Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 94842 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Charlotte, Gabriel
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa observational cues dapat
meningkatkan kemunculan perilaku altruis atau prososial pada individu.
Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kemungkinan keberadaan hubungan
antara pertanda pengamatan (observational cues) dengan salah satu bentuk
altruis yang belum pernah diteliti, yakni perilaku konsumsi berkelanjutan serta
efek moderasi harga di dalam hubungan tersebut. Penelitian ini menggunakan
desain eksperimental 2 (observational cues: ada vs. tidak ada) x 3 (harga:
produk berkelanjutan lebih tinggi daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan lebih rendah daripada produk konvensional vs. produk
berkelanjutan dan konvensional setara). Analisis data yang berasal dari 182
mahasiswa Universitas Indonesia mengindikasikan ketiadaan pengaruh yang
signifikan dari observational cues dalam meningkatkan perilaku konsumsi
berkelanjutan 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. Analisis pada variabel harga di
dalam model interaksi tiga arah tidak mengindikasikan keberadaan efek
moderasi harga, 2 (2, N=182) = 0,11, p= 0,995. Analisis terpisah terhadap
interaksi dua arah antara harga dan produk menunjukkan hasil signifikan, 2 (2,
N=182) = 45,539, p= 0,001. Hasil penelitian menentang generalisasi dari efek
keberadaan obserational cues. Dalam naskah ini, dampak teoritis dan praktis
dari hasil penelitian ini turut didiskusikan.

ABSTRACT
Previous researches have indicated that the presence of observational cues
increase the frequency of altruistic or prosocial behaviors exhibited by
individuals. This research aimed to explore the probability of relationship
between observational cues and a form of altruistic behavior which was yet to
be examined, namely sustainable consumption as well as the moderation effect
of price within the relationship. This research employed a between-subject
experimental design of 2 (observational cues: present vs. not present) x 3 (price:
price of sustainable product is higher than coventional product vs. price of
sustainable product is lower than coventional product vs. price of sustainable
and conventional product are equal). The statistical analysis conducted on 182
data collected from undergraduate students of Universitas Indonesia indicated
that there was no significant effect of observational cues in increasing
sustainable consumption, 2 (1, N=182) = 2,348, p= 0,125. The analysis of
price within the three-way interaction model indicated that there was no
significant effect of price as moderator within the model, 2 (2, N=182) = 0,11,
p= 0,995. A separate analysis conducted on the two-way interaction between
price and product yielded significant result, 2 (2, N=182) = 45,539, p= 0,001.
The result called into question the generalization of the effect generated by
observational cues. Further theoretical and practical implications are discussed."
2016
S65537
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanna Maria Agustine
"Terjadinya kerusakan alam saat ini cenderung diakibatkan oleh aktivitas konsumsi manusia yang berlebihan sehingga penting untuk menerapkan perilaku konsumsi berkelanjutan. Penelitian-penelitian terdahulu menemukan bahwa kedekatan dengan alam dapat meningkatkan berbagai perilaku ramah lingkungan, salah satunya perilaku konsumsi berkelanjutan. Meskipun demikian, kedekatan dengan alam ternyata tidak selalu memengaruhi perilaku konsumsi berkelanjutan secara langsung dan faktor-faktor yang melatarbelakangi pengaruhnya masih kurang dibahas. Berdasarkan hasil-hasil penelitian di bidang lingkungan, penelitian ini menduga bahwa nilai biosfer dan identitas diri lingkungan berperan sebagai faktor perantara yang dapat menjelaskan pengaruh kedekatan dengan alam terhadap perilaku konsumsi berkelanjutan. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang melibatkan 308 partisipan di Indonesia dengan rentang usia 18-59 tahun (M=27.57, SD=10.73). 64.3% partisipan penelitian ini berjenis kelamin perempuan dan 35.7% lainnya berjenis kelamin laki-laki. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai biosfer dan identitas diri lingkungan masing-masing memediasi pengaruh kedekatan dengan alam terhadap perilaku konsumsi berkelanjutan. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai biosfer dan identitas diri lingkungan dapat memediasi pengaruh kedekatan dengan alam dan perilaku konsumsi berkelanjutan secara serial atau berurutan sebagai mediator pertama dan kedua. Meskipun demikian, penelitian ini menemukan bahwa kedekatan dengan alam dapat secara signifikan memengaruhi perilaku konsumsi berkelanjutan meskipun nilai biosfer dan identitas diri lingkungan telah dikontrol sehingga terjadi partial mediation. Artinya, perilaku konsumsi berkelanjutan juga dapat dipengaruhi oleh kedekatan dengan alam tanpa melalui pengaruh dari nilai biosfer dan identitas diri lingkungan. Kedekatan dengan alam memegang peranan penting dalam meningkatkan perilaku konsumsi berkelanjutan secara langsung maupun tidak langsung melalui pembentukan nilai biosfer dan identitas diri lingkungan sehingga mempererat hubungan dengan alam dapat menjadi langkah awal bagi masyarakat Indonesia untuk mengatasi permasalahan lingkungan.

