Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144123 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Seto Putra Hermawan
"ABSTRAK
Seiring waktu, perkembangan makna tektonik mengarah pada materialitas, tindakan terampil dalam arti spesifik yaitu teknik dalam menghadirkan ekspresi visual dan estetika yang terwujud dalam struktur dan konstruksi. Teknologi beton mencakup pengetahuan tentang materialitas, teknik dan bentuk. Materialitas mengarah pada sifat dan karakteristik sebagai hal mendasar dalam menentukan teknik mengolahnya. Material beton merupakan material bentukan, teknik mengolahnya dengan mencetak (casting) pada cetakan untuk menghasilkan bentuk (form). Skripsi ini membahas material beton dalam konteks tektonik, bagaimana teknik pengolahan material beton dengan berbagai teknik agar menghasilkan perwujudan bentuk yang mengandung kualitas estetika tektonik dari elemen struktur dan konstruksi serta kualitas ruang sebagai elemen ruang

ABSTRACT
Over time, the development of tectonic significane lead to materiality, skillfull action within the meaning of spesific is a technique in presenting visual expression and aesthetics that materialized in the structure and constraction. Concrete technology include knowledge of materiality, techniques and forms. Materiality leads to the nature and characteristics as fundamental in determine the technique process. The concrete material is a material formed. The technique process by casting on the mold to produce form. This thesis discusses the concrete material in the context of tectonic, how the concrete materials process technique with various technique to produce manifestation form that contain the aesthetic tectonic qualities of structural elements and construction as well as the spatial quality as an element of space"
2016
S65657
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tajan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menentukan model struktur kecepatan gelombang P, koreksi stasiun dan kajian tektonik tiga wilayah BMG ( BMG Wilayah I - III ). Model struktur kecepatan dan koreksi stasiun ditentukan dengan metoda inversi kuadrat terkecil. Sedangkan kajian tektonik dilakukan berdasarkan analisis distribusi hiposenter dan stres gempa dari data mekanisme fokus.
Model struktur kecepatan yang dihasilkan umumnya lebih cepat dari pada model struktur Jeffrey-Mien maupun model Curray dan Fauzi kecuali pada kedalaman 0-34 km. Kecepatan gelombang P pada kedalaman 0-34 km untuk BMG Wilayah I lebih lambat dari pada BMG Wilayah II dan lebih Iambat dari pada BMG Wilayah III. Koreksi stasiun berkisar antara -0,96 hingga 0,22 detik untuk BMG Wilayah I, -0,19 hingga 0,43 detik untuk BMG Wilayah II dan -0,23 hingga 0,10 detik untuk BMG Wilayah III.
Kemiringan penunjaman lempeng tektonik BMG Wilayah I berkisar antara 44 ° - 50 0, BMG Wilayah II antara 53 ° - 65 ° , sedangkan BMG Wilayah III antara 60 ° - 65 Stres gempa BMG Wilayah I bagian Tenggara cenderung berarah Selatan Barat Daya - Utara Timur Laut dan berubah ke Barat Laut - Tenggara di bagian Barat Laut. Pada bagian Barat BMG Wilayah II stres gempa cenderung berarah Selatan Barat Daya - Utara Timur Laut dan semakin ke Timur bergeser ke arah Barat Laut - Tenggara. Sedangkan di BMG Wilayah III mempunyai dua pola, yang cenderung berarah Timur - Barat pada daerah yang makin ke Timur, yang mungkin disebabkan oleh perubahan arah penunjaman.
Stres gempa yang dominan pada BMG Wilayah I kedalaman 0 - 150 km adalah down dip compression, pada BMG Wilayah II kedalaman 0 - 100 km adalah down dip compression , dan pada kedalaman 100 - 300 km adalah down dip tension . Sedangkan pada BMG Wilayah III kedalaman 0 - 100..km adalah down dip compression, 100 300km down dip tension dan pada kedalaman yang lebih dari 300 kin adalah down dip ' compression.

ABSTRACT
Velocity Structures, Station Corrections And Study For The Tectonic Of Three Meteorological And Geophysical Regions (Sumatera, Java And Nusatenggara)We have determined the model of P-wave velocity structures, station corrections and study for the tectonic of three Meteorological and Geophysical Regions ( Region I, II and III). P-wave velocity structures and station corrections have been computed by the method of the least-squares inversion , whereas the tectonic research has been done by analysis of hypocenters and stress distributions.
