Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24974 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alan Try Putra Samad
"Perancangan Pabrik biodiesel portable berbahan baku minyak jelantah dilakukan secara simultan dengan mengacu pada standard biodiesel SNI 7182:2012. Produksi biodiesel pada perancangan ini melibatkan proses esterifikasi, transesterifikasi, dekantasi, evaporasi vakum, dan membran ultrafitrasi. Proses esterifikasi mampu mengonversi FFA menjadi FAME sebanyak 90,8% dengan menggunakan 9:1 rasio molar metanol-FFA dan 2,5% massa FFA katalis asam sulfat. Transesterifikasi memberikan yield biodiesel sebesar 90% menggunakan 6:1 rasio molar metanol-trigliserida dan 1% massa trigliserida katalis NaOH. Evaporasi pada sistem vakum 0,01 bar mampu menghasilkan biodiesel dengan kadar metanol hingga 0,5% dan kemurnian metanol 99,9% dengan konsumsi energi yang relatif rendah. Pemurnian biodiesel menggunakan membran ultrafiltrasi membutuhkan energi yang cukup besar namun dapat menghasilkan tingkat kemurnian biodiesel hingga 99,5% serta proses yang relatif singkat. Pabrik biodiesel portable ini mampu menghasilkan 128 liter biodiesel per-batch dengan memroses 18 batch perhari. Pabrik ini diperkirakan mulai beroperasi pada tahun 2017 dan mampu bekerja selama 20 tahun dengan memberikan internal rate of return (IRR) sebesar 17,8 % dengan periode pengembalian pada tahun ke-3, sehingga layak untuk dibangun dan dikomersialisasikan. Analisis sensitivitas mengenai fluktuasi harga bahan baku, produk, jumlah batch proses serta nilai tukar US dollar terhadap rupiah juga dibahas dalam paper ini.

Waste cooking oil based biodiesel portable plant design is running simultaneusly based on biodiesel standardd SNI 7182:2012. Production process of biodiesel in this design involves esterification, transesterification, decantation, vacuum evaporation, and membrane ultrafiltration. The esterification process shows that 90.8% FFA can be converted into FAME by 9:1 molar ratio methanol to FFA using sulfuric acid catalyst 2.5%wt of FFA mass. The transesterification process gives biodiesel?s yield by 90% by 6:1 molar ratio methanol to triglyceride using NaOH catalyst 1%wt of triglyceride mass. The evaporation process in vacuum system 0.01 bar can separate methanol up to 0,5%wt, only by consuming a little energy. Biodiesel purification using membrane ultrafiltration requires a large amount of energy, but can reach up to 99.8% biodiesel purity as well as with a short process. This plant is able to produce 128 litre biodiesel in one batch and process 18 batches per day. This plant will be operated in 2017 and capable for operating for 20 years by providing IRR (internal rate of return) by 17.8% with a payback in the third year that can be commercialy viable. Sensitivity analysis regarding fluctioation in raw material price, product price, and the exchange rate of the US dollar against rupiah disscused in this paper."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Zuhdi
"Kebutuhan solar terus meningkat setiap tahun, sehingga perlu pemanfaatan biodiesel untuk subtitusi bahan bakar fosil dengan bahan bakar dari energi terbarukan. Indonesia memiliki kapasitas terpasang produsen Biodiesel yang memiliki kapasitas 17,1 juta KL dan pada umumnya berbahan baku dari minyak sawit, namun terdapat beberapa produsen yang menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakunya, salah satunya adalah PT Bali Hijau di Denpasar, Bali. Potensi minyak jelantah yang dihasilkan Indonesia di tahun 2019 diperkirakan 3 juta KL dan berpotensi dapat dimanfaatkan salah satunya sebagai Biodiesel. Namun bahan baku yang melimpah terutama dari sektor hotel di Bali hanya sedikit yang dimanfaatkan menjadi biodiesel, sehingga perlu dilakukan riset terkait pemanfaatan limbah minyak jelantah untuk produksi biodiesel berkelanjutan sebagai salah satu penerapan ekonomi sirkular di Indonesia. Metode gabungan kuantitatif dan kualitatif dipergunakan dalam riset ini. Hasil riset menunjukan potensi minyak jelantah sebagai bahan baku biodiesel rata-rata hanya sekitar 12% dari total minyak jelantah terkumpul, dengan rata-rata potensi timbulan minyak jelantah dari sektor hotel adalah 27% dari konsumsi penggunaan minyak goreng. Tingkat Willingness to Accept (WTA) minyak jelantah dari sektor hotel di daerah Badung, Bali untuk produksi Biodiesel memiliki rata-rata WTA Rp 4.827/L atau setara Rp 5.000/L. Biaya produksi biodiesel minyak jelantah setiap batch adalah Rp 12.641/L dengan harga jual Rp 14.000/L dan margin Rp 1.359/L. Sedangkan penurunan emisi CO2 dari pemanfaatan biodiesel minyak jelantah tahun 2022 sebesar 25.112 kg CO2 e dan meningkat di tahun 2023 menjadi 39.792 kg CO2 e. Strategi keberlanjutan dengan melakukan analisis SWOT menghasilkan nilai IFAS 0,647 dan EFAS 0,684 sehingga berada di kuadran 1 yang berarti strategi yang tepat adalah growth oriented strategy.