The occurrence of environmental damage tends to be caused by excessive consumption so that implementing sustainable consumption behavior is considered important. Previous studies found that nature relatedness could enhance various environmentally-friendly behaviors, one of which is sustainable consumption behavior. However, nature relatedness does not always directly influence sustainable consumption behavior and the factors underlying its influence are still under-discussed. Based on the results of previous environmental studies, the current study expects that biospheric values and environmental self-identity act as intermediary factors that can explain the influence of nature relatedness on sustainable consumption behavior. This is a correlational study involving 308 participants in Indonesia with an age range of 18-59 years old (M=27.57, SD=10.73). 64.3% of the participants in this study are female and the other 35.7% are male. The results of this study indicated that biospheric values and environmental self-identity respectively mediate the influence of nature relatedness on sustainable consumption behavior. Results also showed that biospheric values and environmental self-identity can mediate the influence of nature relatedness on sustainable consumption behavior serially or sequentially (i.e. as the first and second mediator). Nevertheless, this study found that nature relatedness can significantly influence sustainable consumption behavior although biospheric values and environmental self-identity have been controlled so there occurs a partial mediation. It implies that sustainable consumption behavior can also be influenced by nature relatedness without going through the influence of biospheric values and environmental self-identity. Nature relatedness plays an important role in promoting sustainable consumption behavior directly or indirectly through the development of biospheric values and environmental self-identity so that strengthening a close personal relationship with nature can be a first step for Indonesian society to address environmental problems."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Bayu Gusti Megantari Pratiwi
"Penelitian ini bertujan untuk melihat efek moderasi gaya kognitif asimilator-eksplorer terhadap hubungan antara kepribadian big five dan perilaku kerja inovatif. Efek moderasi dipertimbangkan karena adanya hubungan yang tidak konsisten antara kepribadian big five dan perilaku kerja inovatif. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur perkapalan yang sedang melakukan inovasi. Hasil utama penelitian ini diolah menggunakan uji regresi dengan PROCESS macro dari Hayes 2013 dan disertai dengan hasil tambahan berupa uji korelasi antara variabel kepribadian big five, perilaku kerja inovatif dan gaya kognitif asimilator-eksplorer serta olah data demografi. Berdasarkan uji korelasi, 4 dimensi kepribadian big five berkorelasi signifikan dengan perilaku kerja inovatif, 1 dimensi kepribadian big five berkorelasi signifikan dengan gaya kognitif asimilator-eksplorer dan tidak ada korelasi antara perilaku kerja inovatif dan gaya kognitif asimilator-eksplorer. Berdasarkan olah data demografi diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan skor gaya kognitif asimilator-eksplorer antara lama kerja, unit dan pendidikan. Selanjutnya hasil uji regresi dinyatakan bahwa terdapat efek moderasi gaya kognitif asimilator-eksplorer terhadap hubungan antara dimensi kepribadian neuroticism dan perilaku kerja inovatif F 3,121 =4,76, R =0,03, b=-0,16, t 121 =-2,18 p.

