Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32898 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Fatmawati
"ABSTRAK
Masyarakat yang tinggal di perkotaan setiap harinya dihadapkan oleh berbagai sumber tekanan yang menyebabkan tingkat stres masyarakat DKI Jakarta terus mengalami peningkatan. Skripsi ini bertujuan untuk memaparkan pentingnya keberadaan ruang terbuka hijau untuk membantu penyembuhan masyarakat kota dari stres. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan dibuktikan kembali dengan metode kuantitatif. Berdasarkan kajian teori, taman kota yang dapat berperan sebagai ruang pemulihan stres terdiri dari tiga aspek, yaitu lokasi dan lingkungan sekitar, elemen-elemen pada taman, serta kondisi taman tersebut. Kemudian setelah menganalisis studi kasus yang dilakukan di Taman Langsat dan Taman Cattleya, dapat disimpulkan bahwa taman kota memiliki peran penting sebagai ruang pemulihan stres. Taman sebagai ruang pemulihan stres adalah taman yang dapat menyeimbangkan antara kuantitas dan juga kualitas dari ketiga komponen taman penyembuhan stres.

ABSTRACT
Urban community lived in a stressful environment which makes the people who suffer from stress is increasing. This writing aim is to describe the importance of urban park to support people recover from the stress. This study conducted through qualitative method and supported by quantitative method. Based on the literature study, urban park as a place in the recovery from stress consist of tree aspect, which is the location and surrounding environment, urban park?s features, and condition of urban park. By analyzing Taman Langsat and Taman Cattleya as the case study, this writing able to proof that urban park has significant importance as a stress restorative space. Urban park that can be classified as a stress restorative space is the one that can balance both of quantity anf quality of tree aspects mentioned before.
;;"
2016
S64665
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hilda Karuniawan Sastroatmojo
"Ruang terbuka publik di Jakarta sedang berubah. Ruang terbuka publik menjadi ruang yang privat, berbayar, dan komersial. Minimnya ruang terbuka publik menjadikan Jakarta kota yang tidak sehat untuk warganya baik secara ekologis, psikologis, dan sosiologis. Masyarakat membutuhkan ruang terbuka guna memfasilitasi berbagai aktivitas sosial mereka.
Taman kota merupakan salah satu bentuk dari ruang terbuka publik yang masis eksis di perkotaan. Di taman kota, masyarakat melakukan berbagai macam aktivitas sosialnya. Masyarakat memaknai taman kota sebagai ruang terbuka yang memfasilitasi segala bentuk interaksi dan perilaku sosial mereka. Namun ketersediaan taman kota masih dirasa kurang begitu pula dengan manajemen pengelolaannya yang tidak maksimal. Hal ini membuat banyak orang masih belum dapat mengakses ruang terbuka publik untuk memenuhi kebutuhan mereka akan ruang. Oleh karena itu diperlukan suatu upaya untuk membangun kembali taman kota sebagai ruang terbuka publik yang inklusif bagi masyarakat kota Jakarta. Semua ini akan berlangsung terus menerus sampai pada suatu kesadaran bersama akan suatu nilai yang diperjuangkan bersama menuju kota yang berkelanjutan.

Public open space in Jakarta is transforming. Public open spaces have become private space, commercial, and commoditized. The lack of public open space making Jakarta becomes unhealthy city for ecological, psychological, and sociological. Urban societies need open space in order to facilitate their social activities. Urban Park is one form of public open space that still exists in urban areas. At urban park, people can interact with others and doing various activities.
The meaning of urban park as a public park open spaces are facilitate all forms of social interaction and behavior. But the availability of urban parks still considered less as well as its management is not optimal. This makes a lot of people still have not been able to access the public open space to meet their needs for space. Therefore require an effort to rebuild the urban park as a public open space that is inclusive for the city of Jakarta. This will take place continuously until awareness with a value that will together strive toward a sustainable city.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35478
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amanda Putri Wisuda
"Penelitian ini membahas mengenai kebijakan pelaksanaan perencanaan pembangunan taman kota di Depok. Kebijakan pelaksanaan perencanaan pembangunan Taman Kota ini disusun oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan (DKP) Kota Depok dalam bentuk Masterplan pembangunan Taman Kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan kebijakan pelaksanaan perencanaan pembangunan taman kota di Depok. Teori inti yang digunakan adalah mengenai kebijakan publik dan perencanaan pembangunan. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan teknik pengumpulan data yaitu wawancara mendalam dan kajian kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada kebijakan perencanaan pembangunan taman kota Depok. Hal tersebut dikarenakan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) belum disahkan, keterbatasan dana, ketidakakuratan data, kurangnya sosialisasi, dan keterbatasan Sumber Daya Manusia.

