Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 72108 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yoshua Reynaldo
"ABSTRAK
Xanthone merupakan zat kimia bioaktif yang terdapat dalam banyak bagian
tumbuhan, salah satunya terkandung bagian kulit buah manggis. Dalam kulit buah
manggis, terkandung senyawa xanthone dalam jumlah yang tinggi dengan alphamangostin
sebagai komponen terbanyak. Alpha-mangostin merupakan senyawa
bioaktif yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia, dengan contoh
memiliki kemampuan antioksidan, antivirus, anti-kanker, antibakterial, antiradang,
dan lainnya. Untuk memperoleh senyawa bioaktif tersebut, proses ekstraksi adalah
cara yang umum digunakan. Dalam proses ekstraksi, kondisi operasi adalah faktor
yang sangat berpengaruh pada hasil ekstraksi secara kualitas dan kuantitas. Oleh
karena itu, diperlukan penelitian untuk menentukan kondisi operasi dalam ekstraksi
yang optimal untuk mengekstrak senyawa alpha-mangostin dari kulit manggis. Untuk
mengoptimasi operasi, metode optimasi berupa metode Response Surface
Methodology merupakan metode yang umum dan efektif dalam menentukan kondisi
operasi yang optimal. Dalam penelitian, variabel bebas yang digunakan adalah
temperatur, konsentrasi etanol, dan derajat keasaman atau pH. Hasil optimal dala
penelitian diperoleh pada temperatur 50ºC, konsentrasi etanol 70%, dan pH 2, dengan
kandungan alpha-mangostin 42.2968 mg/g simplisia

ABSTRACT
Xanthones are a bioactive compound that can be found on various part of everyday
plants, one of the prime example is mangosteen fruit rind. Mangosteen rind contains
abundant amount of xanthones, which the major compound is alpha-mangostin.
Alpha-mangsotin is a bioactive compound that has major health benefits, examples
include anti-cancerial, anti-bacterial, anti-inflammatory, antivirus, etc. To obtain the
necessary bioactive compound, extraction is the method commonly used. In
extraction process, operating conditions are the factors that significantly affect the
quality and quantity of the extract. Therefore, it is necessary to conduct a research to
found the optimal condition of the extraction process to obtain the alpha-mangostin
from the mangosteen rind. To optimize the extraction process, optimization method
Response Surface Methodology is a common method to determine the optimal
condition. The parameters used in the experiment will be temperature, ethanol
concentration, and acidity level. The optimal conditions of extraction of alphamangostin
are acquired at 50ºC, with 70% ethanol concentration in pH 2 with
42.2968 mg/g powder as the optimal alpha-mangostin yield."
2016
S63463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pane, Irfan Faisal
"ABSTRAK
Buah manggis adalah buah yang berlimpah di daerah tropis salah satunya di Indonesia. Kulit manggis mengandung senyawa fenolik yaitu xanthone, dimana alpha-mangostin memiliki komponen terbanyak yang ditemukan. Senyawa xanthone memiliki sifat anti-oksidan, anti-kanker, anti-virus dan anti-mikrobial yang sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Proses pengambilan senyawa bioaktif ini dilakukan dengan ekstraksi menggunakan pelarut organik yang memiliki kekurangan yaitu tidak ramah lingkungan dan dapat merusak kesehatan. Deep Eutectic Solvent DES hadir sebagai solusi green solvent yang dapat memecahkan masalah dari pelarut organik. Terbukti bahwa ikatan hidrogen antara betain sebagai penerima ikatan hidrogendan 1,2-propanediol sebagai donor ikatan hidrogen memiliki tingkat ekstraksi yang paling tinggi dibandingkan dengan jenis donor ikatan hidrogen lainnya. Diperlukannya penelitian terkait kondisi operasi dari proses ekstraksi yaitu suhu, waktu ekstraksi dan rasio simplisia dengan DES sebagai usaha optimasi yang dapat mengambil bahan bioaktif xanthone dari alpha-mangostin lebih banyak sehingga dapat dimanfaatkan di bidang kesehatan. Response Surface Methodology adalah metode statistik optimasi yang berperan dalam penelitian ini. Box-Behnken Design digunakan dengan keunggulan yaitu sampel yang sedikit dan hasil yang lebih akurat untuk 3 variabel. Didapatkan hasil optimal yaitu 4,25 kandungan alpha-mangostin pada kondisi suhu ekstraksi 56,52oC, rasio massa simplisia dengan DES sebesar 0,118:1 dan waktu ekstraksi selama 6,87 jam.

