Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 106863 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Avi Sovia
"ABSTRAK
Ruang hijau merupakan sebuah ekosistem yang memiliki elemen-elemen tertentu untuk bekerja. Pada rumah sederhana yang tentunya berada dalam lahan yang terbatas, ruang hijau merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk mendukung tempat manusia bertinggal. Tidak hanya berfungsi sebagai pendukung fisik manusia untuk memenuhi kualitas dan kuantitas lingkungan, ruang hijau pun mendukung manusia secara psikis. Namun sayang sekali bahwa keberadaaan ruang hijau pada rumah sederhana yang memiliki keterbatasan lahan seringkali sengaja maupun tanpa sengaja dianakbawangkan karena dianggap tidak lebih bermanfaat daripada ruang lainnya/domestik. Hal ini menimbulkan berbagai cara pemanfaatan ruang hijau dalam rumah sederhana.
Studi literatur akan membatasi bagaimana melihat bentuk dari elemen-elemen yang ada dalam ruang hijau melalui kacamata arsitek, insinyur, pemerintah dan manusia secara umum. Sementara, studi preseden pada dua rumah sederhana rancangan arsitek dan studi kasus pada dua rumah sederhana di sekitar kita dapat menumbuhkan manfaat yang berbeda tergantung dari bentuk pemanfaatannya. Teknologi yang dipakai dalam studi preseden juga dapat mendukung manfaat dan membentuk ruang hijau dengan wujud yang berbeda.

ABSTRACT
Greenspace is formed through ecosystem with elements within them. In the small houses which have limited space, greenspace is a very important aspect to support well-being. Not only does it serve as a physical support, but also to support the mental health. However, the existence of greenspace in houses which have limited space are often intentionally or unintentionally being forgotten for not being more beneficial than domestic space. This resulting in several utilization in small house greenspace.
The undergraduate thesis aims to see the greenspace shape and elements through the eyes of architects, engineers, government and people in general with literature studies, precedent studies, and case studies as methods. The precedents studied on two small houses, while the case study was done on two small house with limited space to see different benefits on the form of their utilization. The technology used in the study could also support the idea on how to utilize and establish greenspaces in a different form and shape"
2016
S64913
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"[Skripsi ini membahas strategi pengorganisasian ruang privat dan ruang publik pada hunian berlahan terbatas, dengan beberapa aspek di baliknya, terkait dengan pemenuhan kebutuhan privasi penghuni tanpa mengisolasi diri dari dunia luar. Pertama, akan ditinjau seperti apa penzonaan ruangan privat dan publik di rumah tersebut berdasarkan konsep teritori dan distance. Pemenuhan kebutuhan privasi yang diakomodasi rumah tersebut juga akan dibahas, baik dari segi akustik, visual, olfaktori, dan sentuhan. Pembahasan selanjutnya akan dilakukan berdasarkan konsep tinggi-rendah dan depan-belakang. Setelah itu, akan dilihat apa saja ruangan-ruangan yang hadir di rumah tersebut sesuai fungsinya jika dikaitkan dengan standar pengadaan ruangan pada hunian. Dari penulisan ini, akan didapatkan apakah kebutuhan privasi didapatkan penghuni dengan baik, atau justru sebaliknya., This study discusses organizing strategy of private and public space in limited space house. There are some aspects behind, related with fulfilment of privacy needs without being isolated from the outside world. First, we will discuss about zoning of private and public space in home based on territory and distance concept. Fulfilment of privacy needs consists of acoustic, visual, olfactory, and touching aspect. Then, we will discuss relate the topic with high-low and front-back regions aspects. After that, we will see kind of rooms that will present related with functional aspects and international standards. As conclusion, we can see whether privacy needs of dwellers can be fulfilled well.]"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57927
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Idfan Nasywan
"Kota Jakarta Selatan mengalami kenaikan suhu setiap tahunya dan terjadi fenomena UHI. Keberadaan ruang terbuka hijau (RTH) publik merupakah salah satu upaya dalam mitigasi UHI. Akan tetapi, ketersediaan RTH di Kota Jakarta Selatan masih terbatas dan belum memenuhi standar. Intesitas pendinginan RTH disebut greenspace cool island intensity (GCII). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis karakteristik RTH publik dan disitribusi spasial GCII serta menganalisis hubungan karakteristik RTH publik dengan GCII. Karakteristik RTH dalam penelitian ini yaitu luas, landscapa shape index (LSI) dan leaf area index (LAI). Metode untuk memperoleh nilai GCII yaitu turning point. GCII diperoleh dengan menggunakan citra Landsat 8 OLI/TIRS tahun 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik RTH publik di Kota Jakarta Selatan didominasi oleh tipe RTH publik dengan luas yang kecil, bentuk tidak beraturan, dan jenis vegetasi rumput dengan pohon. Nilai GCII memiliki rentang nilai mulai dari 0,51oC-2,79oC dan rata-rata 1,43oC. RTH publik di Kota Jakarta selatan memberikan efek pendinginan dengan radius 90 hingga 420 meter dan rata-rata 187 meter. Luas, LAI, dan tutupan vegetasi di area sekitar RTH publik memiliki hubungan yang signifikan dan berkorelasi positif terhadap GCII. Sedangkan tutupan lahan terbangun disekitarnya memiliki hubungan yang signifikan dan berkorelasi negatif. LSI tidak memiliki korelasi dengan GCII.

