Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153936 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nimas Mita Etika M.
"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang disebabkan oleh malnutrisi kronis pada anak yang berdampak pada penurunan fungsi kognitif serta fisik anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016. Penelitian ini berdesain studi cross sectional, menggunakan data primer dengan sampel 182 orang siswa dari 6 sekolah dasar negeri di Jakarta Barat yang dilakukan pada April-Mei 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengisian kuesioner dan food frequency questionnaire secara mandiri oleh responden.
Dari hasil penelitian diketahui terdapat 21,4% siswa mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat perbedaan rata-rata frekuensi konsumsi seng, zat besi, vitamin A, dan protein serta ada perbedaan proporsi antara berat badan lahir (OR=6,31), pemberian ASI eksklusif (OR=2,62), riwayat penyakit infeksi (OR=2,86), status imunisasi dasar (OR=3,45), suplementasi vitamin A (OR=2,46), pengetahuan gizi dan kesehatan ibu (OR=2,77), pola asuh makan (OR=6,41), jumlah anggota keluarga (OR=2,97), dan pendapatan keluarga (OR=2,88) dengan kejadian stunting. Analisis regresi menunjukkan bahwa frekuensi konsumsi seng merupakan faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Barat tahun 2016.

Stunting is linear growth retardation because of chronic malnutrition that associated with decline of cognitive function and physic skill in children. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurence among 1st grade primary school student in Jakarta Barat, 2016. This research was descriptive study with cross sectional design that using primary data and included 182 students from 1st grade of 6 public elementary school that located in Jakarta Barat. Data were collected through the questionnaire and food frequency questionnaire.
The result showed prevalence of stunting was 21,4%. The independent t-test analysis showed that food consumption frequency of zinc, iron, vitamin A, and protein had a significant difference with stunting. Chi square analysis also showed that birth weight (OR=6,31), exclusive breast-feeding (OR=2,62), history of infection (OR=2,86), basic immunization status (OR=3,45), suplementation of Vitamin A, maternal health and nutrition knowledge (OR=2,77), care feeding (OR=2,88), family size, dan family income (OR=2,88) had a significant association with stunting. Regresi binary logistic showed that consumption frequency of zinc as dominant factor of stun.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62791
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Radina Aryanti Putri
"Stunting merupakan salah satu kondisi kekurangan gizi kronis yang dapat menyebabkan penurunan kemampuan kognitif dan prestasi belajar pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor yang dominan pada siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016. Desain studi dalam penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode Multistage Sampling. Sampel yang diteliti sebanyak 156 siswa sekolah dasar kelas 1 di Jakarta Utara Tahun 2016 dengan responden yang memberikan informasi penelitian yaitu ibu dari siswa tersebut. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2016. Data penelitian diperoleh melalui angket, formulir FFQ, dan pengukuran antropometri. Uji yang digunakan untuk analisis bivariat adalah uji Chi-square dan uji T-independent, sedangkan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 19,2% siswa mengalami stunting dan terdapat perbedaan proporsi bermakna antara stunting menurut ASI eksklusif, riwayat penyakit infeksi, sanitasi dan kebersihan, pemanfaatan pelayanan kesehatan, suplementasi vitamin A, status imunisasi, pola asuh, pengetahuan gizi ibu, pendapatan keluarga dan frekuensi konsumsi makanan sumber zat gizi (protein, vitamin A, zat besi, dan seng). Kemudian, dari hasil analisis regresi logistik didapatkan suplementasi vitamin A sebagai faktor dominan. Berdasarkan hasil penelitian ini, diharapkan Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan dapat melakukan perbaikan gizi siswa sekolah dasar baik melalui pemantauan status gizi berkala, muatan gizi di sekolah, perbaikan sanitasi dan lingkungan. Selain itu, sekolah dapat mendukung kinerja pemerintah melalui program sekolah sehat dan edukasi terhadap orang tua siswa.

Stunting is a condition of chronic malnutrition that can lower the cognitive abilities and learning achievement of the primary school children. This study aim to reveal the dominant factor of stunting among the first grade primary school children in North Jakarta 2016.This study uses cross-sectional design with multistage sampling method. The samples are 156 primary school children in North Jakarta 2016 and respondents who provide the research information are mother of that primary school children. The study was conducted in March-June 2016. Data of this research collected by questionnaires, FFQ form, and anthropometric measures. Test used for bivariate analysis was Chi-square test and independent T-test, whereas multivariate analysis with multiple logistic regression.
