Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161739 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Azka Fariky
"Komoditas utama di sektor pertanian Indonesia adalah padi, yang juga merupakan tanaman pokok di negeri ini sehingga limbah yang dihasilkan juga akan sangat banyak. Untuk mengatasi hal seperti ini, maka pengolahan limbah sekam padi kerap dilakukan. Sekam padi mengandung 50% selulosa, 25 ?30 % lignin, dan 15 ?20 % silika. Kandungan silika ini yang nantinya akan berharga setelah diolah lebih lanjut, setelah dilakukan pemanggangan sempurna sekam padi mengandung sekitar 90%-98% silika.
Pada penelitian ini pengolahan sekam padi dilakukan dengan metode pelindian pada larutan HCl 1 M selama 3 jam, kemudian di recovery dan dilanjutkan pemanggangan dengan variasi laju temperaturnya 3C/min., 5C/min., dan 7C/min. hingga 650C dan ditahan selama 4 jam. Hasil penelitian didapatkan dengan variasi laju temperaturnya 3C/min., 5C/min., dan 7C/min silika dengan kadar 99,170%, 99,038%, dan 98,966%. Proses pelindian dan pemanggangan akan menghilangkan komponen-komponen organik dan logam pengotor-pengotor di dalamnya, dan apabila diamati morfologinya, sekam padi yang telah diberi perlakuan strukturnya akan lebih halus dan berporos.

The main commodities in the agricultural sector of Indonesia is rice, which is also a staple crop in this country so that the waste generated will also be very much. To cope with this kind of thing, then the rice husk waste treatment is often done. Rice husks contain 50% cellulose, 25% lignin -30 and 15 -20% silica. The silica content of which will be valuable when processed further, after perfect roasting rice husk contains about 90% -98% silica.
In this study, rice husk processing is done by the method of leaching in 1 M HCl solution for 3 hours, then recovered and continued roasting by the temperature rate variation of 30C/min., 50C/min., and 70C/min until reaching 6500C and held for 4 h. Research results obtained by varying the temperature rate of 30C/min., 50C/min., and 70C/min with silica content of 99.170%, 99.038% and 98.966%. Leaching and roasting process will eliminate the components of organic and metallic impurities in it, and if the morphology was observed, rice husk which has been treated to be more delicate and highly porous structure.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panggih Dwi Raharjo
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara agraris yang merupakan produsen padi ketiga di dunia setelah Cina dan India. Hal ini menyebabkan banyaknya sekam padi yang terbuang menjadi limbah. Di dalam sekam padi ini terdapat ~20% silika yang dapat diberdayakan. Silika dalam sekam padi ini dapat diekstraksi dengan melakukan proses pelindian menggunakan larutan asam klorida 1 M, dengan variasi waktu pelindian 30, 75, dan 120 menit, yang kemudian dilanjutkan dengan pembakaran hingga suhu 650°C dengan kecepatan peningkatan suhu 5°C/menit. Hasil akhir kemudian dikarakterisasi kadar dan morfologinya. Hasil penelitian didapatkan bahwa kadar akhir silika yang didapatkan dengan pelindian selama 30, 75 dan 120 menit masing-masing sebesar 98,282%, 99,323%, dan 99,429%, Sekam padi hasil ekstraksi mengalami perubahan morfologi menjadi lebih halus dengan penambahan waktu pelindian.
