Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 193825 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nainggolan, Regine Martauli
"Penyakit jantung koroner merupakan penyakit degeneratif yang masih menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Salah satu faktor penyakit jantung koroner ini adalah obesitas sentral. Persentase status obesitas sentral ini mengalami kenaikan dari tahun 2007 sampai 2013. Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan obesitas sentral terhadap penyakit jantung koroner.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional dan menggunakan data Riskesdas 2013. Sampel penelitian ini adalah semua penduduk yang berusia 45 tahun ke atas yang memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung koroner adalah 1,2 dan terdapat hubungan antara status obesitas sentral terhadap penyakit jantung koroner pada usia 45 tahun ke atas di Indonesia tahun 2013 setelah dikontrol oleh variabel konfounding. Faktor yang menjadi konfounding adalah penyakit diabetes, hipertensi, dan perilaku merokok. Selain itu, terdapat interaksi oleh variabel konfounding terhadap obesitas sentral yaitu diabetes dan merokok. Oleh karena itu,diperlukan promosi kesehatan mulai dari promosi kesehatan penyakit jantung koroner baik pencegahan primer maupun pencegahan sekunder.

Coronary heart disease is a degenerative disease that remains a health problem in the world. One of the factors of coronary heart disease are central obesity. The percentage of central obesity status is increased from 2007 to 2013. This study was conducted to examine the relationship of central obesity to coronary heart disease.
The study design used is cross sectional and use data Riskesdas 2013. Samples were all residents aged 45 years and over who meet the inclusion and exclusion criteria.
The results of this study indicate that the prevalence of coronary heart disease was 1.2 and there is corelation between central obesity status of coronary heart disease at the age of 45 years and over in Indonesia in 2013 after being controlled by confounding variables. Confounding factors that are diabetes, hypertension, and smoking behavior. In addition, there is an interaction by confounding variables to central obesity, namely diabetes and smoking. Therefore, required health promotion ranging from coronary heart disease health promotion both primary prevention and secondary prevention."
Depok: Universitas Indonesia, 2016
S64508
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maygita Brilian Puspa Wardhani
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyakit tidak menular kronis yang masih menjadi penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia pada penduduk usia tua maupun usia muda. Sementara itu, PJK di Provinsi NTT memiliki prevalensi 3 kali lebih tinggi berdasarkan diagnosis dokter/gejala dibandingkan dengan angka prevalensi nasional yang hanya sebesar 1,5% pada tahun 2013.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko kejadian PJK pada penduduk usia ≥15 tahun di Provinsi NTT tahun 2013. Penelitian ini menggunakan data sekunder Riskesdas 2013 dengan desain cross sectional. Sampel adalah seluruh penduduk berusia ≥15 tahun di Provinsi NTT yang terpilih dan berhasil diwawancarai, dilakukan penimbangan bb dan tb serta memiliki data yang lengkap.
Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang bermakna (nilai p ≤0,05) antara umur, hipertensi, obesitas, diabetes mellitus, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, konsumsi makanan berisiko, tingkat pendidikan, pekerjaan dan status perkawinan dengan kejadian PJK pada penduduk usia ≥15 tahun. Oleh karena itu, upaya pencegahan dan deteksi dini terhadap faktor risiko PJK serta gaya hidup sehat perlu dilakukan sedini mungkin.

