Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 158202 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Ayu Asmarani
"Pengukuran persen lemak tubuh yang akurat seperti Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) mahal dan sulit digunakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan pengukuran yang lebih sederhana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang akurat untuk menentukan gizi lebih dengan menggunakan golden standard BIA. Penelitian ini merupakan studi validasi yang dilakukan pada anak kelas 4 dan 5 (9-11 tahun) SDIT Nurul Fikri Depok dengan jumlah sampel 115 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT/U memiliki koefisien korelasi paling tinggi (r=0,934) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Selain itu, IMT/U juga memiliki validitas paling baik (AUC 0,849; Se 82.69%; Sp 69.84%; NPP 69.35%; NPN 83.02%; LR+ 2.7; LR- 0.2) dengan cut off +0,5 SD.

Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status.
This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok.
The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firlia Ayu Arini
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri Lingkar Pinggang, IMT, RLPP, dan Skinfold Thickness dengan persen lemak tubuh BIA sebagai "Golden Standard". Beberapa studi telah menghasilkan rumus prediksi lemak tubuh dengan pengukuran IMT dan Skinfold, serta menetapkan batasan gizi lebih untuk populasi anak di Asia. Dalam penelitian ini juga dievaluasi rumus prediksi dan cut-off point yang paling tepat digunakan untuk populasi anak di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 157 anak dari SD Vianney dan SD Mardi Yuana di Jakarta dan Depok pada tahun 2010 yang menunjukkan prevalensi gizi lebih di atas 20%.
Studi validasi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan rumus uji koefisien korelasi. Alat yang digunakan untuk mengukur Lingkar Pinggang dan RLPP adalah pita meter non-elastis, untuk pengukuran IMT yaitu dengan microtoise dan timbangan SECA, serta caliper Harpenden untuk mengukur Skinfold Thickness. Setiap pengukuran dilakukan dua kali. Analisis yang dilakukan adalah uji korelasi untuk melihat kekuatan hubungan variabel antropometri dan rumus prediksi dengan persen lemak tubuh, analisis sensitivitas dan spesifisitas cut-off point, uji beda rumus prediksi dengan persen lemak tubuh, dan uji regresi.
Hasil menunjukkan rata-rata Lingkar Pinggang, RLPP, persen lemak tubuh dan tricep skinfold lebih tinggi pada anak laki-laki, dan rata-rata IMT, bicep, dan subscapular lebih tinggi pada anak perempuan. Semua variabel berhubungan kuat dengan persen lemak tubuh BIA, yang paling kuat hubungannya adalah IMT Z score pada anak perempuan dengan r = 0.985. Rumus prediksi persen lemak tubuh yang memiliki hasil hampir serupa dengan persen lemak tubuh BIA adalah rumus IMT Deurenberg. Cut-off point yang paling baik sensitivitas dan spesifisitasnya adalah cut-off point IMT WHO dengan sensitivitas 79.75% dan spesifisitas 91.03%. Secara umum, IMT lebih baik dalam memprediksi persen lemak tubuh.

The purpose of this study was to evaluate correlation between anthropometric measurement : waist circumference, body mass index (BMI), waist-hip-ratio, and skinfold thickness; and percentage of body fat measured by BIA as a golden standard. Some studies found several equations to predict percentage of body fat from antrhopometric measurements like body mass index and skinfold thickness. Previous studies had established cut-off points to define overweight for pediatric population in Asia. In this study, a prediction equation and cut-off point to define overweight would be evaluated as well, the ones which were closer to percentage of body fat BIA, was a better approach and indicator to define overweight in Indonesian children. Data were obtained from 157 children from two different elementary schools, SD Vianney and SD Mardi Yuana. Both schools had overweight prevalence more than 20%.
Design of this validation study was a cross sectional one with a quantitative approach. Samples were taken by using sampling equation of coeficient correlation. Waist circumference and waist-hip ratio were measured by using non-elastic tape, body mass index was measured by using SECA body scale and microtoise, and skinfold thickness was measured by using Harpenden caliper. Every measurement was taken two times. This study analyzed the strength of correlation between antropometric measurement and percentage body fat BIA, evaluated the sensitivity and spesificity of cut off points to define overweight, and evaluated the difference between prediction equations and BIA.
