Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 164396 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anisa Saputri
"ABSTRAK
Untuk mengurangi penggunaan air bersih, IPA Karanggayam PDAM Tirtamarta
Yogyakarta dapat menggunakan kembali air backwash sand filter. Karakteristik
air backwash sand filter mengandung Fe sebesar 8,205 mg/L dan Mn sebesar
2,682 mg/L. Manganese ore constructed wetland diajukan dalam penelitian ini
untuk penyisihan besi dan mangan. Penelitian menggunakan subsurface
horizontal flow manganese ore constructed wetland dengan dimensi 120x60x40
cm3, sistem batch, menggunakan tanaman Phragmites australis, dan variasi waktu
tinggal dari hari 1 - 5. Hasil yang diperoleh menunjukkan penyisihan kekeruhan,
besi, mangan dan COD meningkat seiring bertambahnya waktu tinggal. Dengan
waktu tinggal 1 hari, sistem ini menyisihkan kekeruhan, besi, mangan dan COD
sebesar 70,97%; 91,95%; 83,16%; dan 55,22%. Kandungan besi pada tanaman
Phragmites australis di akhir penelitian pada akar, daun dan batang yaitu 635,28
mg/kg; 96,99 mg/kg dan 34,73 mg/kg. Kandungan mangan pada tanaman
Phragmites australis di akhir penelitian pada daun, akar dan batang yaitu 26,30
mg/kg; 22,87 mg/kg dan 6,15 mg/kg. Kandungan manganese ore murni terbesar
adalah komponen pirolusit (MnO2) yaitu sebesar 90,68% kemudian setelah
penelitian berkurang menjadi 39,11%. Desain manganese ore constructed wetland
skala lapangan berukuran 26,4x11,7x1 m3 dengan debit 80 m3/hari. Setelah
pengolahan dari manganese ore constructed wetland, air backwash sand filter
telah memenuhi standar baku mutu air bersih sehingga dapat dimanfaatkan
kembali.

ABSTRACT
To reduce their fresh water consumption, IPA Karanggayam PDAM Tirtamarta
Yogyakarta can reuse sand filter backwash water. The characteristic of sand filter
backwash water contains exceeded Fe 8,205 mg/L and Mn 2,682 mg/L.
Manganese ore constructed wetland was proposed in this research for the removal
of iron and manganese.This research used subsurface horizontal flow manganese
ore constructed wetland with dimension is 120x60x40 cm3, batch system, using
Phragmites australis, and detention time from 1 day to 5 day. The result show that
the removal of turbidity, iron, manganese and COD increased accordingly with
the increase of detention time. With the detention time at 1 day, the turbidity, iron,
manganese, and COD removal were up to 70,97%; 91,95%; 83,16%; dan 55,22%
in this system. In the end of the research, Phragmites australis root, leaves, and
stem contains 635,28 mg/kg; 96,99 mg/kg and 34,73 mg/kg of iron. Also
Phragmites australis leaves, root, and stem contains 26,30 mg/kg; 22,87 mg/kg
and 6,15 mg/kg of manganese. The biggest component in manganese ore is MnO2
(pyrolusit) up to 90,68% and decreased up to 39,11% in the end of the research.
The design of manganese ore constructed wetland with dimension 26,4x11,7x1 m3
and rate of flow 80 m3/hari. After the treatment of manganese ore constructed
wetland, sand filter backwash water fulfilled the quality standard so can be reuse."