This study discusses implementation of planning policies in Depok city park. Planning policy has been prepared by Parks and Sanitation Department (DKP) in Depok City Parks as a master plan. The purpose of this study was to determine how the implementation of planning policies in Depok city park. Core theories were use in this policy development planning. The research methode in use is a qualittive data collection with in dept interviews and review of literature. The result showed that there is not the policy planning of city park in Depok city it is because the spatial plan (spatial plan) as not been authorized, limited funds, the inaccuracy data, lack of socialization, and human resource constraints."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Cheelsy Rumondang
"Kota-kota besar membutuhkan third place inklusif yang bisa dinikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Ruang terbuka hijau berupa taman kota merupakan pilihan ideal yang memenuhi kebutuhan tersebut sebagai tempat bersosialisasi untuk bersantai di tengah rutinitas kota yang menjenuhkan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi, dan peningkatan kemampuan ekonomi membuat gaya hidup masyarakat ikut berubah. Beberapa taman kota yang dibangun beberapa dekade lalu jadi kurang relevan lagi saat ini, hingga akhirnya ditinggalkan pengunjungnya dan menjadi terbengkalai. Oleh karena itu revitalisasi pada taman kota perlu dilakukan agar tetap relevan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini, salah satunya dengan menambahkan unsur komersial seperti tenant makanan dan minuman dengan tujuan untuk menambah daya tarik dan kenyamanan pengunjungnya. Sehingga keberadaan komersialisasi dalam hal ini tidak menghilangkan inklusivitas taman kota sebagai third place. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah kajian studi literatur dan observasi dengan dua studi kasus yaitu Tebet Eco Park dan Taman Literasi. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk menelusuri taman kota sebagai third place dan bagaimana pengaruh keberadaan komersialisasi terhadap inklusivitas taman kota.

Big cities needs an inclusive third place that can be enjoyed by various level of society. Green open spaces in the form of urban parks is an option that can fullfill these needs to socialize and relax amidst the tiring city routines. However, over time, technological advances and increasing of level economic capability that have a direct influence on changes in culture and livestyle, some urban parks were built several decades ago are no longer relevant today are ultimately ignored by visitors and become abandoned. Therefore, revitalization of urban parks needs to be carried out so that they become relevant to the lifesytle of today’s urban communities by adding commercial elements such as food and beverage tenants with the aim of increasing the attracttion and confort of visitors. Thus, the existence of commercialization in this case does not eliminate the inclusiveness of urban parks as a third place. The method used in this thesis is a literature review and observation with two case studies, Tebet Eco Park and Taman Literasi. This thesis was written with the objective of exploring urban parks as a third place and how the precence of commercialization influences the inclusiveness of city parks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigih Muhammad Sadikin
"Kesehatan adalah aspek penting yang harus dijaga setiap manusia yang hidup di bumi. Kesehatan dapat dikategorikan dengan lima aspek yaitu fisik, mental, spiritual, sosial, dan lingkungan. Manusia perlu menjaga kesehatan melalui banyak cara, kegiatan menjaga kesehatan yang dimaksud adalah upaya menjaga kesehatan. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya di ruang publik yang disediakan oleh pemerintah karena berbagai alasan, salah satunya untuk masyarakat melakukan kegiatan upaya kesehatan. Dengan landasan kriteria tersebut, penelitian karya ilmiah ini ditujukan untuk mengetahui sebuah lingkungan yang dapat digunakan penggunanya untuk berupaya kesehatan. Ruang sehat (healthy space) adalah kata yang digunakan untuk penelitian ini.
Sebagai fasilitas kota dalam menyediakan ruang untuk berkegiatan, Taman Suropati sebagai objek studi kasus menjadi salah satu taman dengan beraneka ragam kegiatan yang memfasilitasi pengunjung untuk melakukan kegiatan upaya kesehatan. Taman Suropati dapat tergolong menjadi Ruang Terbuka Hijau karena fungsinya bagi lingkungan sekitarnya. Namun sebuah taman yang berfungsi sebagai ruang publik eksternal juga memiliki peran sebagai third place sebagai tempat bagi pengguna melakukan upaya kesehatan dari segi sosial maupun mental untuk bersosialisasi atau melakukan aktivitas secara bebas.
Karya ilmiah ini akan membahas bagaimana Taman Suropati berfungsi sebagai ruang sehat yang digunakan pengguna untuk kegiatan upaya kesehatan. Dengan tujuan tersebut dilakukan pengamatan terhadap objek yaitu Taman Suropati dan juga subjek yaitu penggunanya. Dengan harapan mendapatkan jawaban mengenai kualitas ruang Taman Suropati untuk memadai pengguna dan opini mereka mengenai apa yang mereka rasakan saat melakukan kegiatan di Taman Suropati.