Results of this research showed that 19,2% students were stunting. There are statistically differences proportion of stunting based on exclusive breastfeeding, history of infectious diseases, sanitation and hygiene, health service utilization, vitamin A supplementation, immunization status, nutrition care pattern, mother knowledge of nutrition, family income. and frequency of frequency of consumption food sources nutrition (protein, vitamin A, iron, and zinc). Then, the logistic regression analysis showed that that vitamin A supplementation as a dominant factor of stunting. Based on the results, Indonesian Department of Health and Indonesian Department of Education should improve the nutrition of primary school children through periodic monitoring of nutritional status, increase children knowledge, and improve the sanitation and environment. In addition, the school can support the government's performance through the healthy schools program and educate parents.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64718
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Metsy Wendhiani
"Tujuan umum penelitian ini adalah diketahuinya riwayat penyakit infeksi sebagai faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Pusat tahun 2016. Penelitian ini menggunakan penelitian dengan desain studi cross-sectional. Responden dalam penelitian ini sebanyak 160 responden di 6 sekolah dasar negeri di Jakarta Pusat. Hasil penelitian menunjukkan sebesr 18,8% siswa mengalami stunting. Pada penelitian ini ditemukan bahwa kejadian stunting memiliki perbedaan yang bermakna secara statistik kepada riwayat penyakit infeksi, riwayat ASI eksklusif, status imunisasi, suplementasi vitamin A, pemanfaatan pelayanan kesehatan, frekuensi konsumsi makanan sumber protein, frekuensi konsumsi makanan sumber zinc, frekuensi konsumsi makanan sumber zat besi, frekuensi konsumsi makanan sumber vitamin A, pengetahuan Ibu tentang gizi dan kesehatan, pola asuh makan, pendapatan keluarga dan jumlah anggota keluarga. Hasil pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa riwayat penyakit infeksi sebagai faktor dominan kejadian stunting pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Pusat tahun 2016. Peneliti menyarankan pada pemerintah dan sekolah agar diadakan pendidikan gizi terkait gizi seimbang, penyakit infeksi, sosialiasi terkait sanitasi total yang baik dan pemantauan status gizi anak secara berkala.

This thesis aims to determine that history of infectious disease as a dominant factors of stunting among first grades of elementary school in Central Jakarta Region in 2016. This research used cross-sectional research design. The respondence of this research were 160 respondence from six elementary school in Central Jakarta Region. The research resulted that 18,8% of those students are stunting. In this research, found that stunting among children had significantly related to such factors: infectious disease, exclusive breastfeeding, immunization, frequently consumption protein, frequently consumption zinc, frequently consumption iron, frequently consumption vitamin A, mother's nutrition and health knowlegde, feeding practices, and family income. The most dominant factor in this thesis was infectious disease. Researcher suggest to government and school to educate the parents and students about nutrition, infectious disease, sanitary and hygiene and periodically check the linear growth for children."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63489
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awalia Maharani
"Overweight dan obesitas pada anak usia sekolah erat kaitannya dengan risiko obesitas saat dewasa dan berlanjut menjadi penyakit tidak menular, seperti diabetes mellitus tipe 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap overweight dan obesitas pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Selatan. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 153 sampel kelas 1 usia 6-9 tahun di 6 SD di Jakarta Selatan. Pengukuran overweight dan obesitas menggunakan nilai Z-score indeks IMT/U.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat 32% siswa mengalami overweight dan obesitas. Dari beberapa variabel yang diteliti, terdapat perbedaan bermakna kejadian overweight dan obesitas berdasarkan frekuensi konsumsi lemak, frekuensi konsumsi serat, aktivitas fisik, screen time, dan pekerjaan ibu. Analisis multivariat dengan menggunakan uji regresi logistik ganda menunjukkan screen time sebagai faktor dominan terhadap kejadian overweight dan obesitas setelah dikontrol dengan variabel frekuensi konsumsi lemak, frekuensi konsumsi serat, aktivitas fisik, pendidikan ibu, dan pekerjaan ibu.
Berdasarkan hasil penelitian, disarankan bagi sekolah untuk memantau status gizi siswa. Orang tua siswa diharapkan untuk membatasi waktu anak untuk menonton TV, bermain games/laptop/komputer di rumah dan mengajak anak untuk melakukan aktivitas di luar rumah.

