Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 189384 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Osman Abhimata Nugraha
"Renewable diesel atau bahan bakar diesel terbarukan adalah bahan bakar diesel alternatif yang dibuat dari hydrotreating minyak nabati dan memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan bahan bakar diesel konvensional, yaitu alkana rantai lurus C15-C18. Penelitian ini difokuskan pada pemodelan trickle-bed reactor skala besar untuk memproduksi renewable diesel melalui reaksi hydrotreating minyak nabati non-pangan dengan katalis NiMoP/Al2O3.
Model yang dibuat adalah model trickle-bed reactor 2D axissymmetric berbentuk silinder tegak dengan diameter 1,5 m dan tinggi 6 m dengan mempertimbangkan perpindahan massa, momentum, dan energi di fasa gas, cair, dan padatan katalis. Reaktor yang dimodelkan berisi katalis berbentuk bola dengan diameter 1/8 inch, dengan kondisi operasi: tekanan 500 psig dan suhu umpan 325oC. Triolein dengan konsentrasi sebesar 5% wt di dalam pelarut dodekana diumpankan ke dalam reaktor sebagai fasa cair, dan hidrogen dengan perbandingan 188 mol hidrogen/ mol triolein diumpankan sebagai fasa gas. Kecepatan umpan gas masuk adalah sebesar 0,2 m/s.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa konversi minyak nabati (triolein) adalah sebesar 10,6%, yield produk sebesar 2,17% wt, dan kemurnian produk sebesar 2,14% wt. Untuk mencapai konversi dan kualitas produk yang lebih tinggi, simulasi lebih lanjut dilakukan dengan memvariasikan kecepatan gas umpan pada kondisi isotermal. Kondisi optimum yang diperoleh untuk reaktor isotermal adalah kecepatan gas umpan sebesar 0,005 m/s dengan konversi 99,1%, yield 81,7%, dan kemurnian produk 56,1% wt.

Renewable diesel is an alternative fuel used in diesel engines which is mainly made from vegetable oils and has very similar chemical structure with fossil diesel fuel. Renewable diesel consists mainly of straight-chain alkanes in the range of diesel fuel (C15-C18). This research is focused on modeling a large-scale trickle-bed reactor to produce renewable diesel via non-edible vegetable oil hydrotreating with NiMoP/Al2O3 catalyst.
The two-dimensional axisymmetry of a non-isothermal vertical cylindrical trickle-bed reactor with the diameter of 1.5 m and the height of 6 m was modeled using computational fluid dynamics by considering mass, momentum, and energy transfer in gas, liquid and solid phases. The reactor is packed with spherical catalyst particles of 1/8-inch diameter under the the pressure of 500 psig and the inlet temperature of 325 oC. Triolein of 5% wt in dodecane is fed as liquid phase, and hydrogen of 188 mol hydrogen/triolein is fed as gas phase. The inlet gas velocity is 0.2 m/s.
