Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 215544 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nani Widyawati
"ABSTRAK
DM tipe 1 merupakan penyakit kronik yang sampai saat ini belum dapat disembuhkan. Penatalaksanan yang kurang baik dapat meyebabkan berbagai komplikasi yang akan mempengaruhi kualitas hidup remaja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan skor kualitas hidup remaja dengan DM tipe 1 di tinjau dari laporan remaja dan orang tua. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel 25 orang remaja dan 25 orang tua. Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat perbedaan bermakna secara statistik antara skor kualitas hidup remaja dengan DM tipe 1 ditinjau dari laporan remaja dan orang tua (p=0,521 α=0,05). Rekomendasi dari penelitian ini adalah perlu adanya perhatian khusus pada kekhawatiran remaja sehingga perlu dilakukan pengkajian kualitas hidup secara berkesinambungan untuk memfasilitasi komunikasi dan mencegah depresi.

ABSTRACT
Type 1 Diabetes Mellitus is an incurable chronic disease until today. Poor treatment can cause various complications that will affect the quality of life of adolescents. The purpose of this study is to determine the differences in scores of quality of life in adolescents with type 1 Diabetes Mellitus reviewed from the Adolescents and Parents Report. This study used cross sectional design with a sample of 25 adolescents and 25 parents. The results showed that there were no statistically significant differences in scores of quality of life in adolescents with type 1 Diabetes Mellitus reviewed from the adolescents and parents report (p=0.521 α=0.05). Recommendation from this study is the need of a special attention to adolescent concerns so that it is necessary to make continuous study on the quality of life to facilitate the communication and to prevent depression."
2016
S63497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakia Amalia
"Pasien diabetes memiliki risiko yang lebih besar terhadap penyakit periodontal yang dapat berakibat pada kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi status kesehatan rongga mulut dan kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut pada pasien diabetes mellitus. Studi potong lintang ini dilakukan dengan memberikan kuesioner OHIP-20 dan pemeriksaan klinis untuk evaluasi kesehatan gigi dan mulut pada pasien diabetes mellitus di RSCM. Dari 70 orang responden sebanyak 97.1% memiliki kualitas hidup yang baik. Kualitas hidup terkait kesehatan gigi dan mulut tidak dipengaruhi oleh diabetes mellitus pada responden yang dilakukan pemeriksaan.

Diabetic patients have more risk factor for periodontal disease which can affect their oral health related quality of life (OHRQoL). The aim of this study was to evaluate oral health status and oral health related quality of life in diabetes mellitus patients. This cross sectional study was conducted by giving OHIP-20 questionnaire and clinical examination to evaluate oral health in diabetic patient in RSCM. The result showed from 70 patients 97.1% had good quality of life. Oral health related quality of life is not affected by the presence of diabetes mellitus among the respondents."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yani Sofiani
"ABSTRAK
Diabetes Mellitus merupakan suatu sindroma klinis kelainan metabolik yang ditandai dengan hiperglikemia yang berlangsung lama. Salah satu komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi adalah neuropati dimana pada tahap lanjut dapat dilakukan tindakan amputasi. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran analisis hubungan karakteristik dan budaya pasien Diabetes Mellitus ( DM ) yang mengalami amputasi kaki dengan kualitas hidup. Pada penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi dengan pendekatan croossectiona. Jumlah responden 76 pasien di wilayah DKI Jakarta. Variabel independen dalam penelitian ini adalah karakteristik pasien DM yang mengalami amputasi kaki (usia, tingkat pendidikan, jenis kelamin, lama menderita DM, lama mengalami amputasi, jenis amputasi dan komplikasi lain yang diderita pasien) dan faktor budaya (rasa optimis dalam mengendalikan gula darah dan suku bangsa), sedangkan variabel dependen adalah kualitas hidup. Analisis bivariat menggunakan ANOVA dan Chi Square dengan alfa (< 0.05) menunjukkan ada hubungan tingkat pendidikan dengan kualitas hidup (p value 0.019) dan ada hubungan jenis amputasi dengan kualitas hidup (p value 0.0005). Pada analisis regresi logistic ganda didapatkan 2 variabel yang berpengaruh terhadap kualitas hidup yaitu tingkat pendidikan dan jenis amputasi. Pasien DM yang mengalami amputasi kaki yang berpendidikan tinggi memiliki kualitas hidup 23 kali lebih baik dibandingkan pasien DM yang mengalami amputasi kaki yang berpendidikan rendah setelah dikontrol variabel jenis kelamin, jenis amputasi, rasa optimis dan komplikasi dan pasien DM yang mengalami amputasi kaki dibawah mata kaki memiliki kualitas hidup 602 kali lebih baik dibandingkan pasien DM yang mengalami amputasi kaki diatas mata kaki setelah dikontrol variabel jenis kelamin, tingkat pendidikan, rasa optimis dan komplikasi. Saran pada penelitian ini adalah perawat perlu senantiasa melakukan deteksi dini terhadap kondisi kaki pasien DM dan selalu memotivasi pasien agar selalu melakukan perawatan kaki dengan rutin.