This research is aim to see the moderate effect of assimilator explrorer cognitive styles on the relationship between big five personality and innovative work behavior. Effect of moderation is considered due to inconsistent relationship between the big five personality and innovative work behavior. This research is conducted in shipping manufacturing. This company have an innovation vision and has been doing innovation these years. The main results of this study were processed using regression test with a PROCESS macro from Hayes 2013 and accompanied by additional results that is correlation between variables and demography analysis. 4 dimension of big five personality are significantly correlated with innovative work behavior, 1 dimension of big five personality is significantly correlated with assimilator explorer cognitive style, and there is no correlation between assimilator explorer cognitive style and innovative work behavior. Based on demography analysis, there is difference score on assimilator explorer cognitive style by job tenure, work unit and education. Based on the regression test, there is moderation effect of assimilator explorer cognitive style on neuroticism dimension personality and innovative work behavior F 3,121 4,76, R 0,03, b 0,16, t 121 2,18.
"
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2017
S69290
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Adiasya
"ABSTRAK
Kualitas hidup merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan, tidak terkecuali untuk mahasiswa. Beban akademis dan non-akademis yang dijalani terkadang membuat mahasiswa mengorbankan waktu tidurnya untuk memenuhi kewajiban tersebut. Sehingga, tidak jarang mahasiswa mengalami masalah tidur, salah satunya adalah insomnia. Insomnia yang semakin parah dapat menyebabkan kualitas hidup menurun Morin, Manber, Riemann, Spiegelhalder, 2015 . Beberapa faktor dapat memperkuat pengaruh insomnia terhadap kualitas hidup. Salah satunya adalah internet gaming addiction. Penelitian ini akan melihat bagaimana pengaruh moderasi internet gaming addiction terhadap hubungan antara insomnia dengan kualitas hidup pada mahasiswa. Peneliti menggunakan tiga alat ukur, yakni Insomnia Severity Index ISI , Gaming Addiction Scale GAS versi 21, dan World Health Organization Quality of Life WHOQOL . Sebanyak 389 partisipan turut serta dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa tingkat keparahan insomnia secara signifikan menurunkan kualitas hidup t 389 = -7,960

ABSTRACT
The quality of life is one of the important aspects of life, also for college students. The burdens of academic and non academic make them sacrifice their sleep time to fulfill their obligation. So, students sometimes experienced sleep problems, and one of them is insomnia. Insomnia severity caused college students 39 quality of life decreased Morin, Manber, Riemann, Spiegelhalder, 2015 . Several factors can strengthen the effect of insomnia on quality of life. One of them is internet gaming addiction. This study aimed to assess the moderation effect of internet gaming addiction on the relationship between insomnia and quality of life among college students. We used three measures, which were Insomnia Severity Index ISI , Gaming Addiction Scale GAS 21 version, and World Health Organization Quality of Life WHOQOL BREF . A total of 389 college students participated in this study. The result revealed that insomnia severity decreased quality of life significantly t 389 7,960"
2017
S67711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Novia
"Bagi individu yang menekuni bidang akting, akting dianggap dapat membantu mereka dalam mengeksplorasi berbagai hal dan membantu mereka untuk lebih mengenal diri sendiri. Penelitian ini ingin menjelaskan bagaimana hubungan antara eksplorasi diri dan konsep diri pada remaja akhir yang menekuni bidang akting, sekaligus ingin melihat bagaimana peran jangka waktu akting dalam hubungan tersebut. Partisipan penelitian ini terdiri dari 101 remaja akhir (18-21 tahun) yang sudah menekuni bidang akting minimal 1 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan metode korelasional dan menggunakan pearson correlation serta Hayes PROCESS dalam pengolahan data. Hasil penelitian menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara eksplorasi diri dan konsep diri pada remaja akhir yang menekuni akting, p < .05. Selain itu, hasil penelitian menunjukkan bahwa jangka waktu akting tidak dapat memoderasi hubungan antara eksplorasi diri dan konsep diri pada remaja akhir yang menekuni akting, p >.05.