The obtained velocity structure model was lower than.the model of Jeffrey-Sullen, or Curray and Fauzi for 0 - 34 km deep and faster for the deeper layer. P-wave velocity at 0-34 km deep for the Region I was lower than the Region II and Region III. The station corrections were obtained -0.96 to 0.22 seconds for the Region I , -0.19 to 0.44 seconds for the Region II and -0.23 to 0.10 seconds for the Region III.
The dipping of the tectonic plate of Region I was 44°-50 °, Region II was 53 0-65 ° and Region III was 60 °-65 °. Stresses at Southeast of Region I had trend to Southsouthwest - Northnortheast direction and changed to Northwest-Southeast at Northwestern part. In the Western of Region II stresses had trend to South southwest - Northnortheast and changed to Northwest - Southeast at the Eastern part, while in Region III had two patterns with trend to East - West direction at Eastern part, due to the change of direction of subduction.
In Region I the down-dip compression dominated the slab down to the depth of 150 km. In Region II the down-dip compression dominated the slab down to the depth of 100 km, while down-dip tension occured at 100 to 300 km deep. In Region III the down-dip compression dominated the slab down to the depth of 100 km,down-diptensions dominated the slab from 100.to 300 km deep, while below this depth the earthquakes were dominated by the down-dip compression.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Universitas Indonesia, 1992
S27986
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gani, M.S.J.
London: Chapman & Hall , 1997
553.68 GAN c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Rejeki
"Sambungan antara kolom dan balok merupakan bagian dari struktur bangunan yang sangat rawan terjadi kegagalan karena pada bagian ini terjadi transfer gaya antara keduanya serta bagian yang berperilaku sebagai penghubung disipasi energi antarelemen yang disambung. Konsep sambungan semi-rigid telah dikembangkan sejak dulu, beberapa model analitis sambungan semi-rigid balok kolom telah diteliti untuk memodelkan respons atas getaran pada sambungan balok kolom dengan mempertimbangkan perilaku nonlinear di zona sambungan untuk mengatasi dampak dari deformasi geser dalam analisis struktural. Analisis yang digunakan untuk mengetahui keadaan zona panel pada sambungan balok kolom ini menggunakan analisis fiber model, yakni bentuk pemodelan numerik yang digunakan untuk memprediksi hasil dari eksperimen terhadap struktur. Pada skripsi ini, analisis fiber model dilaksanakan secara numerik dengan menggunakan program komputer Drain-2DX Dynamic Response Analysis of Inelastic-2 Dimension dengan versi 1.10. Variasi nodal dan elemen, kurva kuat tekan beton, kurva tegangan-regangan baja, serta pullout dan gap diberikan dalam pemodelan untuk mengetahui parameter yang mempengaruhi kesemi-rigid-an sambungan balok dengan kolom.

Connection between the column and the beam is a part of the building structure which is very prone to accure failure because in this section there is a transfer of force between both of them as well as the part that behaves as a liaison of energy dissipation among the connected elements. The semi rigid connection concept has been developed since a long time ago, several analytical models of semi rigid beam column connections have been investigated to model the response of vibrations on beam column joints by considering nonlinear behavior in the connection zone to overcome the impact of shear deformation in structural analysis. The analysis used to determine the state of the panel zone on this beam column connection is a fiber model analysis, which is a numerical assessment used to predict the results of experiments on the structure. In this undergraduate thesis, fiber model analysis is performed numerically using Drain 2DX Dynamic Response Analysis of Inelastic 2 Dimension computer program with version 1.10. Nodal and elemental variations, concrete compressive curves, steel stress strain curves, and pullouts and gaps are given in modeling to determine the parameters affecting the rigidity of the beam columns joints.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67739