2016
S63301
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elin Sumarlin
"Saringan pasir lambat merupakan salah satu metode pengolahan air yang telah digunakan sejak awal abad 19. Walaupun tergolong sederhana, metode ini efektif dalam menghilangkan kontaminan dalam air. Keefektifan tersebut tidak terlepas dari proses kimia, fisika, dan biologis yang terjadi di dalamnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat kehandalan saringan pasir lambat dalam mereduksi kontaminan dari air permukaan seperti kekeruhan, besi, mangan, TSS, dan TDS. Sumber air yang digunakan berasal dari waduk resapan dan Danau Mahoni Universitas Indonesia. Penelitian dilakukan selama dua bulan setelah melewati ripening time selama 1 bulan. Adapun desain reaktor yang digunakan adalah reaktor skala rumah tangga menggunakan tanki bervolume 150 liter. Media yang digunakan terdiri dari dua lapisan pasir silika dengan ukuran efektif (ES) masingmasing 0,2 dan 0,45 mm, serta koefisien keseragaman (UC) 3 dan 2,2. Sebagai media pendukung (underdrain) digunakan kerikil berukuran 3/8 inchi. Pengoperasian saringan pasir lambat dilakukan secara intermittent dengan tiga variasi waktu tinggal yaitu 2 jam, 24 jam, dan 48 jam. Berdasarkan hasil pengukuran laboratorium diketahui bahwa efisiensi penyisihan kekeruhan berkisar 64,59 ? 95,41%, penyisihan besi berkisar 70,83 ? 98,44%, penyisihan mangan berkisar 0 ? 100%, dan TSS berkisar 75 ? 100%. Sementara itu, TDS tidak dapat disisihkan.

Slow sand filter is one method of water treatment that has been used since the early 19th century. Although relatively simple, this method is effective in removing contaminants in the water. Effectiveness of the treatment can not be separated from the chemical, physical, and biological process that occurring in it. The objectives of this research were to see the reliability of slow sand filter to reduce contaminants from surface water such as turbidity, iron, manganese, TSS, and TDS. The source of water used comes from Mahoni Lake and Recharge Pond Universitas Indonesia. The study was conducted over two months after the ripening time for 1 month. The reactor design used is the scale reactor household uses 150 liters of tank volume. The medium used is composed of two layers of silica sand with effective size (ES) of each 0,2 and 0,45 mm, and the uniformity coefficient (UC) of 3 and 2,2. As a supporting medium (underdrain) used gravel with size 3/8 inches. Operation of the slow sand filter intermittently performed with three variations of residence time is 2 hours, 24 hours, and 48 hours. Based on the results of laboratory measurements is known that the turbidity removal efficiency ranged from 64,59 ? 95,41%, iron ranged from 70,83 ? 98,44%, manganese range 0 ? 100 %, and TSS ranges from 75 ? 100 %. Meanwhile, TDS can't removed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S54522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Dwi Wulandari
"Latar belakang: Air tanah merupakan satu-satunya sumber air bersih di Kelurahan Kukusan, Beji, Depok.Sampel air baku diambil dari sumur sebuah rumah kos di daerah Kukusan yang memiliki kadar besi dan mangan yang melewati standar baku air bersih yang ditetapkan Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010. Penelitian dilakukan dengan biosand filter untuk penyisihan besi dan mangan secara biologis dengan bantuan bakteri pengoksidasi besi dan mangan.
Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui efisiensi penyisihan besi dan mangan serta mengetahui pengaruh waktu tinggal, pH, dan suhu terhadap kinerja biosand filter.
Bahan dan metode: Penelitian dilakukan dengan biosand filter skala pilot plant berbentuk silinder berdiameter 20 cm yang terbuat dari bahan akrilik. Media pasir yang digunakan berdiameter 0,595 - 1,19 mm (d10 = 0,425 mm; UC 1,6) dengan ketebalan 50 cm. Penelitian dilakukan tanpa aerasi dan menggunakan waktu tinggal 24 jam.
Hasil: Dalam 40 hari penelitian, penyisihan besi dan mangan masing-masing mencapai 77,67% dan 25%. Penyisihan mangan belum mencapai steady state sehingga perlu dilakukan penelitian lanjutan terhadap penyisihan mangan.

Background: Ground water is tlie only water resource for Kelurahan Kukusan, Beji, Depok. Water samples collected from a board house’s well in Kukusan had relatively higher iron (Fe) and manganese (Mn) than the permissible limits specified in Permenkes No.492/Menkes/Per/IV/2010. The study was conducted with biosand filters for biological removal of iron and manganese with the help of iron and manganese oxidizing bacteria.