ABSTRACT
Indonesia is an agricultural country that produces rice number three in the world, after China and India. It makes there are bulk of rice husks that goes to waste. Rice husks contain approximately 20% of silica that can be empowered. Silica from rice husks can be extracted through leaching method using chloric acid 1 M, with time variate from 30, 75, and 120 minutes, and then continued with combustions until temperature 650°C with rate of 5°C/minutes. The results from this study then characterized and achieved the final concentration of silica for leaching time 30, 75 and 120 minutes is 98.282%, 99.323%, and 99.429%. The final sample encountered a morphology change to become smoother as the leaching time increase."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62719
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Frans Wensten
"Sekam padi merupakan limbah pertanian yang sangat banyak jumlahnya di negara penghasil beras. Pada tahun 2015, Indonesia sebagai negara penghasil beras memproduksi padi sebanyak 75 juta ton dan sekitar 20-25 dari berat total padi adalah sekam padi. Akumulasi dari limbah sekam padi yang sangat banyak ini dapat menjadi ancaman bagi lingkungan. Salah satu cara untuk mengurangi akumulasi dari limbah tersebut ialah dengan memanfaatkan limbah tersebut. Sekam padi mengandung silika dengan nilai sekitar 20-25 dari berat total sekam padi. Silika memiliki banyak aplikasi dalam industri gelas, keramik, dan semen.
Pada penelitian ini silika diesktraksi dari abu sekam padi menggunakan metode alkali yang disertai dengan proses refluks. Abu sekam padi direfluks menggunakan larutan NaOH dengan konsentrasi 5, dan 10 selama 1 jam pada temperatur 80 C. Proses ini menghasilkan larutan Sodium Silikat Na2SiO3. Selanjutnya, asam HCl atau CH3COOH ditambahkan secara perlahan ke dalam larutan sodium silikat disertai dengan pengadukan dengan kecepatan konstan. Proses ini akan menghasilkan silika gel. Silika gel yang terbentuk diisolasi pada temperatur 30 C selama 18 jam. Selanjutnya, silika gel dipanaskan selama 12 jam dengan temperatur 120 C. Proses ini akan menghasilkan xerogel. Xerogel kemudian dikarakterisasi. Metode karakterisasi material yang digunakan ialah X-ray Diffraction XRD, Fourier transform infrared FTIR, Braun Emmet Teller BET, dan Energy Dispersive X-Ray EDX. Hasil penelitian menunjukkan bahwa silika yang diekstraksi dari sekam padi banyak mengandung unsur Si dan O.
Berdasarkan hasil analisis XRD, silika yang dihasilkan dari sekam padi merupakan silika amorf, dan berdasarkan hasil analisis FT-IR, terdapat vibrasi tekuk dan ulur Si-O dalam serbuk silika. Silika dengan pengasaman menggunakan asam HCl memiliki luas permukaan sebesar 236,2 m2/g. Sementara silika dengan pengasaman menggunakan asam CH3COOH memiliki luas permukaan sebesar 204,8 m2/g. Silika yang diasamkan dengan HCl memiliki yield tertinggi yaitu sebesar 74,9 yang didapatkan dari rasio antara 3,745 gr massa xerogel dengan 5 gr massa abu sekam padi. Silika yang diasamkan dengan CH3COOH memiliki yield terendah yaitu sebesar 60,06 yang didapatkan dari rasio antara 3,003 gr massa xerogel dengan 5 gr massa abu sekam padi.

Rice Husk RH is an enormous agricultural waste in rice producing country. In 2015, Indonesia, a rice producing country, produced paddy about 75 million tons, and about 20 22 of total weight of paddy is rice husk. The accumulations of these huge amount of rice husk waste can be environmental threat. One of the solution to reduce these accumulations is to utilize these wastes. Rice husk contains silica in the range of 20 ndash 25 wt. Silica has many applications in the glass, ceramics, and cement industries.
In this study, silica was extracted from rice husk using alkaline extraction method with reflux process and it was followed by acidification. In this study, rice husks ash RHA was refluxed by aqueous NaOH with concentration 5 and 10, for 1 hour at 80 C. This process produced Sodium Silicate solution Na2SiO3. Next, HCl or CH3COOH acid was added dropwise into the sodium silicate solution under constant stirring condition until pH 7. This process produced wet gel silica. The silica gel obtained was isolated at 30 C for 18 hours. Then, it was heated to 120 C for 12 hours to produce xerogel. Next, xerogel was characterized. The Characterization methods which were used in this study are X ray Diffraction XRD, Fourier transform infrared FTIR , Braun Emmet Teller BET, and Energy Dispersive X Ray EDX. The results showed that silica which was extracted from rice husks contains many Si and O elements.