ABSTRACT
Mangosteen is fruit that is abundant in the tropics one of them in Indonesia. Mangosteen skin contains phenolic compounds namely xanthone, where alpha mangosteen has the most components found. Xanthone compound in mangosteen skin has antioxidant properties, anti cancer, anti virus and antimicrobial which is very useful for human health. Where the organic solvent has deficiency that is not environmentally friendly and can damage health. Deep Eutectic Solvent DES comes as green solvent solution that solves the problem of organic solvents. It has been shown that hydrogen bonds between butanes as hydrogen bonding receptors and 1,2 propanediol as hydrogen bonding donors have the highest level of extraction compared to other types of hydrogen bonding donors. The need for research on the operating conditions of the extraction process is temperature, extraction time and simplicia ratios with DES as an optimization effort that can take xanthone bioactive material from alpha mangostin more so it can be utilized in the health field. Response Surface Methodology is used as a method of data processing to obtain the most value of extraction with 3 variables. The optimum result is 4.25 alpha mangostin content at 56.52 C extraction temperature, the simplisia mass ratio with DES 0.118 1 and the extraction time 6.87 hours."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felita Irene Sumarli
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) semakin banyak menarik perhatian sebagai alternatif ramah lingkungan pengganti pelarut organik konvensional yang toksik dan berbahaya bagi lingkungan. NADES memiliki volatilitas yang dapat diabaikan pada suhu ruang, solubilitas tinggi, toksisitas rendah, dan selektivitas yang dapat diatur. Pada studi ini, NADES dievaluasi kemampuannya untuk ekstraksi senyawa bioaktif α-mangostin dari buah manggis (Garcinia mangostana L.). Buah manggis dipilih karena kandungan senyawa bioaktifnya yang bermanfaat tinggi bagi kesehatan dan ketersediaannya yang cukup melimpah di Indonesia. NADES dibuat dengan mencampurkan garam ammonium kuartener dengan pendonor ikatan hidrogen dari berbagai senyawa yang terdapat di alam dalam berbagai variasi rasio. Pada NADES dilakukan uji polaritas, uji viskositas, analisa struktur kimia, dan analisa perilaku termal, untuk mengetahui karakteristik fisika dan kimianya. Ekstraksi dilakukan dengan metode shaking pada suhu ruang dan metode ultrasonikasi. Hasil ekstraksi diuji dengan high performance liquid chromatography (HPLC). Senyawa α-mangostin berhasil diekstrak dengan NADES, dengan hasil tertinggi diperoleh menggunakan NADES campuran kolin klorida dan 1,2-propanediol. Metode ultrasonik memberikan hasil lebih tinggi dalam waktu lebih singkat dibandingkan metode shaking, namun metode shaking memberikan reprodusibilitas lebih baik. Studi ini memperlihatkan potensi NADES untuk aplikasi di bidang ekstraksi senyawa bioaktif dari alam.