 


South Jakarta City experiences an increase in temperature every year, and the UHI phenomenon occurs. The existence of public green open space (RTH) is one of the efforts to mitigate UHI. However, the availability of green spaces in South Jakarta City is still limited and has not met standards. The cooling intensity of RTH is called greenspace cool island intensity (GCII). This study aims to analyze the characteristics of public green spaces, the spatial distribution of GCII, and the relationship between public green space characteristics and GCII. The characteristics of public green space in this study are area, landscape shape index (LSI), and leaf area index (LAI). The method to obtain the GCII value is the turning point. GCII was obtained using a Landsat 8 OLI/TIRS image in 2023. The results showed that the characteristics of public green spaces in South Jakarta City are dominated by types of public green spaces with small areas, irregular shapes, and vegetation types of grass with trees. The GCII value has a range of values ranging from 0.51 oC to 2.79 oC and an average of 1.43 oC. Public green spaces in southern Jakarta City provide a cooling effect with a radius of 90 to 420 meters and an average of 187 meters. Area, LAI, and vegetation cover around public green spaces have a significant and positively correlated relationship to GCII. While the surrounding built-up land cover has a significant and negatively correlated relationship. LSI has no correlation with GCII.

"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Yuni Astari
"Rumah sakit, sebagai institusi perawatan kesehatan, telah mengalami perkembangan dari pusat penyembuhan berbasis agama menjadi pusat perawatan medis dan penelitian. Dalam desain rumah sakit modern, faktor alam terutama ruang hijau dan cahaya alami telah diakui sebagai salah satu elemen penting dalam menciptakan lingkungan penyembuhan yang mendukung pemulihan fisik dan emosional pasien. Desain interior rumah sakit memainkan peran krusial dalam kesehatan psikologis pasien dan pengalaman perawatan mereka. Faktor-faktor seperti cahaya alami, pemandangan alam, ruang hijau, dan bukaan, memiliki pengaruh besar terhadap atmosfer ruang interior rumah sakit. Dengan menciptakan lingkungan yang baik, rumah sakit mampu meningkatkan proses pemulihan pasien dan memberikan dampak positif pada kesehatan fisik dan emosional pasien.

Hospitals, as health care institutions, have evolved from faith-based healing centers to medical care and research centers. In modern hospital design, natural factors, especially green spaces and natural light have been recognized as one of the important elements in creating a healing environment that supports the physical and emotional recovery of patients. Hospital interior design plays a crucial role in the psychological health of patients and their treatment experience. Factors such as natural light, natural scenery, green spaces, and openings, have a great influence on the atmosphere of hospital interior spaces. By creating a good environment, hospitals are able to improve the recovery process of patients and have a positive impact on the physical and emotional health of patients"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lina Nidaul Lathifah
"Tujuan ke-11 SDGs tentang membangun kota dan pemukiman berkelanjutan dapat ditingkatkan melalui penataan ruang bangunan maupun Ruang Terbuka Hijau (RTH). Penyediaan RTH perkotaan telah diatur pada UU RI No. 11 tahun 2020 memiliki proporsi sebesar 30% terdiri dari 20% RTH publik dan 10% RTH privat. Pada tahun 2019, Provinsi DKI Jakarta memiliki proporsi RTH perkotaan sebesar 9,8%. Proporsi RTH perkotaan dapat ditingkatkan melalui penyediaan RTH privat. Tujuan penelitian ini adalah merancang alternatif desain penataan RTH privat di hunian pada lahan terbatas. Metode penelitian ini yaitu menganalisis preferensi masyarakat mengenai penyediaan RTH Privat, expert judgment dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dan perancangan menggunakan Curic Sun Path Analysis Sketchup. Hasil penelitian ini adalah penggunaan vertical garden dan green roof menjadi alternatif desain RTH privat pada lahan terbatas dan menjadi saran kepada pemerintah mengenai Koefisien Daerah Hijau (KDH) pada Izin Mendirikan Bangunan (IMB) mempertimbangkan luas lahan.