Heart Coronary Disease (CHD) is a chronic non-communicable disease that still remains a major cause of morbidity and mortality globally in both elder and younger population. Meanwhile, in East Nusa Tenggara Province, the prevalence of CHD is three times higher according to doctor?s diagnosis or symptom compared to national prevalence which is only 1.5% in 2013.
This study aims to analyze the risk factors of CHD on population aged ≥15 years old in East Nusa Tenggara Province in the year of 2013. This study uses secondary data from the Riskesdas 2013 with a cross sectional design. The sample is all population aged ≥15 years old in East Nusa Tenggara Province who are selected and successfully interviewed, weighed the body mass, measured the height, and have complete data.
The result of this study is the significant association (p value ≤0,05) between age, hypertension, obesity, diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, risky food consumption, level of education, occupation, and marital status with CHD incidents on population aged ≥15 years old. Therefore, prevention and early detection of CHD risk factors, as well as performing healthy lifestyle need to be.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S61065
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isnaeni
"Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan salah satu masalah kesehatan
yang sangat serius akibat setiap tahun terjadi peningkatan dan salah satu
kontributor terhadap angka kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular
di seluruh dunia. PJK yang didiagnosis adalah 46%. Infark miokard pada wanita
usia 50 tahun. Perubahan pola hidup yang ditandai dengan meningkatnya wanita
lansia khususnya wanita yang memasuki masa menopause yang merupakan salah
satu faktor risiko terhadap kejadian penyakit jantung koroner. Hasil dari
penelitian-penelitian tersebut mendukung bahwa wanita yang memasuki tahap
menopause berisiko meningkat secara signifikan terserang penyakit jantung
koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara status
menopause dengan kejadian penyakit jantung koroner di Kelurahan Kebon Kalapa
Kecamatan Bogor Tengah Tahun 2011. Penelitian ini merupakan analisis data
sekunder studi kohor faktor risiko penyakit tidak menular Tahun 2011 dengan
desain cross sectional. Analisis data menggunakan stratifikasi dan analisis
multivariat menggunakan Logistic Regression. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa prevalensi PJK sebesar 71,3% dan status menopause 55,7%. Berdasarkan
hasil multivariatnya menunjukkan bahwa wanita yang mengalami menopause
memiliki risiko 1,6975 kali terhadap kejadian penyakit jantung koroner
dibandingkan responden wanita yang tidak mengalami masa menopause dengan
95% CI (1,0662-2,7025 dan p value 0,026 setelah dikontrol variabel stress. Odds
wanita yang mengalami stress 0,5635 kali lebih besar untuk menderita kejadian
penyakit jantung koroner dibandingkan dengan wanita yang tidak mengalami
stress (faktor protektif) dengan interval kepercayaan 95% sebesar 0,3506 – 0,9058
dan p value 0,018.

Coronary Heart Diseases categorized into serious health problems due to the
increasing oMuch research in this last decade reported the relation between the
status of menopause with of coronary heart disease. Found that menopause
causing a myocardialf its prevalence every year. Its one of the contributors to the
global burden of disease and mortality in the world, where 46% of this disease
was myocard infarct in women whom their ages 50 years. Changing of people
lifestyle was one of the risk factors to the increasing of the disease in community.
The objective of this study was to investigate the association between stage of
menopause wih coronary heart diseases in Kebon Kalapa sub district central
Bogor in 2011. This in a cross sectional study, utilized the data secondary study
cohort of the disease of non communicable diseases. The inclusion criteria was
Kebon Kalapa resident whom their ages less or more than 50 years. The data
analysis was performed with stratification and logistic regression multivariate
analysis. The results of study showed the prevalence of coronary heart diseases
was 71,3% dan state menopause 55,7%. The result of multivariate analysis
showed that the women with menopause had 1,6975 risk to get coronary heart
diseases compared to the women who did not, after controlling for covariate, the
history of coronary heart diseases (PR = 1,6975, 95% CI 1,0662-2,7025 dan p
value 0,026 ) after control for variables the stress.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Resti Dwi Hasriani
"Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab utama kematian pada kelompok kardiovaskular. Obesitas dapat meningkatkan risiko seseorang terhadap progresivitas dari prediabetes menjadi DM tipe 2 dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Kondisi prediabetes dengan obesitas meningkatkan risiko kejadian PJK berdasarkan Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). Penelitian ini menggunakan desain studi kohor retrospektif dengan data sekunder studi kohor faktor risiko PTM tahun 2011-2018. Sampel adalah 493 penduduk penduduk dewasa yang obesitas yang menjadi responden Studi Kohor Faktor Risiko PTM, serta memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Hasil analisis multivariat menggunakan cox regression setelah dikontrol dengan usia dan durasi obesitas menemukan bahwa prediabetes memiliki nilai HR=0,80 (95%CI:0,462-1,387), p=0,429, yang berarti hubungan prediabetes dengan kejadian PJK pada penduduk dewasa yang obesitas tidak bermakna secara statistik.