Natural Deep Eutectic Solvents (NADES) have received considerable attention due to their potential as green solvent substituting conventional organic solvents which are high in toxicity and harmful to the environment. NADES have unique properties, such as negligible volatility at room temperature, high solubility for wide range of compounds, low toxicity profile, and adjustable selectivity. In this study, NADES were being evaluated for their application as extraction solvents for bioactive compound, α-mangostin, from mangosteen (Garcinia mangostana L.). Mangosteen is chosen as object of study due to its highly beneficial bioactive compounds for health and its high availability in Indonesia. NADES were made by mixing quaternary ammonium salt with hydrogen bond donor (HBD) in various ratios. Physiochemical properties of NADES are being investigated, including polarity test, viscosity test, chemical structure analysis, and thermal behavior analysis. Extraction was done by shaking in room temperature and ultrasonikation. The extracts were analysed by High Performance Liquid Chromatography (HPLC). α-mangostin successfully extracted by NADES, with highest yield obtained by NADES composed of choline chloride and 1,2-propanediol. It was also observed that ultrasonikation gives high extraction yield in shorter period of time compared to shaking method, although shaking method gives better reproducibility. This study shows the potential of NADES for application in extraction of bioactive compounds from natural sources.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54891
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Kurniawan
"Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) sebagai pelarut dalam ekstraksi senyawa bioaktif dapat menggantikan pelarut organik konvensional yang bersifat toksik bagi lingkungan dan kesehatan. NADES memiliki volatilitas yang dapat diabaikan pada suhu ruang, solubilitas tinggi, toksisitas rendah dan bersifat biodegradable. Pada penelitian ini, kemampuan NADES dalam mengekstraksi -mangostin dari kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) dievaluasi. NADES dibuat dari campuran antara betain dengan donor ikatan hidrogen dari berbagai jenis alkohol dalam berbagai variasi rasio molar. Pada NADES dilakukan analisa struktur kimia, uji polaritas, uji viskositas, dan uji perilaku termal, untuk mengetahui karakteristik fisis dan kimianya. Ekstraksi dilakukan dengan metode pengadukan pada suhu ruang. Kuantitas hasil ekstraksi dianalisa dengan high performance liquid chromatography. Hasil ekstraksi α-mangostin menggunakan NADES berbasis betain dengan 1,4-butanediol (rasio molar 1:3) serta 1,2-propanediol (rasio molar 1:3) mencapai 3,07% massa dan 3,02% massa, lebih tinggi dibandingkan hasil ekstraksi α-mangostin dengan pelarut etanol yakni 2,99% massa. Penelitian ini memperlihatkan potensi yang bagus dari NADES sebagai pelarut alternatif untuk mengekstraksi berbagai senyawa bioaktif dari alam.
Natural Deep Eutectic Solvent (NADES) as an extraction solvent of bioactive compounds can replace the conventional organic solvents which are toxic for environment and human health. NADES has a negligible volatility at room temperature, high solubility, and low toxicity. In this research, the ability of NADES to extract α-mangosteen from the mangosteen (Garcinia mangostana L.) pericarp is evaluated. NADES is made from a mixture of betaine with hydrogen bond donors of some types of alcohols, and in some varieties of molar ratios. There are chemical structure analysis, polarity test, viscosity test, and thermal behavior test, to determine the physical and chemical characteristics of NADES. The extraction method used is shaking method at room temperature. The quantities of extraction yield were tested by using high performance liquid chromatography. The extraction yield of α-mangosteen using betain based NADES with 1,4-butanediol (1:3 molar ratio) and 1,2-propanediol (1:3 molar ratio) give 3,07% mass and 3,02% mass, higher than the extraction yield of α-mangosteen using ethanol, 2,99% mass. This research shows a good potential of NADES as an alternative solvent for extraction of bioactive compounds from nature."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59291
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hismiaty Bahua
"Penelitian ini mengaplikasikan natural deep eutectic solvent NADES sebagai pelarut hijau alternatif untuk ekstraksi ?-mangostin dari kulit buah manggis. NADES yang merupakan hasil kompleks dari garam ammonium kuartener dengan donor ikatan hidrogen HBD menarik banyak perhatian karena sifatnya yang unik seperti tidak volatil, tidak toksik, biodegradable, mudah disintesis dan dapat diatur polaritas serta selektivitasnya sesuai kebutuhan.
