Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 163612 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Kemala
"ABSTRAK
Penelitian ini ditujukan untuk menghasilkan karbon aktif berbahan dasar kulit durian untuk pengaplikasiannya dalam mengadsorpsi pewarna Methylene Blue. Pada penelitian ini H3PO4 dipakai sebagai aktivator dengan variasi rasio impregnasi 1/1, 2/1, dan 3/1. Aktivasi dilakukan pada suhu 600oC selama 1 jam. Kulit durian dicuci dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 150oC selama 5 jam. Uji bilangan iodin terhadap sampel hasil penelitian menunjukkan bahwa karbon aktif dengan rasio impregnasi 2/1 memiliki daya serap iodin terbesar, yaitu 454.5 mg/g namun karbon aktif rasio 3/1 memiliki %removal terhadap Methylene Blue yang paling besar. Karbon aktif dari kulit durian dengan rasio impregnasi 1/1, 2/1, dan 3/1 secara berturut-turut memiliki %removal sebesar 5.25%, 80.3%, dan 90.35%. Adsorpsi pewarna Methylene Blue oleh karbon aktif kulit durian ini dilakukan dengan variasi rasio impregnasi, massa karbon aktif, konsentrasi awal Methylene Blue, dan waktu kontak

ABSTRACT
This research aimed to produce durian shell-based activated carbon for its application in the adsorption of Methylene Blue. In this research, H3PO4 was used as an activator with a variety of impregnation ratio which are, 1/1, 2/1, and 3/1. Activation was done at a temperature of 600oC for 1 hour. Durian shell was washed and dried using an oven at 150oC for 5 hours. Iodine number showed that the active carbon with impregnation ratio of 2/1 has the highest number which is 454.5 mg/g, but the activated carbon with impregnation ratio of 3/1 has the biggest % removal of the Methylene Blue dye. Activated carbon from durian shell with impregnation ratio of 1/1, 2/1, and 3/1 respectively have % removal of 5.25%, 80.3% and 90.35%. Methylene Blue dye adsorption by durian shell-based activated carbon was done by varying the impregnation ratio, the mass of activated carbon, the initial concentration of Methylene Blue, and the contact time."
2016
S64619
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdhal Hanafi
"Limbah kulit durian dipilih menjadi bahan baku pembuatan karbon aktif sebagai adsorben gas buang CO dan hidrokarbon karena mengandung selulosa yang tinggi serta diproduksi dalam jumlah yang tinggi yaitu mencapai 700 ribu ton per tahun. Metode aktivasi limbah kulit durian dilakukan malalui aktivasi kimia dan fisika. Aktivasi kimia menggunakan H3PO4 sebagai activating agent sedangkan aktivasi fisika menggunakan N2. Karbon aktif hasil aktivasi kimia fisika ini akan dimodifikasi dengan MgO agar kapasitas adsorpsi dalam menyerap CO dan hidrokarbon dapat meningkat. Karakterisasi yang digunakan adalah uji bilangan iod, SEM dan EDX untuk mengetahui luas permukaan, topografi dan kandungan pada karbon aktif.
Melalui pengujian bilangan iod didapatkan luas permukaan terbaik dengan modifikasi MgO pada rasio 70:30 yaitu sebesar 1149,48 m2/g. Untuk aktivasi kimia fisika, modifikasi MgO rasio 80:20 dan modifikasi MgO rasio 90:10 berturut turut didapatkan luas permukaan sebesar 798 m2/g, 890,23 m2/g dan 859,91 m2/g. Persen penurunan konsentrasi CO dan hidrokarbon terbaik yaitu dengan menggunakan karbon aktif hasil modifikasi MgO rasio 70:30 dengan panjang tabung adsorpsi 5 cm yaitu sebesar 99,14 untuk CO dan 87,73 untuk hidrokarbon.

Durian Shell waste is selected as raw material for making activated carbon as CO and hydrocarbon adsorbent because it contains high cellulose and produced in high number until 700 thousand tons per year. The activation method of durian shell by using chemical and physical acvtivation. Chemical activation using H3PO4 as activating agent and physical activation using N2. The activated carbon from chemical physical activation will modified by MgO to increase adsorption capacity in adsorbing CO and hydrocarbon. Characterization of active carbon used iod number, SEM and EDX to know surface area, topography and the content of activated carbon.
