Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188193 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fildzah Amalina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-esteem dan job search self-efficacy terhadap perilaku pencarian kerja pada sarjana baru. Sebanyak 346 responden mengisi kuesioner alat ukur self-esteem (Rosenberg Self-Esteem Scale), job search self-efficacy (Job Search Self-Efficacy-Behavior) dan perilaku pencarian kerja (Job Search Beharior Scale). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan bahwa self-esteem (β = 0,194, p = 0,000) dan job search self-efficacy (β = 0,499; p = 0,000) memiliki pengaruh positif terhadap perilaku pencarian kerja pada sarjana baru. Lebih lanjut diketahui bahwa variabel job search self-efficacy memiliki kontribusi varian yang unik pada perilaku pencarian kerja pada sarjana baru setelah mengontrol self-esteem.

ABSTRAK
The aim of this research is to examine the influence of self-esteem and job search self-efficacy on job search behaviors among higher education fresh graduates. A total of 346 respondents completed a survey on self-esteem (Rosenberg Self-Esteem Scale), job search self-efficacy (Job Search Self-Efficacy-Behavior), and job search behaviors (Job Search Behavior Scale) variables. Results indicated that both self-esteem (β = 0,194, p = 0,000) and job search self-efficacy (β = 0,499; p = 0,000) positively influenced job search behaviors among fresh graduates. Furthermore, job search self-efficacy explained an incremental variance in job search behaviors above and beyond self-esteem. Theoretical and practical implications are further discussed."
Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63142
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helmi Aldian Prasetio
"Penelitian ini menganalisis hubungan tingkat dukungan sosial terhadap tingkat self efficacy mencari kerja pada fresh graduate. Temuan studi sebelumnya Kanfer (2001) menyebutkan seseorang dengan tingkat efikasi diri dalam mencari kerja yang tinggi akan mengalami waktu pengangguran relatif singkat. Dukungan sosial menjadi bagian yang terpenting dalam pembentukan sikap efikasi diri fresh graduate dalam mendapatkan kerja, studi sebelumnya menjelaskan bahwa tingkat efikasi diri seseorang mencari pekerjaan membutuhkan dukungan sosial dari kerabat terdekat seperti keluarga dan teman, hal tersebut dikarenakan oleh dukungan sosial menjadikan individu lebih merasa nyaman, meningkatkan kepercayaan diri, dan merasa berkompeten atau bernilai dalam menghadapi kendala atau kesulitan dalam kegiatan pencaharian kerja pada fresh graduate. Studi ini berhipotesis bahwa dukungan sosial memiliki hubungan positif terhadap tingkat efikasi diri mencari kerja pada kalangan fresh graduate di Jabodetabek, hal tersebut sebab kemampuan mencari kerja tak lepas dari faktor eksternal seperti pemberian dukungan sosial yang mendorong pada sikap percaya diri, membangkitkan harga diri, dan membantu kebutuhan dalam pencaharian kerja, sehingga terbangunnya kepercayaan untuk peluang mendapatkan kerja. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner online untuk mengukur tingkat dukungan sosial terhadap tingkat efikasi diri mencari kerja fresh graduate. Hasil penelitian menjelaskan terdapat hubungan positif antara tingkat dukungan sosial dengan Tingkat Job Search Self Efficacy pada fresh graduate di Jabodetabek. Sumber dukungan sosial keluarga memiliki signifikansi paling besar karena keluarga merupakan agen sosial primer dan mengetahui rangkaian awal proses pencarian kerja para fresh graduate, dan keluarga dapat memberikan semua jenis dukungan yang diperlukan saat mencari kerja. Temuan lainnya adalah dukungan penghargaan memiliki signifikansi paling tinggi dikarenakan dukungan tersebut mendukung keyakinan untuk memperoleh pekerjaan sebab terdapat penilaian atas harga diri (self esteem) yang didapat dari validasi orang lain.