Untuk mengetahui apakah NADES dapat mengekstraksi ?-mangostin dengan kapasitas ekstraksi setara dengan pelarut organik konvensional, maka NADES dipreparasi menggunakkan betain sebagai penerima ikatan hidrogen HBA dan HBD dari golongan senyawa diol, asam karboksilat, gula dan amida dalam beberapa variasi rasio molar. Sebelum digunakan, NADES dikarakterisasi polaritas, densitas dan viskositasnya kemudian dievaluasi pengaruhnya terhadap kemampuan solvasi NADES kepada ?-mangostin. Selanjutnya metode recovery berupa fractional freezing, presipistasi dengan penambahan antisolvent dan ekstraksi balik menggunakan virgin coconut oil VCO diaplikasikan untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam pemisahan komponen bioaktif dan perolehan kembali NADES setelah ekstraksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa NADES Betain ndash; Levulinic Acid rasio molar 1:2 dan Betain ndash; 1.2 Propanadiol rasio molar 1:3 mampu mengekstraksi ?-mangostin dengan yield ekstraksi yang paling tinggi yaitu 3.10 g/g dan 3.42 g/g, mendekati yield ekstraksi dengan etanol yaitu sebesar 3.87 g/g. Evaluasi terhadap hubungan antara yield ekstraksi ?-mangostin dengan hasil karakterisasi NADES menunjukkan bahwa kemampuan ekstraksi NADES polanya dominan mengikuti perubahan polaritas dari NADES yang digunakan. Sementara itu untuk proses pemisahan ?-mangostin dan perolehan kembali NADES, metode ekstraksi cair-cair VCO sebanyak 5 tingkatan ekstraksi menghasilkan recovery ?-mangostin terbesar yaitu 62.90. Metode ekstraksi cair-cair dengan VCO ini efisien untuk digunakan karena VCO yang mengandung ?-mangostin dapat langsung diformulasi untuk sediaan akhir kosmetika atau sebagai suplemen makanan.

This research applied natural deep eutectic solvents NADES as an alternative green solvent for extraction of mangostin from mangosteen pericarp. NADES, which is a complexion of quaternary ammonium salts with hydrogen bonding donors HBD attracts much attention because of its unique properties such as non volatile, non toxic, biodegradable, easy to prepare and adjustable polarity and selectivity. To evaluate extraction capacity of NADES to mangostin compare with conventional organic solvent, NADES were prepared using betaine as the hydrogen bond acceptor HBA and HBD from groups of diols, carboxylic acids, sugars and amides in several molar ratios.
Furthermore, NADES were characterized by their polarities, densities and viscosities prior to use and evaluated their influences on extraction capacity of NADES. Moreover, recovery methods consist of fractional freezing, precipitation with addition of antisolvent and back extraction using virgin coconut oil VCO were applied to overcome the problems encountered in the separation of bioactive components and recovery of NADES after extraction.
The result showed that NADES Betain Levulinic Acid molar ratio 1 2 and Betain 1.2 Propanadiol molar ratio 1 3 exhibit the highest extraction capacity of mangostin with yield of extraction 3.10 g g and 3.42 g g respectively, closed to yield of extraction using ethanol 3.87 g g . The extraction capacity of NADES were following the polarity changes of NADES used. Furthermore, For the separation of mangostin and NADES recovery, a liquid liquid extraction method using VCO by 5 levels of extraction steps, showed the largest recovery of mangostin by 62.90 . The liquid liquid extraction method with VCO is efficient to use because VCO containing mangostin can be directly formulated for cosmetic or as a dietary supplement
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51510
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Hidayat
"Benzoin essential oil adalah oleoresin bernilai tinggi yang berasal dari getah kering pohon Styrax benzoin. Di Indonesia, getah kering pohon ini diperdagangkan dengan tiga varian berbeda, yaitu: kemenyan putih, kemenyan tahir madu dan kemenyan hitam super. Sampai saat ini belum ada publikasi tentang karakteristik yang meliputi sifat fisika-kimia ketiga jenis varian essential oil dari ketiga varian kemenyan. Kondisi optimum proses ektraksi essential oil dari ketiga varian kemenyan ini belum diketahui. Pada penelitian ini, benzoin essential oil telah diproduksi menggunakan metode ekstraksi refluks etanol.