The best surface area from testing iod number is activated carbon with modified MgO ratio 70 30 that have a surface area of 1149.48 m2 g. For the activation of chemical physical, MgO modified ratio 80 20 and MgO modified 90 10 respectively obtained a surface area of 798 m2 g, 890.23 m2 g and 859.91 m2 g. the capacity adsorption is the best by using activated carbon modified MgO ratio 70 30 with 5 cm tube adsorption that is 99.14 for CO and 87.73 for hydrocarbons. Keywords CO and hydrocarbon gases, activated carbon, activation method, modified active carbon, characterization of activated carbon."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S66931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Itamar Pascana Ningrum
"Adsorbed Natural Gas ANG adalah sebuah metode penyimpanan gas dengan memanfaatkan material berpori sebagai adsorben untuk menyerap gas metana sebagai adsorbatnya dan menciptakan kondisi penyimpanan dengan tekanan yang lebih rendah 7-40 bar dengan kapasitas yang besar. Adsorben yang digunakan memegang peran vital dalam teknologi ANG. Karbon aktif adalah jenis adsorben yang paling banyak digunakan pada sistem adsorpsi gas alam, hal tersebut dikarenakan karbon aktif memiliki volume mikropori dan mesopori yang relatif besar. Karbon aktif dapat terbuat dari berbagai bahan dasar seperti tempurung kelapa, eceng gondok, sekam padi, kulit pisang, bonggol jagung dan lain ndash; lain. Salah satu bahan dasar yang cukup potensial dan seringkali keberadaannya tidak dimanfaatkan secara optimal karena jumlahnya yang tergolong banyak adalah kulit durian. Berdasarkan literatur pengujian kulit durian menunjukan bahwa kulit durian berpotensi digunakan sebagai bahan pembuatan karbon aktif. Hal ini dikarenakan kulit durian memiliki kandungan selulosa terbanyak sekitar 50-60 dan lignin 5 . Setelah proses karbonisasi kandungan karbon pada kulit durian dapat mencapai 78 . Pembuatan karbon aktif dari kulit durian dilakukan dengan menggunakan aktivator kimia KOH dan melakukan aktivasi secara fisika dengan menggunakan panas pada suhu 600 C selama 1 jam. Luas permukaan yang didapatkan pada penelitian ini yaitu sebesar 2.005,381 m2/g. Proses pengujian kapasitas penyimpanan gas metana, dilakukan pada suhu 270C, 350C, dan 450C, dengan variasi tekanan sebesar 3 bar, 8 bar, 15 bar, 25 bar, dan 35 bar. Karbon aktif komersial juga digunakan sebagai pembanding. Hasil kapasitas penyimpanan gas metana terbaik pada temperatur 270C dan tekanan 35 bar dengan menggunakan karbon aktif dari kulit durian diperoleh sebesar 0,04287 kg/kg, dan menggunakan karbon aktif komersial diperoleh sebesar 0.04386 kg/kg. Berdasarkan kedua hasil yang diperoleh, dapat terlihat dengan jelas bahwa karbon aktif dari kulit durian memiliki perbedaan nilai yang tidak terlalu signifikan dengan karbon aktif komersial. Hal ini berarti karbon aktif kulit durian memiliki kemampuan kapasitas penyimpanan yang baik seperti karbon aktif komersial yang telah banyak dijual dipasaran.