The need for diesel fuel continues to increase every year, so it is necessary to utilize biodiesel to substitute fossil fuels with fuels from renewable energy. Indonesia has an installed capacity of Biodiesel producers which has a capacity of 17.1 million KL and is generally made from palm oil, but there are several producers who use used cooking oil as raw material, one of which is PT Bali Hijau in Denpasar, Bali. The potential of used cooking oil produced in Indonesia in 2019 is estimated at 3 million KL and can potentially be utilized as Biodiesel. However, the abundant raw materials, especially from the hotel sector in Bali, are only slightly utilized into biodiesel, so it is necessary to conduct research related to the utilization of used cooking oil waste for sustainable biodiesel production as one of the applications of circular economy in Indonesia. A combined quantitative and qualitative method was used in this research. The results showed that the potential of used cooking oil as a biodiesel feedstock averaged only about 12% of the total used cooking oil collected, with an average potential of used cooking oil generation from the hotel sector of 27% of cooking oil consumption. The Willingness to Accept (WTA) level of used cooking oil from the hotel sector in Badung, Bali for Biodiesel production has an average WTA of IDR 4,827/L or equivalent to IDR 5,000/L. The production cost of used cooking oil biodiesel per batch is IDR 12,641/L with a selling price of IDR 14,000/L and a margin of IDR 1,359/L. Meanwhile, the reduction in CO2 emissions from the use of used cooking oil biodiesel in 2022 was 25,112 kg CO2 e and increased in 2023 to 39,792 kg CO2 e. The sustainability strategy by conducting SWOT analysis resulted in an IFAS value of 0.647 and EFAS of 0.684 so that it is in quadrant 1, which means that the right strategy is a growth-oriented strategy."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananda Santia Citra Dewi
"ABSTRACT
Sintesis biodiesel dari minyak jelantah MJ dengan proses esterifikasi dan transesterifikasi menggunakan katalis heterogen TiO2 dan CaO telah diteliti. Dalam studi ini, MJ digunakan sebagai bahan baku untuk memproduksi biodiesel dalam upaya untuk mengurangi dampak negatifnya. MJ dimurnikan melalui proses filtrasi dan pemucatan untuk menghilangkan pengotor dan memulihkan warna minyak. Esterifikasi dilakukan selanjutnya untuk mengurangi kadar asam lemak bebas ALB dengan fotoreaktor yang terdiri dari pengaduk ultrasonik dan lampu ultraviolet yang sepenuhnya dipaparkan ke campuran reaksi untuk mengaktivasi TiO2 P25 sebagai pengganti katalis asam. Proses esterifikasi dilakukan pada variasi loading TiO2 P25, waktu reaksi dan rasio molar minyak dan metanol. Minyak dengan kadar ALB rendah ditransesterifikasi dengan pengadukan mekanik menggunakan katalis heterogen basa CaO untuk menghasilkan metil ester atau biodiesel. Proses transesterifikasi dilakukan dengan variasi kecepatan pengadukan 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm, dan 1000 rpm. Hasil esterifikasi diuji menggunakan metode titrasi untuk mengetahui kadar ALB sebelum dan sesudah esterifikasi. Konversi maksimum ALB adalah 45,2 dengan kondisi operasi optimum sebagai berikut: 0,25 wt TiO2, 2 jam reaksi, dan rasio molar minyak dan metanol 1: 24. Biodiesel dikarakterisasi dengan FTIR, GC-FID, viskometer, piknometer, dan GC-MS. Yield biodiesel ditemukan sekitar 80 melalui kondisi operasi optimal sebagai berikut: 4 jam reaksi, 60oC, 1 wt CaO, dan kecepatan pengadukan 500 rpm. Biodiesel yang dihasilkan memiliki spesifikasi sebagai berikut: massa jenis 855 kg/m3, viskositas kinematik 4,7 cSt, bilangan iodin 58 g iodin/100 g sampel, dan kadar metil ester 98,9.