Based on XRD analysis, silica produced from rice husk ash is an amorphous silica and based on FT IR analysis, it has bending and stretching vibration of Si O. Silica with HCl acidification has a surface area 236.2 m2 g. In the other hand, silica with CH3COOH acidification has a surface area 204.8 m2 g. Silica which acidified by HCl has the highest yield, that is about 74.9 which was obtained from ratio between 3.745 gr mass of xerogel and 5 gr mass of RHA. Silica which acidified by CH3COOH has the lowest yield, that is about 60.06 which was obtained from ratio between 3.003 gr mass of xerogel and 5 gr mass of RHA. Keywords Rice husk ash Silica Alkaline extraction Reflux process Xerogel.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parlinggoman, Itodo Taripar
"Menyadari luasnya kegunaan timah untuk kebutuhan industri maupun kebutuhan sehari-hari, maka dapat dipastikan angka permintaan timah terhadap timah akan terus meningkat setiap tahunnya. Namun di sisi lain, jumlah cadangan bijih timah di dunia justru terus mengalami penurunan. Salah satu cara mengatasi situasi ini adalah dengan mengolah kembali produk terak secara efektif dan efisien sehingga produk yang tadinya tidak memiliki nilai ekonomis menjadi berguna dan memiliki nilai tambah sebagai umpan tambahan dalam proses peleburan. Hal tersebut merupakan fokus utama dari penelitian ini.
Penelitan ini bertujuan untuk mencari tahu temperatur roasting optimum agar diperoleh hasil yield recovery maksimal yang ditandai dengan besarnya nilai % recovery. Metode yang dilakukan adalah dengan mencampurkan sampel terak II dengan KOH(s) , lalu memanggangnya dalam muffle furnace untuk selanjutnya di-leaching menggunakan air hangat. Pengujian karakterisasi sampel yang dilakukan adalah X-RD, STA, dan AAS. Hasil dari pengujian menyimpulkan bahwa temperatur roasting optimum dicapai pada 650OC dengan nilai % recovery 10,39 %.

Realizing how wide the use of tin for either the industrial or daily life needs are, it can be ascertained that the demand of tin will be increasing every single year. On the other side, the amount of tin ore’s stockpiles are on the contrary decreasing. One of many ways to solve this problem is by redressing slags effectively and efficiently, so that, the product which had no economic value turns to be something valuable and useful as the addition decoy for smelting process. It is the main focus on this research.
The aim of this researh is to find out the optimum of roasting temperature in order to obtain the maximum yield recovery process which is marked by the number of % recovery. The method used on this research is by mixing the slag with KOH(s), then roasting them in muffle furnace, and leaching by warm water as the last step. This research used some characteristic examinations which are X- RD, STA, and AAS. It concludes the optimum of roasting temperature is reached at 650oC with 10,39 % recovery.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S53292
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kusuma Wardana
"Sekam Padi merupakan hasil sampingan dari proses penggilingan padi dan menjadi limbah di banyak negara produsen beras, termasuk di Indonesia karena memiliki nilai gizi yang kurang baik. Secara khusus, kandungan silika amorf dalam sekam padi berada pada kisaran 20-25% wt%. Pembakaran sekam padi menghasilkan abu yang mengandung silika. Pada penelitian ini silika pada sekam padi akan diekstrak menggunakan metode alkali dengan proses refluks. Sebelum sekam padi dibakar, dilakukan pelindian terhadap sekam padi menggunakan larutan HCl dengan variasi konsentrasi 1%, 3%, dan 8%. Pembakaran dilakukan pada temperatur 250°C, 450°C, dan 700°C selama 6 jam. Setelah itu, dilakukan refluks pada abu sekam menggunakan NaOH 10% untuk mengisolasi silika didalamnya. Kemudian dilakukan penambahkan HCl 1M untuk mengambil silika menjadi silika xerogel. Silika kemudian dioptimalisasi menggunakan 3-chloropropyltrimethoxysilane (CPTMS).
