dioda characterization and Organic Light Emitting Diode OLED can emit light. The result of this thesis is successfully fabricated Organic Light Emitting Diode OLED with lamination technique and OLED can emit light at 7V voltage.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Averaldo Razkyano
"Organic Light Emitting Diode(OLED) adalah divais semikonduktor dengan material organik sebagai lapisan emisi yang dapat menghasilkan cahaya ketika diberikan energi listrik. OLED memiliki kelebihan sebagai sumber pencahayaan, yaitu tegangan aktif dan konsumsi daya yang rendah serta dapat difabrikasi dalam thin film, sehingga fleksibilatas tinggi. Fabrikasi OLED menggunakan material emisi PFO dengan teknik fabrikasi laminasi telah berhasil dilakukan di Lab Nano Device Universitas Indonesa tetapi penggunaan material emisif Alq3 belum banyak dilakukan dan .Alq3 merupakan material yang pertama kali digunakan dalam fabrikasi divais OLED pada tahun 1987 oleh Tang, et al. Pada skripsi ini akan dilakukan fabrikasi OLED dengan material emisi Tris(8-hydroxyquinolinato)aluminium (Alq3) menggunakan metode fabrikasi teknik laminasi. Penelitian akan memfabrikasi divais dengan variasi jumlah deposisi lapisan emisi. Hasil fabrikasi dan pengukuran menunjukkan bahwa jumlah deposisi lapisan emisif yang optimal adalah sebanyak 5 kali dengan rata-rata arus tertinggi sebesar 49,325µA dengan kurva yang menyerupai karakteristik dioda. Deposisi dibawah 5 kali menghasillkan kurva dioda yang linear, dan deposisi diatas 5 kali menghasilkan rata-rata arus yang lebih rendah. Divais deposisi 5 kali juga mempunyai tingkat keberhasilan farbikasi terbesar dengan nilai 26,2%.

Organic Light Emitting Diode, also known as OLED is a semiconductor device with organic material as an emissive layer that could produce light when electrical current runs through the device. OLEDs have lower operational voltage and power consumption with high flexibility compared to its non-organic variants. Nano Device Laboratory in Universitas Indonesia has successfully fabricated OLED with PFO as the emissive layer with lamination fabrication method but the use of Alq3 or Tris(8-hydroxyquinolinato)aluminium is still not properly researched. Alq3 is the first emissive layer material used in OLED fabrication in 1987 by Tang et al. This research tried to fabricate and analyze OLED with an emission material that is yet to be researched thoroughly in Nano Device Laboratory that is Alq3. Fabrication is given a variants in its emissive layer deposition step to gauge the effects of the thickness or emissive layer deposition count on the I-V characteristics and light emissions of the device. The result shows that devices with total of 5 depositions produces the highest average current with 49.325µA and a curve that shows diode characteristics. Devices with 5 depositions also show highest success rate in fabrication with 26.2% success rate
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Sugihartono
"Lapisan tipis ZnO telah ditumbuhkan di atas substrate silikon menggunakan teknik pengkabutan ultrasonik (USP) dengan variasi temperatur tumbuh. Analisis struktur menggunakan difraksi sinar-X menunjukan bahwa struktur dari lapisan tipis ZnO adalah polikristal. Berdasarkan analisis morfologi menggunakan scanning electron microscopy (SEM), ketebalan dari lapisan tipis tidak homogen. Berdasarkan analisis morfologi menggunakan atomic force microscopy (AFM), tingkat kekasaran (roughness) semakin berkurang ketika lapisan tipis dianil pada temperatur 800°C (tanpa anil 36.543 nm, setelah anil 24.754 nm). Sementara, berdasarkan pengukuran Hall, hambatan berkurang dengan penambahan temperatur tumbuh, mobilitas Hall bertambah dengan penambahan temperatur tumbuh, densitas pembawa muatan bernilai 1.18×1016 cm-3, 8.59×1015 cm-3, dan 9×1015 cm-3 ketika temperature tumbuh bertambah. Secara optik, spectrum photoluminisen menunjukan karakter spesifik dari ZnO, yaitu memiliki dua emisi ultraviolet (UV) dan cahaya tampak (hijau).
Uji photoluminisen pada temperatur rendah untuk lapisan tipis ZnO tanpa anil, emisi UV dan cahaya tampak mengalami penambahan. Sedangkan untuk lapisan tipis ZnO dengan anil, puncak cahaya tampak mengalami penyusutan. Energi yang berasal dari defek teramati pada level 1.62 eV, 2.16 eV - 2.18 eV, dan 2.46 eV - 2.55eV. Energi defek pada level 1.62 eV berasal dari transisi elektronik dari bawah energi pita konduksi ke vakansi oksigen (Vo). Energi defek yang berada pada interval 2.16 eV - 2.18 eV berasal dari interstisial oksigen sedangkan energi defek pada rentang 2.46 eV - 2.55eV berasal dari transisi elektron dari vakansi oksigen yang terionisasi ke pita valensi. Selanjutnya, telah didemonstrasikan salah satu aplikasi pada bidang optoelektronika, yaitu pembuatan divais struktur hetero lampu dioda berbasis ZnO yang mampu menghasilkan warna akibat dari fenomena impact excitation.

ZnO thin films have been deposited on top of Si substrate by ultrasonic spray pyrolisis (USP) at various growth temperatures. The structure analysis by X-ray diffraction shows that ZnO thin films has polycrystalline structure. The scanning electron microscopy (SEM) confirmed that the films thicknes are not homogenous. The atomic force microscopy (AFM) analysis shows the root means square (RMS) roughness of unannealed and atmosphere annealed (800°C) are 36.543 nm and 24.754 nm, respectively. According to Hall measurement, the resistivity of the films decreased with increasing temperatures. Hall mobilities increased when growth temperatures increased. The carrier density are 1.18×1016cm-3, 8.59×1015 cm-3, and 9×1015cm-3 when the temperatures 400°C, 450°C, and 500°C, respectively. Optically, the photoluminescence spectra shows typical of ZnO thin films which has two main peaks such as ultraviolet and green band.
The room temperature PL spectra show that the UV and green emission enhanced after annealing. At low PL spectra of annealed in atmosphere ambient, the green emission suppressed significantly. Some defect’s energy level were observed at 1.62 eV, 2.16 eV - 2.18 eV, and 2.46 eV - 2.55eV. The defect’s energy level 1.62 eV should be attributed to the electronic transition from the bottom of conduction band to the oxygen vacancy (Vo). The defect’s energy interval about 2.16 up to 2.18 eV originate from oxygen interstitial (Oi) and the defect's energy level about 2.5 eV (2.46 up to 2.55 eV) originate from the electron transition from the level of the ionized oxygen vacancies to the valence band. Finally, the device based ZnO heterostructure light emitting diodes (LEDs) have been demonstrated. It’s able to emit multicolour due to impact excitation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
D2150
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>