Overweight and obesity on school-age children associated with risk of obesity on adulthood and would be continued become non-communicable disease, such as Diabetes Mellitus type 2. The purpose of this study is to determine the dominant factor of overweight and obesity on 1st grade elementary school students at South Jakarta. This study used cross sectional design with 153 sampels among elementary school students aged 6-9 years old at South Jakarta. In this study, overweight and obesity measured using Z-score index IMT/U.
The result of this study shows that 32% students are overweight and obesity and there were significant differences of overweight and obesity based on fat consumption frequency, fiber consumption frequency, physical activity, screen time, and maternal employment. Multivariate analysis using multiple regression logictic shows that screen time as dominant factor of overweight and obesity after controlled by fat consumption frequency, fiber consumption frequency, physical activity, and maternal education, maternal employment.
According to these result, it was expected for school to monitor nutritional status of their students periodically. Parents are suggested to control children's time for watching TV and playing games/laptop/computer at home and they must consider to take their children for outdoor activities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S63518
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Hidayah
"Kejadian overweight dan obesitas pada anak usia sekolah di Jakarta Timur tahun 2013 tinggi jika dibandingkan dengan prevalensi overweight dan obesitas di Kota Bogor dan Kota Bekasi. Anak usia sekolah yang mengalami overweight sebelum menarche, 60% lebih berakibat pada kejadian obesitas dan memiliki risiko tinggi untuk mengalami penyakit diabetes mellitus serta dapat berlanjut menjadi penyakit kardiovaskular. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada siswa kelas 1 SD di Jakarta Timur tahun 2016. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan 157 siswa berusia 6-9 tahun dari 6 sekolah dasar di Jakarta Timur selama bulan Maret-Juni 2016. Metode pengambilan data dilakukan dengan cara mengukur tinggi badan dengan microtoise dan berat badan siswa menggunakan timbangan digital merk camry serta pengisian kuesioner mandiri oleh orangtua siswa. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan bivariat serta analisis multivariat Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebiasaan jajan merupakan faktor dominan kejadian overweight dan obesitas pada siswa. Siswa yang memiliki kebiasaan jajan sering berisiko 4,9 kali untuk mengalami overweight dan obesitas dibandingkan siswa yang memiliki kebiasaan jajan jarang. Untuk itu perlu adanya program penyuluhan pemilihan makanan dan jajanan, membiasakan sarapan pagi dan membawa bekal bagi siswa dan orangtua.

The prevalence of overwight and obesity among school-aged children in East Jakarta at 2013 was higer than Bogor and Bekasi. School-aged children who had overweight before menarche, more than 60% of them will be obese and increasing the risk to have diabetes mellitus type 2 and cardiovarcular disease. The aim of this study is to investigate snacking frequences as dominant factor related to over nutrition among school-aged children at first years elementry school in East Jakarta 2016. A cross sectional study was perform on 157 participant aged 6-8 in 6 elementry school in East Jakarta during March to June 2016. Data collected by measurement of height using microtoise, weight using camry digital scale and self administered quesionnaire by the mothers of children. The analysis that used in this study are univariate, bivariate and multivariate analysis. The result showed that snacking frequences is a dominant factor of over nutrition among school-aged children. The students who had snacking frequances > 3 times/day increase 4,9 times of risk become over nutrition compared with children who had ≤ 3 times/day snacking frequances. Reseacher suggest the parents to reduce snacking frequences, routine breakfast and bring food box to school for children."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S63528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Graceline Martha Theresia Manik
"ABSTRACT
Menarche merupakan kejadian pertama kali menstruasi yang dialami oleh remaja perempuan. Menarche dini yaitu kejadian menstruasi kurang dari usia 12 tahun. Penurunan usia menarche yang dini menyebabkan risiko kehamilan dini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status gizi IMT/U, persen lemak tubuh, asupan zat gizi energi, protein, lemak, dan karbohidrat, aktivitas fisik, usia menarche ibu, keterpaparan media, dan status sosial ekonomi dengan usia menarche, serta mengetahui faktor dominan usia menarche pada siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahun 2018. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan menggunakan data primer di 6 sekolah dasar negeri pada bulan April 2018. Data dikumpulkan dengan cara pengisian kuesioner dan pengukuran antropometri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa 48 dari 127 responden mengalami menarche dini dan rata-rata usia menarche yaitu usia 11,61 tahun. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara persen lemak tubuh p-value 0,007 dan usia menarche ibu p-value 0,028. Dari analisis regresi logistik didapatkan bahwa persen lemak tubuh sebagai faktor dominan OR=5,976 terhadap usia menarche pada siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahun 2018. Dari penelitian ini disarankan kepada pihak sekolah untuk memberikan edukasi terkait kesehatan reproduksi dengan dukungan dari instansi kesehatan terkait.