ABSTRACT
Diabetes Mellitus (DM) is a clinical syndrome of metabolism disorder, which is signed by a prolonged hyperglycemic. DM could lead to a chronicle complication called neuropathy, whereas in a further phase, amputation will be the last action need to be taken. This research was conducted to get analytical pictures of relation between characteristics and culture of patient with diabetic foot amputation with their quality of life. With correlation descriptive design, this research involving 76 respondents of patient in DKI Jakarta. Independent variables in this research are characteristics of patient with diabetic foot amputation(age, education level, gender, how long have they been living with DM, how long have they been living with foot amputation, type of amputation, and other complication that the patients have) and factor of culture (optimisms in controlling glucose level in blood and race). The independents variable was the quality of life. Bivariat analysis using ANOVA and Chi Square with alpha (<0.05) had showed that there ware a correlation between level of education and the quality of life (p value 0.019) and a correlation between type of amputation and the quality of life (p value 0.0005). Logistics regression analysis showed that two dominant factor to the quality of life there are type amputation and education level. Patient with diabetic foot amputation with higher education level have quality of life 23 times better than the patient with diabetic foot amputation with a lower education level after controlled with variable of gender, type of amputation, optimism and complication. Patient with DM that had amputation below their ankle have 602 times better quality of life than they who had amputation over their ankle after controlled with variable of gender, type of amputation, optimism and complication. Hopefully, this research will inspire nurses for advice the patient to a routine treatment for their foot and early detection complication."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulianti Ratni Fitria Lestari
"Remaja dengan kanker menghadapi tantangan yang memengaruhi kualitas hidup, termasuk aspek fisik, emosional, sosial, dan kognitif. Pengobatan kanker sering menimbulkan efek samping yang membatasi aktivitas mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pola asuh orang tua dengan kualitas hidup remaja kanker. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan cross-sectional dengan 100 responden, menggunakan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire dan PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale melalui google form. Data dianalisis dengan uji One-Way Anova. Hasil penelitian menunjukkan hubungan signifikan antara pola asuh orang tua dan kualitas hidup remaja kanker. Mayoritas remaja memiliki pola asuh otoritatif (81%), dan skor rata-rata kualitas hidup mereka adalah 60. Skor tertinggi pada fungsi fisik dan terendah pada fungsi sekolah. Penelitian ini menyarankan peningkatan keterampilan perawat dalam pengkajian kualitas hidup remaja, serta keterlibatan aktif orang tua dalam mendukung remaja. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup remaja.

Adolescents with cancer face challenges that affect their quality of life, including physical, emotional, social, and cognitive aspects. Cancer treatment often causes side effects that limit their activities. This study aims to analyze the relationship between parenting patterns and the quality of life of adolescents with cancer. The design of this study used a cross-sectional approach with 100 respondents, using the Parenting Styles and Dimensions Questionnaire and PedsQLTM 4.0 Generic Core Scale via google form. Data were analyzed using the One-Way Anova test. The results showed a significant relationship between parenting patterns and the quality of life of adolescents with cancer. The majority of adolescents have an authoritative parenting pattern (81%), and their average quality of life score was 60. The highest score was in physical function and the lowest in school function. This study suggests improving nurses' skills in assessing adolescents' quality of life, as well as active parental involvement in supporting adolescents. Further research is recommended to explore other factors that affect adolescents' quality of life. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Tri Fatimah
"ABSTRACT
Depresi merupakan gangguan kejiwaan yang banyak terjadi pada pasien Diabetes Mellitus DM . Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 beresiko tinggi mengalami depresi ringan dan depresi berat. Gejala komplikasi diabetes, durasi diabetes, dan perilaku manajemen diri merupakan faktor ndash; faktor yang diduga mempengaruhi depresi pada pasien DM tipe 2. Metode analisis regresi logistik ordinal digunakan untuk menentukan faktor ndash; faktor yang paling mempengaruhi depresi dan mendeteksi tingkat depresi berdasarkan faktor ndash; faktor yang paling mempengaruhi depresi. Hasil dari penelitian ini adalah 43.6 pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo mengalami depresi, yang terdiri dari 22.7 mengalami depresi ringan, dan 20.9 mengalami depresi berat. Depresi pada pasien DM tipe 2 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo hanya dipengaruhi oleh gejala komplikasi diabetes yang tediri dari hipoglikemia, opthalmologi, dan neuropati sensorik, sehingga faktor ndash; faktor tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi depresi.