The simulation results show that the vegetable oil (triolein) conversion is 10.6%, the product yield is 2.17% wt and the product purity is 2.14% wt. To achieve higher conversion and product quality, further simulation is conducted by varying the inlet gas velocity for isothermal condition. The optimum condition is reached at inlet gas velocity of 0.005 m/s, with 99.1% conversion, 81.7% wt yield, and 56.1% wt product purity.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Adeline Soedarsono
"Diesel terbarukan merupakan salah satu komoditas energi terbarukan yang marak dikembangkan karena karakteristik yang sangat mirip dengan petro diesel dan memiliki bilangan setana yang tinggi. Penelitian ini bertemakan eksperimen produksi diesel terbarukan dalam reaktor trickle bed dari minyak nabati yang diwakilkan oleh triolein. Mekanisme yang terjadi adalah penjenuhan ikatan rangkap, dilanjutkan dengan deoksigenasi selektif. Deoksigenasi selektif yang terjadi mencakup hidrodeoksigenasi sebagai reaksi utama, serta dekarbonilasi dan dekarboksilasi. Katalis yang digunakan adalah NiMo/Al2O3 dengan komposisi Ni 6,13% w/w, Mo 12,49% w/w, dan Al2O3 81,33% w/w. Eksperimen menggunakan reaktor berdiameter 2,01 cm dengan tinggi unggun katalis 24 cm. Reaktan cair (triolein) dan gas hidrogen direaksikan dengan kondisi operasi temperatur 272°C-327,5°C, dan tekanan 5 dan 15 bar. Produk cair dianalisis dengan GC-MS, GC-FID, dan Karl Fischer, sementara produk gas dengan GC-TCD. Setelah reaksi berlangsung, triolein sebagai bahan baku terkonversi menjadi banyak senyawa meliputi asam lemak, lemak alkohol, ester, hidrokarbon C17, hidrokarbon C18, monoolein, dan diolein. Profil spesi-spesi ini menggambarkan mekanisme reaksi. Kondisi terbaik dalam penelitian ini adalah 15 bar dan 313°C, dengan konversi 99,53%, yield diesel terbarukan 78,95%, selektivitas diesel terbarukan 383,62%, dan kemurnian 79,40%. Tren yang didapatkan menunjukkan semakin tinggi tekanan dan temperatur semakin bagus dan selektif reaksi yang berjalan.

Renewable diesel is a renewable resource that is currently developed rapidly because it has similar characteristics with petro diesel and has high cetane number. This research involves renewable diesel production in trickle bed reactor from vegetable oil, represented by triolein. Mechanisms include double bond saturation and selective deoxygenation. Selective deoxygenation includes hydrodeoxygenation as main mechanism, decarbonylation, and decarboxylation. Catalyst NiMo/Al2O3 is being used with Ni 6,13% w/w, Mo 12,49% w/w, dan Al2O3 81,33% w/w. Reactor used has diameter of 2.01 cm and 24 cm of catalyst height. Liquid reactant (triolein) and hydrogen gas are reacted with operating condition: temperature 272°C-327,5°C and pressure 5 bar and 15 bar. Liquid product is analyzed using GC-FID, GC-MS, and Karl Fischer, while the gaseous product is analyzed using GC-TCD. After the reaction occurs, triolein as feed is converted into many compounds such as fatty acid, fatty alcohol, ester, C17 hydrocarbon, C18 hydrocarbon, monoolein, and diolein. Each species profile describes the reaction mechanism. Best condition for producing renewable diesel is at 15 bar and 313°C, with triolein conversion of 99.53%, renewable diesel yield of 78,95%, renewable diesel selectivity of 383,62%, and 79,40% purity. The trend shows better production of renewable diesel with increasing pressure and temperature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handrianto Wijaya
"Perkembangan bahan bakar terbarukan dari biomassa sangat pesat, dan menjadi alternatif utamauntuk menggantikan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi yang jumlahnya terbatas. Salah satu prosesdalam produksi bahah bakar terbarukan ini adalah hydrocracking.
Percobaan ini bertujuan untukmempelajari pengaruh tekanan dan suhu dalam proses hydrocracking dengan metode Analytical SemiEmpirical Model ASEM dalam merepresentasikan yield produk. Model matematis dimodifikasi dandivalidasi dengan menggunakan data-data dari penelitian yang sudah ada.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Analytical Semi Empirical Model ASEM dapat digunakan untuk memprediksi yield produk hasilhydrocracking dengan tingkat ketelitian tinggi. Hal ini ditunjukkan oleh parameter statistik R2 yangmemiliki nilai diatas 0.95 dan SSE yang memiliki nilai di bawah 3. Penelitian ini juga menghasilkanpersamaan yang dapat digunakan untuk proses cracking secara umum.

The development of renewable fuels from biomass is very rapid, and becomes the main alternativeto replace petroleum derived fuels that are limited in stock. One of the processes in the production of thisrenewable fuel is hydrocracking.