Adsorbed Natural Gas ANG is a method of gas storage by utilizing porous material as an adsorbent for absorbing methane gas as adsorbat and create the conditions of storage at a lower pressure 7 40 bar with a large capacity. The adsorbent used holds a vital role in ANG technology. Activated carbon is a type adsorbents most widely used in the natural gas adsorption system, it is because activated carbon has microporous and mesoporous volume is relatively large. Activated carbon can be made from different materials such as coconut shell, water hyacinth, rice husks and banana peels, corn stalks and etc. One of the basic ingredients of considerable potential and its presence is often not used optimally because there are quite a lot of durian peel. Based on the literature shows that the durian peel could potentially be used as materials for activated carbon. This is because the durian peel contains most about 50 60 cellulose and lignin 5 . After the carbonization process the carbon content of durian peel can reach 78 . Manufacture of activated carbon from durian peel is done by using a chemical activator KOH and activate physics by applying heat at 600 C for 1 hour. The surface area obtained in this study is 2.005,381 m2 g. In testing storage capacity of methane gas, carried out at a temperature of 270C, 350C and 450C, with variations in pressure of 3 bar, 8 bar, 15 bar, 25 bar and 35 bar. Commercial activated carbon is also used as a comparison. The best result storage capacity of methane gas at a temperature 270C with a pressure 35 bar, by using activated carbon from durian peel obtained by 0,04287 kg kg and by using commersial activated carbon obtained by 0.04386 kg kg. Based on the two results obtained, it can be seen clearly that activated carbon from durian peel has a difference of value that is not too significant with commercial activated carbon. This means that durian peel activated carbon has good storage capacity capabilities such as commercial activated carbon that has been sold in the market."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67201
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haidar Sitie Rafidah
"Metilen biru (MB) dan metil merah (MM) merupakan jenis limbah yang dihasilkan dari industri tekstil. MB dan MM memiliki gugus kromofor yang bersifat polar, sehingga dapat berikatan kuat dengan molekul air. Nanokomposit perak dan karbon aktif berpotensi sebagai adsorben untuk mengatasi pencemaran MB dan MM di perairan. Nanopartikel perak (AgNPs) telah dikompositkan dengan karbon aktif (AC) untuk meningkatkan fungsionalitas material tersebut. AgNPs diketahui memiliki kemampuan untuk meningkatkan energi permukaan dan luas permukaan. Kombinasi limbah ampas kopi (CW) dan AgNPs berpotensi dapat meningkatkan fungsionalitas dan efisiensi daya adsorpsi material lebih besar. Penelitian ini melakukan sintesis hijau nanokomposit perak dan ampas kopi dengan metode iradiasi microwave, kemudian diaktivasi secara kimia dan fisika dengan metode pirolisis. Material nanokomposit dikarakterisasi lebih lanjut dengan UV-Vis, FTIR, SEM-EDS, dan XRD. Percobaan kesetimbangan batch dilakukan untuk mengevaluasi pengaruh pH, dosis adsorben, konsentrasi awal, suhu, dan kecepatan agitasi pada proses adsorpsi MB dan MM. Selain itu, uji desorpsi juga dilakukan untuk mengetahui efisiensi adsorpsi material adorben. Analisis data dilakukan untuk memperoleh model isoterm, kinetika, dan termodinamika yang sesuai.

Methylene blue (MB) and methyl red (MR) are types of waste generated from the textile industry. MB and MR have polar chromophore groups that bind strongly with water molecules. Silver nanocomposites and activated carbon (AC) have the potential as adsorbents to overcome MB and MR pollution in aquatic. Silver nanoparticles (AgNPs) have been composited with AC to increase the functionality of the material. AgNPs are known to have the ability to increase surface energy and surface area. The combination of spent coffee grounds (CW) and AgNPs has the potential to increase the functionality and efficiency of the material's greater adsorption capacity. This research conducted a green synthesis of silver nanocomposites and CW by microwave irradiation, then activated chemically (H3PO4) and physically by pyrolysis. Materials were further characterized by UV-Vis, FTIR, SEM-EDS, and XRD. Batch equilibrium experiments were carried out to evaluate the effect of pH, adsorbent dosage, initial concentration, temperature, and agitation speed on the MB and MR adsorption processes. In addition, a desorption study was also carried out to determine the adsorption efficiency of the adsorbent materials. Data analysis was performed to obtain appropriate isothermal, kinetic, and thermodynamic models."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Amaliani Putri