ABSTRACT
Synthesis of biodiesel from waste cooking oil WCO by esterification and transesterification process using heterogeneous catalysts TiO2 and CaO has been investigated. In this study, WCO is used as raw material for producing biodiesel in an effort to reduce its negative impact. MJ is purified by filtration and bleaching process to remove impurities and recover oil color. Esterification is carried out further to reduce free fatty acid FFA content with a photoreactor consisting of ultrasonic stirrer and ultraviolet lamp which was fully immersed to the reaction mixture to activate TiO2 P25 as a substitute for the acid catalyst. The esterification process is carried out on different variations such as TiO2 P25 loading, reaction time and molar ratio of oil and methanol. Oil with low content of FFA was going through transesterification process by mechanical stirring using a heterogeneous base catalyst CaO to produce methyl esters or biodiesel. The transesterification process is carried out at different stirring speeds 250 rpm, 500 rpm, 750 rpm, dan 1000 rpm . The esterification results were tested using titration method to determine FFA content before and after esterification. The maximum conversion of FFA is 45.2 with the optimum operating conditions as follows 0.25 wt TiO2 P25, 2 hours reaction, and molar ratio of oil and methanol 1 24. Biodiesel is characterized by FTIR, GC FID, viscometer, pycnometer, and GC MS. The yield and maximum methyl ester content were discovered to be approximately 80 and 98.9, respectively, under optimal operating conditions as follows 4 hours reaction, 60 C, 1 wt CaO, and stirring speed of 500 rpm. Biodiesel that was produced have a speicification as following density 855 kg m3, kinematic viscosity 4.7 cSt, iodin value 58 g iodin 100 g sample, and metil ester content 98.9."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Okto Riristina
"Berkurangnya sumber daya bahan bakar fosil ditambah dengan peningkatan konsumsi energi, menyebabkan produksi bahan bakar menjadi tidak seimbang tingkat konsumsinya. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan sumber bahan bakar alternatif yang berasal dari tanaman. Minyak kelapa sawit dan jelantah banyak digunakan sebagai bahan utama biodiesel karena kelimpahan material serta harga yang terjangkau. Pada penelitian ini dilakukan sintesis biodiesel pada minyak kelapa sawit dan jelantah dengan metode elektrolisis menggunakan sel elektrokimia dua kompartemen yang dilengkapi dengan elektroda Boron Doped Diamond sebagai katoda. Membran Nafion ditempatkan diantara kompartemen sel sebagai pemisah.
Elektrolisis dilakukan pada campuran minyak kelapa sawit, metanol dan tetrahidrofuran. Selain itu sebanyak 2% air (b/b) ditambahkan ke dalam campuran. Ion hidroksil (OH-) dari hasil elektrolisis air dalam katoda diharapkan dapat mengkatalisis pembentukan ion metoksi (CH3O-) yang berperan dalam pembentukan biodiesel jenis fatty acid metil ester (FAME). Sebagai elektrolit digunakan Na2SO4 atau tetra butyl ammonium perklorat (TBAP). Hasil elektrolisis dianalisis dengan metoda kromatografi gas. Setelah proses elektrolisisselama 2,5 jam, hasil yang diperoleh sebagai %FAME sebesar 7,7% untuk minyak kelapa sawit dan 6,5% untuk minyak jelantah.

Fossil fuels resources shortages as well as the increase of energy consumption resulting in an unbalance fuel production against the consumption level. In this case, the fuel production is way lower than the fuel consumption. Therefore, it is necessary to develop an alternative fuel sources derived from plants. For instance, palm oil and waste cooking oil, which are widely used as the main source for biodiesel due to its availability and affordable price. In this research, the synthesis of biodiesel using palm oil and waste cooking oil by electrolysis method equipped with two compartements electrochemical cell and a boron doped diamond electrode as the cathode was performed. Nafion® membrane was placed between the cell compartements as the separator.