Hasil yang didapat menunjukan bahwa penggunaan konsentrasi yang lebih tinggi saat pelindian dapat meningkatkan kemurnian dan yield dari silika yang didapatkan.terlihat dengan konsentrasi 8% didapat yield dan kemurnian tertinggi yaitu 68,1% dan 93,95%. Selain itu penambahan CPTMS dianggap tidak efektif karena hasil menunjukan bahwa persentase penghilangan logam oleh silika tanpa optimalisasi yaitu sebesar 26,42% & 14,44% lebih besar dari silika +CPTMS yaitu sebesar 0,053% & 6,15%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Prawesti Kusumawardhani
"Penelitian ini sendiri dilakukan dengan membakar sekam padi pada temperatur 700oC sampai berubah menjadi abu sekam padi. Selanjutnya, abu sekam padi diberikan perlakuan mekanokimia ayng bertujuan untuk mengurangi ukuran partikel. Proses mekanokimia menggabungkan proses mekanik dengan menggunakan planetary ball mill dan proses kimia dengan menambahkan asam klorida 1M. Pada penelitian ini proses mekanokimia dilakukan selama 15 menit dan 30 menit sebagai variasi. Langkah selanjutnya yaitu menambahkan abu sekam padi hasil proses mekanokimia tersebut ke dalam beton sebagai material pengganti semen. Beton dibuat menggunakan cetakan 10 cm x 10 cm dan uji tekan beton akan dilakukan setalah curing selama 28 hari. Beton dengan abu sekam padi hasil proses mekanokimia 30 menit mempunyai kekuatan tekan sebesar 15,15 MPa dan beton dengan abu sekam padi hasil proses mekanokimia 15 menit mempunyai kekuatan tekan sebesar 14,8 MPa.

This research was carried out by burning the rice husk at 700oC until it turned into grayish white ash. After that, rice husk ash was given a mechano-chemical treatment to reduce the partikel size. Mechano-chemical process combines the mechanical process using planetary ball mill and chemical process by adding the hydrochloric acid 1M. In this research, mechano-chemical process was conducted for 15 minutes and 30 minutes as variation. Next step was used the rice husk ash from mechano-chemical process as cement replacement. Concrete was made on 10 cm x 10 cm mold and compressive test will was carried out after 28 days of curing process. The compressive strength of concrete with the addition of rice husk ash from mechano-chemical process is 15,15 MPa and the compressive strength of concrete with the addition of rice husk ash from mechano-chemical process is 14,8 MPa.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdinand Mangasi
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin. Penilitian dilakukan untuk mengekstraksi timah dari terak timah dengan menggunakan metode roasting yang dilakukan pencampuran dengan KOH terlebih dahulu serta divariasikan jumlahnya dan dilanjutkan dengan pelindian air hangat. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA dan AAS. Nilai recovery maksimum sebesar 10,233% didapatkan dengan roasting 810oC , perbandingan padat : cair = 1:2 dan sampel : KOH = 1:16.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This’ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible. This study was conducted to extract tin from tin slags with roasting method that mixed with various quantity of KOH continued with warm water leaching. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, STA and AAS. The tin maximum recovery value of 10,233% is obtained from roasting 810oC, solid : liquid ratio = 1:2 and sample : KOH = 1:16.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sembiring, Simon