For individuals who pursue acting, acting is considered to help them explore various things and also help them to know themself better. This study aims to explain the relationship between self-exploration and self-concept in late adolescents who pursue acting and the role of acting period in this relationship. This study consisted of 101 late adolescent participants aged between 18-21 years old who pursued acting for at least one year. This study was non-experimental with a correlational method and used pearson correlation and Hayess PROCESS for data processing. The result of this study showed a positive and significant correlation between self-exploration and self-concept in late adolescents who pursue acting, p <.05. Besides, the results of this study indicated that the acting period does not moderate the relationship between self-exploration and self-concept, p >.05."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suwardi Dwi Pramita
"Kemiskinan menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian global saat ini. Di Indonesia, tingkat kemiskinan pada tahun 2022 adalah sebesar 9,57 persen atau sekitar 26,4 juta jiwa berada di bawah garis kemiskinan. Terdapat fenomena di kalangan masyarakat miskin di Indonesia dimana jumlah rumah tangga yang mengonsumsi rokok adalah hampir setengah dari rumah tangga miskin. Oleh sebab itu penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan konsumsi rokok dengan kemiskinan. Konsumsi rokok dapat memengaruhi kesejahteraan rumah tangga dengan menambah biaya konsumsi rokok maupun biaya kesehatan dan penurunan produktivitas akibat mengonsumsi rokok. Sebaliknya, Faktor lingkungan, khususnya di kalangan masyarakat miskin juga memengaruhi kebiasaan konsumsi rokok seseorang. Adanya dugaan endogenitas antara konsumsi rokok dan kemiskinan menjadi alasan pemilihan metode instrumental variable untuk menganalisis hubungan konsumsi rokok dan kemiskinan dengan harga rokok sebagai variabel instrumen. Variabel dependen pada penelitian ini berbentuk binary sehingga model yang digunakan adalah instrumental variable probit model. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data pooled cross section Survei Sosial Ekonomi Nasional dari tahun 2014 s.d. 2021. Hasil analisis first stage menunjukkan hubungan negatif signifikan harga rokok terhadap konsumsi rokok sedangkan analisis second stage menunjukkan peningkatan probabilitas signifikan status rumah tangga miskin akibat konsumsi rokok.

Poverty is one of the biggest issue of global concern nowadays. Poverty level in Indonesia is about 9,57 percent in 2022. There’s a phenomenon of poor people’s consumption choice in Indonesia. Nearly half of the poor household in Indonesia have a cigarette smoking habit. This research aims to figure out the relation between cigarette consumption and poverty through analysis of price. Cigarette smoking decision will burden more to the poor since cigarettes give negative impact to the smoker and will give more burden to family financially. In the other hand, poor environment influences smoking habits. The endogeneity problem between cigarettes and poverty was the reason of choosing Instrumental variable as research method to analyse the relation between cigarette consumption and household poverty. This research use probit to solve binary dependent variable analysis. So, in that sense, this research use instrumental variable probit model by pooling data Survei Sosial Ekonomi Nasional from 2014 to 2021. The first stage IV’s result shows significant negative effect of price to household cigarette consumption. The second stage IV’s result shows significant positive effect of cigarette consumption to household poverty status."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Naufalul Umam
"ABSTRAK
Beberapa penelitian terkini mengungkap bahwa konsumsi fakta bertema konspirasi didorong oleh motivasi untuk melindungi identitas sosial diri dalam situasi terancam. Terkait dengan makin populernya pandangan konservatif di Indonesia, sebuah penelitian mengenai teori konspirasi mengindikasikan kesalingterkaitan antara identifikasi sosial dan persepsi keterancaman dalam memprediksi kepercayaan teori konspirasi. Di sisi lain, kepercayaan terhadap teori konspirasi ditemukan terkait erat dengan kebutuhan kepastian jawaban, namun hubungan keduanya belum ditelaah secara mendalam. Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara need for cognitive closure NFC dengan kepercayaan konspirasi lebih jauh dengan melihat bagaimana identifikasi sosial dan persepsi keterancaman berperan dalam hubungan tersebut. Sebuah studi observasional pada 399 Muslim di Indonesia menunjukkan tidak ada hubungan langsung antara need for cognitive closure dengan kepercayaan konspirasi. Namun dalam persepsi keterancaman tinggi, individu dengan tingkat NFC rendah lebih memercayai konspirasi, dan dalam identifikasi sosial rendah, individu dengan tingkat NFC tinggi cenderung lebih memercayai konspirasi. Hasil penelitian ini menegaskan kepercayaan konspirasi sebagai upaya pemaknaan realitas melalui pemikiran terbuka, bukan sekadar simplifikasi melalui kategori-kategori sederhana.