The electrolysis was performed in palm oil mixture, methanol, tetrahydrofuran, and 2% water (%w/w). The hydroxyl ions (OH-)product from the electrolysis of water in the cathode is expected to catalyze the formation of methoxy ion (CH3O-) which plays the role in the formation of Fatty Acid Methyl Esther (FAME). Na2SO4 or tetrabutylammonium percholrate (TBAP) were used as the electrolyte. The biodesel product was analyzed by gas chromatrography method. After 2,5 hour electrolysis process, the results showed the FAME conversion of palm oil was 7,7 % and was 6,5 % for the used cooking oil.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
T42677
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kania Zara
"

Produksi biodiesel secara konvensional memiliki beberapa kekurangan dalam segi hasil produksi, waktu maupun bahan baku. Dalam penelitian ini, diuji produksi biodiesel/FAME menggunakan teknologi reaktor DBD Plasma yang telah terbukti dapat menghasilkan biodiesel dengan waktu yang lebih cepat dan bahan baku yang lebih sedikit dalam kondisi ambien. Bahan baku dari penelitian ini adalah campuran minyak jelantah dan kastroli yang dilarutkan oleh pelarut parafin berupa Pertamina DEX dan n-heksadekana ditambah dengan metanol. Gas argon berfungsi sebagai carrier dalam pembentukan pijar plasma. Elektron berenergi tinggi berperan sebagai katalis sehingga tidak dibutuhkan katalis asam/basa tambahan. Variasi yang dilakukan adalah suhu umpan, pelarut reaktan dan frekuensi EPT (Electronic Power Transformer). Didapatkan 2 senyawa produk utama yang dihasilkan proses sintesis yaitu FAME dan Greendiesel. Kondisi optimum didapatkan pada suhu 400C dengan pelarut Pertamina DEX dan frekuensi 25kHz menghasilkan yield FAME dan Greendiesel tertinggi sebesar 60.71% dan 1.59%.


Biodiesel production using conventional method has many drawbacks in many aspects including production results, time efficiency, and raw material aspects. In this research, biodiesel/FAME production is tested using DBD plasma reactor technology that has been proven to produce biodiesel with less production time and raw materials in ambient condition. A blend of used palm cooking oil and castor oil diluted in different paraffin solvent such as Pertamina DEX and n-heksadecane with an addition of methanol are used as the raw materials in this research. Argon gas is used as a carrier gas to boost the formation of the plasma discharge. High energy electron acts as a catalyst. Hence, additional  catalyst such as acid and base is not needed. The variation variables in this research is the feed temperature, kinds of solvent and the EPT (Electronic Power Transformer) frequency. The results shows there are two main components in the product that is FAME and Greendiesel. The optimum condition is achieve at 400C and 25kHz with Pertamina DEX as the solvent with the highest FAME and Greendiesel Yield at 60.71% and 1.59%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lindi Anggraini
"Skripsi ini membahas analisis rancangan kebijakan industri biodiesel berbahan baku minyak kelapa sawit di Indonesia yang mengadopsi dari kesuksesan sistem kebijakan Brazil. Model sistem dinamis digunakan untuk mendapatkan proyeksi dari setiap alternatif kebijakan. Selain itu teori analisis kebijakan menjadi dasar dalam menganalisis setiap alternatif kebijakan dan dampaknya terhadap indikator keberlanjutan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa alternatif kebijakan yang berfokus kepada perusahaan Kelapa Sawit-CPO dan perusahaan Biodiesel memberikan dampak yang paling baik terhadap indikator keberlanjutan namun memerlukan biaya pemerintah yang paling besar. Beberapa alternatif kebijakan dianalisis untuk menjadi bahan pertimbangan mengenai kebijakan pemerintah terhadap industri biodiesel di Indonesia.

The focus of this study is to analyze policy design for palm oil biodiesel industry in Indonesia which adopt and learn from Brazil policy success strory. System Dynamis model is used to obtain projection of every alternative policy. Besides that, policy analysis is a basic to analyze every alternative policy and its outcome as sustainable indicators.