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Al Hussein Flowers Rizqi
"ABSTRAK
Daerah penelitian termasuk dalam fisiografi Pegunungan Kulon Progo sebelah timur, tepatnya di Sungai Niten, Kecamatan Giripurwo, Kulon Progo, DIY. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi struktur geologi dan hubungan stratigrafi Formasi Andesit Tua dan Formasi Sentolo. Metode penelitian meliputi pengamatan data struktur geologi meliputi data kekar dan sesar sedangkan data stratigrafi menggunakan metode pengukuran stratigrafi (MS) yang dilakukan di Formasi Andesit Tua bagian atas dan pada Formasi Sentolo bagian bawah. Berdasarkan hasil pengolahan data, sesar utama pada daerah penelitian adalah Right Slip Fault, dengan besaran rake yang didapat 5odan net slip N 340 oE. Bidang sesar utama memiliki arah dan kemiringan N 335o E / 55o. Arah gaya utama sesar diperoleh dari pembacaan (σ1) pada sesar utamayaitu didapatkan 50o, N 220oE, sesuai dengan arah umum extensional fracture yang berarah timurlaut-baratdaya. Pengaruh struktur geologi berupa sesar mendatar Mengkanan Niten, memotong satuan Breksi Andesit dan Batupasir Tufan karbonatan. Intepretasi pada peta geologi daerah penelitian terdapat offset pelamparan bukit di timur Sungai Niten. Offset bukit tersebut dikontrol oleh pergerakan Sesar Mendatar Mengkanan Niten. Hal itu didukung dengan sebaran satuan Breksi Andesit melampar hingga ke selatan di sebuah bukit kecil, sebelah timur Sungai Niten. "
Yogyakarta: Pusat Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (P3M) STTA, 2019
600 JIA XI:2 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Pratama Hernanto
"Kepulauan Tanimbar yang berada dalam posisi kunci di dalam Busur Banda, memperlihatkan susunan struktur geologi yang rumit dan masih belum sepenuhnya dijelaskan. Busur Banda adalah salah satu wilayah geologi yang paling kompleks dan dipenuhi kontroversi di planet ini. Salah satu struktur geologi kompleks yang terdapat di Kepulauan Tanimbar adalah struktur patahan. Dalam penelitian ini, metode gravitasi dan seismik diintegrasikan untuk mengidentifikasi dan mengetahui jenis patahan. Dengan memanfaatkan data gravitasi berupa anomali gravitasi, first horizontal derivative (FHD), dan second vertical derivative (SVD), dapat ditentukan distribusi dari lintasan patahan. Selain menentukan distribusi dari lintasan patahan, nilai SVD juga digunakan untuk menentukan jenis dari patahan dengan cara membandingkan nilai mutlak maksimum dan minimum SVD. Beberapa jenis patahan yang telah diidentifikasi menggunakan nilai SVD kemudian diverifikasi dengan data penampang seismik 2D. Dengan metode gravitasi, ditemukan 25 lintasan patahan dimana 15 lintasan memiliki jenis patahan normal dan 10 lintasan memiliki jenis patahan naik. Dari 25 lintasan patahan, 5 lintasan patahan diverifikasi dengan metode seismik. Metode seismik berhasil memverifikasi metode gravitasi dalam menentukan jenis patahan. Keberadaan dan jenis patahan yang ditentukan oleh perbandingan antara nilai mutlak minimum dan maksimum SVD pada 5 lintasan patahan dapat diverifikasi oleh penampang seismik 2D. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efektivitas penentuan jenis patahan dengan menggunakan perbandingan nilai SVD.