The 11th SDGs goal of building sustainable cities can be increased through building space planning and Green Open Space (GOS). Provision of urban GOS has been regulated in the RI Law no. 11 of 2020 has a proportion of 30% consisting of 20% public GOS and 10% private GOS. In 2019, DKI Jakarta Province has a proportion of urban GOS of 9.8%. The proportion of urban GOS can be increased through the provision of private GOS. The aim is an alternative design for the arrangement of private GOS in residential areas on limited land. This research method is to analyze people's preferences regarding the provision of private GOS, expert judgment with the Analytic Hierarchy Process (AHP) method and design using Curic Sun Path Analysis Sketchup. The results are vertical gardens and green roofs as an alternative to private GOS designs on limited land and a suggestion to the government regarding the Green Area Coefficient on the Building Permit considering the land area."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifiyah Nabila
"Rumah sebagai ruang tinggal memiliki aspek penting berupa waktu, aktivitas dan ruang yang mempengaruhinya secara erat. Seiring berjalannya waktu, maka aktivitas manusia akan terus berubah, begitu pula dengan ruang tempat terjadinya aktivitas tersebut. Hunian kecil merupakan ruang tinggal bagi manusia untuk melakukan aktivitasnya pada lahan terbatas. Diperlukan suatu strategi rancang dalam mengoptimalisasi keterbatasan lahan tersebut agar dapat merespon segala kebutuhan penghuni yang terus berubah. Fleksibilitas dalam suatu hunian berperan penting untuk menyesuaikan segala perubahan yang terjadi, baik secara fungsi maupun fisik. Melalui kajian teori fleksibilitas pada hunian kecil, terdapat beberapa strategi dan pendekatan yang dapat diterapkan untuk mencapai optimalisasi ruang. Studi yang dilakukan pada dua hunian kecil di kawasan DKI Jakarta pada skripsi ini menunjukkan bahwa pendekatan fleksibilitas dapat diterapkan sesuai kebutuhan dan tidak semua strategi fleksibilitas diterapkan dalam kedua hunian kecil.

House as a dwelling consisted of time, activity, and space that act as important aspects that affect them closely. As time goes by, human activity will always change and so does space itself. A small house is a space to dwell for humans to do their activity in the scarcity of land. To accommodate the ever-changing needs of its occupant, a small house needs a proper design strategy to optimize those limited land. Flexibility in housing plays an important role in adjusting to all changes, both functionally and physically. Through the study of flexibility in small houses, there are types of approaches and strategies that could be applied to achieve space optimization. The study conducted in two small houses in DKI Jakarta has shown that the flexibility can be applied to meet the needs of its user. However, not all flexibility strategies could be applied in the context of both small houses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Kusumanagari
"Jumlah ruang hijau di dalam kota menurun akibat alih fungsi lahan hijau menjadi area terbangun, berujung pada kurangnya interaksi dengan alam. Salah satu bentuk pengadaan ruang hijau kota adalah kebun komunitas. Kebun komunitas hadir sebagai bentuk pemanfaatan ruang kosong oleh masyarakat yang nantinya dapat bermanfaat sebagai media pelaksanaan kegiatan multi disiplin. Kebun komunitas Cemara Hijau Farm menggunakan ruang tanam untuk produksi tanaman bahan pangan, sarana edukasi, juga pembentukan ruang publik. Penelitian ini akan mengamati pemanfaatan ruang yang terjadi dalam kebun komunitas dan juga melihat kemungkinan keberlanjutan dari kebun komunitas.