ABSTRACT
Menarche was being the onset of menstruation on a girl adolescent. Early menarche was age before 12 and impact to the risk of early pregnancy. This study aimed to identify the association between nutritional status BMI Y, body fat percentage, nutrient intake intake of energy, protein, fat, and carbohydrate, physical activity, mothers age of menarche, stimulant electronic media, social economics status, and the dominant factors among girl adolescent student 6th grade primary school student in West Jakarta, 2018. The design of this research was cross sectional that using primary data of 6 public elementary school on April 2018. Data were collected by using a self administered questionnaire and anthropometric measurements. The result of this research showed that 48 from 127 respondents had age of menarche before 12 by the average of menarche age 11,61 year. The variable which has correlation with the age of menarche in this research are the body fat percentage p 0,007 and mother rsquo s age of menarche p 0,028. Regression binary logistic showed that body fat percentage was dominant factors that related to age of menarche OR 5,976. Considering from this conclusion suggested the existence of adolescent reproductive health education in primary school and supported by the public health institution. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gabriela Sanjaya
"Stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak yang terjadi sebagai akibat dari buruknya asupan makan anak, kejadian infeksi yang berulang, dan tidak adekuatnya stimulasi psikosoial. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat tahun 2017. Penelitian dilakukan dengan desain cross sectional, menggunakan data primer dengan jumlah sampel sebanyak 210 anak yang diambil dengan teknik multistage random sampling dari 12 Posyandu pada 6 kelurahan dari 3 kecamatan di Jakarta Barat. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan pengukuran panjang badan anak dan melakukan wawancara dengan responden.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 16,2 anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat mengalami stunting. Hasil analisis bivariat dengan uji chi-square menemukan bahwa faktor-faktor yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat adalah suplementasi vitamin A OR=3,62; 90 CI 1,144-8,939 dan tingkat pendidikan ibu OR=2,40; 90 CI 1,167-4,885. Hasil analisis multivariat dengan analisis regresi logistik ganda menemukan bahwa suplementasi vitamin A merupakan faktor dominan dari kejadian stunting pada anak usia 6-23 bulan di Jakarta Barat tahun 2017 setelah dikontrol oleh variabel capaian MAD, praktik pemberian kolostrum, dan tingkat pendidikan ibu OR=4,00; 90 CI 1,402-11,436.
Berdasarkan hasil penelitian, saran untuk pihak Suku Dinas Kota Administrasi Jakarta Barat adalah perlu dilakukan assessment untuk mengetahui mengapa anak yang masih berusia kurang dari 6 bulan sudah diberikan susu formula, cakupan mendapatkan suplementasi vitamin A harus ditingkatkan hingga mencapai 100, perlu dilakukan penyediaan alat antropometri panjang badan yang baku untuk setiap Puskesmas dan Posyandu, dan perlu dilakukan pelatihan mengenai prosedur yang baik dan benar dalam mengukur panjang badan anak; saran untuk pihak Puskesmas dan Posyandu adalah perlu dilakukan pemantauan status gizi berdasarkan indeks PB/U setiap 3 bulan sekali, perlu dilakukan pelatihan prosedur panjang badan kepada kader, perlu dilakukan edukasi kepada masyarakat mengenai praktik pemberian makan yang tepat dan pemanfaatan pelayanan kesehatan bagi anak; saran untuk peneliti lain adalah penelitian perlu dilakukan pada skala yang lebih besar baik dari sisi jumlah sampel maupun wilayah, penggunaan variabel capaian minimum dietary diversity, minimum meal frequency, dan minimum acceptable diet sebaiknya digunakan secara berhati-hati dan pengukurannya dilakukan 2-3 kali pada hari yang berbeda, serta perlu dilakukan 24-hour dietary recall untuk mengetahui keadekuatan asupan makan anak.

Stunting is the impaired growth and development that children experience as the result of poor nutrition, repeated infection, and inadequate psychosocial stimulation. The objective of this research is to determine the dominant factor related with stunting occurrence among children aged 6 23 months in West Jakarta Region in 2017. This research was descriptive study with cross sectional design that using primary data and included 210 children taken with a multistage random sampling technique from 12 Posyandu on 6 administrative villages of 3 sub districts of West Jakarta region. Data collection was done by measuring children's length and conduct interviews with respondents.