ABSTRACT
Series of investigations on conspiracy beliefs showed that the consumption of conspiracy themed facts was driven by social identity protection under threatening condition. Regarding the recent surge of conservatives in Indonesia, research on Indonesians resulted in an intertwined contribution of social identification and perceived threat in predicting conspiracy beliefs. However, despite the notion of conspiracy beliefs as a simplified understanding of reality, the relationship between desire for definite answer and conspiracy beliefs was inconsistent and largely undiscovered. This research aims to examine the relationship between need for cognitive closure NFC and belief in conspiracy theories further through social identification and perceived threat as situational factors. An observational study was conducted to 399 Indonesian Muslim. The result showed no direct relationship between NFC and generic conspiracist belief, but on participants with high perceived threat, people with low NFC tend to belief more in conspiracy theories than those who scored high in NFC. Moreover, on participants with low social identification toward Islam, people with high NFC tend to believe more in conspiracy theories. The result strengthen the notion that conspiracy theories is a manifestation of understanding reality through open mind, rather than mere simplification of reality through easily accessible categories."
2017
T48147
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miharni Tjokrosaputro
"Maksud utama penelitian ini untuk meneliti etika pemasaran sebagai moderasi terhadap hubungan antara CSR, reputasi perusahaan dan implikasinya pada kinerja pemasaran perusahaan. Kinerja pemasaran diukur melalui kepuasan dan loyalitas pelanggan. Ranah penelitian ini termasuk dalam teori pemasaran sosial, dimana teori pertukaran sosial menjadi fondasinya. Selain itu, Resource based Theory digunakan untuk memperkuat penelitian ini guna menjelaskan kinerja pemasaran. Kesenjangan yang hendak dipecahkan adalah inkonsistensi pada sikap konsumen terhadap etika pemasaran dan CSR, inkonklusif pada hubungan CSR dan reputasi perusahaan, serta hubungan antara CSR dan kinerja pemasaran.
Adapun tujuan penelitian ini adalah menjawab pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Apakah keyakinan konsumen terhadap CSR mempengaruhi reputasi perusahaan ?
