Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 131330 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Retnowati
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang Star Weekly sebagai sebuah media yang menyuarakan ide asimilasi bagi golongan Tionghoa di Indonesia sejak awal penerbitanya pada 1946 hingga majalah tersebut dibredel tahun 1961. Ide asimilasi sebenarnya telah ada di Hindia Belanda sekitar 1920-1930-an namun pada saat itu belum ada konsep asimilasi yang konkret karena Indonesia belum merdeka. Pada periode 1950-an isu kewarganegaran bagi golongan Tionghoa mendorong mereka untuk menyatakan kesetiaanya sebagai warga negara sehingga munculah pemikiran untuk berasimilasi dengan golongan pribumi yang dimuat dalam Star Weekly. Star Weekly menjadi salah satu media yang meretas wacana asimilasi yang dipenuhi dengan perdebatan hingga akhirnya asimilasi golongan Tionghoa menjadi populer dan terbentuk organisasi yang memperjuangkan asimilasi bagi golongan Tionghoa di Indonesia. Skripsi ini bertujuan untuk meninjau kembali gagasan tentang asimilasi bagi golongan Tionghoa dan diharapkan dapat menjadi acuan untuk mempelajari lebih dalam tentang posisi minoritas Tionghoa di Indonesia. Pada dasarnya skripsi ini merupakan studi literatur yang menggunakan sumber primer dan sumber sekunder.

ABSTRACT
This thesis discusses about Star Weekly as a mass media that gave its voice for the idea for Chinese Group assimilation in Indonesia since its initiation in 1946 till the prohibition in 1961. Actually, this diffusion consideration had been existed in Netherlands-Indies since approximately 1920-1930s but at those time the concept of assimilation had not been created yet due to Indonesia possessed no independence. In 1950s decade, the citizenship issue for Chinese encouraged them to state their loyalty as a part of nations so that the idea to assimilate emerged rapidly by publication of Star Weekly. Star Weekly became one of the media bridged the discourse of mixture that enlivened with some debates until this issue went popular and the organization that fought for the assimilation formed. This thesis aims to reconsider the idea of assimilation for the Chinese and is expected to be a reference about the position of Chinese minority in Indonesia. Bassically this thesis is a study of literature which uses primary and secondary source."
2016
S64485
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta : Handel Maatschappij
050 SW 3 (1948)
Majalah, Jurnal, Buletin  Universitas Indonesia Library
cover
Mahadewi Putri Sutisna
"Artikel ini membahas mengenai pandangan majalah Star Weekly mengenai kebijakan Pembangunan Nasional Semesta Berencana. Metode penulisan menggunakan metode sejarah yang terdiri dari heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Metode lain yang digunakan adalah analisa isi untuk menganalisis artikel berita dari Star Weekly dalam artikel ini. Dalam melakukan tahap heuristik, sumber penulisan didapat dari arsip majalah Star Weekly yang tersedia serta berbagai buku dan artikel jurnal sebagai sumber sekunder. Majalah Star Weekly merupakan salah satu majalah paling terkemuka di kalangan Tionghoa Peranakan. Diterbitkan secara mingguan oleh Keng Po, Star Weekly diedarkan secara luas di Jakarta dengan P. K. Ojong sebagai pemimpin redaksi terakhir. Majalah Star Weekly membahas topik yang luas termasuk analisis politik, berita internasional, isu sosial, sampai tips terkait aktivitas sehari-hari. Memasuki tahun 1961, seiring dengan dijalankannya kebijakan pembangunan nasional secara besar-besaran oleh pemerintah era Demokrasi Terpimpin, Star Weekly melakukan peliputan rutin terhadap kebijakan tersebut dalam kurun waktu satu tahun. Star Weekly membawakan pemberitaan mengenai pembangunan nasional ini dengan sikap yang mendukung, khususnya mengenai pembangunan kota Jakarta dan usaha sensus penduduk. Pandangan Star Weekly yang penuh mendukung program pembangunan nasional ini merupakan bagian dari perubahan Star Weekly untuk bertahan. Usaha bertahan ini membuat Star Weekly lebih mengedepankan tulisan-tulisan yang bersifat informatif dan mendidik, termasuk dalam cara mereka menyajikan liputan perkembangan pembangunan nasional. Walau sudah mengganti strategi penyajian isi, Star Weekly tetap dibredel tahun 1961.