Results showed that means of waist circumference, waist hip ratio, percentage body fat, and tricep skinfold are higher in boys, whereas, body mass index, bicep and subscapular skinfold were higher in girls. Every variable had a good correlation with percentage body fat BIA. The strongest correlation was between BMI in Z score and percentage body fat BIA in girls with r = 0.985. The prediction equation that produced similar result with percentage body fat BIA was equation from Deurenberg and the cut-off point that had a highest sensitivity and specficity was standard from WHO, the sensitivity was 79.75% and specificity was 91.03%. Overall, BMI was a good prediction to assess percentage body fat.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T21807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Rizky Zakiyah
"Alat ukur persen lemak tubuh yang akurat dinilai mahal dan memiliki prosedur yang sulit, sehingga dibutuhkan alternatif lain untuk menilai persen lemak tubuh. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang paling akurat dalam mendeteksi kasus overweight dengan menggunakan BIA sebagai golden standard. Penelitian dilaksanakan pada bulan April-Mei 2017 pada remaja di SMA Al-Azhar 3 Jakarta usia 14-17 tahun dengan jumlah sampel sebesar 107 laki-laki dan 71 perempuan. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional.
Hasil penelitian menunjukkan IMT/U memiliki nilai koefisien korelasi paling tinggi pada kedua jenis kelamin r=0,88. Validitas yang paling baik dalam mendeteksi kasus overweight juga ditunjukkan oleh pengukuran IMT/U pada kedua jenis kelamin, dengan cut-off points pada laki-laki sebesar 0,77 SD Se:86,6 ; Sp:85,0 ; NPP:89 ; NPN: 81 ; LR :5,77; LR-:0,16 . Pada perempuan memiliki cut-off points IMT/U sebesar 0,09 SD Se:93,1 ; Sp:95,0 ; NPP:95 ; NPN:96 ; LR :13,80; LR-:0,05.

Accurate instruments to measure percent body fat are expensive and have difficult procedures, so another alternative to measure percent body fat are needed. This study aims to obtain the most accurate anthropometric measurement in evaluating overweight with BIA as a golden standard. This study was conducted in April May 2017 and the respondents are adolescent in Senior High School Student of Al Azhar 3 Jakarta 14 17 years old with a total number of respondents were 107 boys and 71 girls. This study is a cross sectional design.
The results showed that BMI age had the highest coefficient correlation value in both sexes r 0,88. In addition, BMI age also had the best validity in detecting overweight in both sexes, with a cut off points 0,77 SD Se 86,6 Sp 85,0 PPV 89 NPV 81 LR 5,77 LR 0,16 in boys and 0,09 SD Se 93,1 Sp 95,0 PPV 95 NPV 96 LR 13,80 LR 0,05 in girls.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S66864
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meutia Ayu Sasmita
"[ABSTRAK
DXA, Densitometry, Hydrometry, Magnetic Resonance Imaging (MRI), dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) merupakan metode pengukuran yang akurat untuk menilai komposisi tubuh. Namun metode ini mahal, rumit dan tidak aplikatif jika digunakan masyarakat. Pengukuran antropometri adalah pengukuran yang lebih sederhana, murah dan mudah digunakan untuk evaluasi status gizi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran yang lebih sederhana namun akurat dalam mengevaluasi kasus obesitas dengan gold standard BIA. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-April 2015 dengan jumlah total responden 18 laki-laki dan 79 perempuan yang merupakan PNS Dinas Kesehatan Kota Depok Tahun 2015. Desain studi yang digunakan yaitu cross sectional dengan mengukur variabel independen yaitu persen lemak tubuh serta variabel bebas meliputi IMT, lingkar pinggang, lingkar panggul, skinfold tricep, ILT dan RLPP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RLPP memiliki nilai koefisien korelasi paling tinggi yaitu (0,938) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Namun berdasarkan kurva ROC IMT memiliki performa uji paling baik untuk digunakan pada semua jenis kelamin dengan (AUC 0,948; Se = 90,9,5%; Sp = 85,7%; NPP 90%; NPN 85%; LR+ 6,35; LR- 0,10) pada laki-dengan cut off 25,5 kg/m2 sedangkan pada perempuan (AUC 0,943; Se = 81,5%; Sp = 96,2%; NPP 91%; NPN 90%; LR+ 21,4; LR- 0,19) dengan cut off 26,5 kg/m2. Akan tetapi masih diperlukan studi validasi lain dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti usia, jenis kelamin dan etnis.