This experiment aims to study the effect of pressure and temperature inthe hydrocracking process using the Analytical Semi Empirical Model ASEM method in representing theyield of the product. Mathematical model is modified and validated using data from existing research.
The results show that Analytical Semi Empirical Model can be used to predict the yield of product fromhydrocracking, with all of the models show R2 higher than 0.95 and SSE lower than 3. This experimentalso produces an equation that can be used to predict the yield of product from various cracking process ingeneral.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Ghulam Halim
"Upaya intens dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam mengatasi persoalan defisit kebutuhan diesel domestik dengan mewajibkan pencampuran biodiesel pada solar hingga 20 pada tahun 2016. Namun, biodiesel yang ada memiliki beberapa kekurangan diantaranya penggunaan minyak nabati pangan sebagai bahan baku produksi. Simulasi sintesis renewable diesel berbasis minyak nabati non-pangan dengan rute produksi hidrodeoksigenasi trigliserida langsung dibuat dengan simulator Unisim Design R 390.1 pada penelitian ini. Dari simulasi didapatkan kondisi operasi optimal untuk sintesis renewable diesel yaitu pada tekanan 30 bar dan suhu 320?-380?C, dengan konversi 71.50 , yield 45.5 , dan selektivitas 38.3 . Selain itu, diperoleh pula tiga jenis minyak nabati non-pangan yang sesuai untuk menjadi alternatif bahan baku pembuatan renewable diesel di Indonesia, yaitu minyak kosambi, minyak nyamplung, dan minyak kemiri sunan.

Intense efforts is exerted by the Indonesian government in solving the domestic diesel demand deficit problem by obligating the mixing of biodiesel in diesel up to 20 on 2016. However, biodiesel has some disadvantages such as the use of edible oils as raw materials for production. Synthesis simulation of non edible vegetable oil based renewable diesel with direct triglyceride hydrodeoxigenation production route was made with Unisim Design R 390.1 simulator in this research. From the simulation, the optimum operating conditions for renewable diesel synthesis reached are 30 bar and temperature 320 380 C, with 71.50 conversion, 45.5 yield and 38.3 selectivity. In addition, three types of non food vegetable oils are also suitable to be an alternative raw material for making renewable diesel in Indonesia, namely kosambi oil, nyamplung oil, and siri kemiri oil."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Madani
"Permasalahan energi mendorong dikembangkannya bahan bakar alternatif terbarukan yaitu biodiesel. Namun penggunaan biodiesel terkendala karena memiliki kekurangan yaitu rendahnya stabilitas oksidasi. Reaksi oksidasi menyebabkan biodiesel mengalami perubahan sifat sehingga mengakibatkan korosi, penyumbatan jalur bahan bakar, dan pengotoran saat biodiesel digunakan. Oksidasi biodiesel dapat dihindari dengan penambahan antioksidan. Pyrogallol merupakan antioksidan yang memiliki efektivitas paling tinggi dibandingkan antioksidan lain. Akan tetapi, pyrogallol memiliki kekurangan yaitu sulit larut dalam biodiesel. Untuk mengoptimalkan performa pyrogallol dalam meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel maka dispersi pyrogallol harus ditingkatkan.
Pada penelitian ini surfaktan sorbitan monooleate ditambahkan ke dalam biodiesel untuk meningkatkan dispersi pyrogallol karena merupakan surfaktan nonionic yang baik sebagai pengemulsi water in oil. Penambahan sorbitan monooleate dilakukan dengan variasi konsentrasi yang berbeda untuk mengetahui jumlah komposisi sorbitan monooleate terbaik yang dapat meningkatkan stabilitas oksidasi biodiesel. Stabilitas oksidasi biodiesel diukur berdasarkan penambahan angka asam dan viskositas kinematic selama enam belas hari masa penyimpanan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penambahan surfaktan sorbitan monooleate dapat meningkatkan dispersi pyrogallol dalam biodiesel dan meningkatkan kinerja pyrogallol dalam menjaga stabilitas oksidasi biodiesel. Selain itu konsentrasi surfaktan sorbitan monooleate yang ditambahkan berpengaruh terhadap kinerja antioksidan. Penambahan surfaktan sorbitan monooleate 300 ppm dan pyrogallol 1000 ppm rasio 3:10 merupakan penambahan yang paling baik yang dapat menjaga oksidasi biodiesel.