This article discusses about Star Weekly’s perspective regarding Indonesia’s Eight-year National Development Plan. This research applies the historical method which consists of heuristics, verification, interpretation and historiography. The content analysis method to analyse various news article from Star Weekly in this article. For the heuristics phase, primary sources were obtained from Star Weekly’s archive along with various books, articles as secondary sources. Star Weekly magazine was one of the leading magazine among the Chinese-Indonesian community. Published weekly by Keng Po, Star Weekly was distributed widely in Jakarta with P.K. Ojong as the last editor in chief. Star Weekly covered various topics including political analysis, international news coverage, and daily lifestyle tips. Entering 1961, the year of guided democracy era of Indonesia, the government enacted a full-scale national development plan. Star Weekly covered the topic regularly in a span of one year. Star Weekly presented reports about the national development in a supporting manner, particularly concerned on Jakarta’s development and population census efforts. Star Weekly’s support on the national development was one of the shift initiated by P.K. Ojong to survive the press oppression of the guided democracy era. This survival method caused Star Weekly to feature more informative and educational articles, also apparent in their writings about the national development plan. Star Weekly’s effort by changing their presentation strategy and obeying the press policy ended in vain as they got banned in 1961."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dita Dea Desita
"Batik merupakan warisan budaya leluhur bangsa Indonesia. Periode awal kemunculan batik erat hubungannya dengan masa kerajaan Majapahit dan penyebaran Islam di tanah Jawa. Motif batik secara general dapat dibagi menjadi dua, yaitu motif batik pedalaman (keraton) dan motif batik pesisir. Motif batik pedalaman biasanya bermotif simbolik geometrik, serta corak-corak yang yang memiliki makna tertentu. Batik pedalaman biasanya berwarna hitam, cokelat, biru atau putih. Sedangkan batik pesisir biasanya memiliki motif yang banyak dipengaruhi oleh negri lain karena daerah pesisir biasanya dijadikan tempat persinggahan oleh para saudagar asing. Motif batik pesisir yang mendapat pengaruh dari negri lain, antara lain : awan, burung phoenix, naga, gajah, dll. Warnanya pun biasanya berwarna terang. Salah satu batik pesisir yang terkenal di Indonesia adalah batik mega mendung, batik ini merupakan produk asimilasi budaya antara kebudayaan Cina dan Indonesia.

Batik is the ancestral heritage of Indonesia. The initial period of batik emergence is closely connected with the Majapahit empire and the spread of Islam in Java. Batik motifs in general can be divided into two, namely the inland batik motif (palace) and the coastal batik motifs. Inland batik motif is usually symbolic geometric motifs, and the motifs that have specific meanings. Batik inland usually black, brown, blue or white. Meanwhile, coastal batik motifs usually have a lot of other lands as influenced by coastal regions typically be a haven by foreign merchants. Coastal batik motifs from other lands influenced by, among other things: clouds, phoenix, dragon, elephant, etc.. The color is usually light. One of the famous coastal batik in Indonesia is a batik mega mendung, batik mega mendung is a product of cultural assimilation between Chinese and Indonesian culture.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Karman
"Indonesia adalah negara yang demokratis. Oleh karena itu, Indonesia menyelenggarakan proses pemilihan umum sejak 1955 dan kemudian dilaksanakan secara periodik dengan keragaman kultur melahirkan sikap yang beragam pula terhadap demokrasi, salah satuny adalah ekspresi penolakan terhadap demokrasi. Kelompok yang gencar melakukan penolakan demokrasi adalah Hizbut Tahrir Indonesia. Penolakan terhadap demokrasi diartikulasikan melalui media online. Tulisan ini berusaha menemukan frame-frame yang muncul di situs HTI terkait dengan diskursus demokrasi. Metode penelitian ini adalah analisis isi kualitatif pada konsep agenda setting theory. Dalam mencari berita, penelitian ini menggunakan kata-kata kunci: 'pemilihan umum", "demokrasi". Hasil penelitian menemukan 4 (empat) frame utama situs HTI, yaitu(1) frame demokrasi sebagai alat penjajagan kapitalisme dan kolonialisme; (2) frame pemerintah Indonesia sebagai anak penjajah (3) frame demokrasi sebagai tameng orang nonmuslim; (4) frame demokrasi sebagai sistem yang menyengsarakan rakyat. Dalam penelitian ini tidak dikaji topik-topik yang sebenernya menarik, namun karena keterbatasan metode yang digunakan, ini tidak dapat dilakukan. Oleh karena itu, untuk kajian selanjutnya perlu dilakukan pendalaman mengenai masalah ini. Cakupan juga tidak hanya dibatasi pada HTI tapi organisasi lain."