Dalam studi optimasi, diselidiki pengaruh parameter proses ekstraksi yang meliputi rasio bahan mentah terhadap etanol dan waktu ekstraksi. Dengan bantuan analisis regresi menggunakan Response Surface Methodology (RSM), hasilnya menyarankan bahwa kondisi ekstraksi yang optimal, yaitu: perbandingan bahan mentah terhadap etanol 1:4,80 dan waktu ekstraksi 4,134 jam untuk kemenyan putih, 1:5,13 dan 3,80 jam untuk kemenyan tahir madu serta 1:4,93 dan 4,09 jam untuk kemenyan hitam super. Essential oil yang dihasilkan dari ketiga varian kemenyan pada kondisi tersebut secara berturut-turut adalah 45,30 g; 47,76 g; dan 45,42 g.
Penelitian lebih lanjut tentang kualitas ekstrak menggunakan GCMS menghasilkan empat senyawa kimia utama sebagai komponen terbesar yang menyusun Styrax benzoin, yaitu (Z)-Cinnamic acid, n-Hexadecanoic acid, cis- Vaccenic acid dan Cinnamyl cinnamate. Uji antioksidan menunjukkan bahwa kemenyan hitam super memiliki aktivitas antioksidan tertinggi dengan nilai IC50 sebesar 90,0348; diikuti kemenyan putih dan kemenyan tahir madu dengan nilai 114,0560 dan 123,8628. Informasi yang dihasilkan dari penelitian ini berguna untuk pengembangan industri essential oil, terutama yang berasal dari resin kemenyan dan turunannya.

Benzoin essential oil is a high-value oleoresin derived from the dried sap of the Styrax benzoin tree. In Indonesia, the dried sap of this tree is traded with three different variants, namely: white incense, honey clean incense and super black incense. Until now there have been no publications on the characteristics that include the physico-chemical properties of the three types of essential oil variants from the three variants of incense. The optimum condition for extracting essential oils from the three variants of incense is unknown. In this study, benzoin essential oil was produced using ethanol reflux extraction method.
In the optimization study, investigated the effect of the parameters of the extraction process which included the ratio of raw materials to ethanol and extraction time. With the help of regression analysis using Response Surface Methodology (RSM), the results suggest that the optimal extraction conditions, namely: the ratio of raw materials to ethanol 1: 4,80 and extraction time 4,134 hours for white incense, 1: 5,13 and 3,80 hours for honey clean incense and 1: 4.93 and 4.09 hours for super black incense. Essential oil produced from the three variants of incense in these conditions is 45.30 g; 47.76 g; and 45.42 g.
Further research on the quality of extracts using GCMS produced four main chemical compounds as the largest component that composes Styrax benzoin, namely (Z) -Cinnamic acid, n- Hexadecanoic acid, cis-Vaccenic acid and Cinnamyl cinnamate. Antioxidant tests showed that super black incense had the highest antioxidant activity with an IC50 value of 90.0348; followed by white incense and honey clean incense with values of 114.0560 and 123.8628. Information generated from this research is useful for the development of the essential oil industry, especially those derived from incense resin and its derivatives.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T54004
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Matul Izza
"Bunga telang (Clitoria ternatea L) banyak mengandung senyawa-senyawa fitokimia yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan kondisi operasi optimum ekstraksi ultrasonik bunga telang dan untuk mengetahui aktivitas anti katarak hasil ekstraknya. Optimasi kondisi operasi ekstraksi dilakukan dengan Response Surface Methodology (RSM); dengan aplikasi software Design Expert 9.0.3. Kondisi operasi optimum yang dihasilkan dari penelitian ini yaitu rasio pelarut dan bunga telang (a/t) 62 ml/gr bunga, power output ultrasonik 60%, dan waktu ekstraksi 15 menit.
Di bawah kondisi operasi tersebut dihasilkan ekstrak dengan konsentrasi antosianin sebesar 10,42 mg/l dan total fenol sebesar 0,721 mg/ml. Hasil pengujian aktivitas anti-katarak menunjukkan bahwa; ekstrak bunga telang dengan konsentrasi 2,5% dapat melarutkan kalsium dan natrium dari model katarak berturut-turut 8,37 dan 4,43 kali lebih besar dibandingkan dengan air (kontrol).