ABSTRACT
Depression is a mental disorder that often exists within patients with diabetes mellitus. Several studies displays that the patients with type 2 diabetes mellitus has an increased risk of minor and major depression. The symptom of diabetes complications, duration diabetes, and the self management behavior are predicted to be the contributing factors that influence depression in the patient with type 2 diabetes mellitus. This research employs ordinal logistic regression method to determine the most prominent factor affecting depression and to detect the level of depression according to the said factors. The result of this research displays that depression occurs in 43.6 of the patient with type 2 diabetes mellitus in Cipto Mangunkusumo hospital, with the following breakdown 22.7 patients that suffer from minor depression and 20.9 patients suffer from major depression. Depression in the patients of Cipto Manungkusumo hospital with type 2 diabetes mellitus is only affected by the symptoms of diabetes complication which constitute of hypoglycemia, ophthalmology, and sensory neuropathy. Thus, these factors can be used to detect depression."
2017
S69572
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anisa Setya Sari
"Penyakit Diabetes Mellitus (DM) tipe 1 saat ini semakin banyak dialami oleh anak. Prinsip perawatan anak yang berfokus family centered care menuntut orang tua untuk aktif berperan serta dalam mengelola DM tipe 1 pada anak. Penelitian dilakukan dengan tujuan mengeksplorasi pengalaman orang tua dalam merawat anak DM tipe 1. Desain penelitian menggunakan fenomenologi deskriptif yang melibatkan 7 orang tua sebagai partisipan.
Hasil eksplorasi didapatkan 8 tema, yaitu:
1) tiga fase perubahan respon orang tua,
2) dua fase perubahan respon anak yang dirasakan orang tua,
3) aktivitas orang tua dalam mengelola DM tipe 1 pada anak,
4) penilaian orang tua terhadap pengobatan dengan insulin dan herbal,
5) pola komunikasi dan ketrampilan yang ditunjukkan mempengaruhi persepsi orang tua terhadap tenaga kesehatan,
6) dukungan sosial sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam mengelola DM tipe 1 pada anak,
7) perubahan yang dialami orang tua sebagai perawat utama anak, dan
8) harapan orang tua terhadap anak, dirinya sendiri dan tenaga kesehatan.
Kesimpulan yang didapatkan yaitu kemampuan orang tua dalam berespon adaptif berpengaruh terhadap pengelolaan DM tipe 1 secara efektif pada anak. Selanjutnya perlu dilakukan eksplorasi kemampuan anak dalam beradaptasi terhadap DM tipe 1 untuk memberikan pemahaman dari segi individu yang mengalami penyakit secara langsung.

Type 1 Diabetes Mellitus (DM) is now increasingly experienced by children. The principle of family centered care requires parents to actively participate in managing diabetes in children and the factors that influence it. Research conducted with the aim to explore the experience of parents in caring for children with type 1 DM. Descriptive phenomenology used in this research design by involving seven parents as participants.
The exploration resulted 8 themes, there are:
1) three-phases of parent?s response,
2) two-phases of children?s response perceived by parents,
3) the activity of parents in managing type 1 DM in children,
4) perception of parents to insulin and herbs,
5) communication patterns and skills shown affected the perception of parents towards health professionals,
6) social support as factor that influence the success in managing type 1 diabetes in children,
7) the changes of lifestyle which experienced by parents as primary caregivers of children, and
8) the expectations of parents of children, themselves and health professionals.
The conclusion is the ability of parents to respond adaptively influence the effectiveness of managing type 1 DM in children. Further exploration about children's adaption to type 1 DM is necessary to provide an understanding from the individual who experience it directly."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
T46359
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurhayati Fajar M. Nofitri
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran kualitas hidup penduduk dewasa pada lima wilayah di Jakarta. Responden penelitian adalah 255 orang penduduk dewasa yang tinggal di Jakarta dengan rentang usia 18 hingga 55 tahun. Peneliti menggunakan alat ukur SEIQoL-DW yang telah diadaptasi. Hasil penghitungan statistik deskriptif mendapatkan mean skor global quality of life sebesar 77,12 (dari rentang 1-100), menandakan bahwa sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta memiliki kualitas hidup yang baik. Selain itu, ditemukan lima aspek kehidupan paling penting bagi sebagian besar penduduk dewasa di Jakarta dalam kaitannya dengan kualitas hidup, yaitu aspek keluarga, aspek spiritual/ agama, aspek kesehatan, aspek keuangan/ ekonomi, dan aspek hubungan sosial.