Health is an important aspect that must be maintained by every human who lives on earth. Health can be categorized by five aspects namely physical, mental, spiritual, social, and environment. Need health assistance, lots of activities to do. This can be done one of them in public spaces provided by the government for various reasons, one of which is for people who do health activities. With this assessment base, scientific research research is proposed to study the environment that users can use to obtain health. Healthy space is the word used for this research.
As an urban infrastructure providing space for activities, Taman Suropati as a case study object becomes one of the parks with a variety of activities that facilitate visitors to carry out health business activities. Taman Suropati can be classified as Green Open Space because of its function for the Near Environment. However, parks that involve external communities also have a role as a third place where users of health assistance in terms of social and mental to socialize or do free activities.
This thesis will discuss how Taman Suropati as a healthy space that are used for activities regarding their health. With these objectives carried out the purpose of Taman Suropati and also the subject, namely its users. With the hope of getting answers about the Taman Suropati space for adequate users and their opinions about how they feel when doing activities in Taman Suropati.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afni Anisah
"Ruang Terbuka Hijau (RTH) merupakan salah satu wujud dari pembangunan berkelanjutan suatu kota dalam memperbaiki kualitas ekosistem lingkungan perkotaan serta pemenuhan ruang sosial bagi masyarakat kota. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengupayakan revitalisasi berbagai RTH taman kota salah satunya taman kota Tebet Eco Park. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas RTH taman kota Tebet Eco Park di Kota Jakarta Selatan berdasarkan persepsi pengguna. Konsep yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitas ruang terbuka hijau oleh Project for Public Space (2022) yang terdiri atas empat dimensi yakni Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, dan Sociability. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed method dengan survei kuesioner berhasil menjaring 138 orang responden, wawancara mendalam pada 9 orang narasumber, studi kepustakaan, dan observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kualitas RTH Taman kota Tebet Eco Park berdasarkan persepsi pengguna telah tinggi. Hal ini dibuktikan dengan persentasenya yakni 87,7% atau 121 orang responden merasa bahwa tingkat kualitas taman kota Tebet Eco Park sudah tinggi. Dimensi Comfort & Image (kenyamanan & Citra) memiliki penilaian tertinggi (94,2%). Kemudian dari 21 indikator kualitas yang digunakan hanya 1 yang memiliki nilai rendah yakni pada ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi (42.8% atau 59 orang). Kendati demikian, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta masih perlu meningkatkan kualitas taman dalam beberapa hal yakni ketersediaan lahan parkir kendaraan pribadi, wadah bagi UMKM dan kebutuhan makan minum pengguna, keterhubungan dengan transportasi publik, serta kondisi kebersihan/kealamian sungai. Adapun rekomendasi utama yang peneliti berikan kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sebagai aktor kunci adalah mengoptimalkan peran Dinas Perhubungan untuk meningkatkan integrasi moda transportasi publik menuju taman serta melakukan kolaborasi dengan stakeholder/warga sekitar dalam menyediakan lahan parkir yang lebih memadai.