Butterfly pea flowers (Clitoria ternatea L) contains many phytochemical compounds which are beneficial to human health. This study was conducted to obtain the optimum operating conditions of ultrasonic extraction of butterfly pea flower and to determine anti-cataract activity of the extract. The optimization of operating conditions during extraction process was performed by Response Surface Methodology (RSM) using application of Design Expert 9.0.3 software. The result of the optimum operating conditions on this study were 62 ml/g of solvent and flowers ratio; 60% ultrasonic power output; and 15 minutes extraction time.
These operating conditions resulted extract with 10.42 mg/l of anthocyanin and 0.721 mg/ml of phenol concentration. The result of determination anti-cataract activity show that 2.5% of butterfly pea flower extract was able to dissolve calcium and sodium from cataract models respectively 8.37 and 4.43 times greater than that of water (control).
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
T41661
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Athaya Kindhi
"Kulit buah tanaman Garcinia mangostana atau manggis dapat dimanfaatkan menjadi produk farmasi, salah satunya sebagai sediaan kosmetik. Salah satu sediaan kosmetik yang disukai oleh pengguna adalah sediaan gel. Kulit buah manggis memiliki manfaat sebagai antioksidan yang dapat mempertahankan tubuh dari radikal bebas. Senyawa antioksidan dengan kandungan terbesar pada kulit buah manggis adalah senyawa xanton. Xanton diformulasikan dengan minyak canola, campuran Tween 80 dan Sugar Monoester (SME) sebagai surfaktan, serta etanol sebagai kosurfaktan. Setelah didapatkan formula yang optimum, SNEDDS ditambahkan ke dalam sediaan gel yang mengandung carbopol 940, trietanolamin, propilen glikol, gliserin, chamomile oil, nipagin, asam sitrat, dan aquademineralisata. Evaluasi secara fisik, pengujian stabilitas berupa cycling test, pengujian mekanik, dan penyimpanan selama 6 pekan, serta pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH dilakukan terhadap sediaan gel. Formula SNEDDS yang optimum memiliki komposisi yang terdiri dari 30,00% canola oil; 36,56% Tween 80; 12,19% SME; dan 21,25% etanol. Sedangkan, formula gel yang optimum mengandung 10% SNEDDS. Uji sentrifugasi dan cycling test sediaan memberikan hasil yang baik dan tidak terjadi pemisahan maupun sineresis setelah pengujian. Setelah dilakukan pengujian stabilitas selama 6 pekan, sediaan stabil dalam suhu ruang dan suhu rendah serta tidak memberikan perubahan secara fisik maupun pH. Uji aktivitas antioksidan pada pekan ke-0 diperoleh hasil nilai IC50 sebesar 4.374,717 μg/mL dan pada pekan ke-10 4.645,405 μg/mL. Nilai ini tidak terlalu jauh berbeda sehingga sediaan gel masih dinyatakan stabil dalam penyimpanan selama 10 pekan. Hasil evaluasi menyatakan bahwa sediaan gel dengan 10% SNEDDS merupakan formula sediaan gel berbahan SNEDDS xanton yang optimum.