Jakarta: Badan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia kementrian komunikasi dan informatika, 2015
384 JPPKI 6:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ika Tio Vany
"Topik penelitian ini adalah mengenai pembauran masyarakat Cina Benteng yang berdomisili di wilayah Tangerang, khususnya di kawasan Pasar Lama. Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan bagaimana berjalannya proses pembauran yang dilakukan antara Masyarakat Cina Benteng dengan masyarakat Non-Cina Benteng di sekitarnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat dan penunjang proses pembauran tersebut, serta memaparkan apa saja dampak dari pembauran masyarakat Cina Benteng, baik bagi masyarakat Cina Benteng itu sendiri maupun bagi masyarakat Non-Cina Benteng di sekitarnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Adapun hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa upaya pembauran yang dilakukan antara masyarakat Cina Benteng dan masyarakat Non-Cina Benteng, baik melalui perkawinan maupun perayaan-perayaan etnis Cina Benteng, telah berhasil menghantarkan kedua kelompok masyarakat ini hidup berdampingan dalam keharmonisan, tanpa mempermasalahkan perbedaan.

The topic of this research is about the assimilation of Chinese Benteng community in Tangerang, especially in Pasar Lama area. The purpose of this research is to describe how the process of assimilation between the Chinese Benteng community and the non-Chinese Benteng, which factors are inhibiting and supporting the process of assimilation, and explaining the impacts of the assimilation of the Chinese Benteng community for themselves and for the non-Chinese Benteng community. The research 39;s method is qualitative. The results of this study show that the assimilation between Chinese Benteng community and non-Chinese Benteng community through marriage and celebration of traditional Chinese Benteng rituals, have succeeded in bringing both of them living side by side in harmony, without questioning the differences.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Gramedia , 1981
305.892 G 312
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Erwin Margono
"Indonesia adalah negara dengan banyak etnis atau multietnis dan multikultur. Etnis Tionghoa yang hanya merupakan salah satu etnis dari banyak multietnis di Indonesia, sering memperoleh penyosokan negatif. Sehingga terbentuk suatu presepsi dalam masyarakat Indonesia. Dalam Penelitian yang dilakukan oleh Arief Budiman tentang presepsi masyarakat terhadap etnis Tionghoa di jawa tengah menunjukan bahwa sentimen terhadap etnis Tionghoa di masyarakat hanya berada di tataran prasangka. Presepsi yang dimiliki masyarakat berbeda dengan realitas yang dihadapinya. KOMPAS menjadi bahan penelitian ini karena jaringan dan kerjasamanya yang luas dengan media di daerah bisa menjadi salah satu kekuatan yang sangat panting untuk membuat masyarakat berpikir mengenai kenasionalisannya dan juga membentuk imagined community. Imlek adalah perayaan tahun baru Cina berdasarkan perhitungan peredaran bulan dan matahari. Suatu tradisi, budaya, adat istiadat yang dilakukan turun temurun sebagian etnis Tionghoa.
Berdasarkan latar belakang dan pemikiran diatas maka masalah penelitian dirumuskan adalah bagaimana keadaan politik sosial dan budaya mempengaruhi tema pemberitaan KOMPAS mengenai imlek (dan Tionghoa) dari waktu ke waktu. Dan tujuan Mengetahui representasi serta tema pemberitaan KOMPAS mengenai imlek (dan etnis Tionghoa). Harapannya agar tesis ini dapat menjadi menjadi bahan refleksi pemberitaan Tionghoa di surat kabar dan mampu memberikan rekomendasi kepada KOMPAS, sehubungan dengan merepresentasi Tionghoa.