Objective: The study aims to determine the removal efficiency of iron and manganese as well as determine the effect of residence time, pH, and temperature on the performance of biosand filters.
Materials and methods: The study was conducted at the cylindrical pilot plant scale biosand filter with 20 cm in diameter made of acrylic material. Medium sand used is from 0.595 to 1.19 mm in diameter (d10 = 0.425 mm; UC 1.6) with a thickness of 50 cm. The study was conducted without aeration and the use of 24-hour residence time.
Results: In the 40 days of study, the removal of iron and manganese respectively reached 77.67% and 25%. The removal of manganese has not reached steady state so that further research needs to be done against the removal of manganese.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S53120
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Halvarra Yuanita
"Saringan pasir lambat merupakan salah satu metode pengolahan yang menjadi pilihan karena alat dan bahan yang mudah didapat, pengoperasiannya yang mudah, serta keefektifannya menyisihkan kontaminan dalam air yang baik. Untuk meningkatkan kehandalan penyisihan saringan pasir lambat, dapat dilakukan pengolahan pendahuluan salah satunya prasedimentasi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membandingkan kehandalan saringan pasir lambat dengan proses prasedimentasi dan saringan pasir lambat tanpa prasedimentasi dalam menyisihkan besi, mangan, kekeruhan dan fekal koliform. Dibuat dua filter dari drum berkapasitas 150 liter dengan spesifikasi yang sama. Media filter direncanakan dengan spesifikasi yang sama, namun pada saat sieve analysis didapatkan untuk filter acuan, lapisan pasir 1 nilai ES = 0,2 mm dan UC = 3 & pada lapisan pasir 2 nilai ES = 0,45 dan UC = 2,2. Sedangkan filter I lapisan pasir 1 nilai ES = 0,15 mm, UC = 2,33 dan lapisan pasir 2 nilai ES = 0,4 mm dan UC = 1,88. Kedua filter dioperasikan secara intermittent dalam skala pilot. Sumber air baku yang dijadikan objek studi adalah air Danau Mahoni Universitas Indonesia karena tingkat pencemarannya yang berada di atas baku mutu air minum. Kehandalan filter acuan dengan perlakukan prasedimentasi untuk penyisihan besi sebesar 95%-97,94%, mangan 50-80%, kekeruhan 92,15-97,78 %, dan fekal koliform 90- 99,57%. Kehandalan efisiensi penyisihan filter I tanpa prasedimentasi untuk parameter besi tidak dapat disisihkan, mangan 50-93,33%, kekeruhan 50,28-94,26 %, dan fekal koliform 82,61-99,86%.

Slow sand filter is one of the processing methods that is chosen because of easy-to-obtain tools and materials, easy to operate, and its effectiveness of removing contaminants in good water.To improve the reliability of slow sand filter removal, preliminary processing can be carried out, one of which is pre-sedimentation. The purpose of this study was to compare the reliability of slow sand filters with pre-sedimentation processes and slow sand filters without pre-sedimentation in removing iron, manganese, turbidity and faecal coliform. Two filters are created from a 150 liter drum with the same specifications. Media filters are planned with the same specifications, but when sieve analysis is obtained the results are: for reference filter, sand layer 1 ES value = 0.2 mm and UC = 3 & in sand layer 2 ES values = 0.45 and UC = 2.2 . While filter I sand layer 1 ES value = 0.15 mm, UC = 2.33 and sand coating 2 ES values = 0.4 mm and UC = 1.88. Both filters are operated intermittently on a pilot scale. The raw water source used as the object of study is the Lake Mahoni, University of Indonesia because of the level of pollution that is above the drinking water quality standard. Removal efficiency of reference filter with treatment of pre-sedimentation for iron removal was 95%-97.94%, manganese 50-80%, turbidity 92.15-97.78%, and faecal coliform 90-99.57%. The efficiency of filter I without prasedimentation for iron parameters cannot be excluded, manganese is 50-93.33%, turbidity 50.28 - 94.26%, and fecal coliform 82.61-99.86%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Rizky Ramadhanis