The purpose of this study is to descript the quality of life among adult citizen in five area of Jakarta. The participants of this research are 255 adult citizen who live in Jakarta, with age ranging from 18 to 55 years old. The instrument used in this study is adapted SEIQoL-DW. Descriptive statistic computation resulting a global quality of life mean score 77,12, indicating that most of adult citizen in Jakarta have a good quality of life. Meanwhile, the five most important life aspects according to adult citizen in Jakarta are family aspect, spirituality/ religion aspect, health aspect, monetary/ economic aspect, and social relationship aspect.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
155.92 NOF g
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Lia Nurhikmah
"ABSTRAK
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi diabetes melitus yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan citra tubuh akibat adanya masalah fisik berupa perubahan tampilan dan fungsi tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan citra tubuh dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum. Desain penelitian ini menggunakan Cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara consecutive sampling yang melibatkan 97 responden. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara citra tubuh dengan kualitas hidup pasien ulkus diabetikum p-value 0,001, ?: 0,05 . Hasil penelitian ini merekomendasikan pentingnya pengkajian dan intervensi citra tubuh agar kualitas hidup pasien ulkus diabetikum meningkat.

ABSTRACT
Diabetic ulcer is a complication of diabetes mellitus that could cause body image disturbance due to the physical problems include changes in body appearance and body function. The aim of this study was to identify the correlation between body image with quality of life diabetic ulcer patients. This study design used Cross sectional study. The selection of samples were done consecutive sampling with 97 respondents. The result showed that significant correlation between body image and quality of life (p-value 0,001, α: 0,05). The result of this study recommended the importance of body image assessment and intervention to improve the quality of life diabetic ulcer patients."
2017
S68859
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rangga Novandra
"Latar Belakang.
International Diabetes Federation (IDF) memperkirakan 463 juta jiwa di dunia menderita diabetes mellitus (DM) pada tahun 2019 dan akan bertambah menjadi 628 juta pada tahun 2045. Polineuropati distal simetrik merupakan manifestasi terbanyak neuropati diabetik perifer. Gangguan ini berasosiasi dengan neuropati otonom dan ganguan pada mikrovaskular lainnya sehingga dapat menjadi pintu untuk mencari komplikasi diabetes lain. Pada pasien dengan penyakit kronik seperti polineuropati distal simetrik, kualitas hidup perlu diperhatikan untuk merancang, memantau dan mengevaluasi efektivitas intervensi pengobatan.
Tujuan.
Mengetahui proporsi polineuropati distal simetrik dan hubungannya terhadap kualitas hidup pada penyandang diabetes melitus di Puskesmas di Jakarta.
Metode.
Studi potong lintang dengan populasi terjangkau pasien DM di Puskesmas di Jakarta dari September 2022-Januari 2023. Analisis data digunakan untuk mendapatkan proporsi polineuropati distal simetrik dan hubungannya terhadap kualitas hidup pada pasien diabetes melitus di Puskesmas di Jakarta.
Hasil.
Selama periode penelitian didapatkan 183 subjek dengan rerata umur 53+8,6 tahun, rerata lama menderita diabetes 5+4,8 tahun, rerata tekanan darah sistolik 141+19,4mmHg dan diastolik 90+9 mmHg. Sebanyak 140 subjek (77,3%) obesitas, 123 (67,2%) subjek dengan kadar HbA1C yang belum terkontrol dengan rerata kadar HbA1C 8,1+2%. Sebanyak 177 subjek (96,7%) menderita dislipidemia dengan rerata kadar kolesterol total 207 (43,4) mg/dL, kadar LDL 136 (39,3) mg/dL, dan HDL 48 (10,9) mg/dL. Proporsi rasa sakit pada subjek dengan polineuropati distal simetrik lebih besar bermakna dibandingkan dengan subjek tanpa polineuropati distal simetrik dengan OR 2,777 (1,384-5,572) dan p-value 0,005.
Kesimpulan.
Proporsi polineuropati distal simetrik pada penelitian ini sebesar 74,9%. Polineuropati distal simetrik pada pasien DM tidak memiliki hubungan terhadap kualitas hidup, namun didapatkan hubungan yang bermakna pada komponen dimensi rasa nyeri bila dibandingkan dengan tanpa polineuropati distal simetrik.