Green Open Space (GOS) is a manifestation of the sustainable development of a city in improving the quality of urban environmental ecosystems and fulfilling social space for urban communities. The Provincial Government of DKI Jakarta has made efforts to revitalize various GOS city parks, one of which is the Tebet Eco Park city park. This study aims to analyze the quality of green open space in the Tebet Eco Park city park in South Jakarta City based on user perceptions. The concept used in this study is the quality of green open space by the Project for Public Space (2022) which consists of four dimensions namely Access & Linkages, Comfort & Image, Used & Activities, and Sociability. This study used a mixed method data collection technique with a questionnaire survey that managed to capture 138 respondents, in-depth interviews with 9 informants, literature study, and observation. The results of this study indicate that the quality level of the Tebet Eco Park urban green space based on user perceptions is high. This is evidenced by the proportion, namely 87.7% or 121 respondents felt that the quality level of the Tebet Eco Park city park was already high. The Comfort & Image dimension has the highest rating (94.2%). Then of the 21 quality indicators used, only 1 had a low score, namely the availability of private vehicle parking (42.8% or 59 people). Nevertheless, the Provincial Government of DKI Jakarta still needs to improve the quality of the park in a number of ways, namely the availability of parking lots for private vehicles, containers for MSMEs and users' food and drink needs, connectivity with public transportation, and the condition of cleanliness/naturalness of the river. The main recommendation that the researchers gave to the Provincial Government of DKI Jakarta as a key actor is optimizing the role of the Department of Transportation to improve the integration of modes of transportation to public parks and to collaborate with stakeholders/local residents in providing more adequate parking space."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Dani Ekayanti
"ABSTRAK

Ruang kota merupakan ruang yang fungsinya telah direncanakan. Ini menunjukan bahwa aktivitas yang ada di ruang kota telah ditentukan oleh ruang tersebut. Ketika elemen-elemen kota tidak dimanfaatkan sesuai fungsinya, manusia dianggap melewati batas. Namun, pemanfaatan elemen-elemen kota sebagai elemen pendukung olahraga merupakan salah satu cara manusia mengeksplorasi ruang tersebut. Gerakan-gerakan tubuh manusia pada olahraga disesuaikan dengan karakteristik elemen kota. Berdasarkan pengamatan tersebut, ruang kota jelas dipersepsikan berbeda dengan olahraga hingga manusia memperoleh ergonomi. Melalui Urban Yoga, terlihat bahwa untuk melakukan hal tersebut, tubuh manusia sangat bergantung pada keseimbangan. Hal ini bersesuaian dengan prinsip ergonomi yang mengutamakan keamanan dan kenyamanan manusia.


ABSTRACT

Urban space is a kind of space with planned uses. It means, activities in urban space are already determined by the space. When urban space elements are not used as how they are supposed to, human is considered transgressing. However, the use of urban space elements as supporting elements for sports is one of many ways how human explores that space. Human?s body movements adjust the characteristics of urban space elements through sports. Based on this observation, urban space is obviously perceived differently by doing sports thus human attains ergonomics. The Urban Yoga shows that in doing so, human body depends on balance. It is similar to ergonomics? principle, safety and comfort for human.