2. Apakah reputasi perusahaan memediasi kaitan antara keyakinan konsumen terhadap CSR dan kinerja pemasaran perusahaan?
3. Apakah etika pemasaran memoderasi interaksi keyakinan konsumen terhadap CSR dan reputasi perusahaan?
4. Apakah etika pemasaran memoderasi interaksi reputasi dan kinerja pemasaran perusahaan?
5. Apakah keyakinan konsumen terhadap CSR mempengaruhi kinerja pemasaran perusahaan ?
Subyek penelitian ini adalah konsumen dari industri produk konsumen yang terdiri dari PT. Unilever Indonesia, Tbk., PT. Loreal Indonesia, PT. Procter and Gamble Indonesia, PT. Lion Wings Indonesia, dan PT. Kao Indonesia Chemicals. Penelitian berupa survei pada konsumen akhir dengan menggunakan metode analisis SEM.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keyakinan konsumen terhadap CSR mempengaruhi reputasi perusahaan, etika pemasaran memoderasi interaksi keyakinan konsumen terhadap CSR dan reputasi perusahaan dengan pengaruh yang lebih besar pada kelompok dengan skor persepsi etika pemasaran dibawah rata-rata, dan persepsi konsumen terhadap etika pemasaran memoderasi interaksi reputasi dan kinerja pemasaran perusahaan terutama pada loyalitas pelanggan. Temuan ini menunjukkan bahwa etika pemasaran sebagai isu etis dapat mendorong peran CSR menjadi sumberdaya nirwujud yang memberi nilai strategis bagi perusahaan dengan membentuk reputasi sebagai aset perusahaan berbasis pasar (Market-based assets), yang akhirnya memberi pengaruh pada kinerja pemasaran perusahaan, dalam hal ini berupa kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa efek moderasi etika pemasaran menguat pada kelompok dengan skor etika pemasaran dibawah rata-rata dibandingkan pada kelompok diatas rata-rata. Hal ini karena penelitian dilakukan pada produk konsumen yang memiliki harga relative murah dan perbedaan konteks penelitian karena penelitian sebelumnya tidak diadakan di Indonesia.
Kontribusi teoritis yang dicapai adalah sumbangan berupa pendalaman dan perluasan terhadap teori pertukaran sosial. Pendalaman terhadap teori pertukaran sosial berupa penggunaan persepsi konsumen terhadap etika pemasaran dan perluasan teori berupa pengukuran kinerja pemasaran. Sedangkan kontribusi dari konteks penelitian yang dilakukan berupa sumbangan pada penerapan pemasaran sosial dalam konteks bisnis di Indonesia.

The main purpose of this research is to study marketing ethics as moderator between CSR, firm’s reputation, and marketing performance. Marketing performance measured by consumer satisfaction and loyalty. The territory this research is social marketing theory and social exchange theory as the basis theory. In addition, Resource-based Theory is used to strengthen the research in order to explain the marketing performance. The lack of previous researches to be filled is the inconsistence relationship between marketing ethics and CSR upon the customer’s attitude, inconclusivity on the relationship of CSR and firm’s reputation, also the relationship between CSR and marketing performance.
The purpose of this research is to answer the research questions, which are:
1. How CSR beliefs affect firms’s reputations?
2. How firm’s reputation mediates CSR and firm’s marketing performance.
3. How marketing ethics moderates the relationship between CSR and firm’s reputation?
4. To show the moderation effect of marketing ethics in the relationship between firm’s reputation and firm’s marketing performance.
5. To show the influence of CSR to the firm’s marketing performance.
The subjects of this study were consumers of PT. Unilever Indonesia, Tbk., PT. L’Oreal Indonesia, PT. Procter and Gamble Indonesia, PT. Lion Wings Indonesia, and PT. Kao Indonesia Chemicals. This research utilizes survey method to collect data and were analyzed with SEM.
The results showed that consumer beliefs in CSR affect company reputation, marketing ethics moderate the relationship between consumer beliefs of CSR and firm’s reputation with a greater influence in the group with perception of marketing ethics score is below average, and marketing ethics moderate interaction between firm’s reputation and marketing performance especially in consumer loyalty. These findings suggest that marketing ethics can enhance the role of CSR as intangible resource that provides strategic value to the firm by establishing a reputation as market-based assets, which finally contributes on marketing performance, in this case a satisfaction and customer loyalty.
Furthermore, this study found that the moderating effects of marketing ethics is higher in below-average scores group than the above-average group. This phenomenon happened because this research conducted on consumer products that have a relatively low price and the difference in the context of the study, by which previous studies have not held in Indonesia.