This study to analyze the relationship between the level of social support and job search self efficacy among fresh graduates. The findings of previous research Kanfer (2001), someone with a high level of self-efficacy in looking for work will experience a relatively short time being unemployed. Social support is the most important part in the formation of a fresh graduate's self-efficacy attitude in getting a job, previous research explains that a person's level of self-efficacy in seeking or getting a job requires social support from closest relatives such as family and friends, this is because social support makes individuals feel more comfortable, increases self-confidence, and feels competent or worthy in dealing with obstacles or difficulties in working life activities for them. This study argues that social support has an influence on the level of self-efficacy in looking for work among fresh graduates in Jabodetabek, this is due to the ability to find independence from external factors such as by offering social support that encourages self-confidence, raises self-esteem, and help their needs in work activities so that they have more chances to build trust to get a job. This study uses a quantitative method with online survey to measure the level of social support and the job search self efficacy. The results of the study explain that there is a positive relationship between the level of social support and the level of Job Search Self Efficacy in fresh graduates in Jabodetabek. In addition, sources of family social support and appreciation support have the highest significance, this is because the family is the primary social agent and knows the initial sequence of the job search process for fresh graduates, plus the family can provide all kinds of support needed when looking for job. Another finding from this study is that reward support has the highest significance from other types of social support (emotional, instrumental, and information) this is because it supports the belief to get a job because of self-esteem (self- esteem) obtained from validation from others."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dinia
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara trait conscientiousness dengan perilaku pencarian kerja pada sarjana baru (fresh graduate) perguruan tinggi di Indonesia menggunakan pendekatan kuantitatif. Partisipan berjumlah 346 yang merupakan sarjana baru perguruan tinggi di Indonesia mengisi kuesioner alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur perilaku pencarian kerja, Job Search Behavior Scale dan alat ukur trait conscientiousness dari The Big Five Personality Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa trait conscientiousness dan perilaku pencarian kerja memiliki hubungan positif yang signifikan (r = 0,190, p < 0,01) dan memiliki pengaruh positif (β = 0,191, p = 0,000) terhadap perilaku pencarian kerja pada sarjana baru perguruan tinggi di Indonesia. Penelitian ini dapat menambah informasi mengenai hubungan trait conscientiousness dengan perilaku pencarian kerja khususnya pada sarjana baru perguruan tinggi di Indonesia.

ABSTRACT
The aim of this research was to examine the relationship between trait conscientiousness and job search behaviors among university fresh graduates in Indonesia by using a quantitative approach. A total 346 participants who were university fresh graduates in Indonesia completed the questionnaires used in this research. Instruments used in this research are job search behavior instrument, Job Search Behavior Scale and trait conscientiousness instrument from The Big Five Personality Test. The result indicated that trait conscientiousness have a significant correlation with job search behaviors (r = 0,190, p < 0,01) and positively affected job search behaviors (β = 0,191, p <= 0,000) among university fresh graduates in Indonesia. This study can add information about the relationship between trait conscientiousness and job search behaviors especially on university fresh graduates in Indonesia.
"
2016
S63448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kantate, Sere Eunice
"Maraknya berita PHK yang terjadi dari dampak Pandemi Covid-19 maupun efisiensi perusahaan sebagai langkah preventif dalam menghadapi resesi, tidak jarang memengaruhi pandangan individu terhadap keberlangsungan perusahaannya maupun keberlangsungan dirinya dalam perusahaan tersebut (job insecurity). Hal ini berdampak pada bagaimana keterlibatan individu dalam perusahaannya atau work engagement. Padahal, banyak penelitian sebelumnya yang menemukan pentingnya work engagement dalam bekerja. Diketahui bahwa beberapa variabel yang memengaruhi hubungan dari job insecurity dan work engagement adalah kepercayaan akan kemampuan individu dalam menyelesaikan pekerjaannya (occupational self-efficacy) dan melakukan modifikasi pekerjaan (job crafting)  yang dilakukan individu. Sehingga, tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh mediasi dari occupational self-efficacy dan job crafting  pada pengaruh job crafting   terhadap work engagement. Penelitian ini memiliki 243 responden di Indonesia dan data yang didapat akan diuji dan dianalisis dengan metode Structural Equation Modelling (SEM) Melalui pengolahan kuantitatif tersebut, ditemukan hasil yang signifikan bahwa variabel occupational self-efficacy dan job crafting memediasi pengaruh job insecurity terhadap work engagement. Dapat disimpulan bahwa tingkat ketidakamanan kerja yang rendah cenderung mendorong individu untuk lebih memiliki kemampuan diri dalam bekerja dan juga melakukan perubahan dalam pekerjaannya, yang berdampak pada meningkatnya keterlibatan kerja.