"Karbon aktif menjadi salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan asap rokok dan gas CO sebagai salah satu senyawa dengan persentase terbesarnya, yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Sumber karbon aktif dapat dari beragam hal, salah satunya adalah limbah kulit durian. Limbah kulit durian dipilih karena mengandung 50-60%, lignin 5%, dan pati 5% yang potensial untuk dijadikan karbon aktif, ditambah dengan produksinya yang mencapai 746,805 ribu ton per tahunnya. Limbah kulit durian akan diolah menjadi karbon aktif teraktivasi kimia dengan variasi K2CO3 berbanding karbon aktif adalah 1:1, 3:2, dan 2:1, serta teraktivasi fisika oleh N­2 200 ml/menit selama 1,5 jam pada suhu 600oC. Karbon aktif yang telah teraktivasi kemudian dimodifikasi dengan MgO dengan variasi konsentrasi MgO 0,5%, 1%, dan 2% pada suhu 450oC selama 30 menit. Karbon aktif hasil aktivasi dan karbon aktif hasil modifikasi selanjutnya dilakukan karakterisasi dengan uji bilangan iod, uji BET, uji SEM, dan uji EDX. Sehingga didapatkan karbon aktif terbaik non modifikasi adalah variasi kimia-fisika 3:2 dengan yield sebesar 41,56% dengan bilangan iod sebesar 399,44 mg/g dan luas permukaan sebesar 694,13 m2/g. Sedangkan karbon aktif modifikasi terbaik adalah variasi kimia-fisika 3:2 MgO 2% dengan yield sebesar 97% dengan bilangan iod sebesar 625,70 mg/g dan luas permukaan sebesar 1.029,90 m2/g. Pada aplikasi adsorpsi gas CO, yang merupakan komponen dengan konsentrasi terbesar dalam asap rokok, dan asap rokok itu sendiri, diuji adsorpsi menggunakan karbon aktif modifikasi. Hasil yang didapatkan adalah karbon aktif modifikasi MgO 2% mampu mendegradasi CO terbaik dengan daya adsorpsi sebesar 3,89%/gram per menitnya dengan daya adsorpsi sebesar 0,215%. Karbon aktif tersebut juga mampu memurnikan udara dari asap rokok yang terbaik dengan daya adsorpsi sebesar 8,04%/gram per menitnya dengan daya adsorpsi sebesar 0,87%.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Ayu Ashari
"Peningkatan jumlah lumpur limbah industri pertahunnya, mendorong untuk adanya inovasi dalam pengelolaan lumpur. Penelitian ini dilakukan dalam upaya menstabilisasikan kadungan karbon pada lumpur melalui proses termal sehingga didapatkan produk akhir yang dapat dimanfaatkan sebagai adsorben. Karbonisasi dilakukan pada suhu 500oC selama 70 menit dan aktivasi dengan gas N2 dengan laju aliran 200 mL/menit pada suhu 800oC selama 1.5 jam. Pencucian logam dilakukan setelah karbonisasi dengan HCl 3M rasio padatan per larutan 0.2 . Hasil karbonisasi didapatkan arang sebesar 23,68 1,288 dan hasil aktivasi didapatkan karbon aktif sebesar 48,51 0,619.
Hasil pengujian karakteristik karbon aktif lumpur diperoleh nilai kadar air 11,42 0,006 , abu 8,16 0,012 , dan bagian mudah menguap 23,71 0,006 memenuhi baku mutu arang aktif, kecuali kadar karbon murni 56,71 dan daya serap iodin 230,78 mg/g . Luas permukaan yang didapat sebesar 89,08 m2/g dan diamter pori yang terlihat pada uji SEM lebih dari 10 ?m. Kapasitas adsorpsi hasil uji batch dari karbon aktif lumpur terhadap zat warna metilen biru dengan uji sistem batch adalah 4.6 mg/g, cocok dengan model isotherm Freundlich.
Kapasitas adsorpsi hasil uji kolom untuk Karbon Aktif Lumpur KAL 7.52 mg/g dan Karbon Aktif Komersial KAK 9.36 mg/g. Kurva Breakthrough menujukan karbon aktif komersial menejukan adsorpsi yang lebih baik dari karbon aktif lumpur. Saat volume larutan MB yang diolah telah mencapai 275 mL dalam waktu 99 menit, hasil penyisihan dari KAL 62 dan KAK 67 . Hasil TCLP menujukan bahwa KAL masih dikategorikan limbah B3.

The increasing number of industrial sludge annually, encourages innovation in sludge management. This research was conducted to stabilize the carbon content of sludge through the thermal process so that the final product can be used as an adsorbent. The carbonization was carried out at a temperature of 500oC for 70 minutes and activation with gas N2 200mL min at a temperature of 800oC for 1.5 hours. Metal washing was performed after carbonization with 3M HCl solids per solution ratio 0.2 . Carbonization results obtained charcoal of 23.68 1.288 and activation results obtained activated carbon of 48.51 0.619.