Energy problems encourage for development of alternative renewable fuel, biodiesel. However usage of biodiesel is obstructed because of its weakness, low oxidation stability. Oxidation reaction makes change of biodiesel properties so it causes corrosion, plugging of fuel lines, and fouling when it is used. Oxidation of biodiesel can be prevented by adding antioxidant. Pyrogallol is one of antioxidant which has the highest effectivity than other antioxidant. However pyrogallol has weakness, it is easier to soluble in water than in biodiesel. To optimize pyrogallol performance in increasing oxidation stability of biodiesel, pyrogallol dispersion need to be improved.
In this research surfactant sorbitan monooelate is added in increasing pyrogallol dispersion because it is nonionic surfactant which is good as emulsifier water in oil. Sorbitan monooelate surfactant is added by varying its concentration to know the best composition of sorbitan monooleate which can increase oxidation stability of biodiesel. Oxidation stability is measured by acid and viscosity in sixteen days of storage.
Result shows that addition of surfactant sorbitan monoolete can increase dispersion of pyrogallol in biodiesel and performance of pyrogallol to keep oxidation stability of biodiesel. Concentration of surfactant sorbitan monooleate which is added also has effect to performance of antioxidant pyrogallol. Adding surfactant sorbitan monooleate 300 ppm and pyrogallol 1000 ppm rasio 3 10 is the best for keep oxidation stability of biodiesel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrey Sapati Wirya
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model hydrocracking dalam trickle bed reactor untuk produksi green fuel menggunakan katalis Ni-W berpenyangga silika alumina, mendapatkan ukuran reaktor trickle bed untuk perpindahan panas yang baik dan mencari kondisi optimum untuk tingkat kemurnian tinggi. Penelitian diawali dengan studi pustaka tentang green fuel, kinetika hydrocracking, trickle bed reactor dan pemodelan. Kemudian model ditentukan dan dikembangkan untuk dilakukan simulasi serta diverifikasi untuk menguji konvergensi. Hasil simulasi dianalisis secara teknis untuk mendapatkan kondisi optimum dengan kemurnian yang tinggi. Dari hasil simulasi didapatkan bahwa kemurnian produk diesel mencapai 44,22 pada temperatur 420 0C. Produk kerosin dapat mencapai kemurnian sebesar 21,39 pada temperatur 500 0C. Produk nafta dapat mencapai kemurnian sebesar 25,30 pada temperatur 500 0C.
hr>
ABSTRAK
The purposes of this research are to get hydrocracking model in trickle bed reactor to produce green fuel using Ni W supported alumina silica catalyst, to determine the size of trickle bed reactor which provide good heat transfer, and to get optimum condition for high purity product. The research is initiated by literature study of green fuel, hydrocracking kinetics, trickle bed reactor, and basic of modeling. The model is determined and developed to perform simulation under different conditions. Model is verified to check the convergence. Simulation results are analyzed technically to achieve optimum condition with high product purity. Simulation results show that the diesel product purity is 44.22 at 420 0C. The Kerosene product could achieve purity of 21.39 at 500 0C. The naphta product could achieve purity of 25.30 at 500 0C."
2017
S68050
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lukman Dermanto
"Pada penelitian ini dilakukan pengujian dan analisa pengaruh penggunaan CPO sebagai bahan bakar mesin genset, yang divariasikan terhadap campuran bahan bakarnya. Pengujian ini dilakukan untuk mendapatkan parameter-parameter unjuk kerja mesin genset yang meliputi konsumsi bahan bakar spesifik, temperatur gas buang, kualitas gas buang, efisiensi thermal serta dampak kerusakan/keausan yang terjadi.