ABSTRACT
;DXA, Densitometry, Hydrometry, Magnetic Resonance Imaging (MRI), and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) are accurate measurement methods to assess body composition. However, these methods are expensive, complicated, and not applicative if used by society. Anthropometric measurement is a measurement that is more simple, inexpensive and easy to use for the evaluation of nutritional status. This study aims to procure simpler measurement but accurate in evaluating cases of obesity used BIA as a gold standard. This study was conducted in May-April 2015 with a total number of respondents are 18 male and 79 female who are Civil Servants from Depok Health Departement in 2015. The study used cross sectional design with measure of independent variables which is body fat percentage as well as independent variables include BMI, waist circumference, hip circumference, triceps skinfold, ILT and waist to hip ratio. The result of this study showed that waist to hip ratio had a highest correlation coeffisient (0,938) compared with other measurements. However based on ROC curve, IMT has the best test performance for use on all genders with (AUC 0.948; Se = 90,9,5%; Sp = 85.7%; 90% NPP; NPN 85%, LR + 6.35; LR- 0 , 10) in men with cut-off of 25.5 kg/m2, while the test performence on women (AUC 0.943; Se = 81.5%; Sp = 96.2%; 91% NPP; NPN 90%; LR + 21.4; LR - 0.19) with cut-off 26.5 kg/m2. However another similiar studies were still needed to validate several factors such as age, gender and ethnicity.
, DXA, Densitometry, Hydrometry, Magnetic Resonance Imaging (MRI), and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) are accurate measurement methods to assess body composition. However, these methods are expensive, complicated, and not applicative if used by society. Anthropometric measurement is a measurement that is more simple, inexpensive and easy to use for the evaluation of nutritional status. This study aims to procure simpler measurement but accurate in evaluating cases of obesity used BIA as a gold standard. This study was conducted in May-April 2015 with a total number of respondents are 18 male and 79 female who are Civil Servants from Depok Health Departement in 2015. The study used cross sectional design with measure of independent variables which is body fat percentage as well as independent variables include BMI, waist circumference, hip circumference, triceps skinfold, ILT and waist to hip ratio. The result of this study showed that waist to hip ratio had a highest correlation coeffisient (0,938) compared with other measurements. However based on ROC curve, IMT has the best test performance for use on all genders with (AUC 0.948; Se = 90,9,5%; Sp = 85.7%; 90% NPP; NPN 85%, LR + 6.35; LR- 0 , 10) in men with cut-off of 25.5 kg/m2, while the test performence on women (AUC 0.943; Se = 81.5%; Sp = 96.2%; 91% NPP; NPN 90%; LR + 21.4; LR - 0.19) with cut-off 26.5 kg/m2. However another similiar studies were still needed to validate several factors such as age, gender and ethnicity.
]
"
2015
S60414
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Sito Ayu
"Tesis ini merupakan penelitian cross sectional yang bertujuan membuat model prediksi persen lemak tubuh untuk remaja laki-laki usia 12-19 tahun (n = 111), dengan melakukan studi validasi pengukuran antropometri dan model Prediksi (Slaughter, Deurenberg, Lee dan Chan) terhadap persen lemak tubuh BIA. Pada penelitian ini juga menjelaskan korelasi antara pengukuran antropometri (IMT WHO, skinfold thickness dan lingkar pinggang) serta model prediksi (Slaughter, Deurenberg, Lee dan Chan) dengan persen lemak tubuh BIA. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified proportional. Penelitian ini dilakukan pada siswa MTs dan MA. Multiteknik Yayasan Asih Putera kelas 7-12.