The amount of urban greenery in the city decreased due to the conversion of green land into a built area, resulting in the lack of interaction between human and nature. One form of urban greenery is a community garden. Community gardens are managed by the community as a form of utilization of space which later can be useful as a medium for multi-disciplinary activities. Cemara Hijau Farm community garden uses vacant lots as a place to produce food crops, educational space, and a new public space in the area. This study is going to observe the space utilization that occurs in community gardens and to also see the possibility of sustainability of community gardens.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Hendartono
"Perkembangan telekomunikasi saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat. kemajuan dalam telekomunikasi ini seiring dengan peningkatan jumlah pengiriman data. Hal ini memicu munculnya era broadband yang dapat mengatasi masalah pengiriman data yang lebih besar dengan waktu yang lebih cepat. Teknologi LTE (Long Term Evolution) merupakan salah satu teknologi dari era broadband yang dapat menawarkan kecepatan akses data mencapai 100 Mbps atau sekitar 4 kali kecepatan teknologi HSPA+.
LTE akan diimplementasikan di Indonesia secara komersial meskipun hingga saat ini masih dalam tahap uji coba. Salah satu hal yang menjadi permasalahan dalam implementasi LTE di Indonesia adalah alokasi frekuensi. LTE memang memberikan beberapa alternatif alokasi frekuensi yang dapat digunakan seperti 700, 850, 900, 1800, 2100 dan 2600 MHz dan dengan lebar pita yang dapat disesuaikan yaitu 1.4, 3, 5, 10 dan 20 MHz. Dengan melihat kondisi saat ini di pita frekuensi tersebut di Indonesia maka salah satu alokasi frekuensi yang dapat digunakan untuk implementasi LTE dalam waktu dekat ini adalah pada pita frekuensi 2100 MHz.
Implementasi LTE pada pita frekuensi 2100 MHz di Indonesia mempunyai beberapa opsi regulasi. Hasil dari penelitian ini adalah opsi regulasi MVNO dengan menggunakan 3 operator sebagai MNO dengan beberapa MVNO. Strategi alternatif dalam penerapan opsi regulasi tersebut adalah dengan menyediakan alokasi frekuensi sebesar 20 MHz untuk setiap operator yang akan digunakan untuk implementasi LTE. 3 operator yang menjadi MNO ini adalah operator yang memiliki market share terbesar di Indonesia. Strategi alternatif ini memiliki beberapa tahapan dalam implementasinya baik dalam menentukan kebijakan dari sisi regulator maupun penerapannya dari sisi operator.

The development of telecommunication is currently progressing very rapidly. advance in telecommunication is in line with the increasing amount of data delivery. This is triggered the emergence of the era of broadband that can overcome the problem of larger data transmission with a faster time. LTE (Long Term Evolution) technology is one of the era of broadband technology that can offer data access speeds up to 100 Mbps, or about 4 times the speed of HSPA technology.
LTE will be commercially implemented in Indonesia even though it is still in the trial phase. One of the things which become problems in the implementation of LTE in Indonesia is the allocation of frequencies. LTE does provide some alternative allocation of frequencies that can be used such as 700, 850, 900, 1800.2100 and 2600 MHz and adjustable bandwidth is 1.4, 3, 5, 10 and 20 MHz. By looking at current conditions in the frequency band in Indonesia is one of allocation of frequencies that can be used to implement LTE quickly is at 2100 MHz.
Implementation of LTE on 2100 MHz frequency band in Indonesia has several regulatory options. The results of this research is the regulation of MVNO with 3 operator as MNO and several operator as MVNO. Alternative strategies in the application of regulatory options is to provide a frequency allocation of 20 MHz for each operator to be used for the implementation of LTE. The operator which has the largest market share in Indonesia. Alternative strategy has several stages in its implementation both in determining the policy of the regulator and the application of the operator.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30236
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kautsar Firdaus
"Taman Lingkungan mempuyai peran sebagai ruang sosial yang berfungsi sebagai tempat dimana masyrakat dapat berekreasi, berinteraksi sosial, sebagai ruang edukasi, sampai sarana evakuasi. Begitu penting Taman Lingkungan sebagai ruang terbuka publik khusus dipermukiman tertata maupun tidak tertata harus optimal dalam pemanfaatannya. Maka diperlukan suatu kajian terkait hal pentingnya sebuah ruang terbuka public yang dapat melayani sesuai kebutuhan masyarakat yang tidak hanya sebagai ruang hijau tetapi juga sebagai ruang terbuka publik yang juga haruslah memenuhi standar ditijnjau dari luasan dan jumlah manusia berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 05/PRT/M2008 tentang Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau di Kawasan Perkotaan, khusus nya di area permukiman tertata dan tidak tertata maka daripada itu diperluka suatu studi untuk mengukur seberapa jauh keberhasilan dalam pemanfaatannya dengan adanya Taman Lingkungan di Permukiman dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat perkotaan. Pengukuran tingkat keberhasilan dengan kriteria aksesibilitas, dapat memberikan kesenangan dan menarik, mempunyai rasa aman dan nyaman dan juga dapat memberikan keterikatan terhadap warga. Studi ini dilakukan untuk mengukur sebarapa jauh tingkat keberhasilannya Taman Lingkungan sebagai ruang publik. Pelaksanaan studi di 11 Taman Lingkungan di Kecamatan Duren Sawit , yaitu taman Bambo Kuning, Taman Cempaka Taman Cengkir, Taman Duren Sawit Indah, Taman Jl.IG.Ngurah Rai, Taman, Taman Kesenian, Taman Lembah Palem, Taman Malaka Selatan 2, Taman Pondok Kopi 8, Taman Rusun Klender dan Taman Viaduct Klender akan dievaluasi mengukur tingkat keberhasilannya. Evaluasi didasarkan dengan persepsi masyarakat terhadap Taman Lingkungan dengan menggunakan kuesioner dengan random sampling dengan menggunakan analisis diskriptif, dengan Indeks Variasi Kualitatif untuk mengukur pencapaiannya. Dari hasil studi tingkat keberhasilan dari pemanfaatan Taman lingkungan secara keseluruhan 11 Taman Lingkungan tidak berhasil sebagai Ruang Terbuka Publik.