The results of testing the characteristics of the sludge activated carbon obtained by the value of water content 11,42 0,006 , ash 8,16 0,012 , and the volatile part 23,71 0,006 and appropriate with the standard, except pure carbon content 56.71 and number of iodine 230.78 mg g . The surface area obtained is 89.08 m2 g and the pore diameter seen in the SEM test is more than 10 m. The adsorption capacity of the batch test results from the slurry activated carbon to uptake methylene blue by batch system test is 4.6 mg g, suitable with Freundlich isotherm model.
Adsorption capacity of column test for Sludge Activated Carbon SAC 7.52 mg g and Commercial Activated Carbon CAC 9.36 mg g. The Breakthrough curve of commercial activated carbon activates better adsorption of the activated carbon of the sludge. When the volume of MB processed solution has reached 275 mL within 99 minutes, the elimination from initial conecentration methylene blue results from SAC 62 and CAC 67 . The TCLP results indicate that KAL is still categorized as B3 waste.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68138
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meisyandra Faiza Kinan
"Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) menghasilkan produk samping fly ash yang dapat mencemari lingkungan. Meskipun demikian, limbah fly ash di Indonesia memenuhi baku mutu uji TCLP, menunjukan bahwa fly ashPLTSa dapat dimanfaatkan. Pada penelitian ini, akan ditampilkan bagaimana fly ash dari PLTSa dimanfaatkan sebagai adsorben dalam menyisihkan Metilen biru. Modifikasi dilakukan dengan mencampurkan karbon aktif biosorben yaitu kulit buah naga dalam bentuk karbon aktif serta aktivasi secara kimia menggunakan KOH sebagai adsorben komposit. Eksperimen mengungkapkan bahwa campuran fly ash dan karbon aktif kulit buah naga teraktivasi KOH dapat menyisihkan Metilen biru. Penggabungan fly ash dan karbon aktif kulit buah naga yang teraktivasi KOH (DFP-FA KOH) dapat menyisihkan Metilen biru dengan perbandingan berat 1:10. Melalui studi parametrik, didapatkan kondisi optimum adsorpsi yaitu konsentrasi Metilen biru sebesar 50 mg/L dan dosis adsorben DFP-FA KOH sebesar 2 g/L pada kondisi suhu dan pH natural. Efisiensi penyisihan (%) tertinggi didapatkan sebesar 87,38% dengan kapasitas adsorpsi eksperimen (qe) sebesar 28,3 mg/g. Adsorpsi termasuk ke dalam model isoterm Temkin dengan besar konstanta B yaitu 14,394 dan konstanta isoterm (At) sebesar 1,067 L/g. Adsorpsi juga digambarkan dengan model kinetika Pseudo-second-order (PSO) dengan laju adsorpsi (k2) sebesar 0,0017/min dan kapasitas maksimum kalkulasi (qe cal) sebesar 48,27 mg/g. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi titik awal dalam mengkaji kemampuan fly ash, kulit buah naga, dan campurannya sebagai adsorben yang mampu diterapkan pada pengolahan air limbah.

Waste-to-Energy Power Plants (PLTSa) produce a byproduct called fly ash that can pollute the environment. Nevertheless, fly ash in Indonesia meets TCLP quality standards, indicating potential for utilization. This study demonstrates how fly ash from PLTSa is used as an adsorbent to remove Methylene Blue. Modification involves blending biosorbent activated carbon, namely dragon fruit peel in activated carbon form, chemically activated using KOH as a composite adsorbent. Experiments reveal that a mixture of fly ash and KOH-activated carbon from dragon fruit peel can effectively remove Methylene Blue. The combination of fly ash and KOH-activated carbon from dragon fruit peel (DFP-FA KOH) can remove Methylene Blue at a weight ratio of 1:10. Through parametric studies, optimal adsorption conditions were found: Methylene Blue concentration of 50 mg/L and DFP-FA KOH adsorbent dose of 2 g/L at natural temperature and pH conditions. The highest removal efficiency (%) achieved was 87.38%, with experimental adsorption capacity (qe) of 28.3 mg/g. Adsorption fits the Temkin isotherm model with a constant B of 14.394 and isotherm constant (At) of 1.067 L/g. Adsorption is also described by the Pseudo-second-order kinetic model with an adsorption rate (k2) of 0.0017/min and calculated maximum capacity (qe cal) of 48.27 mg/g. This research is expected to serve as a starting point in exploring the potential of fly ash, dragon fruit peel, and their combination as adsorbents applicable to wastewater treatment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratu Aliah Sanada