"Pada penelitian ini, mullite yang disintesis dari aluminum nitrat hidrat [(Al(NO3)3.9H2O] dan sol silika sekam padi dikenakan pada perlakuan sintering dengan suhu 900, 1000, 1100, 1200, dan 1300°C, kemudian dikarakterisasi dengan difraksi sinar-x (XRD) dilanjutkan dengan penghalusan menggunakan metode Rietveld, dan analisis termal diferensial (DTA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam sampel yang disintering pada suhu 900°C, tidak ditemukan fasa mullite, tetapi fasa kristobalit dan alumina terdeteksi dengan jelas. Pembentukan mullite baru terjadi pada suhu 1000°C dan bertumbuh dengan peningkatan suhu ditandai dengan kenaikan persen berat (wt%) dari 62,62 menjadi 92,29%, disertai penurunan persen berat kristobalit dari 22,42 menjadi 1,25% dan penurunan persen berat alumina dari 77,58 menjadi 6,46%. Hasil penghalusan menunjukkan korelasi yang baik antara unit sel hasil perhitungan dan hasil pengamatan, dengan dimensi unit sel adalah a = 7,545 nm, b = 7,689 nm dan c = 2,884 nm untuk mullite, a = b = 0,5531 nm, dan c = 0,6923 nm untuk kristobalit, dan a = b = 0,5026 nm, dan c = 1,2808 nm untuk alumina. Hasil analisis dengan DTA menunjukkan bahwa dalam sampel yang tidak disintering, hanya terdapat alumina dan silika, sementara dalam sampel yang disintering terdapat mullite, alumina, dan kristobalit.

In this study, mullite synthesized from aluminum nitrate hydrate [(Al(NO3)3.9H2O] and silica sol from rice husk was subjected to sintering treatment at temperatures of 900, 1000, 1100, 1200, and 1300°C, and characterized using x-ray diffraction (XRD), followed by Rietveld refinement, and differential thermal analysis (DTA). The results indicated that in the sample sintered at 900°C, no mullite phase was identified, but crystoballite and alumina were well detected. The formation of mullite started at temperature of 1000°C and continued to grow at higher temperatures, resulted in increased weight percentage (wt%) from 62.62 to 92.29%, while crystoballite and alumina decreased from 22.42 to 1.25% and from 77.58 to 6.46 % respectively. A good correlation was found between the calculated and observed unit cells. For mullite phase, the unit cell dimensions are a = 7.545 nm, b =.689 nm and c = 2.884 nm, for crystoballite a =b = 0.5531 nm and c = 0.6923 nm, and for alumina a = b = 0.5026 nm, and c = 1.2808 nm. The DTA analyses revealed that in the untreated sample, only alumina and silica were detected, while in the sintered samples we found the existence of mullite, alumina, and crystoballite."
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat UI;Universitas Lampung. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2012
J-pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rian Dipantria Putra
"Timah merupakan logam yang memiliki aplikasi pengunaan yang sangat luas dan bervariasi. Hal ini mengakibatkan permintaan akan timah cenderung untuk meningkat tiap tahunnya. Oleh karena itu, perlu ditemukan cara untuk mengolah timah semaksimal mungkin.
Penelitian ini dilakukan untuk recovery atau pemulihan timah dari teraknya dengan menggunakan metode roasting dan pencampuran karbon dengan variasi jumlah karbon reduksi 1:0, 1:1, 1:2, dan 1:3 pada suhu 9000C, pelindian selektif dengan menggunakan H2SO4, dan Electrowinning. Untuk karakterisasi sampel menggunakan X-RD yang dilengkapi dengan software X-RD Match!, STA, AAS, dan EDS.

Tin is a metal which has a various and wide uses. This?ll make the demand of tin is tend to increase every year. So, the new way is needed to process tin as maximum as possible.
This study was conducted to recover tin from tin slags with roasting and mixing with carbon methods with various quantity of carbon reductor which is 1:0, 1:1, 1:2, and 1:3 at 9000C, selective leaching with sulfate acid, and electrowinning. For characterization of sample using X-RD equipped with X-RD Match! Software, AAS, and EDS."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S62717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>