The rind of the Garcinia mangostana or mangosteen is used as a cosmetic. One of the cosmetic preparations that are preferred by users is gel. Mangosteen rind can act as an antioxidant that protects the body from free radicals. The highest antioxidant in mangosteen rind is xanthone. The xanthone molecule was then created into a Self-nanoemulsifying Drug Delivery System (SNEDDS). Canola oil, a combination of Tween 80 and Sugar Monoester (SME) as surfactants, and ethanol as cosurfactants are used in the formulation of SNEDDS. The chosen SNEDDS formula was then added to a gel preparation including carbopol 940, triethanolamine, propylene glycol, glycerin, chamomile oil, nipagin, citric acid, and aquademineralisata. Physical evaluation, stability testing in the form of a cycling test, mechanical testing, and storage for 6 weeks, as well as antioxidant activity measurement using the DPPH method was also performed. The optimal SNEDDS formula contain 30% canola oil, 36.56% Tweens 80, 12.19% SMEs, and 21.25% ethanol. Meanwhile, the best gel formula includes 10% SNEDDS. The centrifugation and cycling tests yielded positive results, with no separation or syneresis observed after testing. The gel was stable at room temperature and low temperature after 6 weeks of testing. The IC50 value for antioxidant activity was 4.374,717 μg/mL at week 0 and 4.645,405 μg/mL at week 10. This number has not significantly changed; hence the gel formulation will remain stable in storage for 10 weeks. According to the evaluation results, the gel preparation containing 10% SNEDDS was the best xanthone SNEDDS gel preparation formula."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salma Fitri Annisa
"Surfaktan merupakan senyawa amfifilik yang memiliki dua karakteristik bagian, yaitu bagian polar (Hidrofilik) dan nonpolar (Lipofilik). Surfaktan memiliki banyak aplikasi salah satunya untuk pemulihan ekstrak kulit manggis. Pada penelitian terbaru ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi palmitat 1,3,4-tiadiazol, oksadiazol dan turunannya sebagai surfaktan non-ionik. Katalis heterogen yang digunakan dalam penelitian ini adalah CuO-CeO2 Komposit. Turunan 1,3,4-Tiadiazol dan Oksadiazol kemudian diuji pengaruh surfaktan terhadap ekstraksi antioksidan dari kulit manggis dengan menggunakan metode ABS (Aqueous Biphasic System). Palmitat 1,3,4-tiadiazol dan palmitat 1,3,4-oksadiazol berhasil disintesis menggunakan katalis CuO-CeO2. Katalis CuO-CeO2 disintesis dengan menggunakan teknik kimia hijau dengan ekstrak daun Morinda citrifolia. Katalis CuO-CeO2 menunjukkan fasa monoklinik dan sferis dengan ukuran partikel rata-rata 123,3 nm. Analisis optik mengungkapkan nilai celah pita sebesar 1,88 eV. Katalis dioptimalkan untuk digunakan dalam sintesis palmitat 1,3,4-tiadiazol. Variabel yang dipertimbangkan dalam sintesis ini termasuk jumlah katalis, waktu reaksi, dan kegunaan kembali katalis. Kondisi optimal untuk katalis CuO-CeO2 dalam sintesis palmitat 1,3,4-tiadiazol ditentukan sebagai 10 mol% selama 6 jam waktu reaksi, dan katalis tersebut menunjukkan kegunaan kembali untuk beberapa kali. Hasil dari produk yang disintesis adalah 95,51% untuk palmitat 1,3,4-tiadiazol dan 80,26% untuk palmitat 1,3,4-oksadiazol. Produk yang disintesis, termasuk palmitat 1,3,4-tiadiazol, palmitat 1,3,4-oksadiazol, dan derivatifnya dengan gugus vanilin dan D-Glukosa, diuji untuk pemulihan ekstrak manggis sebagai surfaktan potensial menggunakan metode Sistem Biphasic Aqueous (ABS) dengan polietilen glikol (PEG) 6000 dan amonium sulfat sebagai larutan akuatik. Hasil pemulihan tertinggi dari ekstrak manggis dicapai dengan palmitat 1,3,4-tiadiazol, menghasilkan 76,73%.