Coronary Heart Disease (CHD) is a leading cause of death in the cardiovascular group. Obesity could increase a person's risk of progression from prediabetes to type 2 DM and increase the risk of cardiovascular disease. Prediabetes with obesity increases the risk of CHD events based on Cardiometabolic Disease Staging (CMDS). This study was used a retrospective cohort study design using secondary data on NCD Risk Factor Cohort Study in 2011-2018. The sample was 493 obese adult respondents in population of NCD Risk Factor Cohort Study whom met this study inclusion and exclusion criteria. The results of multivariate analysis using cox regression after being controlled by age and duration of obesity found that prediabetes had HR = 0.80 (95% CI: 0.462-1.387), p = 0.429 which means the relationship between prediabetes with CHD events in obese adult respondents was not statistically significant."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwo Setiyo Nugroho
"ABSTRAK
Diabetes mellitus merupakan salah satu penyakit yang dapat menimbulkan komplikasi yang berakibat munculnya penyakit lainnya. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit terbesar pada penderita diabetes mellitus. Penyakit jantung koroner merupakan penyakit kardiovaskuler terbanyak dibandingkan penyakit kardiovaskuler lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan diabetes mellitus dengan penyakit jantung koroner pada studi data Baseline Kohor PTM Kementrian Kesehatan. Analisis yang digunakan adalah Cox Regression yang mengestimasi nilai Prevalens Ratio. Hasil analisis multivariat dengan menggunakan analisis cox regression mengungkapkan bahwa orang yang menderita diabetes melitus memiliki prevalens rasio sebesar 1,094 kali p value 0,929 CI 95 0,149 ndash; 8,026 dibanding responden yang tidak menderita diabetes melitus. Namun, hasil analisis ini menunjukkan bahwa hubungan diabetes melitus terhadap penyakit jantung koroner tidak signifikan dengan mempertimbangkan nilai p value > 0,05 dan 95 Confidence Interval yang rentangnya melewati angka 1. Dalam peneltian ini minim terjadinya bias seleksi karena tidak missing data pada sampel eligible sebanyak 1937 responden. Begitu pula minim terjadinya bias informasi karena pengukuran variabel penelitian menggunakan alat ukur yang baku. Namun penelitian ini memiliki kelemahan dalam temporality sehingga hasil penelitian tidak dapat di justifikasi bahwa diabetes mellitus merupakan penyebab penyakit jantung koroner. Serta nilai asosiasi prevalence ratio bukan merupakan nilai risiko yang sebenarnya.

ABSTRACT
Diabetes mellitus is a disease that can cause complications that lead to the emergence of other diseases. Cardiovascular disease is the biggest disease in patients with diabetes mellitus. This study aims to determine the relationship of diabetes mellitus and coronary heart disease in the Baseline Data Non Communicable Disease Cohort Study. The analysis is the Cox Regression estimate the Prevalence Ratio. Multivariate analysis using Cox regression analysis revealed that people suffering from diabetes mellitus have a prevalence ratio of 1.094 times p value 0.929 95 CI 0.149 to 8.026 than respondents who do not have diabetes mellitus. However, the results of this analysis showed that the association of diabetes mellitus against coronary heart disease is not significant considering p value "
2017
T48901
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Andriani Murtadlo
"Angka harapan hidup wanita semakin meningkat dan jumlah wanita di berusia di atas 45 tahun dengan kondisi menopause akan selalu meningkat setiap tahunnya. Kondisi menopause menimbulkan banyak perubahan pada wanita yang dapat menyebabkan risiko timbulnya penyakit degeneratif seperti penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kondisi menopause dengan risiko penyakit jantung koroner pada wanita berusia di atas 45 tahun. Desain penelitian yang digunakan ialah cross sectional dengan teknik pengambilan sampel consecutive sampling. Jumlah sampel penelitian sebanyak 107 responden, dan pengambilan data dilakukan secara offline. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square dan didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kondisi menopause dengan risiko penyakit jantung koroner pada wanita berusia di atas 45 tahun (p=0,01, α=0,05). Responden yang telah menopause yang berisiko mengalami penyakit jantung koroner sebesar 46,6%. Terdapat hubungan yang bermakna antara kondisi menopause dengan risiko penyakit jantung koroner sehingga perlu dilakukannya screening terhadap kondisi jantung pada wanita yang telah mengalami menopause.