The Tanimbar Islands, situated at a pivotal position within the Banda Arc, exhibit a complex geological structure that has not been fully elucidated. The Banda Arc is one of the most complex and controversial geological areas on this planet. One of the complex geological structures found in the Tanimbar Islands is the fault structure.. In this study, gravity and seismic methods are integrated to identify and understand the type of faults. By utilizing gravity data such as gravity anomalies, First Horizontal Derivative (FHD), and Second Vertical Derivative (SVD), the distribution of fault traces can be determined. In addition to determining the distribution of fault traces, the SVD values are also used to determine the type of faults by comparing the absolute maximum and minimum SVD values. Several types of faults that have been identified using SVD values are then verified with 2D seismic cross-section data. Using gravity methods, 25 fault traces were found, where 15 traces have normal faults and 10 traces have reverse faults. Of the 25 fault traces, 5 fault traces were verified with seismic methods. Seismic methods successfully verified the gravity methods in determining the type of faults. The presence and type of faults determined by the comparison between the absolute minimum and maximum SVD values on the 5 fault traces can be verified by 2D seismic cross-sections. However, further research is needed to understand the effectiveness of determining the type of faults using the comparison of SVD values."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maulana Sofyan
"Daerah prospek panasbumi Arjuno - Welirang berada di wilayah Kabupaten Malang, Kabupaten Mojokerto, Kabupaten Pasuruan dan Kota Batu. Geologi daerah ini didominasi oleh batuan vulkanik berumur Kuarter. Penelitian ini memfokuskan pada metode gayaberat untuk mengetahui struktur bawah permukaan. Manifestasi permukaan yang ada di daerah ini berupa fumarol yang terletak di puncak Gunung welirang dan juga mata air panas di sebelah barat dan baratlaut Gunung Welirang. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya lapisan clay cap, reservoar dan juga batuan panas yang berbentuk updome yang berada dibawah Gunung Welirang. Dengan mengintegrasikan data geologi, geokimia dan juga geofisika maka model konseptual dari sistem panasbumi Arjuno Welirang bisa kita buat dengan menggabungkan ketiga data tersebut.

Arjuno – Welirang geothermal prospect area is located in the Regency of Malang, Regency of Mojokerto, Regency of Pasuruan, and Batu City. This prospect has a geological area dominated by Kuartery volcanic rocks. This study focuses on gravity method to determine the subsurface structure. Surfcace manifestations in the form of fumaroles of this area is located on a Mountain top Welirang and hot springs in the west and northwest of Mount welirang. This result indicate the presence of a layer of clay cap, reservoir, and also indicate the presence of hot
rock shaped updome under Mount Welirang. Integrate data with geological, geochemical, and geophisical well as conceptual model of a geothermal system Arjuno – Welirang we can make by combining the three data.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S45289
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Adhiyatsyah Pratama
"Pengaruh penambahan silica fume (SF) pada korosi tulangan dan permeabilitas beton geopolimer berbahan dasar fly ash di lingkungan air danau dipelajari pada penelitian ini. Pembuatan beton geopolimer menggunakan aktivator NaOH dan waterglass untuk mengaktifkan prekursor dengan mendisolusikan aktivator ke dalam monomer alumina dan silika. Pengujian korosi menggunakan sampel berbentuk silinder 10 x 20 cm dengan curing selama 72 jam pada suhu 80 0C kemudian dilakukan perendaman pada air danau selama 1 bulan untuk dibandingkan laju korosi beton geopolimer dengan 10% SF dan tanpa SF. Hasil yang didapat menunjukkan beton dengan SF memiliki laju korosi yang lebih rendah 0,232 mm/year dibandingkan dengan tanpa SF 0,298 mm/year. Sementara itu pengujian permeabilitas menggunakan sampel kubus 20 x 20 x 12 cm dengan curing selama 168 jam pada suhu 80 0C kemudian dilakukan tes permeabilitas dengan menggunakan mesin merek infratest testing pada tekanan 5,09 bar selama 72 jam untuk dibandingkan penetrasi masuknya air pada beton geopolimer dengan SF dan tanpa SF. Beton dengan 10% SF memiliki rata ? rata penetrasi sebesar 0 cm sedangkan beton tanpa 10% SF 2,99 cm.

The effect of silica fume (SF) addition on corrosion of steel reinforcement and permeability of geopolymer concrete made from fly ash in lake water has studied in this research. NaOH and waterglass activator was used in the preparation of geopolymer concrete to activate the precursor by dissolution of the activator to the alumina and silica monomer. Corrosion test using 10 x 20 cm cylindrical sample by curing treatment for 72 hours at 80 0C followed by submersion lake water for 1 month to compare corrosion rate of the concrete sample with SF 10% and without SF 10%. The result shows that the concrete with SF 10% has lower corrosion rate by 0,232 mm/year compared with other sample without SF addition by 0,298 mm/year. At the same time, permeability test using 20 x 20 x 12 cm cubical sample with curing treatment 168 hours at 80 0C followed by permeability test on infratest testing machine on 5,09 bar pressure for 72 hours to compare penetration water on geopolymer concrete with SF 10% and without SF 10%. The result shows, the geopolymer concrete with SF 10% has penetration of water by 0 cm and without SF 10% has penetration by 2,99 cm.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>