"Zat warna kationik Methylene Blue (MB) yang bersifat non biodegradable dapat dihilangkan dengan metode adsorpsi menggunakan karbon aktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kombinasi optimum pH, dosis adsorben, dan waktu kontak dalam adsorpsi MB menggunakan karbon aktif komersial berbahan dasar tempurung kelapa (KATK) dan batu bara (KABB) dengan sistem batch dan metode two level full factorial design. Readsorpsi menggunakan karbon aktif jenuh yang telah diregenerasi dengan aseton 60% juga dilakukan untuk mengetahui efisiensi regenerasinya. Hasil penelitian menunjukkan penyisihan tertinggi oleh KATK sebesar 80,39% pada pH 9,5, dosis 6,5 g, dan waktu kontak 100 menit. Sedangkan, penyisihan oleh KABB mencapai 99,82% pada pH 7,5, dosis 6 g, dan waktu kontak 90 menit. Dari proses readsorpsi diperoleh penyisihan dengan KATK sebesar 48,54% dan KABB sebesar 66,79%. Efisiensi regenerasi KATK dan KABB yaitu 56,61% dan 66,79%. Data equilibrium adsorpsi MB menunjukkan kecocokan dengan model isoterm Langmuir untuk kedua jenis karbon aktif. Aplikasi di lapangan juga dibahas berdasarkan model isoterm adsorpsi tersebut.

Non-biodegradable cationic dye Methylene Blue (MB) can be removed by adsorption method using activated carbon. This study was conducted to determine the optimum combination of pH, adsorbent dosage and contact time on the MB adsorption using activated carbon made from coconut shell (KATK) and coal (KABB) through a batch system and two-level full factorial design method. The readsorption using spent activated carbon regenerated by acetone 60% was also conducted to determine the regeneration efficiency. The highest removal of KATK is 80.39% at pH 9.5, dose 6.5 g, and contact time 100 minutes. Meanwhile, KABB reaches 99.82% at pH 7.5, dose 6 g, and contact time 90 minutes. Removal from the readsorption process is 48,57% for KATK and 66,79% for KABB. Regeneration efficiency of KATK and KABB is 56.61% and 66.79%. Equilibrium data of MB adsorption is closely fit to Langmuir isotherm for both activated carbons. The field application is also discussed based on that isoterm model."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S57062
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fuaddilabib Muhammad
"Pencemaran lingkungan merupakan salah satu masalah yang di Indonesia, salah satunya ialah pencemaran lingkungan air oleh zat warna dari industri tekstil dan pakaian. Zat warna merupakan salah satu polutan organik yang keberadaannya sangat berbahaya bagi lingkungan dan ekosistem air karena dapat menyebabkan keracunan, perubahan mutagenik pada makhluk hidup bahkan kematian. Metode adsorpsi dinilai paling efektif untuk mengurangi pencemaran air dan memiliki berbagai macam adsorben dengan penggunaan dan bahan yang mudah serta memiliki nilai efesiensi tinggi. Pada penelitian ini disintesis karbon aktif berasal dari bahan alam, yaitu limbah tandan kosong kelapa sawit yang dimodifikasi ukuran porinya menggunakan silika gel bekas sebagai template dan menggunakan gugus sulfonat di permukaannya. Pada penelitian ini sintesis karbon aktif dengan metode hard template dan untuk pori diisi oleh ekstrak silika dari kaolin. Hasil sintesis diaplikasikan sebagai adsorben dengan methylene blue dan rhodamine B dalam air. Hasil sintesis dikarakterisasi menggunakan FTIR, XRD, BET, dan SEM-EDX untuk mengetahui ikatan kimia, morfologi, dan luas permukaan. Aplikasi adsorpsi zat warna methylene blue dan rhodamine B mencapai kapasitas adsorpsi maksimum pada pH 9 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi pada methylene blue dan pada pH 5 dan waktu kontak 60 menit pada adsorpsi karbon aktif dan karbon aktif tersulfonasi.