This study shows that alternative policy which focuses on both company, palm plantation-CPO mills and biodiesel plant, gives best sustainable indicators outcome, though it costs a lot by government. Some alternative policy are analyzed to be considered in government policy for biodiesel ndustry.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S52063
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Shandy Raditya Syahron
"ABSTRAK
Konsumsi bahan bakar fosil di Indonesia sebagai sumber energi kita meningkat dengan pesat. Pasokan bahan bakar berbasis minyak bumi telah menurun karena permintaan yang meningkat. Biodiesel dianggap sebagai salah satu dari banyak bahan bakar alternatif untuk memecahkan masalah ini. Biodiesel merupakan bahan bakar terbarukan, karena berasal dari limbah minyak nabati. Selain itu, pabrik mobile yang merupakan inovasi baru bisa mengatasi masalah tersebut. Sebuah pabrik mobile memiliki arti pabrik yang bisa berkeliling untuk mengolah bahan baku menjadi produk yang bermanfaat, di mana dalam proyek ini pabrik akan mengumpulkan minyak jelantah di sekitar kota untuk menghasilkan produk biodiesel. Oleh karena itu, permintaan atau demand dapat dipenuhi dengan cepat. Proses utama dari pabrik biodiesel mobile adalah reaksi esterifikasi, yang dengan mereaksikan triasilgliserol TAG dengan metanol untuk menghasilkan asam lemak metil ester FAME atau biodiesel dan gliserol. Dalam rangka untuk merancang pabrik ini, simulasi dalam program HYSYS dilakukan. Neraca bahan yang ditentukan dalam simulasi digunakan untuk menghitung ukuran peralatan. Dan kemudian, analisis ekonomi dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan proyek ini.

ABSTRACT
The consumption of fossil fuels in Indonesia as our energy source is rapidly increasing. Supply of petroleum based fuel has already decreased as the demand is increasing. Biodiesel is considered as one of many alternative fuels to solve this problem. Biodiesel is a renewable fuel, since it is derived from waste vegetable oil WVO . Moreover, mobile plant as a new innovation could overcome the problem. A mobile plant has the meaning of a plant that could travel around to process materials to become useful products, in which in this project the plant will collect WVO around the cities to produce biodiesel products. Therefore, the demand could be met quickly. The main process of the mobile biodiesel plant is esterification reaction, which is by reacting triacylglycerol TAG with methanol to produce fatty acid methyl esters FAME or biodiesel and glycerol. In order to design the plant, a simulation in HYSYS program is done. Material balance that is determined in the simulation is used to calculate the size of equipments. Thus, an economical analysis is performed to evaluate the project rsquo s feasibility."
2016
S66049
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dani Supardan
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses produksi biodiesel dari minyak goreng bekas menggunakan peralatan kavitasi hidrodinamik. Proses produksi biodiesel dilakukan dalam 2 (dua) tahap. Tahap pertama adalah proses esterifikasi menggunakan katalis asam yang bertujuan untuk menurunkan kandungan asam lemak bebas dalam minyak goreng bekas. Pada tahap kedua dilakukan proses transesterifikasi menggunakan katalis basa untuk mengkonversi minyak menjadi biodiesel.
Hasil penelitian proses esterifikasi dengan perbandingan molar metanol terhadap minyak 5:1 dan temperatur 60°C menunjukkan bilangan asam awal minyak goreng bekas sebesar 3,9 mg KOH/g dapat diturunkan menjadi 1,81 mg KOH/g dalam waktu 120 menit. Pada proses transesterifikasi, rendemen biodiesel tertinggi sebesar 89,4% diperoleh pada waktu reaksi 150 menit dengan rasio molar metanol terhadap minyak 6:1. Analisis komponen biodiesel menggunakan kromatografi gas-spektrometer massa (GC-MS) menunjukkan biodiesel terdiri dari 5 (lima) metil ester asam lemak dominan yaitu metil oleat, metil palmitat, metil linoleat, metil stearat dan metil miristat. Selain itu, beberapa parameter biodiesel yang diuji telah memenuhi persyaratan SNI No. 04-7182-2006.

The aim of this research was to study biodiesel production from low cost feedstock of waste cooking oil (WCO) using hydrodynamic cavitation apparatus. A two-step processes esterification process and transesterification process using hydrodynamic cavitation for the production of biodiesel from WCO is presented. The first step is acid-catalyzed esteri-fication process for reducing free fatty acid (FFA) content of WCO and followed by base-catalyzed transesterification process for converting WCO to biodiesel as the second step.