Hasil penelitian menunjukkan IMT WHO memiliki korelasi paling kuat dengan persen lemak tubuh BIA (r = 0,804) diantara pengukuran antropometri yang digunakan. Model Prediksi IMT WHO memilki sensitivitas paling tinggi yaitu 94%, diikuti dengan model prediksi IMT WHO dan umur (94%) dan model prediksi Sitoayu. Seluruh variabel memiliki korelasi yang signifikan dengan persen lemak tubuh BIA (p < 0,0005). Hasil analisis multiregresi menunjukkan variabel yang dominan adalah IMT WHO, skinfold thickness, dan umur dengan model prediksi persen lemak tubuh baru (Sitoayu) = 23,28 + 1,56*IMT WHO + 0,13*ST - 0,62*U. Model prediksi ini memiliki AUC 0,937 dan nilai sensitivitas yaitu 84%.

The primary purpose of this cross-sectional study to develop percentage body fat prediction model for boys aged 12-19 years (n = 111), by conducting a validation study anthropometric measurements and predictions model of body fat percentage (Slaughter, Deurenberg, Lee and Chan) to percent body fat BIA. In this study also examined the correlation between anthropometric measurements (WHO BMI, skinfold thickness and waist circumference) and predictions model (Slaughter, Deurenberg, Lee and Chan) with percent body fat BIA with stratified proportional design. The research was carried out on students MTs and MA. Multiteknik Yayasan Asih Putera grade 7-12.
Bivariat analysis showed BMI WHO has the strongest correlation with percent body fat BIA (r = 0.804) between the anthropometric measurements were used. The Prediction model IMT WHO also has the best sensitivity (94%), the second is IMT WHO and Age (94%) and the third is Sitoayu. All variables have a significant correlation with percent body fat BIA (p < 0,0005). Multiregresi analysis results indicate that the dominant variable is the WHO BMI, skinfold thickness and age with the predictions model of percent body fat Sitoayu = 23,28 + 1.56 *BMI WHO + 0.13 * ST - 0.62 *Age. This prediction model has AUC 0,937 and the best sensitivity value of 84%."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32978
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Khairani
"Alat ukur yang valid diperlukan untuk mengetahui status gizi lebih pada remaja puteri sehingga dapat diambil tindakan yang tepat, cepat dan mencegah kebingungan pengguna alat dalam menentukan alat yang tepat untuk menentukan status gizi lebih pada remaja puteri. Selain itu, alat yang harganya murah, mudah, dan cepat dalam pengoperasiannya juga diperlukan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model prediksi baru yang memiliki validitas optimal untuk memperkirakan persen lemak tubuh siswi MTs dan MA Multiteknik Yayasan Asih Putera Kota Cimahi tahun 2012 sehingga dapat diketahui status gizi lebihnya. Penelitian ini juga mengevaluasi validitas pengukuran antropometri (IMT, IMT WHO (Z Score), Skinfold Thickness (ST), dan Lingkar Pinggang (LP)) dan model prediksi (Slaughter, Deurenberg, Lee, dan Chan) jika dibandingkan dengan Persen Lemak Tubuh (PLT) BIA sebagai gold standard.
Desain penelitian adalah cross sectional (potong lintang) dengan pendekatan kuantitatif observational. Sampel yang diambil sebanyak 110 siswi dengan menggunakan desain stratifikasi proporsi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata persen lemak tubuh responden adalah 26.51 % ± 5.48 %. Model prediksi yang didapatkan dari hasil multivariat adalah model prediksi Khairani (PLT Khairani = 0,991 IMT + 0,069 ST + 0,249 U - 1,703).
Berdasarkan hasil uji validasi, model prediksi Khairani memiliki validitas optimal jika dibandingkan dengan model prediksi lainnya. IMT memiliki validitas optimal jika dibandingkan dengan seluruh pengukuran antropometri dan model prediksi. IMT dapat dipertimbangkan sebagai alat ukur untuk menentukan status gizi lebih pada siswi MTS dan MA Yayasan Asih Putera karena memiliki validitas yang optimal, lebih mudah dan cepat dalam pengoperasiannya, harganya relatif murah dan tidak invasive.