Sebagai pembanding dilakukan pengujian mesin genset yang sejenis dengan menggunakan bahan bakar solar murni. Hasil analisa akan digunakan untuk membuat kesimpulan tentang seberapa jauh pengaruh penggunaan CPO sebagai bahan bakar terhadap parameter-parameter operasi maupun parameter unjuk kerja mesin diesel genset tersebut.
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk melihat sampai sejauh mana bahan bakar CPO dapat diaplikasikan dalam mesin jenset yang digunakan (sampai berapa persen CPO dapat digunakan sebagai bahan bakar mesin jenset pada suhu ambient CPO).

This research was tested and analyzed CPO effect as jenset engine fuel on fuel consentration variation. One aim of this research are get generator engine performances variable, consist of specific fuel consumption, exhaust gas temperature, exhaust gas quality, thermal efficiency, and keausan yang terjadi.
As comparation, tested same type of generator engine used HSD fuel. Output of analyze will use to make conclusion about CPO effect as fuel to generator operation variable or generator engine performance variable.
Essential aim of this research is know about acceptability of CPO that applicated in generator engine ( to know precentage of CPO that accepted as generator engine fuel on ambient temperature).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S37374
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vincent Farrel Wilia
"Green diesel atau bahan bakar diesel terbarukan adalah bahan bakar diesel alternatif yang dibuat dari hidrodeoksigenasi minyak nabati dan memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan bahan bakar diesel konvensional, yaitu alkana rantai lurus C15-C18. Penelitian ini difokuskan pada studi kinetika reaksi trickle-bed reactor untuk memproduksi green diesel melalui reaksi hidrodeoksigenasi minyak nabati non-pangan, yang diwakilkan dengan triolein, dengan katalis NiMo/Al2O3. Model yang dibuat adalah model trickle-bed reactor 2D axisymmetric berbentuk silinder  tegak dengan diameter 2,01 cm dan tinggi 24 cm dengan mempertimbangkan perpindahan massa di fasa gas, cair, dan padatan katalis. Reaktor yang dimodelkan berisi katalis berbentuk bola dengan diameter 0.85-1 mm, dengan kondisi operasi: tekanan 5 bar dan suhu umpan 285-325 °C. Triolein dengan  laju alir 0.15 mL/min di dalam pelarut dodekana diumpankan ke dalam reaktor sebagai fasa cair, dan hidrogen dengan laju alir hidrogen 1 SLPM. Mekanisme reaksi dari hydrotreating trigliserida menjadi green diesel pada kondisi tekanan 5 bar terdiri dari reaksi hidrogenasi trigliserida (r1), reaksi hidrogenasi digliserida (r2), reaksi hidrogenasi monogliserida (r3), reaksi reduksi free fatty acid r), reaksi hidrodeoksigenasi fatty alcohol r5), reaksi dekarboksilasi free fatty acid r6), reaksi dekarbonilasi free fatty acid r7), dan reaksi esterifikasi fatty alcohol r8). Energi aktivasi untuk k1, k2, k3, k4, k5, k6, k7, k8, dan k9 secara berturut-turut adalah 141,4; -1,5; 39,9; 139,9; 305,5; 15,2; -15,9; -231; dan -213 kJ/mol. Nilai faktor pra-eksponensial untuk k1, k2, k3, k4, k5, k6, k7, k8, dan k9 berturut-turut adalah 4,99.1012 m3/mol.detik; 1,99 m3/mol.detik; 3,4.103mm3/mol.detik; 8,08.1012 6/mol2.detik; 1,21.1026m3/mol.detik; 1,08.10-3 1/detik; 2,65.10-18 m3/mol.detik; 9,04.10-25 m3/mol.detik; dan 1,38.10-21 m3/mol.detik. Berdasarkan grafik paritas dan analisis AARD, parameter kinetika yang didapatkan untuk hydrotreating trigliserida menjadi green diesel sudah valid dengan nilai AARD untuk tekanan 5 bar adalah 12,10%.