"ABSTRAK
Ketersediaan air merupakan permasalahan yang terjadi di beberapa daerah, juga permasalahan dengan pengerahan air tanah. Untuk mendapatkan kualitas air permukaan yang sesuai standar lingkungan yang aman untuk dikonsumsi, pengolahan air permukaan dibutuhkan. Salah satu metode pengolahan yang paling banyak digunakan adalah slow sand filter
metode. Pasalnya, unit slow sand filter mudah disesuaikan dengan jarak jauh area dan juga filter pasir tidak digerakkan oleh listrik (Huisman & Wood, 1974). Pasir silika, zeolit ​​dan karbon aktif merupakan media yang umum digunakan pada pasir lambat filter. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keefektifan hasil pengolahan air permukaan dengan media pasir silika dan penambahan karbon aktif media dengan parameter besi, mangan, kekeruhan dan fekal coliform. Itu reaktor riset terdiri dari dua volume 150 liter. Reaktor filter pertama sebagai a filter referensi yang berisi media pasir silika dengan media lapisan pertama ES 0.15 - 0,20 mm dan UC 1.5, maka media lapis kedua adalah ES 0,45 - 0,70 mm dan UC 2.22. Reaktor filter kedua adalah yang utama dari pengamatan ini dengan media di dalam Lapisan pertama adalah pasir silika dengan ES 0.25 mm dan UC 2.2, untuk lapisan kedua adalah karbon aktif dengan ES 1 mm dan UC 3, dan lapisan ketiga adalah pasir silika dengan ES 0,45 mm dan UC 3. Sumber air penelitian ini berasal dari Telaga Mahoni Jl Universitas Indonesia. Filter dioperasikan sebentar-sebentar dan mulai dengan presedimentasi. Data dari penelitian ini diolah dengan menghitung efisiensi filter. Efisiensi filter menunjukkan bahwa filter pasir lambat berselang dengan silika media pasir dan penambahan karbon aktif memiliki efisiensi pengolahan parameter mangan 60 - 100%, kekeruhan 14 - 36%, dan fecal coliform sebesar 73 - 99%. Untuk parameter besi dalam penelitian ini tidak dapat dihilangkan.

ABSTRACT
Water availability is a problem that occurs in some areas, as well as problems with groundwater mobilization. To obtain surface water quality that meets environmental standards that are safe for consumption, surface water treatment is required. One of the most widely used processing methods is a slow sand filter method. This is because the slow sand filter unit is easily adjusted to a remote area and the sand filter is not driven by electricity (Huisman & Wood, 1974). Silica sand, zeolite and activated carbon are media commonly used in slow sand filters. The purpose of this study was to analyze the effectiveness of surface water treatment results with silica sand media and the addition of activated carbon media with parameters of iron, manganese, turbidity and fecal coliform. The research reactor consisted of two volumes of 150 liters. The first filter reactor as a reference filter containing silica sand media with the first layer of media ES 0.15 - 0.20 mm and UC 1.5, then the second layer of media is ES 0.45 - 0.70 mm and UC 2.22. The second filter reactor is the main one of this observation with the media in the first layer is silica sand with ES 0.25 mm and UC 2.2, for the second layer is activated carbon with ES 1 mm and UC 3, and the third layer is silica sand with ES 0, 45 mm and UC 3. The source of water for this research comes from Telaga Mahoni, Jl, Universitas Indonesia. The filter is operated intermittently and starts with a presedimentation. The data from this study were processed by calculating the filter efficiency. The filter efficiency shows that the intermittent slow sand filter with silica sand media and the addition of activated carbon has manganese parameter processing efficiency of 60 - 100%, turbidity 14 - 36%, and fecal coliform of 73 - 99%. The iron parameter in this study cannot be eliminated
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Ferina