Surfactants are amphiphilic compounds with two distinct parts: a polar (water-soluble) and a nonpolar (lipid-soluble) part. They have various applications, including the extraction process of mangosteen peel. This study aims to synthesize and characterize palmitic 1,3,4-thiadiazole, oxadiazole, and their derivatives as non-ionic surfactants. The heterogeneous catalyst used is CuO-CeO2 composite. Subsequently, the effect of surfactants on antioxidant extraction from mangosteen peel is examined using the ABS method. The results indicate successful synthesis of palmitic 1,3,4-thiadiazole and palmitic 1,3,4-oxadiazole with the CuO-CeO2 catalyst. This catalyst is synthesized using green chemistry techniques with Morinda citrifolia leaf extract. Analysis reveals that the CuO-CeO2 catalyst exhibits monoclinic and spherical phases with an average particle size of 123.3 nm and an optical band gap of 1.88 eV. The catalyst is optimized for palmitic 1,3,4-thiadiazole synthesis, with optimal conditions at a 10 mol% catalyst concentration for 6 hours reaction time. The catalyst also demonstrates reusability for multiple cycles. The synthesized products yield high percentages, particularly 95.51% for palmitic 1,3,4-thiadiazole and 80.26% for palmitic 1,3,4-oxadiazole. These products, including their derivatives, are tested for mangosteen extract recovery as potential surfactants using the ABS method, with palmitic 1,3,4-thiadiazole showing the highest recovery yield at 76.73%"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elgusta Masanari
"Salah satu tahapan dalam proses refining minyak sawit adalah deacidification yang bertujuan untuk memisahkan asam lemak bebas dari minyak sawit. Proses deacidification menggunakan green solvent yaitu NADES yang mengandung betain anhidrat dan donor ikatan hidrogen jenis 1,2-propanediol NADES-1 dan 1,4-butanediol NADES-2 dengan rasio molar masing-masing 1:5 dan 1:4. Pada penelitian ini, kondisi operasi ekstraksi dioptimasi dengan response surface methodology RSM melalui central composite design untuk memperkirakan jumlah asam palmitat yang terserap dalam NADES secara maksimal. RSM merupakan suatu metode gabungan antara teknik matematika dan teknik statistik yang digunakan untuk membuat model dan menganalisa suatu respon y yang dipengaruhi oleh beberapa variabel bebas / faktor x guna mengoptimalkan respon tersebut.
Persamaan regresi yang dihasilkan dari model untuk optimisasi dengan NADES-1 adalah Y = 39,3 1,78X1 4,24X2 - 10,3X12 - 3,3 X22 0,35X1X2 dan NADES-2 yaitu Y = 30,54 - 2,23X1 10,65X2 - 4,85X12 6,23X22 - 4,73X1X2. Variabel bebas yang digunakan adalah X1 = suhu ekstraksi 40, 60, 80oC dan X2 = rasio massa NADES dan minyak sawit 1:2, 1:1, 2:1. Kondisi proses optimum ekstraksi menggunakan pelarut NADES-1 tercapai pada suhu 50,91oC dan rasio massa NADES terhadap minyak sawit sebesar 1,64:1. Sementara untuk pelarut NADES-2 tercapai pada suhuh 42,83oC dan rasio massa NADES terhadap minyak sawit sebesar 2:1. Kondisi optimal untuk NADES-1 menghasilkan persentase penyerapan asam palmitat sebesar 40,73 dan untuk NADES-2 sebesar 49,92.

Deacidification is one of many steps in palm oil refining process which aims to separate free fatty acids from the oil. The deacidification process was using green solvent, known as Natural Deep Eutectic Solvent NADES, that consisted of betaine anhydrous and hydrogen bonding donor of 1,2 propanediol NADES 1 and 1,4 butanediol NADES 2 at molar ratio of 1 5 and 1 4, respectively. In this study, the process condition was optimized using response surface methodology RSM through central composite design to predict the maximum palmitic acid content in NADES extract. RSM is a combined method of mathematical techniques and statistical techniques used to model and analyze y response that is influenced by some independent variable factor x in order to optimize the response.
The obtained regression equation of the basic model for optimization with NADES 1 is Y 39.3 1.78X1 4.2X2 10.3X1 2 3.3X2 2 0.35X1X2 and NADES 2 is Y 30.54 2.23X1 10.65X2 4.85X1 2 6.23X2 2 4.73X1X2. The independent variables are X1 extraction temperature 40, 60, 80oC and X2 mass ratio of NADES to oil 1 2, 1 1, 2 1. The optimum process condition for NADES 1 was reached at temperature of 50.91oC and NADES to palm oil mass ratio of 1.64 1. Meanwhile for NADES 2 was reached at temperature of 42.83oC and NADES to palm oil mass ratio of 2 1. These optimum conditions resulted the maximum palmitic acid content of 40.73 and 49.92 for NADES 1 and NADES 2, respectively.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>