The valid measurement tools needed to identify the overnutritional status of teenage girls in order to take the right action immediately and prevent the ambiguity in choosing the right measurement tools for the users. Beside those, the cheap price, easiness and quickness to use the measurement tools needed also.
The purpose of this study was to get the new prediction model which had optimum validity for estimating body fat percentage of school girls from MTs and MA Multiteknik Yayasan Asih Putera Cimahi 2012 in order to identify their overnutritional status. This study also evaluated validation of anthropometric measurements (Body Mass Index (BMI), BMI WHO (Z Score), Skinfold Thickness (ST), and Waist Circumference (WC)) and several prediction models (Slaughter, Deurenberg, Lee, and Chan) against body fat percentage of Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) as a gold standard.
The design of this study was a cross sectional one with a quantitative observational approach. Quantity of sample was 110 school girls which taken by stratified proportional desain. The result of study showed that mean of body fat percentage of respondents was 26.57 % ±5.20 %. The prediction model which got from the multivariate analysis was Khairani model prediction (MP Khairani = 0,991*BMI + 0,069*ST + 0,249*Age - 1,703).
Based on validation test, Khairani model prediction has optimum validity if compared with other prediction models. BMI has optimum validity if compared with other antropometric measurements and prediction models. BMI can be considered as a measurement tool for identifying overnutritional status of school girls?s MTs and MA Yayasan Asih Putera because of it has optimum validity, easiness and quickness in operation, less cost, and noninvasive."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T32134
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ratna Intan
"Obesitas dapat diartikan sebagai penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan yang memberi efek buruk pada kesehatan. Kondisi ini dapat dialami oleh setiap golongan umur baik laki-laki maupun perempuan, akan tetapi remaja dan dewasa merupakan kelompok yang paling sering terjadi. Gaya hidup remaja saat ini yang sering melewatkan sarapan dan lebih suka mengkonsumsi fast food, serta cenderung sedentary life style, membuat remaja berisiko untuk menderita obesitas.
Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kejadian obesitas berdasarkan persen lemak tubuh dan faktor-faktor yang berhubungan pada remaja di SMA IT Nurul Fikri Tahun 2008. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah remaja yang terdaftar sebagai siswa kelas 1 dan 2 di SMA IT Nurul Fikri Tahun ajaran 2007/2008 dengan sampel penelitian sebanyak 119 orang. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2008 dengan menggunakan instrumen penelitian berupa SECA, Microtoa, Bioelectrical Impedance Analysis, kuesioner, dan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Cara pengumpulan data penelitian ini dengan menggunakan angket dan pengukuran persen lemak tubuh.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 30,3% responden mengalami obesitas yang diukur berdasarkan persen lemak tubuh. Tidak terdapat hubungan yang bermakna antara variabel pola makan (kebiasaan sarapan, jajan, konsumsi fast food dan konsumsi serat), aktivitas fisik, pengetahuan gizi dan jenis kelamin dengan obesitas. Namun bila dilihat dari proporsinya, responden dengan frekuensi sarapan jarang, frekuensi konsumsi fast food sering dan responden yang berjenis kelamin perempuan menunjukkan kecenderungan untuk menderita obesitas.
Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu diberikan penyuluhan mengenai pentingnya sarapan pagi agar siswa dapat berkonsentrasi saat belajar di sekolah dan agar siswa dapat terhindar dari masalah obesitas. Selain itu, penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan secara berkala juga diperlukan untuk mengetahui IMT siswa dan untuk mewaspadai kejadian obesitas sejak dini. Serta diperlukan kerjasama dengan guru olahraga untuk memanfaatkan jam pelajaran olahraga secara maksimal dengan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan aktivitas fisik siswa."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurokhmah
"Skripsi ini membahas korelasi lingkar pinggang, lingkar pinggul, Rasio Lingkar Pinggang dan Pinggul (RLPP), Indeks Lemak Tubuh (ILT), Indeks Massa Tubuh (IMT), dan tricep skinfold sebagai variabel independen dengan persen lemak tubuh untuk mendapatkan model prediksi persen lemak tubuh dengan cara yang paling sederhana tetapi akurat. Selain itu, skripsi ini juga membahas validitas keenam variabel independen tersebut dalam mendeteksi obesitas pada perempuan usia 20-40 tahun. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional dengan melibatkan 138 mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia berusia 20-40 tahun yang didapat dengan simple random sampling.