The current issue regarding the massive round of layoffs is influenced by two major factors: the spillover effect of the COVID-19 pandemic and the global recession forecast in the coming years. This issue might trigger another problem in the people management area, particularly regarding job insecurity. Previous studies found that job insecurity has a negative effect on work engagement. Furthermore, there are two mediating factors that affect work engagement, namely occupational self-efficacy and job crafting. The goal of this research is to better understand the role of occupational self-efficacy and job crafting as mediators of the effect of job insecurity on work engagement. This study involved 243 respondents who were Indonesian employees, and the data is being analyzed with the Structural Equation Modeling (SEM) method with Lisrel 8.80. The findings indicate that occupational self-efficacy and job crafting have a significant impact as mediators of the effects of job insecurity on work engagement. In conclusion, low job insecurity increased employees' occupational self-efficacy and job crafting, which in turn influenced overall work engagement."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Grace Sendy Natalia
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat fenomena perilaku pencarian kerja pada lulusan baru universitas dalam mendapatkan pekerjaan awal, mempertahankan pekerjaan, serta mendapatkan pekerjaan yang baru yang disebut dengan perilaku mencari kerja. Penelitian sebelumnya mengatakan bahwa faktor-faktornya terdiri dari jaringan sosial, kurikulum pendidikan, identitas, dan juga pelatihan. Peneliti berargumen bahwa perilaku mencari kerja memiliki hubungan dengan pemanfaatan jaringan sosial dan citra diri. Hipotesis penelitian ini merumuskan bahwa terdapat hubungan positif antara tingkat jaringan sosial dan tingkat citra diri dengan tingkat perilaku mencari kerja pada lulusan baru universitas, yakni semakin tinggi tingkat jaringan sosial dan citra diri, maka tingkat perilaku mencari kerja pada lulusan baru universitas akan semakin tinggi juga. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, dengan metode pengumpulan daya berupa survei yang dilakukan secara online dan disebar di Jabodetabek.

This study aims to look at the phenomenon of job search behaviour in fresh graduates in getting first jobs, retaining jobs, as well as getting new jobs called job searching behaviour. Previous research said that the factors consisted of social networks, educational curriculum, identity, and also training. Researchers argue that job searching behaviour can be influenced by social networks and self-esteem. The hypothesis of this study formulates that there is a positive relationship between the level of social networks and the level of self-image with the level of job-seeking behaviour in new university graduates. i.e. the higher the level of social networks and self-image, the level of job searching behaviour in new university graduates will also be higher. The approach used in this research is a quantitative approach, with a power collection method in the form of a survey conducted online and distributed in Greater Jakarta."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Laura
"Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh perceived organizational support dan self-efficacy terhadap training transfer yang dimediasi oleh job satisfaction di BUMN di bidang transportasi gas bumi. Penelitian ini dilakukan terhadap 337 pekerja di perusahaan tersebut. Data yang didapatkan dari responden kemudian diolah dan dianalisis menggunakan metode structural equation modelling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa job satisfaction tidak signifikan memediasi perceived organizational support dan self-efficacy terhadap training transfer. Namun ditemukan perceived organizational support maupun self-efficacy memiliki pengaruh signifikan terhadap training transfer, yang sesuai penelitian sebelumnya, bahwa baik work environment maupun trainee characteristics mempengaruhi implementasi hasil training di lingkungan kerja