Penelitian ini adalah merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan Metodologi Penelitian Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analysis), dengan pendekatan analisis multilevel. Level pertarria adalah pendekatan sosial, budaya dan ekonomi. Level kedua adalah analisis wacana organisasi media seperti keadaan mental, interaksi atau keadaan sosial sehubungan dengan etnis Tionghoa di Indonesia.. Pada level teks asumsinya adalah penciptaan makna dapat melibatkan safah satu atau keseluruhan mulai dari struktur kalimat, preposisi, implikasi, presuposisi, bagaimana seseorang digambarkan dan lain-lain. Untuk mengaitkan teks dengan dua level lainnya digunakan analisis antar teks ( intertextualy analysis).
Tesis ini membuktikan pandangan bahwa rasialisme hadir dalam berbagai bentuk, ada dalam bentuk keseharian dalam masyarakat, ada juga dalam bentuk hirarki masyarakat. Racist Discourse (Wacana rasial) menurut Teun A. van Dijk adalah suatu bentuk praktek diskriminasi sosial yang berada (manifest) dalam teks, pembicaraan dan komunikasi. Bersamaan dengan praktek diskriminasi nonverbal, wacana mendukung atau memperkuat praktek anti rascal di dalam suatu masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mengekspresikan, konfirmasi atau legitimasi opini, prilaku dan ideologi golongan etnis yang dominan.
Hasil Penelitian ini menunjukan teks pemberitaan KOMPAS mengenal imlek dan Tionghoa sangat dipengaruhi konteks soslal, politik dan ekonomi dalam masyarakat indonesia. Kebijakan pemerintah yang semakin terbuka kepada etnis Tionghoa, termasuk terbuka untuk merayakan Imlek secara bebas juga memepengaruhi tulisan-tulisan KOMPAS yang semakin terbuka mengungkap adanya diskriminasi terhadap etnis Tionghoa. Tahun 1965 - 1966 tidak ada berita, liputan suasana perayaan imlek di Indonesia ataupun cerita mengenai Imlek. Pada masa orde barukarakter minoriti dipresentasikan dengan suatu stereotip tertentu. Sampai masuk ke era reformasi (pasca orde baru) karakter minoriti dipresentasikan sebagai orang baik, terhormat atau orang jahat. Sejak bergulirnya reformasi pemberitaan KOMPAS sehubungan dengan imlek dan Tionghoa menjadi semakin bersifat anti rasial KOMPAS selain mengintrepretasikan dan mengoreksi juga mengkritik dan meminta sejumlah pembenahan di bidang hukum, kewarganegaran.
Hubungan antara etnis Tionghoa dan etnis pribumi dari masa ke masa selalu berada dalam lingkungan persaingan, dendam, curiga. Hal ini akan selalu menimbulkan prasangka-prasangka dan kehidupan bemegara yang tidak sehat, dan rentan terhadap prilaku diskriminasi. Secara sederhana bisa diasumsikan bahwa apabila kita bisa mengubah stereotipe dan prasangka yang ada, maka kita pun bisa menghapuskan, atau paling tidak, mengubah dampak dari katagori-katagori pembeda yang dibuat atas dasar stereotip dan prasangka tersebut. Untuk itu etnis Tionghoa dalam membaca atau memaknai tulisan di media massa perlu berpikir positif. Membubuhkan profiling (penyosokan) yang relevan membutuhkan pemikiran dan standard baku dalam penulisannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12455
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Judhiastuti Februhartanty
"Although iron is the most abundant element ¡n the universe , anemia is still the most prevalent nutritional disorders worldwide including in Indonesia. Among other approaches of combating iron deficiency anemia, iron supplementation is known to be the simplest and most effective way in improving iron status. This study is aimed to investigate the effect of iron supplementation given during menstruation as compared with weekly administration using the same dosage and number of iron tablets.
The findings of this study are reported in three parts. Part I contains introduction which consists of background, problem statement and rationale, literature review, causal model, hypotheses, objectives, variables and indicators. This part supports the idea of the study. Manuscript for publication that covers main methods and findings of this study ¡s presented in part Il. The last part is appendices which comprise questionnaires, detailed methodology, detailed results, informed consent and ethical approval, references, Asia Pacific Journal of Chnical Nutrition?s guidelines for contributors, and curriculum vitae."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999
T1865
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>