The result of esterification process with methanol to oil molar ratio of 5 and temperature of 60°C showed that the initial acid value of WCO of 3.9 mg KOH/g can be decreased to 1.81 mg KOH/g in 120 minutes. The highest yield of biodiesel in transesterification process of 89.4% obtained at reaction time of 150 minutes with methanol to oil molar ratio of 6. The biodiesel produced in the experiment was analyzed by gas chromatography-mass spectrometry (GC-MS), which showed that it mainly contained five fatty acid methyl esters. In addition, the properties of biodiesel showed that all of the fuel properties met the Indonesian National Standard (INS) No. 04-7182-2006 for biodiesel.
"
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Joko Tri Haryanto
"Dewasa ini, pola konsumsi yang didasarkan pada aktivitas goreng menggoreng meningkat dengan pesat. Tidak ada satupun konsumsi masyarakat yang lepas dari kegiatan goreng menggoreng. Akibatnya muncul ketergantungan luar biasa dari rumah tangga terhadap industri minyak goreng. Hal inilah yang kemudian memicu adanya pola penjualan yang tidak etis dan kemudian muncul fenomena minyak jelantah (waste cooking oil) dimana para pelaku industri tersebut kemudian berupaya memaksimalkan penggunaan minyak jelantah dalam proses industrinya. Berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa perguruan tinggi (PT) seperti IPB dan UI, menunjukkan bahwa zat-zat berbahaya yang timbul akibat penggorengan minyak yang berulang-ulang diantaranya adalah kandungan asam, peroksida, lemak bebas, dan lemak trans. Kondisi ini disebabkan karena dalam penggunaannya, minyak goreng mengalami perubahan kimia akibat kondisi oksidasi dan hidrolisi yang menyebabkan kerusakan pada minyak goreng. Penggunaan secara berulang-ulang menyebabkan oksidasi asam lemak tidak jenuh. Sampai sekarang belum ada teknologi atau senyawa yang bisa memulihkan sifat kimia jelantah menjadi setara dengan minyak goreng murni. Mengingat urgensi dampak yang ditimbulkan dari penggunaan minyak jelantah yang hanya dikonsumsi semata, sekiranya perlu diambil langkah-langkah yang tepat sehingga minyak jelantah dapat ditangani secara hati-hati atau diubah menjadi bahan keperluan non-makanan untuk mengurangi polusi dampak negatif terhadap masyarakat dan lingkungan."
Jakarta: The Ary Suta Center, 2018
330 ASCSM 41 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmat Dicky Muhammad
"ABSTRACT
Dewasa ini, meningkatkanya kebutuhan bahan bakar energi mengancancam kepunahan bahan bakar fosil serta meningkatkan polusi. Oleh karena itu dibutuhkan pengembangan energi alternatif yang ramah lingkungan dan mudah diproduksi seperti biodiesel. Biodiesel dapat diproduksi dari zat yang mengandung asam lemak melalui reaksi transesterifikasi dengan alkohol dan katalis basa. Pada penelitian ini digunakan limbah minyak jelantah sebagai sumber asam lemak dan katalis CaO yang disintesis dari kulit telur bebek dan kulit telur ayam. Hasil menujukan bahwa reaksi transesterifikasi bekerja  optimum menggunakan 5 % berat katalis, daya mikrowave 600 watt, waktu reaksi 40 detik, dan perbandingan rasio molar minyak metanol 1: 15. Produk biodiesel yang diperoleh di karakterisasi dengan GC-MS dan merupakan senyawa metil ester seperti metil palmitat, metil stearate, 9-metil oktadenoat, metil 2-hidroksi heksadenoat dan hidroksipropil metil oleat.

ABSTRACT
Nowadays, increasing the need for energy fuels threatens the extinction of fossil fuels and increases pollution. Therefore, it is necessary to develop alternative energy that is environmentally friendly and easily produced such as biodiesel. Biodiesel can be produced from substances that contain fatty acids through transesterification reaction with alcohol and base catalysts. In this study used waste cooking oil as a source of fatty acids and CaO catalysts synthesized from duck eggshells and chicken eggshells. The result shows that the transesterfication reaction worked optimally by uses 5% weight of catalyst, 600 watts of microwave energy, 40 seconds of reaction time, and molar ratio of methanol oil 1: 15. The biodiesel products obtained were characterized by GC-MS and were a methyl ester compound such as methyl palmitate, methyl stearate, methyl 9-octadecenoate, methyl 2-hydroxy hexanoate and hydroxypropyl methyl oleic."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>