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Della Ayu Siti Fathimah
"Neoliberalisme merupakan sebuah paham ekonomi-politik yang penerapannya banyak memberi pengaruh pada segala aspek di masyarakat, seperti pada bidang ekonomi, politik, sosial, dan bahkan arsitektur. Penerapan kebijakan dengan nilai neoliberal dalam konteks spasial, seperti arsitektur dan urban ini, bisa tercerminkan dalam kondisi ruang publik di masa ini. Penerapan neoliberalisasi ruang publik pun berpotensi memiliki dampak kualitas publicness suatu ruang publik. Oleh karena itu, tulisan ini bertujuan untuk mengidentifikasi penerapan proses neoliberalisasi yang terjadi pada ruang publik, melakukan studi bagaimana penerapan nilai neoliberal yang terjadi pada elemen-elemen publicness, dan menganalisis bagaimana hubungan penerapan neoliberalisasi tersebut pada publicness ruang publik. Untuk mencapai poin-poin tujuan tersebut, tulisan ini akan menggunakan Taman Tribeca di Mal Central Park Jakarta sebagai studi kasus. Pembahasan dilakukan dengan melakukan studi lapangan dengan menggunakan metode studi literatur sebagai landasan poin-poin yang akan diulas dari studi kasus. Setelah dilakukan analisis pada Taman Tribeca, ditemukan bahwa penerapan neoliberalisasi banyak diwujudkan melalui komodifikasi dan dengan memprioritaskan kepentingan ekonomi. Hal ini terlihat dari keberadaan tenants di titik-titik tertentu pada taman. Secara keseluruhan, ditemukan bahwa perwujudan neoliberalisasi ini tercermin pada publicness taman ini dan memiliki keterkaitan dengan kualitas publicness yang terjadi.

Neoliberalism is an ideology which implementations has impacted various aspects in society, such as on aspects of economy, politics, social, and architecture. Implementation of policies with neoliberal values in spatial context, such as in architecture and urban contexts, can be reflected through the the current condition of public space. Implementation of process of neoliberalization in public space could potentially have an impact on the quality of publicness on a certain public space. Therefore, this study aims to identify the implementation of the process of neoliberalization that occurs in public space, study the ways of how neoliberal values are reflected on dimensions of publicness, and analyze how the implementations of the process of neoliberalization in public space correlates with the quality of publicness in said space. To achieve the goals of this study, Tribeca Park in Central Park Mall Jakarta is used as a study case to be analyzed. The discussion done in this study is done through methods of field study and literature study as the basis of the points that are reviewed in this discussion. As the result of the analysis done in Tribeca Park, it is found that the implementation of neoliberalization is commonly realized through commodification and by prioritizing economic interests. This finding is shown through the presence of tenants in certain points inside the park. Overall, this study found that the realization of neoliberalization in Tribeca Park is reflected on the quality of publicness in the park and correlates with the quality of publicness that exists in the park"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Willy Candra Junior
"Alun-alun Kota Serang merupakan ruang publik yang dibangun pada tahun 1828 oleh Belanda. Sebagai warisan benda budaya, pemanfaatan ruang publik ini diatur agar sesuai dengan kondisinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi peran Pemerintah Daerah Kota Serang dalam mengatur pemanfaatan ruang Alun-alun Kota Serang dan pengaruhnya terhadap pemanfaatan ruang. Hal ini diidentifikasi melalui interaksi tiga elemen spasial yaitu representasi ruang (conceived space), praktik spasial (perceived space), dan ruang representasi (lived space) yang diwujudkan dalam bentuk perencanaan, penyelenggaraan, dan pemanfaatan ruang. Data penelitian ini dikumpulkan melalui metode observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Sedangkan analisis dilakukan dengan metode komparatif spatial antara rencana tata ruang pemanfaatan alun-alun, dengan persebaran aktivitas dan kepadatan pengguna di alun-alun. Selain itu juga dilakukan identifikasi interaksi antara tiga elemen spasial pembentuk aktivitas di alun-alun. Hasil analisis menunjukkan bahwa sebagai conceived space, terdapat dua ruang perencanaan. Pada area timur, perencanaan dilakukan dengan konsep modern dan berorientasi pada peningkatan ekonomi sehingga fasilitas dan atraksi yang tersedia lebih banyak dan bervariasi. Sedangkan pada area barat, perencanaan yang dilakukan oleh Pemerintah dilakukan dengan konsep kuno dan berorientasi untuk melestarikan bangunan-bangunan bersejarah yang tersebar di sekitar Alun-alun Kota Serang. Untuk mempertahankan fungsi warisan budaya di area barat, fasilitas dan atraksi disediakan secara terbatas. Dengan perbedaan pola ruang pemanfaatan tersebut, perceived space cenderung memusat di area timur. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa perencanaan alun-alun sebagai warisan benda budaya yang dilakukan pemerintah berhasil mengatur pemanfaatan ruang. Alun-alun sebagai lived space tidak berdiri sendiri, namun menunjukkan keterkaitan dengan ruang di sekitarnya.