The Neighborhood Park has a role as a social space that serves as a place where society can have recreation, social interaction, as an educational space, until evacuation means. So important Neighborhood Park as a public open space specially settled orderly or unorganized must be optimal in its utilization. Therefore, a study is needed regarding the importance of an open public space that can serve the needs of the community not only as a green space but also as a public open space which must also meet the standards of the extent and number of people based on Regulation of the Minister of Public Works No. 05 PRT M2008 on Guidelines for the Provision and Utilization of Green Open Space in Urban Areas, specifically in settled and unorganized settlement areas, it is therefore required to study how much success in the utilization of Neighborhood Park in settlements can improve the quality of life of urban communities. Measuring success rates with accessibility criteria, can provide fun and exciting, have a sense of security and comfort and can also provide attachment to citizens. This study was conducted to measure how far the success rate of the Garden of the Environment as a public space. Study of 11 area Neighborhood Parks in Duren Sawit sub district, namely Bambo Kuning Park, Cempaka Park Cengkir Park, Duren Sawit Indah Park, Taman Jl.IG.Ngurah Rai, Taman , Taman Kesenian, Palem Valley Park, Taman Malaka Selatan 2, Taman Pondok Kopi 8, Klender Flat Garden and Klender Viaduct Park will be evaluated to measure the success rate. Evaluation was based on community perception on Neighborhood Park by using questionnaire with random sampling by using descriptive analysis, with Qualitative Variation Index to measure its achievement. From the results of the study the success rate of the utilization of Neighborhood Park as a whole 11 Environmental Parks did not succeed as Public Open Space.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T51146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dienfitriah
"ABSTRAK

Manusia sebagai subjek hidup menjalankan aktivitasnya sehari-hari dalam suatu ruang dengan fungsi tertentu sesuai dengan aktivitasnya terkait waktu dengan mengatur benda sebagai objek sehingga kegiatan dapat berjalan secara baik dalam suatu ruang. Namun, pada kehidupan sehari-hari, dapat muncul perubahan-perubahan fungsi dan flow pada ruang, yang berbeda dari pengaturan ruang sebelumnya demi tercapainya kegiatan manusia secara lebih baik lagi. Perubahan-perubahan tersebut terbentuk dari pemanfaatan potensi ruang yang dapat terjadi secara disengaja maupun tidak melalui fleksibilitas objek pada ruang. Pembahasan dilakukan dengan mengkaji terbentuknya pemanfaatan potensi ruang melalui fleksibilitas dan keterkaitannya dengan fungsi dan flow pada ruang. Berdasarkan studi kasus yang dibahas, pemanfaatan potensi ruang melalui fleksibilitas dan perubahan fungsi serta flow pada ruang dapat terjadi secara bolak-balik dalam jangka waktu yang bervariatif. Memahami bagaimana pemanfaatan potensi ruang melalui fleksibilitas dapat terbentuk menjadi penting bagi seorang perancang untuk merancang ruang yang adaptif terhadap perubahan yang mungkin terjadi.


ABSTRACT

Human as living subjects conduct their daily activities in a space with certain function according to the activities related to times by arranging things as object so the activities could be run well in the space. Meanwhile, there will be some changes of function and flow in the space which is different from the arrangement before in order to allow the human activities to run better. These changes area were shaped by the utilization of space potential that could be happened either intentionally or accidentally through flexibility of object in space. The study was conducted by analyzing how the utilization of space potential is formed by flexibility and its relation to the function and the flow in space. The utilization of space potential by flexibility and change of function and flow in space could be happened back and forth in certain period of time. Understanding how the utilization of space potential by flexibility could be happened is important for architect to design a space that is adaptable to the possible changes

"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56814
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>