"Efluen dari pengolahan air lindi TPA Cipayung saat ini mengandung Cr(VI) 0,055-0,490 mg/l dan TSS 76-484 mg/l sedangkan baku mutu untuk Cr(VI) adalah 0,1 mg/l dan TSS adalah 200 mg/l. Lahan basah buatan merupakan alternative pengolahan air lindi yang efektif, murah dan mudah untuk diaplikasikan. Penelitian dilaksanakan dengan membuat lahan basah buatan tipe aliran bawah tanah (subsurface constructed wetland) dengan volume 37.500 cm3 menggunakan akar wangi (Vetiveria zizanioides) secara batch. Air lindi yang digunakan adalah air lindi yang ditambahkan K2Cr2O7 untuk menambahkan kadar logam Cr(VI) hingga 0,51 mg/l. Digunakan variasi waktu tinggal 1 hingga 5 hari. Hasil yang diperoleh menunjukan bahwa presentase penyisihan logam krom heksavalen dan TSS meningkat seiring dengan bertambahnya waktu tinggal. Konsentrasi logam Cr(VI) pada efluen lahan basah buatan memenuhi baku mutu pada waktu tinggal 3 hari, yaitu 0,042 mg/l dengan besar penyisihan 91,8%. Kandungan logam Cr(VI) pada Vetiveria zizanioides di akhir penelitian pada daun bagian atas sebesar 150,6 mg/kg; daun bagian bawah sebesar 101,3 mg/kg dan yang terbesar ada pada bagian akar, yaitu 170,2 mg/kg.

The existing TPA Cipayung leachate treatment?s effluent still contains exceeded Cr(VI) 0,055-0,490 mg/l and TSS 76-484 mg/l, while regulation restricts the maximum content of Cr(VI) and TSS to be no more than 0,1 mg/l and 200 mg/l. Constructed wetland is an alternative technology for leachate treatment which is effective, low cost, and easy to be applied. This research used subsurface constructed wetland with the volume of 37.500 cm3 and using Vetiver grass (Vetiveria zizanioides) with batch system. Experiment methods was by enriching the leachate with Cr(VI) by K2Cr2O7 until 0,51 mg/l. Detention time was 1 until 5 days. The result showed that precetage of content reduction for Cr(VI) and TSS increased in line with the increasing of detention time. After 3 days of detention time, the concentration of Cr(VI) in effluent has become 0,042 mg/l or equal with 91,8% reduction rate and fulfilled the standard. In the end of research, the top and bottom Vetiveria zizanioides leaves contained 150,6 mg/kg and 101,3 mg/kg of Cr(VI), while the highest content was in the root, 170,2 mg/kg.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59813
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erdwin Hendriyanto Saputra
"Air merupakan unsur alam yang sangat penting untuk setiap makhluk hidup. Berdasarkan sumbernya saat ini banyak sumber air permukaan yang telah tercemari maka dari itu perlu adanya pengolahan sebelum menggunakan air permukaan dan salah satu metodenya yaitu filtrasi dengan jenis saringan pasir lambat dikarena berdasarkan beberapa literatur saringan pasir lambat cocok digunakan dengan nilai kekeruhan dibawah 50 NTU. Penelitian ini bertujuan memberikan referensi kepada UI terutama Fakultas Teknik UI terkait dengan unit-unit pengolahan air dan desainnya berdasarkan kualitas sumber air baku yaitu Danau Mahoni UI. Pengolahan air baku berfokus pada unit filtrasi dengan jenis saringan pasir lambat yang bermediakan zeolit dan pasir silika untuk menghilangkan besi dan mangan dengan komposisi 1,2 mg/L dan 1,3 mg/L. Filtrasi diharapkan dapat melayani Fakultas Teknik UI sampai dengan 2042 dan setelah dilakukan proyeksi kebutuhan air bersih pada tahun 2042 dibutuhkan air bersih sebanyak 19,67 L/detik. Pada perancangan unit ini data yang digunakan untuk berasal dari beberapa jurnal seperti nilai ketebalan zeolit 30 cm, silika 60 cm, kecepatan filtrasi 0,2 m/jam, dan efisiensi 95% serta waktu detensi 24 jam dan hasil perhitungan, penulis mendapatkan luas setiap unit yaitu bangunan intake 10,8 m2, bak penghubung 5,4 m2, suction well 7,9 m2, roughing filter 142,56 m2, slow sand filter 532 m2, bak pencuci media 361 m2, desinfeksi 12,96 m2, reservoir 141,12 m2, dan rumah pompa distribusi 9 m2. Berdasarkan hasil studi literatur dan perhitungan yang dilakukan diharapkan air hasil pengolahan dapat memenuhi kualitas air menurut Permenkes RI No 492 tahun 2010.