Green diesel or renewable diesel fuel is an alternative diesel fuel made from hydrodeoxygenation of vegetable oils and has a chemical structure that is very similar to conventional diesel fuel, namely straight chain alkanes C15-C18. This research is focused on the study of trickle-bed reactor reaction kinetics to produce green diesel through the hydrodeoxygenation reaction of non-food vegetable oil, represented by triolein, with NiMo/Al2O3 as catalyst. The model made is a 2D axisymmetric trickle-bed reactor in the form of an upright cylinder with a diameter of 2.01 cm and a height of 24 cm by considering mass transfer in the gas, liquid, and solid catalyst phases. The modeled reactor contains a spherical catalyst with a diameter of 0.85-1 mm, with operating conditions: pressure 5 bar and a feed temperature of 285-325 °C. Triolein with a flow rate of 0.15 mL/min in dodecane solvent was fed into the reactor as a liquid phase, and hydrogen with a hydrogen flow rate of 1 SLPM. The reaction mechanism of hydrotreating triglycerides into green diesel at a pressure of 5 bar consists of a triglyceride hydrogenation reaction (r1), a diglyceride hydrogenation reaction (r2), a monoglyceride hydrogenation reaction (r3), a free fatty acid reduction reaction (r4), a fatty alcohol hydrodeoxygenation reaction (r5), free fatty acid decarboxylation reaction (r6), free fatty acid decarbonylation reaction (r7), and fatty alcohol esterification reaction (r8). The activation energies for k1, k2, k3, k4, k5,k6, k7, k8, and k9 are 141.4; -1.5; 39.9; 139.9; 305.5; 15.2; -15.9; -231; and -213 kJ/mol. The pre-exponential factor values for k1, k1, k2, k3, k4, k5,k6, k7, k8, and k9 are respectively; 4.99 x 1012 m3/mol.sec, 1.99 m3/mol.sec; 3.4 x 103 m3/mol.second; 8.08 x 1012 m6/mol2.sec; 1.21 x 1026 m3/mol.second; 1.08 x 10-3 1/second; 2.65 x 10-18 m3/mol.sec; 9.04 x 10-25 m3/mol.sec; and 1,38 x 10-21 m3/mol.second. Based on the parity chart and AARD analysis, the kinetic parameters obtained for hydrotreating triglycerides into green diesel are valid with the AARD value for 5 bar pressure being 12.10%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gaddy Khalfani Sulaksono
"Pada tahun 2025, Pemerintah Indonesia menargetkan hingga 23% energi yang berasal dari sumber terbarukan menggantikan bahan bakar fosil. Salah satu sumber terbarukan yang menjanjikan untuk menggantikan bahan bakar fosil adalah renewable diesel. Renewable diesel dapat diproduksi dari beberapa jenis minyak nabati tanpa mengurangi kualitas bahan bakar melalui hydroprocessing. Dalam penelitian ini minyak nabati yang digunakan adalah Jathropa curcas, Chlorella vulgaris, dan Biji Karet karena produktivitas dan rendemen minyak yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan dan mengoptimalkan proses hidrodeoksigenasi bahan baku tersebut menggunakan simulator proses UNISIM dengan memvariasikan suhu operasi 250 - 400◦C dan tekanan operasi 1 - 5 Mpa. Metode Analytical Hiearchy Process (AHP) digunakan untuk menilai bahan baku yang paling optimal untuk produksi renewable diesel dengan mengurutkan beberapa kriteria yaitu kadar minyak bahan baku, harga bahan baku, rendemen, suhu, konsumsi gas hidrogen, dan tekanan. Bahan baku yang paling optimum dan efisien yang ditunjukan dengan nilai AHP tertinggi (0.163) adalah biji karet pada suhu 300°C dan tekanan 3MPa yang menghasilkan yield renewable diesel sebesar 39 % dan konversi total 98 %.