Theoretical contribution of this research is ??in the form of deepening and widening to social exchange theory. The deepening of social exchange theory in the form of the use of consumer perceptions of marketing ethics and the expansion of the theory purports to measure marketing performance. Whilst the context contribution of the research was based on the contribution on the application of social marketing in the context of business in Indonesia
"
Depok: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Septian Prayoga
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris hubungan aktivitas berkelanjutan terhadap kinerja keuangan dengan moderasi Dewan Pengawas Syariah pada bank Islam di Asia. Aktivitas berkelanjutan diukur berdasarkan Global Reporting Initiative yang telah disesuaikan dengan konsep maqasid syariah terdiri dari aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial, kinerja keuangan bank syariah diukur pada periode saat ini dan periode masa mendatang, sedangkan Dewan Pengawas Syariah diukur berdasarkan keragaman karakteristik yang terdiri dari jumlah, reputasi, pengalaman, latar belakang, dan tingkat pendidikan. Sampel pada penelitian adalah 58 bank Islam yang terdapat di wilayah Asia untuk tahun pengamatan 2015 hingga 2018. Hasil regresi menunjukkan bahwa aktivitas berkelanjutan memiliki hubungan positif terhadap kinerja keuangan bank syariah pada periode saat ini maupun periode masa mendatang, namun Dewan Pengawas Syariah tidak dapat memperkuat hubungan positif aktivitas berkelanjutan terhadap kinerja keuangan baik pada periode saat ini, maupun periode masa mendatang. Temuan ini membuktikan bahwa shareholder lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada bank syariah yang memiliki tanggung jawab sosial dan lingkungan yang tinggi.

This study aims to empirically examine the relationship between sustainable activities and financial performance by sharia supervisory board’s moderation in Islamic banks in Asia. Sustainable activities are measured based on Global Reporting Initiative which have been adjusted to the concept of maqasid sharia consisting of economic, environmental, and social aspects, the financial performance of Islamic banks is measured in the current and future periods, while the sharia supervisory board is measured based on the diversity of characteristics consisting of the board size, reputation, experience, background, and level of education. This study used 58 Islamic banks in Asia from 2015 - 2018. Regression results showed that sustainable activities have a positive relationship on the financial performance of Islamic banks in the current and future periods, but sharia supervisory board can not strengthen the relationship between sustainable activities and financial performance, both in the current and the future periods. These findings prove that shareholders are more interested in investing at Islamic banks that have high social and environmental responsibility."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Zhafira
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan studi kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara religiositas Islam dan intoleransi politik dan efek moderasi kepercayaan politik terhadap hubungan variabel tersebut. Intoleransi politik diukur dengan Political Intolerance Scale yang dikembangkan oleh Sullivan, Marcus, Feldman, Piereson 1981 , religiositas Islam diukur dengan Muslim Religiosity Scale yang disusun oleh El-Menouar 2014 , dan kepercayaan politik diukur dengan Citizen Trust in Government Organizations Scale yang dikembangkan oleh Grimmelikhuijsen Knies 2015 . Responden penelitian ini merupakan 841 orang mahasiswa di Indonesia yang beragama Islam. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiositas Islam berkorelasi positif dan signifikan dengan intoleransi politik. Sementara kepercayaan politik tidak berkontribusi menjadi moderator terhadap hubungan religiositas Islam dan intoleransi politik.

ABSTRAK
This quantitative study was aimed to examine the correlation between Muslim religiosity and political intolerance whereas political trust as moderator variable towards its correlation. Political intolerance was measured by Political Intolerance Scale which developed by Sullivan, Marcus, Feldman, Piereson 1981 , Muslim religiosity was measured by Muslim Religiosity Scale which developed by El Menouar 2014 , and political trust was measured by Citizen Trust in Government Organizations Scale which developed by Grimmelikhuijsen Knies 2015 . Respondents of this study were 841 Moslem college students. Results indicated that there is significant positive correlation between Muslim religiosity and political intolerance. Meanwhile, political trust was not contributing as moderator variable towards the correlation between Muslim religiosity and political intolerance. "
2017
S67500
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>