The life expectancy of women is increasing and the number of women aged over 45 years with menopausal conditions will always increase every year. Menopausal conditions cause many changes in the female hormone system that can cause degenerative diseases such as coronary heart disease. The aim of this research is to describe the association between menopause conditions with the risk of coronary heart disease in women aged over 45 years. The research design used is cross sectional with consecutive sampling technique. The number of research samples is 107 respondents, and data collection was done offline. The statistical test used was the chi square test and the results showed that there was a significant relationship between menopausal conditions and the risk of coronary heart disease in women aged over 45 years (p=0.01, α =0.05). The percentage of menopausal respondents who are at risk of experiencing coronary heart disease was 46,6%. There is a significant relationship between menopausal conditions and the risk of coronary heart disease, so it is necessary to screen for heart conditions in women who have experienced menopause."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Basuki Hardjojo
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perubahan tingkat pengetahuan dan sikap pegawai Universitas
Terbuka (UT) yang berpotensi penyakit jantung koroner setelah mendapat
penyuluhan Penyakit Jantung Koroner. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
dengan desain quasi experimental. Metode intervensi yang dipilih adalah ceramah,
tanya jawab dan konsultasi. Hasil intervensi penyuluhan menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan meningkat secara bermakna α<0,05 dengan p.value 0,000
dibanding sebelum penyuluhan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah intervensi
penyuluhan Penyakit Jantung Koroner berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
pegawai Universitas Terbuka yang berpotensi penyakit jantung koroner, tetapi tidak
merubah sikap sehingga disarankan manajemen UT untuk mengadakan intervensi
lagi untuk mendapatkan perubahan sikap pegawai UT yang berpotensi penyakit
jantung koroner.

Abstract
The thesis was to discuss the changes in knowledge level and attitudes of the
Indonesian Open University (UT) employees who potentially coronary heart
disease after receiving education of coronary heart disease. The research is a
quantitative study with a quasi experimental design. Intervention method chosen is
lecture, discussion and consultation. Results indicate that counseling intervention
significantly increased knowledge level of α <0.05, p.value=0.000 compare with
before the extension. The conclusion of this research is the extension of coronary
heart disease intervention effect on knowledge level of the UT's employees
potentially coronary heart disease, but did not change the attitude, so it is
recommended to UT's management to hold intervene again to get a UT's employee
attitude changes that potentially coronary heart disease."
2012
T30321
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fikriya Rusyda
"Penyakit jantung merupakan penyakit penyerta ketiga setelah diabetes melitus dan hipertensi dengan persentase terbesar pada kasus kematian COVID-19 di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penyakit jantung dengan kasus kematian pasien COVID-19 usia >45 tahun di Depok. Penelitian ini menggunakan desain studi kasus control dan menggunakan data dari Dinas Kesehatan Kota Depok selama periode Agustus 2020 hingga Juni 2021. Sampel penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi adalah pasien yang memiliki data variabel yang lengkap. Kriteria eksklusi adalah wanita hamil. Kelompok kasus terdiri dari 582 sampel dan kelompok kontrol dipilih secara simple random sampling. Data dianalisis menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan penyakit jantung dengan kasus kematian pasien COVID-19 dengan nilai asosiasi OR crude sebesar 3,55 (95% CI = 2,20-6,90 P value = <0,0001) dan OR adjusted sebesar 3,04 (95% CI = 1,67-5,52 P value <0,0001) setelah dikontrol oleh variabel penyakit penyerta lainnya. Keterbatasan penelitian ini data didapatkan dari hasil wawancara petugas kesehatan dengan pasien sehingga penelitian ini dipengaruhi oleh bias informasi.