Hasil penelitian ini ialah pengukuran IMT, lingkar pinggul atau lingkar pinggang merupakan cara yang tepat untuk memprediksi persen lemak tubuh karena memiliki korelasi sangat kuat (r IMT 0,939, lingkar pinggul 0,898, dan lingkar pinggang 0,895 dengan p<0,000). Analisis sensitivitas dan spesifisitas juga menempatkan ketiga variabel tersebut sebagai variabel yang paling tepat digunakan untuk mendeteksi obesitas dengan cut-off IMT 23,01 kg/m2 (Se=88,90%, Sp=89,30%), lingkar pinggang 74,80 cm (Se=94,44, Sp=86,90%), dan lingkar pinggul 94,90 cm (Se=87,00%, Sp=85,70%). Akan tetapi, masih diperlukan penelitian lain untuk memvalidasi temuan ini terkait dengan variasi etnis.

This thesis discusses the correlation of waist circumference, hip circumferences, tricep skinfold, waist-hip ratio (WHR), Body Adiposity Index (BAI), and Body Mass Index (BMI) as independent variables with percent body fat to develop a percent body fat prediction model precisely by simplest way. It also discusses the validity the six independent variables above to detect obesity of Indonesian women 200-40 years old. The study using cross sectional design takes 138 females students among 20-40 years old from Faculty of Public Health University of Indonesia as samples by simple random sampling.
Results of the research are measuting hip circumference or waist circumference is the best way to predict percent body fat because they have a very good correlation (r BMI 0,939, hip circumference 0, 898, waist circemference 0,895 with p<0,000). Sensitivity and specificity analysis also places the three variables as the best ones to detect obesity with cut-off point 23,01 kg/m2 for BMI (Se=88,90%, Sp=89,30%), 94,90 cms for hip ciecumference (Se=87,00%, Sp=85,70%) and 74,80 cms for waist circumferences (Se=94,44, Sp=86,90%). However, another similar studies were still needed to validate this result related to ethnic variation.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52668
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitria Rahmi
"WHO menyatakan rendahnya konsumsi buah dan sayur merupakan salah satu dari 10 faktor utama yang menyebabkan tingginya angka kematian. Rata-rata remaja di negara barat tidak memenuhi rekomendasi WHO untuk mengonsumsi buah dan sayur minimal 400 gram per hari. Di Indonesia, rekomendasi konsumsi buah dan sayur adalah 5 porsi buah dan sayur berdasarkan WHO. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran distribusi konsumsi buah dan sayur siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017 serta faktor-faktor yang berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 156 orang, dilakukan pada bulan Juni 2017 di SMAIT Nurul Fikri Depok. Sumber data penelitian ini adalah data pimer yang dikumpulkan dengan metode pengisian kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire pada siswa SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017 dengan alat bantu kuesioner dan formulir Food Frequency Questionnaire.
Analisis data menggunakan uji statistik chi-square dan regresi logistik ganda model faktor dominan. Konsumsi buah dan sayur baik terdapat sebanyak 5.1 siswa. Terdapat 5 variabel yang diduga menjadi faktor dominan konsumsi buah dan sayur di SMAIT Nurul Fikri Depok tahun 2017. Setelah dilakukan analisis, variabel yang dominan berhubungan dengan konsumsi buah dan sayur adalah keterpaparan media dengan p= 0,012 dan OR=0,048 artinya siswa yang tidak memiliki keterpaparan media yang baik mengenai buah dan sayur berpeluang untuk tidak mengonsumsi buah dan sayur 0,048 kali dibanding yang terpapar media setelah dikontrol oleh ketersediaan di rumah, ketersediaan di sekolah, pengetahuan dan preferensi terhadap buah dan sayur.