This research has an objective to investigate the factors of perceived organizational support and self-efficacy on training transfer that mediating by job satisfaction. This study was conducted in a state-owned company in the gas natural transportation. To test the hypothesis, 337 employees completed the online questionnaire. Data analysis was conducted using structural equation modelling.
The result did not support the assumption, which job satisfaction was not mediating perceived organizational support and self-efficacy on training transfer. Meanwhile, both perceived organizational support and self-efficacy have a significant impact on training transfer, whereas the result is the same with the previous studies.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T49683
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chatarina Pahlewi
"Fenomena perceraian di Indonesia yang terjadi pada tahun 2022, berdasarkan laporan statistik mencapai 516.334 kasus dan terus meningkat. Hal ini menyebabkan fenomena orang tua tunggal juga terus meningkat dari waktu ke waktu, yang memiliki dampak pada pola asuh yang orang tua tunggal terapkan kepada anaknya yang berusia remaja. Penelitian sebelumnya menyebutkan bahwa memang ada hubungan positif antara pola asuh orang tua dengan self-esteem dan self-efficacy remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran hubungan antara pola asuh orang tua tunggal dengan self-esteem dan self-efficacy remaja usia 12-15 tahun. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan teknik purposive sampling yang melibatkan 109 remaja usia 12-15 tahun yang tinggal bersama orang tua tunggal. Penelitian ini telah lolos kaji etik oleh Komite Etik Penelitian Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia Nomor: KET- 201/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. Hasil analisis penilitian ini menggunakan uji chi square menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara pola asuh orang tua tunggal dnegan self-esteem dan self-efficacy, serta hubungan antara self-esteem dan self- efficacy remaja (p=0,001). Implikasi penelitian terhadap pelayanan keperawatan dan juga pemerintah setempat adalah perlunya untuk mengefektifkan peran pemerintah daerah dan sekolah terkait bimbingan konseling, unit kesehatan siswa (UKS), dan program karang taruna yang ada di masyarakat khususnya dalam membantu remaja untuk membangun aspek positif yang dimiliki sehingga remaja dapat mengembangkan harga diri dan efikasi diri yang tinggi.

The phenomenon of divorce in Indonesia in 2022, as reported by statistical data, reached 516,334 cases and continues to increase. This has led to the phenomenon of single parenthood also rising over time, impacting the parenting patterns that single parents apply to their teenage children. Previous research has indicated a positive relationship between parenting styles of parents and the self-esteem and self-efficacy of adolescents. This study aims to explore the relationship between the parenting styles of single parents and the self-esteem and self-efficacy of adolescents aged 12-15. The research adopts a descriptive correlational design using a cross-sectional approach, with purposive sampling involving 109 teenagers aged 12-15 living with single parents. The study has been ethically approved by the Research Ethics Committee of the Faculty of Nursing, Universitas Indonesia, with the approval number: KET- 201/UN2.F12.D1.2.1/PPM.00.02/2023. The results of the research analysis, using the chi-square test, indicate a significant relationship between the parenting styles of single parents and self-esteem and self-efficacy, as well as a relationship between the self-esteem and self-efficacy of adolescents (p=0.001). The implications of this research for nursing services and local governments underscore the need to enhance the role of local governments and schools in guidance counseling, student health units (UKS), and youth programs in the community. This is especially crucial in assisting adolescents to build positive aspects of themselves, enabling them to develop high self-esteem and self- efficacy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Putri Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara job satisfaction dan job insecurity, serta peran self-esteem sebagai moderator di dalam hubungan tersebut. Tipe penelitian korelasional kuantitatif merupakan tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini. Kuesioner yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian, antara lain Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ) dari Weiss dkk. (1967) untuk mengukur job satisfaction, Job Insecurity Questionnaire (JIQ) milik De Witte 2000 untuk mengukur job insecurity, serta Rosenbergs Self-esteem Scale (RSES) milik Rosenberg 1965 yang diadaptasi oleh Pierce & Gardner (204) untuk mengukur self-esteem. Partisipan penelitian ini merupakan karyawan yang sedang bekerja full-time selama minimal satu tahun. Perolehan partisipan tersebut menggunakan metode convenience sampling. Dari 103 partisipan, didapatkan hasil yang signifikan pada hubungan antara job satisfaction dan job insecurity r= -.287, n= 03, p< .01), serta efek moderasi self-esteem pada hubungan tersebut bInt = -0.022, t = -2.65, p < 0.05 sig, CI =-0.03-0.005. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi job satisfaction karyawan, semakin rendah job insecurity yang mereka miliki dan self-esteem dapat memoderasi hubungan di antara kedua variabel tersebut."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Nurul Aisha
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh self-efficacy dan occupational stress terhadap perilaku sehat perawat. Partisipan penelitian ini adalah perawat yang bekerja di rumah sakit sebanyak 111 orang. Variabel perilaku sehat diukur dengan menggunakan alat ukur yang berdasarkan indikator perilaku sehat oleh Sarafino dan Smith 2011 , self-efficacy diukur dengan menggunakan alat ukur The Health Behavior Spesific Behavior Self-Efficacy Scale HSBSES yang sudah diadaptasi oleh Penney 2006 , sedangkan occupational stress diukur dengan menggunakan alat ukur Nurse Stress Scale NSS oleh Gray-Toft dan Anderson 1981 . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hipotesis null ditolak F= 8,806, p < 0,05 yang berarti terdapat pengaruh self-efficacy dan occupational stress yang signifikan terhadap perilaku sehat pada perawat. Dari penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat korelasi yang positif antar self-efficacy dan perilaku sehat yang berarti semakin tinggi self-efficacy yang dimiliki perawat makan semakin tinggi perilaku sehat yang dijalankan sedangkan korelasi antara occupational stress dan perilaku sehat adalah negatif yang berarti semakin tinggi tingkat occupational stress yang dirasakan perawat makan akan semakin menurunkan perilaku sehatnya.