Heart disease is the third highest comorbidity, after diabetes mellitus and hypertension in COVID-19 deaths in Indonesia. This study aims to determine the association between heart disease and mortality of COVID-19 patients aged >45 years in Depok. The study design is a case control study. This study using secondary data from Depok Health Office for the period of August 2020 – June 2021. The samples in this study who were met the inclusion and exclusion criteria. The inclusion citeria was COVID-19 patients who had complete data of the variables. The exclusion criteria was pregnant woman. The case group consists of 582 samples and the control group were selected with simple random sampling method. Data were analyzed using chi square and logistic regression. The study result indicates that the crude association between heart disease and mortality of COVID-19 patients is 3,55 (95% CI = 2,20-6,90 P value = <0,0001) and adjusted OR 3,04 (95% CI = 1,67-5,52 P value <0,0001) after being controlled by other comorbid. The limitation in this study that the data was obtained based on interviews between health workers and patients, so this study was influenced by information bias"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Maulidya Sari
"Penyakit Jantung Koroner merupakan prevalensi yang cukup tinggi di masyarakat umum maupun pekerja, serta menyebabkan kematian sebesar 36,5 kesakitan dan tidak mampu kerja. Prevalensi PJK tahun 2013 sebesar 1,5.Salah satu faktor risiko PJK adalah hiperglikemia yang berperan penting dalam proses aterosklerosis. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan hiperglikemia dengan risiko PJK pada pekerja sektor formal dengan menggunakan pendekatan Framingham Risk Score untuk menentukan risiko PJK pada pekerja. Desain penelitian ini adalah studi cross sectional dengan menggunakan data sekunder dari hasil pemeriksaan berkala Pekerja Sektor Formal di Indonesia tahun 2015-2016. Analisis data yang digunakan adalah Cox Regressi. Hasil analisis menemukan bahwa pekerja yang hiperglikemia berisiko 3,818 kali 95 CI 2,451-5,950) berisiko PJK dibandingkan dengan yang tidak hiperglikemia setelah dikontrol dengan kadar trigliserida. Pekerja dapat menerapkan pola makan sehat dan rutin melakukan pemeriksaan kadar gula darah serta pemeriksaan kesehatan lain untuk mencegah hiperglikemia dan mengetahui risiko PJK"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Ani
"Penyakit hiperkolesterolemia, hipertensi dan perilaku merokok merupakan salah satu faktor penyebab Penyakit Jantung Koroner (PJK) yang menjadi penyakit pembunuh nomer satu di dunia (Dilley: 2000). Berdasarkan penelitian eksperimental, epidemiologi, dan klinis menyatakan bahwa peran kolesterol tinggi, dan kebiasaan merokok berpengaruh pada kejadian Penyakit Jantung Koroner (Allen : 2001). Berdasarkan data hasil pemeriksaan kesehatan di perusahaan PT ZA dibandingkan dengan kondisi wilayah Kalimantan Selatan bahwa faktor risiko PJK (kolesterol total, perilaku merokok dan tekanan darah) masih cukup tinggi sehingga dilakukan kegiatan intervensi promosi kesehatan. Intervensi ini bertujuan untuk mengetahui penurunan tingkat risiko Penyakit Jantung Koroner (PJK) setelah dilakukan dilakukan intervensi promosi kesehatan media kelompok A dan media kelompok B pada pekerja tambang di PT ZA Kalimantan Selatan Tahun 2014. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian kuasi eksperimental.
Hasil penelitian ini adalah adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran kadar kolesterol total sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan perilaku merokok sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan pada kelompok B, tidak ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah intervensi pada kelompok A, sebaliknya ada penurunan yang signifikan pada tekanan darah sistolik sebelumm dan sesudah intervensi pada kelompok B, adanya penurunan yang signifikan antara hasil pengukuran perubahan tekanan darah diastolik antara sebelum intervensi dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompok B, adanya perbedaan yang signifikan pada penurunan faktor risiko PJK antara sebelum dengan sesudah intervensi pada kelompok A dan kelompk B, adanya perbedaan yang signifikan antara penggunaan media A lebih efektif dari pada media B pada kegiatan intervensi penurunan faktor risiko dan penurunan kolesterol total. Kegiatan intervensi promosi kesehatan menggunakan media booklet, penyuluhan, konseling gizi, seminar kesehatan mampu memberikan perubahan yang positif pada perubahan perilaku kesehatan.

Disease hypercholesterolemia, hypertension and smoking behavior is a risk factor for coronary heart disease (CHD), which became the number one killer disease in the world (Dilley: 2000). Based on experimental research, epidemiology, and clinical states that the role of high cholesterol, and smoking habits affect the incidence of coronary heart disease (Allen: 2001). Based on data from the health examination at company PT ZA compared with South Kalimantan condition that CHD risk factors (total cholesterol, smoking and blood pressure) is still high enough to do health promotion interventions. This intervention aims to determine the degree of reduction in risk of coronary heart disease (CHD) after the media health promotion intervention group A and group B media in miners in South Kalimantan PT ZA Year 2014. Kind of research is quantitative quasiexperimental research design.
These results are a significant decrease between total cholesterol measurement results before the intervention to after intervention in group A, a significant decrease between the results of measurements of changes in smoking behavior before the intervention to after intervention in group A and in group B, there was no reduction significant in systolic blood pressure before and after the intervention in group A, whereas no significant reduction in systolic blood pressure sebelumm and after intervention in group B, a significant decrease between the results of measurements of diastolic blood pressure changes between the pre-intervention to post-intervention in group A and group B, a significant difference in the reduction in CHD risk factors between the before to after intervention in group A and B batches, there are significant differences between the use of a more effective medium than in medium B in the intervention and risk factor reduction in total cholesterol reduction. Health promotion interventions using media booklet, counseling, nutrition counseling, health seminars able to deliver positive changes in health behavior changes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42333
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>