Serang Alun-alun is a public space built in 1828 by the Dutch. As a cultural heritage, the utilization of this public space is regulated according to its conditions. This study aims to identify the role of the Local Government of Serang City in regulating the spatial use of Serang Alun-alun and its influence on space utilization. This is identified through the interaction of three spatial elements, namely spatial representation (conceived space), spatial practices (perceived space), and representational space (lived space) which are embodied in the form of planning, organizing, and spatial utilization. The research data was collected through observation, interviews, and documentation studies. While the analysis was carried out using a spatial comparative method between the spatial plan for the use of the Alun-alun, with the distribution of activities and the density of users in the Alun-alun. In addition, the study was also carried out to identify interactions between the three spatial elements forming activities in the Alun-Alun. The results of the analysis show that as a conceived space, there are two planning spaces. In the eastern area, planning is carried out with a modern concept and is oriented towards improving the economy so that more and more varied facilities and attractions are available. Whereas in the western area, the planning carried out by the government with an ancient concept is oriented towards preserving historical buildings scattered around Serang Alun-alun. To maintain the function of cultural heritage in the West area, the government provided limited facilities and attractions. With the difference in the spatial utilization pattern, the perceived space tends to concentrate in the east. The conclusion of this study shows that the planning of the Alun-alun as a cultural heritage by the government has succeeded in regulating the use of space. Alun-alun as a lived space does not stand alone but shows a connection with the space around it."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mauluddin
"ABSTRAK
Nama : Agus MauluddinProgram Studi : S2 Sosiologi RegulerJudul : Kontestasi Produksi Ruang Publik Taman Tematik di KotaBandungPembimbing : Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri Tesis ini bertujuan menunjukkan produksi ruang di dalam praktik ruang taman tematik khususnya taman Jomblo di kota Bandung terdapat kontestasi ruang spasial dan kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; aktor yang memproduksi ruang. Penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif observasi dan wawancara mendalam dilakukan kepada 17 informan dan metode kuantitatif survei dengan medium kuesioner dilakukan kepada 82 responden. Temuan dalam studi ini kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; yang diproduksi oleh aktor pemerintah representasi ruang tidak sesuai dengan makna yang diproduksi oleh aktor masyarakat ruang representasional . Temuan ini yang membedakan dengan studi-studi sebelumnya yang belum melihat secara tegas kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; aktor produksi ruang, secara mutlak mesti ldquo;dimenangkan rdquo; aktor masyarakat, yang terdapat negosiasi ruang di dalamnya. Ketika kontestasi di dalam produksi ruang telah menjadi ruang representasional, maka akan terciptanya ruang publik yang adil inklusif dan nyaman untuk lsquo;dihidupi rsquo; masyarakat di perkotaan urban livable . Kata kunci: produksi ruang, kontestasi ruang, praktik ruang, representasi ruang, ruang representasional, negosiasi ruang, urban livable.

ABSTRACT
Name Agus MauluddinStudy Program Magister SociologyTitle Contesting Productions of Public Space The Case of Thematic Park inBandung City, IndonesiaCounsellor Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri This thesis aims to show the productions of space in the practice of thematic parks especially ldquo Jomblo Park rdquo in Bandung there is contestation of space in it. Spatial contestation and contestation in the realm of meaning of actors that produce spatial space. This research uses qualitative and quantitative approach. Qualitative methods of observation and in depth interviews were conducted on 17 informants and the quantitative method of survey with medium questionnaire was conducted to 82 respondents. The findings in this study of spatial contestation in the realm of meaning produced by government actors representations of space do not match the meaning produced by public actors representational space . This finding distinguishes from previous studies that have not yet seen explicit spatial contestation in the space of meaning of space production actors, which absolutely must be won by public actors, where there is spatial negotiation. When contestation in the production of space has become a representational space, it will create urban justice and comfortable public space to be 39 lived 39 urban livable .Keywords production of space, contesting space, spatial practice, representations of space, representational space, spatial negotiation, urban livable "
2018
T51284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>