Water is one of the natural elements that is very important for every living thing. Based on the current sources, many surface water sources have been contaminated and therefore need further treatment before using it. Theres many possible way to treatment surface water and one of the methods is filtration using a slow sand filter because based on some literature, slow sand filters are suitable for use with turbidity values below 50 NTU. This study aims to provide a reference to the University of Indonesia, especially the Faculty of Engineering related to water treatment units and design based on the quality of raw water sources located on Lake Mahoni University of Indonesia. Raw water treatment focuses on filtration units with a type of slow sand filter that provides zeolite and silica sand to remove iron and manganese with a composition of 1.2 mg/L and 1.3 mg/L. This filtration is expected to serve the Faculty of Engineering until 2042 and after projecting, 19,67 L/s of clean water is needed until 2042. In this study, the design of the unit that will be used are intake building, suction well, centrifugal pump, closed transmission line, slow sand filter, disinfection, reservoir, and distribution pump housing. The data used for this design come from several journals such as media thickness, filtration speed, and removal efficiency values ​​with a thickness value of 30 cm zeolite, silica 60 cm, filtration speed 0.2 m/hour, and 95% efficiency and detention time 24 hours. The calculation results show that the area of each unit needed are 10,8 m2 for intake building 5,4 m2 for connecting rods, suction well around 7.9 m2, roughing filter 142,56 m2, slow sand filter around 532 m2, media washing basin around 361 m2, disinfection around 12,96 m2, reservoir around 141,12 m2, and 9 m2 for distribution pump house; and by that the treated water can comply with water quality standards according to the PERMENKES No 492 in 2010."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marhamah Dwi Anjani
"Air tanah berperan penting sebagai sumber pemenuhan air bersih dan air minum sehari-hari di Kota Depok. Air tanah dianggap memiliki kualitas alami yang baik, namun tidak berarti semua air tanah berkualitas baik. Besi dan mangan merupakan logam esensial dan juga toksik yang sering ditemukan pada air tanah. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) yang bertujuan untuk mengestimasi tingkat risiko pajanan besi dan mangan pada air tanah sebagai air minum. Pengumpulan data konsentrasi besi dan mangan didapatkan dari data hasil survei kualitas air tanah oleh BPP PDAM Tirta Asasta Kota Depok tahun 2018 sebanyak 63 sampel. Data lainnya, antropometri, laju aktivitas, dan pola konsumsi air minum didapatkan dari wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran berat badan secara langsung di rumah 63 responden. Hasil analisis konsentrasi besi dan mangan menunjukkan hanya terdapat 18 sampel yang melebihi baku mutu konsentrasi mangan menurut Permenkes 492/2010. Jumlah estimasi asupan besi dan mangan masing-masing 5,02059 x 10-4 mg/kg/hari dan 5,52265 x 10-3 mg/kg/hari. Sedangkan RQ non karsinogenik besi dan mangan masing-masing 0,00072 dan 0,03945 yang menunjukkan bahwa tidak berisiko atau aman. Hasil analisa lebih lanjut menemukan bahwa asupan harian besi dan mangan menurut umur dan jenis kelamin dikategorikan defisiensi (Asupan besi dan mangan