Environmental pollution is one of the problems in Indonesia, one of which is the pollution of the water environment by dyes from the textile and clothing industry. Dyes are one of the organic pollutants whose existence is very dangerous for the environment and aquatic ecosystems because they can cause poisoning, mutagenic changes in living things and even death. The adsorption method is considered the most effective for reducing water pollution and has various kinds of adsorbents with easy use and materials and has a high efficiency value. In this study, activated carbon was synthesized from natural materials, namely empty palm fruit bunches waste which modified its pore size using used silica gel as a template and using sulfonate groups on its surface. In this study, the synthesis of activated carbon was carried out using the hard template method and the pores were filled with silica extract from kaolin. The result of the synthesis was applied as an adsorbent with methylene blue and rhodamine B in water. Synthesis results were characterized using FTIR, XRD, BET, and SEM-EDX to determine chemical bonding, morphology, and surface area. The adsorption application of methylene blue and rhodamine B dyes achieved maximum adsorption capacity at pH 9 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon on methylene blue and at pH 5 and a contact time of 60 minutes for the adsorption of activated carbon and sulfonated activated carbon.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Najla Zulfikar
"Silika mesopori dapat digunakan sebagai material adsorben zat warna sebagai langkah pencegahan timbulnya permasalahan lingkungan. Berdasarkan penelitian sebelumnya, diketahui bahwa limbah pertanian tongkol jagung telah berhasil dimanfaatkan sebagai prekursor silika dalam pembuatan silika mesopori, agar aplikasinya sebagai adsorben berbagai zat warna memiliki kinerja yang baik maka dibutuhkan adanya inovasi dalam proses sintesis mesopori silika berbahan dasar bio massa. Untuk mengetahui kondisi sintesis yang mampu menghasilkan silika mesopori dengan luas permukaan serta kapasitas adsorpsi yang tinggi maka pada penelitian ini dilakukan variasi rasio massa surfaktan Cetyltrimethyl ammonium bromide(CTAB)/Pluronic (P123) yang digunakan, yaitu; 0:1, 1:3, 1:1, dan 3:1. Kemudian silika mesopori yang terbentuk di karakterisasi dengan SAXS, SEM, BET, FTIR, dan spektrofotometri UV Visible. Silika mesopori yang disintesis pada penelitian ini memiliki volume adsorpsi antara 127 – 425 cc/g dan diameter pori antara 0,17 – 6,24 nm. Silika mesopori yang dihasilkan juga memiliki luas permukaan antara 127,47 – 425,12 m2/g kapasitas adsorbansi pada rentang 0,6 – 2,6 mg/g dan persentase penyerapan zat antara 6 – 26% setelah proses adsorpsi selama 3 jam. Pada penggunaan rasio Cetyltrimethyl ammonium bromide(CTAB)/Pluronic (P123)sebesar 1:1 dihasilkan luas permukaan, kapasitas adsorbansi, dan persentase penyerapan zat warna tertinggi. Penelitian ini membuktikan bahwa silika mesopori menyerap zat warna kationik lebih baik dibandingkan anionik dan memiliki potensi untuk dijadikan sebagai material adsorben berbasis bio massa

Mesoporous silica can be used as a dye adsorbent material as a measure to prevent environmental problems. Based on previous research, it is known that corncob agricultural waste has been successfully used as a silica precursor in the manufacture of mesoporous silica so that its application as an adsorbent of various dyes has good performance, innovation is needed in the synthesis process of mesoporous silica-based on biomass. To determine the synthesis conditions capable of producing mesoporous silica with a high surface area and adsorption capacity, this study carried out variations in the mass ratio of the surfactant Cetyl trimethyl ammonium bromide (CTAB)/Pluronic (P123) used, namely; 0:1, 1:3, 1:1, and 3:1. Then the mesoporous silica formed was characterized by SAXS, SEM, BET, FTIR, and UV Visible spectrophotometry. The mesoporous silica synthesized in this study had an adsorption volume between 127 – 425 cc/g and a pore diameter between 0.17 – 6.24 nm. The resulting mesoporous silica also has a surface area between 127.47– 425.12 m2/g, the adsorption capacity in the range of 0.6 – 2.6 mg/g, and the percentage of absorption of substances between 6 – 26% after the adsorption process for 3. Using Cetyl trimethyl ammonium bromide ratio (CTAB)/Pluronic (P123) of 1:1 resulted in the highest surface area, adsorption capacity, and percentage of dye absorption. This study proves that mesoporous silica absorbs cationic dyes better than anionic and has the potential to be used as adsorbent-based materials biomass."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>