ABSTRACT
The objective of this study was to examine the influence of self efficacy and occupational stress towards health behavior among nurses. Respondents counted 111 nurses who work at the hospital in Jabodetabek. Measurement of health behavior was using health behavior indicator by Sarafino and Smith 2011 , measurement of self efficacy was using The Health Behavior Spesific Behavior Self Efficacy Scale HSBSES which was adopted by Penney 2006 , and measurement of occupational stress was using Nurse Stress Scale by Gray Toft and Anderson 1981 . The results showed that the null hypothesis is rejected F 8,806, p 0,05 , which means there was a significant influence of self efficacy and occupational stress together on health behavior among nurses. The correlation of self efficacy and health behavior is positive which means, the higher the level of self efficacy, the higher the level of health behavior, while the correlation of occupational stress and health behavior is negative which means the higher the level of occupational stress, the lower the level of health behavior."
2016
S65919
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Sekar Ayu Dian Kusumaningtyas
"Masalah pengangguran dan diberlakukannya pasar tenaga kerja MEA 1 Januari 2016 menuntut pencari kerja untuk menjadi lebih kompetitif dalam mencari kerja. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Trait Kompetitif terhadap Intensitas Mencari Kerja pada pencari kerja Generasi Y melalui keempat dimensi Trait Kompetitif dari Newby dan Klein (2014): General Competitiveness, Dominant Competitiveness, Competitive Affectivity, dan Personal Enhancement Competitiveness. Sebanyak 254 partisipan yang merupakan pencari kerja mengisi kuesioner online Competitiveness Orientation Measure (2014) dan Job Search Behavior Scale (2004). Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari dimensi Dominant Competitiveness terhadap dua fase dari Intensitas Mencari Kerja individu, yaitu Persiapan Mencari Kerja (R2 = 0,139, β = 0,372, p<0,05) dan Aktif mencari kerja (R2 = 0,067, β = 0,259, p<0,05). Hasil ini menunjukan bahwa pencari kerja Generasi Y di Indonesia dengan kecenderungan kompetitif yang tinggi karena keinginan untuk mendominasi orang lain mempengaruhi seberapa besar intensitas mencari kerja mereka.

The problem of unemployment and implementation of labor market MEA in January 1st 2016 requires job seekers to become more competitive in job search. This research was conducted to see the influence of trait competitiveness on job search intensity through four dimensions by Newby and Klein (2014): General Competitiveness, Dominant Competitiveness, Competitive Affectivity and Personal Enhancement Competitiveness. A total of 254 participants were seeking job filled out the online questionnaire of Competitiveness Orientation Measure (2014) dan Job Search Behavior Scale (2004). There was an influence from Dominant Competitiveness dimension on two phases of Job Search Intensity, Preparatory Job Search (R2 = 0,139, β = 0,372, p<0,05) and Active Job Search (R2 = 0,067, β = 0,259, p<0,05). This result indicates that Indonesian job seekers from Y Generation with high level tendencies of competitiveness caused by the desire to dominate other people influenced their level of intention to seek job.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65659
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>