By the year 2025, Indonesia Government aims to have up to 23% energy coming from renewable sources replacing fossil fuels. One of the promising renewable sources to replace fossil fuels is renewable diesel. Renewable diesel can be produced from several types of vegetable oil without compromising fuel quality through hydroprocessing. In this research, the vegetable oils used are Jathropa curcas, Chlorella vulgaris, and Rubber Seed due to high productivity and high oil yield. The aim of this research is to model and optimize the hydrodeoxygenation process of those raw materials using UNISIM process simulator by varying the operating temperature of 250 - 400◦C and operating pressure of 1 - 5 Mpa. Analytical Hiearchy Process (AHP) method is used to asses the most optimal raw material for renewable diesel production by rank some criteria which are raw material oil content, raw material price, yield, temperature, hydrogen gas consumption, and pressure. The most optimum and efficient raw material indicated by the highest AHP score (0.163) is rubber seed that run at 300°C and 3MPa resulting in 39 % renewable diesel yield and conversion total of 98 %."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhimas Andianto
"

Dewasa ini seluruh dunia sedang berlomba untuk mencari sumber energi terbarukan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. Namun, bahan bakar fosil sendiri masih sangat dibutuhkan karena sudah banyak sektor memilki ketergantungan terhadap sumber energi tersebut. Salah satu manfaatnya adalah sebagai bahan bakar kendaraan bermotor yang umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. Salah satu solusi yang ditawarkan untuk mengatasi masalah ini ialah bahan bakar jenis baru yaitu bioetanol. Bioetanol memiliki nilai oktan lebih tinggi daripada bahan bakar konvensional sehingga dapat membantu performa mesin menjadi lebih baik. Selain itu gas buang hasil pembakarannya relatif ramah lingkungan jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Bioetanol digunakan sebagai zat campuran terhadap bahan bakar konvensional agar dapat digunakan pada berbagai jenis mesin yang telah diproduksi sebelumnya dan dipergunakan secara luas. Penelitian ini menggunakan bioetanol fuel grade yang memiliki kadar air dibawah 0,1%. Pada penelitian ini dibahas mengenai pengaruh coefficient of variation (COV) terhadap nilai specific fuel consumption (SFC) pada mesin uji berupa motor bakar 125 cc berbasis bahan bakar gasoline. Pengujian dilakukan menggunakan engine dynamometer untuk mengukur performa mesin serta exhaust gas analyzer untuk mengukur kadar emisi pada gas buang yang dihasilkan mesin uji. Penambahan etanol sebanyak 5% dari volume bahan bakar menghasilkan nilai COV paling rendah sehingga performa pembakaran di dalam mesin adalah yang paling baik serta memiliki nilai SFC paling rendah daripada campuran bahan bakar bioetanol lainnya.


Today the whole world is looking for renewable energy sources to obtain fossil fuels that are not environmentally friendly. However, fossil fuels are still very much needed because many sectors have the need for these energy sources. One of the benefits is as a vehicle fuel used by people throughout the world. One solution offered to overcome this problem is a new type of fuel, bioethanol. Bioethanol has a higher octane value compared gasoline so that it can help improve engine performance. In addition, the exhaust gas produced are relatively environmentally friendly compared to the one that fossil fuels produced. Bioethanol is used asa mixture for conventional fuels to be used in various types of machines that have been previously approved and are widely used. This study uses bioethanol fuel which has air content below 0.1%. In this study we discussed the effect of variant coefficient (COV) on the value of specific fuel consumption (SFC) on a test engine consisting of a 125 cc fuel-based gasoline engine. Tests were carried out using an engine dynamometer to measure engine performance, as well as a gas analyzer to measure emission levels in the exhaust gas produced by the test engine. Addition of bioethanol as much as 5% of the volume of fuel produces the lowest COV value which improves the combustion performance and the lowest SFC value compared to the other bioethanol fuel mixtures.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>