The result showed prevalence of stunting was 16,2. The Chi Square analysis showes that vitamin A supplementation OR 3,62 90 CI 1,144 8,939 and mother's education level have a significant association with stunting OR 2,40 90 CI 1,167 4,885. Furthermore, binomial logistic regression shows that vitamin A supplementation as a dominant factor of stunting occurrence among children aged 6 23 months in West Jakarta Region in 2017 after controlled by other variables minimum acceptable diet, colostrum feeding, and mother's education OR 4,00 90 CI 1,402 11,436.
Based on this research, the recommendations for Suku Dinas Kesehatan in West Jakarta region are to conduct an assessment on why children aged less than 6 months already given the formula milk, to increase the scope of vitamin A supplementation up to 100, to provide a golden standard anthropometric measurements for each Puskesmas and Posyandu, and to train Puskesmas workers on how to measure children's length with proper dan right procedure second, the suggestions for Puskesmas and Posyandu in West Jakarta are to monitor children's nutrition status based on indices height for age every 3 months, to train Posyandu workers about how to measure children's length with proper dan right procedure, and to educate the community about appropriate feeding practice and child health care finally, the advice for researchers are research needs to be done on a larger scale both in the number of samples and research location, the use of minimum dietary diversity, minimum meal frequency, and minimum acceptable diet as independent variables should be used in a careful way and the measurement of these variables need to be done 2 3 times on the different days in addition, 24 hour dietary recall method need to be done to assess children's dietary intake adequacy.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68266
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Amalia
"Prevalensi kegemukan pada anak usia sekolah di Jakarta Barat telah melebihi angka nasional yakni sebesar 34,1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kegemukan pada siswa-siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional yang melibatkan 193 sampel yang tersebar di 6 sekolah dasar di Jakarta Barat pada tanggal 23-27 April 2018. Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengisian kuesioner serta wawancara 24-hour food recall. Analisis data yang dilakukan yaitu analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi kegemukan pada siswa-siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahun 2018 sebesar 31,1.
Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa durasi menggunakan handphone sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kegemukan pada siswa-siswi kelas 6 SD di Jakarta Barat tahaun 2018. Siswa-siswi yang menggunakan handphone lebih dari 2 jam per hari memiliki risiko 3,275 kali lebih besar mengalami kegemukan dibandingkan dengan siswa-siswi yang menggunakan handphone le; 2 jam per hari.
Berdasarkan hasil penelitian, perlu dilakukan upaya edukasi mengenai gizi seimbang serta pencegahan kegemukan anak melalui pengukuran antropometri, penyuluhan, poster, buku cerita maupun pembentukan duta gizi. Selain itu perlu dilakukan pembatasan penggunaan handphone dalam kehidupan sehari ndash; hari dan menggantinya dengan kegiatan lain seperti beraktivitas fisik, senam pagi atau bermain aktif ketika di sekolah maupaun di luar rumah.

Prevalence of overweight among elementary school aged children in West Jakarta was higher than Indonesia rsquo s national prevalence 34,1. The aim of this study is to determine the dominant factor associated with overweight among sixth grade students in West Jakarta 2018. A cross sectional study was used on 193 participants in 6 elementary schools in West Jakarta during April, 23rd ndash 27th 2018. Data were collected by measurement of body weight and height, self administered questionnaire and 24 hour food recall interview. The analysis used in this study are univariate, bivariate and multivariate.
The result of this study showed that prevalence of overweight among sixth grade elementary school students at West Jakarta 2018 is 31,1. The result of multivariate analysis showed duration of using mobile phone as dominant factor associated sith overweight among sixth grade students in West Jakarta 2018. Students who use mobile phone more than 2 hours per day are 3,275 times more like to be overweight than students who use mobile phone le 2 hours per day.