WHO report that low consumption of fruit and vegetable causal high fatality rate. Adolescent average in west not comply with a request of WHO for cunsumption fruit and vegetable with a minimum consumption 400 gram day. In Indonesia, recommendation for consumption fruit and vegetables is 5 portion fruit and vegetable per day.. This study purpose for knows distribution consumption of fruit and vegetable student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok 2017 with factor factor related to consumption fruit and vegetable at student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok 2017. This study use desain cross sectional with total sample 156 responden. It going on June 2017 at Senior High Scholl Islam Terpadu Nurul Fikri Depok. Source of data is primer data with filled the questionnaire and form Food Frequency Questionnaire by student senior high school Islam Terpadu Nurul Fikri Depok.
Analisys data use test statistic chi square and regression binary logistic by factor dominant models. Goog consumption fruit and vegetable 5,1 student in senior high school islam terpadu nurul fikri Depok. There are 5 variabels expected as factor dominant consumption fruit and vegetable in senior high school islam terpadu nurul fikri Depok 2017. After do analisys, dominant variabel related with consumption fruit and vegetable is connected mass media p value 0,012 and odd ratio 0,048 its mean students connected mass media consumption fruit and vegetable have opportunity as big as 0,048 times to consumption fruit and vegetable just than student dont connected mass media.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T48810
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Atika Fajria
"Pengukuran tekanan darah menggunakan mercury sphygmomanometer memiliki keterbatasan antara lain hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih serta harga alat yang cenderung mahal sehingga dibutuhkan pengukuran alternatif lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas pengukuran antropometri berupa IMT, lingkar pinggang, dan RLPT terhadap tekanan darah. Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari hingga Juli 2017. Desain yang digunakan adalah cross sectional dengan jumlah sampel 89 laki-laki dan 77 perempuan yang diambil menggunakan teknik systematic random sampling pada pegawai IPSK LIPI Jakarta. Uji korelasi dan ROC dilakukan untuk mengetahui pengukuran terbaik sebagai alternatif pengukuran tekanan darah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa RLPT merupakan pengukuran dengan koefisien korelasi paling tinggi pada laki-laki dan lingkar pinggang pada perempuan. Pada laki-laki nilai koefisien korelasi RLPT terhadap tekanan darah yang didapatkan adalah r=0.378 untuk tekanan sistolik dan r=0.452 untuk tekanan diastolik dengan cut-off point 0.57, sedangkan pada perempuan koefisien korelasi lingkar pinggang terhadap tekanan darah yang didapatkan adalah r=0.467 untuk tekanan sistolik dan r=0.335 untuk tekanan diastolik dengan cut-off point 86.6 cm.
Berdasarkan hasil penelitian ini, disimpulkan bahwa RLPT pada laki-laki dan lingkar pinggang pada perempuan merupakan pengukuran alternatif terbaik untuk mendeteksi hipertensi pada dewasa. Namun demikian, masih dibutuhkan penelitian lanjutan untuk memperkuat hasil validasi pengukuran antropometri terhadap tekanan darah dengan menggunakan ukuran antropometri lainnya, dan pada kategori usia yang berbeda.

Blood pressure measurements using mercury sphygmomanometer have some limitations, such as, can only be done by trained medical personnel and tend to be expensive, so the other alternative measurement are needed. This study aims to determine the validity of anthropometric measurements of BMI, waist circumference, and WHtR against blood pressure. This study was conducted between February July 2017. Design of this research is cross sectional with 89 men and 77 women samples taken using systematic random sampling technique on IPSK LIPI Jakarta employees. Correlation test and ROC curve analysis were performed the best measurement as an alternative blood pressure measurement.
The results show that WHtR is the highest action in men and waist circumference in women. The association of WHtR with blood pressure in man was r 0.378 for systolic and r 0.452 for diastolic pressure with cut off point 0.57, whereas in women association of waist circumference with blood pressure is r 0,467 for systolic pressure and r 0,335 for diastolic pressure with cut off point 86,6 cm.
Based on the results of this study, it was concluded that WHtR in men and waist circumference in women was the best alternative measure for detecting hypertension in adults. However, further research is needed to strengthen the anthropometric measurement validation results against blood pressure by using other anthropometric measures, and in different age categories.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69741
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>