Groundwater plays an important role as a source of fulfillment of daily clean water and drinking water in Depok City. Groundwater is considered to have good natural qualities, but that does not mean that all groundwater is good quality. Iron and manganese are essential but also toxic metals that are often found in groundwater. This study uses the Environmental Health Risk Assessment (EHRA) method which aims to estimate the level of iron and manganese risk exposure in groundwater as drinking water. Data collection of iron and manganese concentration was obtained from groundwater quality survey results by BPP PDAM Tirta Asasta Depok City in 2018 as many as 63 samples. Other data, anthropometry, activity rates, and drinking water consumption rates were obtained from interviews using questionnaires and measurement of body weight directly in the homes of 63 respondents. The result of the analysis of iron and manganese concentration showed that there were 18 samples that exceeded the standar quality of manganese according to Permenkes 492/2010. The estimated amount of iron and manganese intake is 5,02059 x 10-4 mg/kg/day and 5.52265 x 10-3 mg/kg/day, respectively. Whereas non-carcinogenic RQ of iron and manganese were 0,00072 and 0,03945 respectively which indicated that they were safe. Further analysis found that daily intake of iron and manganese according to age and sex categorized as deficiency (intake of iron and manganese "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Fauzia
"Di masa mendatang sebagai dampak dari era perdagangan bebas dan globalisasi ekonomi, administrasi nonpemerintah akan memainkan peranan yang bertambah penting dalam era tersebut. Pengaturan dan pengendalian kehidupan ekonomi masih tetap berlangsung dalam ikatan-ikatan negara nasional. Ini tidak berarti jajaran administrasi pemerintahan boleh tertinggal jauh di belakang. Sebaliknya mereka harus ikut mempersiapkan diri sebaikbaiknya sehingga terwujud sosok pegawai negeri yang profesional, beretika dan efektif dalam menunaikan tugas dan tanggung jawabnya serta dapat memenuhi tuntutan masyarakat akan kualitas pelayanan yang semakin baik.
Tugas pemerintahan yang demikian berat, selain memerlukan dukungan korp pegawai negeri dalam jumlah memadai, juga memerlukan kemampuan profesional dan kualitas moral pegawai yang semakin baik. Untuk itu pengembangan sumber daya manusia dalam jajaran pemerintahan (organisasi publik) perlu diarahkan pada peningkatan kemampuan profesional dan pengembangan etika profesi yang disertai semangat pelayanan kepada masyarakat. Hal ini seining dengan perkembangan mutakhir dalam paradigma dan praktik administrasi bisnis saat ini yang menempatkan konsumen sebagai pihak yang harus dilayani.
Perubahan-perubahan yang terjadi telah membawa banyak kemajuan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat tetapi di sisi yang lain perubahan tersebut telah meningkatkan tuntutan, harapan dan kebutuhan masyarakat akan kualitas pelayanan yang semakin baik. Untuk dapat memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang semakin berkembang, pemerintah perlu sedini mungkin mengusahakan profesionalisme aparatur (pegawai negeri). Hal ini sejalan dengan pendapat Kristiadi (1998:135) yang menyatakan bahwa:
Dalam fungsi pelayanannya, aparatur negara harus menciptakan kondisi keseimbangan antara tuntutan aktual masyarakat dengan kemampuan untuk mernenuhi tuntutan tersebut. Untuk itu, profesionalisme aparatur mutlak diperlukan seiring dengan pendayagunaan kelembagaan dan ketatalaksanaannya.
Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Rasyid (1997b:17-18) dengan menyatakan bahwa :
Agaknya sulit diingkari bahwa peningkatan kualitas profesionalisme para birokrat merupakan suatu keharusan, yang perlu dijaga adalah eksesnya yang bisa merugikan masyarakat, seperti lahirnya sikap arogansi dari para birokrat akibat kepercayaan diri yang berlebihan. Bagaimanapun juga, kemampuan pemerintah untuk memberi respon terhadap berbagai perubahan dan tuntutantuntutan bare yang terus tumbuh dalam masyarakat hanya mungkin dipelihara, jika para aparaturnya memiliki kualitas profesionalisme yang tinggi.Secara internal, menuntut adanya kesabaran kerja, disiplin yang tinggi dari para pegawai ke arah sikap profesional yang memang harus menjadi etos kerja dan budaya kerja (corporate culture), sedangkan secara eksternal mampu menyesuaikan diri dan mengantisipasi secara tepat setiap perkembangan yang terjadi. Dalam organisasi publik, sumber daya manusia adalah faktor dominan yang menentukan kualitas sistem dan kegiatan sistem administrasi. Dari sisi penyelenggaraan pemerintahan, mudah diduga bahwa dinamika kehidupan masyarakat akan meningkat sebagai akibat kemajuan, keberhasilan pembangunan ditambah dengan derasnya arus informasi dari Iuar. Kesadaran masyarakat tentang perlunya keterbukaan (transparancy) dan pertanggung jawaban (accountability) administrasi publik akan meningkat. Untuk dapat mengimbangi perkembangan tersebut secara efektif, maka profesionalisme, sikap tanggap, tanggung jawab moral dan integritas pegawai negeri (aparatur pernerinth) sebagai abdi negara dan abdi masyarakat harus semakin mantap. Dengan perkataan lain, citra dan sosok- pegawai negeri yang profesional dibutuhkan dalam upaya mengantisipasi tuntutan, kepentingan?"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T1896
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diza Rahmania Zawatki
"Lindi hasil pengolahan IPAS III TPST Bantar Gebang yang dibuang ke badan air masih mengandung zat pencemar COD dan amonia dengan konsentrasi yang tinggi. Konsentrasi COD dan amonia akan menurukan kualitas badan air dan ekosistemnya jika tidak dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum dibuang. Penelitian skala laboratorium menggunakan lahan basah buatan dilakukan menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang. Penelitian dilakukan menggunakan reaktor (50x25x40 cm) yang ditanami 6 batang Scirpus grossus dengan media tanam kerikil dan tanah merah, dengan variasi waktu tinggal 2 4, 6, 8, dan 10 hari. Nilai k (laju penurunan) dari perhitungan kinetika orde-1 untuk COD dan amonia adalah 0,1044 hari-1 dan 0,1108 hari-1.
Hasil penelitian menunjukkan efisiensi penyisihan COD dan amonia yang paling baik pada lahan basah buatan didapatkan pada hari ke-10 penelitian dengan efisiensi sebesar 70,4% dan 75,8%. Lahan basah buatan dapat digunakan sebagai pengolahan lanjutan yang tepat untuk menurunkan konsentrasi COD dan amonia pada air lindi IPAS III TPST Bantar Gebang, dengan waktu tinggal optimum untuk menurunkan konsentrasi keduanya sesuai baku mutu berdasarkan hasil perhitungan kinetika orde-1 adalah 12 hari dan 24 hari.

Leachate from IPAS III Bantar Gebang that discharged into the stream still contain of COD and ammonia in high concentrations. Both concentrations will decreased the quality of the stream and ruined the aquatic ecosystems if it?s not processed well before discharged. A laboratory-scale research using constructed wetland has been done to reduced the concentration of COD and amonia that contain in landfill leachate from IPAS III TPST Bantar Gebang. This research used a reactor with the dimension of 50x25x40 cm which was planted by 6 stems of (Scirpus grossus) plant on the growing media that consists of gravel and red soil, with variation of time 2, 4, 6, 8, and 10 days. The value of k (decrease rate) for COD and ammonia was 0,1044 day-1 and 0,1108 day-1.
The results show that the best removal efficiency of COD and ammonia in this study was in the tenth day with the efficiency of 70,4% and 75,8%. Constructed wetlands can be used as an appropriate advanced treatment to reduce COD and ammonia that contain in leachate IPAS III TPST Bantar Gebang, with the optimum time to reach the quality standard based on the first-order kinetics calculations is 12 days and 24 days.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59833
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>