Based on the results of this study, the researcher suggests to provide health and nutrition education and prevention of overweight school aged children by antropometry measurements, councelling, poster, story book and nutrition ambassador. Besides that, duration of using mobile phone should be limited or changed by physical activity, aerobics and active playing when at school and their house.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Marsya Syaihu Putri
"Sering mengonsumsi fast food dapat berdampak pada kenaikan berat badan dan munculnya penyakit degeneratif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan frekuensi konsumsi fast food pada Mahasiswa FISIP UI Tahun 2016. Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan desain studi crosssectional. Data karakteristik personal, lingkungan, aksesibilitas, dan paparan media diperoleh dari kuesioner, data frekuensi konsumsi fast food dan besar porsi fast food diperoleh dari semi-quantitative FFQ, serta data konsumsi harian didapat dari 2x24- hours food recall. Kuesioner dibagikan kepada 127 responden yang dipilih dengan system random sampling, setelah mengisi kuesioner, responden diwawancara dengan FFQ dan food recall.
Hasil penelitian ini menunjukkan sebanyak 48% responden mengonsumsi fast food dengan frekuensi sering. Selain itu, terdapat perbedaan proporsi pada pengetahuan gizi dan fast food (p=0,001), preferensi fast food (p=0,001), pengaruh peer group (p=0,008), jarak restoran fast food (p=0,001), uang saku (p=0,001), katerpaparan iklan (p=0,017), dan keterpaparan promosi (p=0,000). Berdasarkan hasil analisis regresi logistik ganda, pengaruh keterpaparan promosi merupakan faktor dominan dalam menentukan frekuensi konsumsi fast food (p=0,000). Mahasiswa dengan pengaruh keterpaparan promosi yang kuat memiliki peluang 10,5 kali lebih sering mengonsumsi fast food dibandingkan mahasiswa dengan pengaruh lemah setelah dikontrol pengetahuan gizi, preferensi fast food, jarak restoran fast food, dan keterpaparan iklan.

The excessive of fast food consumption can have an impact to gain weight and increase risk of degenerative disease. The aim of this study is to determine the dominant factor in fast food consumption among college student of FISIP UI in 2016. The research method is quantitative and cross sectional design. Data about personal characteristics, social influences, accessibility, and media influences are collected by a questionnaire, semi-quantitative FFQ used to determine fast food frequency, and 2x24 hours food recall also used to determine daily consumption. The questionnaires were given to 127 college student at FISIP UI which selected by simple random sampling, after filled the questionnaire, respondents being interviewed with Semi-quantitative FFQ and food recall questionnaire.
Result showed that 48% of respondents had higher frequency of fast food consumption. Furthermore, there is a significant difference in proportion of nutrition and fast food knowledge (p=0,001), fast food preference (0,001), peer group effect (p=0,008), fast food restaurant`s distance (p=0,001), daily allowance (p=0,001), fast food advertisement effect (p=0,017), and fast food promotion effect (p=0,000). Based on multiple regression analysis, fast food promotion is a dominant factor in determining the frequency of fast food consumption. Student who had a higher fast food promotion has an opportunity 10,5x higher frequency of fast food consumption than who`s had a lower fast food promotion after controlled by nutrition and fast food knowledge, fast food preference, fast food restaurant`s distance, and fast food advertisement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65407
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reny Hariyani Tandi Liling
"Penelitian ini membahas tentang kegemukan serta faktor-faktor penyebab kegemukan pada siswa-siswi Sekolah Dasar kelas 6 di Jakarta Utara. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui besaran prevalensi kegemukan dan membuktikan durasi tidur sebagai faktor dominan dari kegemukan pada populasi studi.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian studi cross sectional. Proses pengambilan data meliputi pengukuran antropometri menggunakan timbangan berat badan yang telah divalidasi serta microtoise, wawancara food recall 24 jam, pengisian kuesioner untuk mengetahui informasi terkait aktivitas fisik, pola makan, dan durasi tidur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 52,3 siswa-siswi yang gemuk IMT/U Z-score >1,00 standar deviasi. Faktor risiko yang berhubungan dengan kegemukan ialah durasi tidur. Peneliti merekomendasikan agar dilakukan edukasi mengenai Gerakan Masyarakat Sehat GERMAS pada siswa-siswi

This study discusses the obesity and factors causing obesity in 6th grade elementary school students in North Jakarta. The purposes of this study were to determine the prevalence of obesity and prove the priority to sleep as the dominant factor of obesity in the study population.
This study used cross sectional study design. The data collection process includes anthropometric measurements using validated weight scales and microtoise, 24 hour food recall interview, filling out questionnaires to find out related information, diet, and sleep duration.
The results showed that there were 52.3 students having obesity IMT U Z score 1.00 standard deviation. The factors associated with obesity is sleep duration. Researcher recommends to educate students about Gerakan Masyarakat Sehat GERMAS to students.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>