Background.
International Diabetes Federation (IDF) estimates that 463 million people worldwide suffer from diabetes mellitus (DM) in 2019 and will increase to 628 million in 2045. Distal symmetric polyneuropathy is the most common manifestation of peripheral diabetic neuropathy. This disorder is associated with autonomic neuropathy and other microvascular disorders, so it can be a gateway to look for other diabetes complications. In patients with chronic diseases such as symmetric distal polyneuropathy, quality of life needs to be considered in designing, monitoring and evaluating the effectiveness of treatment interventions.
Objective.
Knowing the proportion of distal symmetric polyneuropathy and its relationship to quality of life in people with diabetes mellitus in Jakarta Health Center.
Methods.
Cross-sectional study with an affordable population of diabetes mellitus patients at the Jakarta Health Center from September 2022-January 2023. Data analysis was used to obtain the proportion of distal symmetrical polyneuropathy and its relationship to quality of life in diabetes mellitus patients at the Jakarta Health Center.
Results.
During the study period, 183 subjects were found with an average age of 53+8.6 years, an average duration of diabetes 5+4.8 years, an average systolic blood pressure of 141+19.4 mmHg and a diastolic of 90+9 mmHg. A total of 140 subjects
(77.3%) were obese, 123 (67.2%) subjects had uncontrolled HbA1C levels with an average HbA1C level of 8.1+2%. A total of 177 subjects (96.7%) suffered from dyslipidemia with an average total cholesterol level of 207 (43.4) mg/dL, LDL level
of 136 (39.3) mg/dL, and HDL level of 48 (10.9) mg/dL. Proportion of pain in subjects with distal symmetric polyneuropathy was significantly greater than in subjects without distal symmetric polyneuropathy with OR 2.777 (1.384-5.572) and p-value 0.005.
Conclusion.
The proportion of distal symmetric polyneuropathy in this study was 74.9%. Patients with distal symmetric polyneuropathy did not have a lower quality of life,
but found significant relationship in the pain component when compared to those without distal symmetric polyneuropathy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Dian Citra Ramadhanty
"Self-esteem dan dukungan sosial dipercaya dapat memberikan efek penyangga ketika remaja dihadapkan dengan pengalaman negatif yang menimbulkan stres, salah satunya perceraian orang tua, efek ini kemudian berdampak pada kualitas hidup remaja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana peran self-esteem dan dukungan sosial pada kualitas hidup remaja madya dengan orang tua yang bercerai. Partisipan merupakan 107 remaja madya berusia 14-18 (M=16.93, SD=1.058) tahun yang masih bersekolah dan memiliki orang tua yang sudah bercerai setidaknya dua tahun yang lalu. Pengukuran dilakukan menggunakan KIDSCREEN-27, Rosenberg Self-Esteem Scale dan Child and Adolescent Social Support Scale.Hasil uji regresi menunjukkan terdapat peran positif dari self-esteem (R2=0,198, t=5,094, p<0,001) dan dukungan sosial (R2=0,576, t=11,974p<0,001) terhadap kualitas hidup remaja madya dengan orang tua bercerai dan dukungan sosial memiliki peran yang lebih besar dalam memprediksi kualitas hidup remaja (β=0.680). Hasil penelitian menunjukkan bahwa self-esteem dan dukungan sosial dapat menjadi faktor protektif pada kualitas hidup anak dengan orang tua bercerai.

Self-esteem and social support provide buffering effects when adolescents are faced with stressful negative experiences, one of which is parental divorce. This role impacted the quality of life of adolescents with divorced parents. This study examines how self-esteem and social support influence the quality of life of middle adolescents with divorced parents. The study involved 107 middle adolescents aged 14-18 (M=16.93, SD=1.058)who are still attending school and have parents who had been divorced for at least two years. Measurements are conducted using KIDSCREEN-27, Rosenberg Self-Esteem Scale, and Child and Adolescent Social Support Scale. The results of multiple regression analysis revealed a positive role between self-esteem (R2=0.198, t=5.094, p<0.001) and social support (R2=0,576, t=11,974 p<0,001) in the quality of life of middle adolescents with divorced parents. Among those, social support has a greater role in predicting adolescent quality of life (β=0.680). The research results show the protective role of self-esteem and social support in enhancing the quality of life of children with divorced parents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>