Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147591 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Husnul Fajri
"Limbah katalis nikel setiap tahun dihasilkan sekitar 1000 ton dimana kandungan nikel yang terdapat di dalam katalis sebanyak 16% wt. Berdasarkan hal diatas dalam penelitian ini ditujukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis nikel agar dapat dimanfaatkan kembali oleh perusahaan untuk dijual ke industri material. Metode yang digunakan dalam pengambilan kembali logam nikel dari limbah katalis adalah dengan metode leaching, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif CYANEX 272 dan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis nikel menggunakan H2SO4 mendapatkan nilai tertinggi pada konsentrasi 8 M dengan temperatur 85 oC dan waktu operasi sekitar 5 jam dengan persentase leaching nikel sebesar 97,23%. Pada proses ekstraksi dengan menggunakan Cyanex 272 dalam larutan kerosin, persentase ekstraksi yang optimum diperoleh sebesar 87,61% pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex 0,6 M.

Waste nickel catalyst produced each year around 1,000 tonnes with the nickel content present in the catalyst as much as 16% wt. Based on the above in this study is intended to retrieve a nickel of waste a nickel catalyst to be used again by the company to be sold to industrial materials. The method used in the recovery of nickel metal from the waste catalyst is the method of leaching, liquid-liquid extraction using a selective extractant CYANEX 272 and stripping.
The results showed that the waste leaching process nickel catalyst using H2SO4 get the highest score at a concentration of 8 M with a temperature of 85 ° C and the operating time of about 5 hours with a percentage of 97.23% nickel leaching. In an extraction process using kerosene Cyanex 272 in solution, the optimum extraction percentage of 87.61% was obtained at pH 7 and Cyanex concentration of 0.6 M.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miftakhul Huda
"Penelitian ini dilakukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis nikel sisa proses hydrotreaing pada industri minyak bumi. Penelitian ekstraksi nikel dengan membran cair emulsi ini menggunakan Cyanex 272 sebagai ekstraktan untuk memisahkan nikel dari fasa umpan yang telah disiapkan dari hasil leaching limbah katalis hydrotreaing menggunakan H2SO4 8 M. Membran cair emulsi mengandung kerosin sebagai pelarut, Span 80 sebagai surfaktan, Cyanex 272 sebagai ekstraktan dan asam sulfat sebagai fasa stripping.
Parameter penting dalam ekstraksi nikel dengan membran cair emulsi yang diteliti pada penelitian ini adalah konsentrasi surfaktan, konsentrasi ekstraktan carrier dan pH fasa umpan. Kondisi optimum yang diperoleh pada proses pembuatan membran emulsi adalah menggunakan 0,06 M Cyanex 272, 8 w/v SPAN 80, 0,2 M H2SO4, rasio volume fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, dan kecepatan pengadukan 1600 rpm selama 60 menit yang mampu menghasilkan membran emulsi dengan tingkat kestabilan diatas 90 setelah 4 jam. Pada proses ekstraksi dengan kondisi optimum pH 6 untuk fasa umpan, rasio volume fasa emulsi/fasa umpan: 1/1, dan kecepatan pengadukan 250 rpm selama 15 menit dengan hasil 81.51 nikel berhasil terekstrak.

In this study was conducted to recover nickel metal from spent nickel catalyst resulting from hydrotreating process in petroleum industry. The nickel extraction study with the emulsion liquid membrane using Cyanex 272 as an extractant to extract and separate nickel from the feed phase solution. Feed phase solution was preapred from spent catalyst using sulphuric acid. Liquid membrane consists of a kerosene as diluent, a Span 80 as surfactant, a Cyanex 272 as extractant carrier and sulphuric acid solutions have been used as the stripping solution.
The important parameters on nickel extraction with emulsion liquid membrane are surfactant concentration, extractant concentration feed phase pH. The optimum conditions of the emulsion membrane making process is using 0.06 M Cyanex 272, 8 w v SPAN 80, 0.05 M H2SO4, internal phase extractant phase volume ratio 1 1, and stirring speed 1150 rpm for 60 Minute that can produce emulsion membrane with stability level above 90 after 4 hours. In extraction process, The optimum condition pH 6 for feed phase, ratio of phase emulsion phase of feed 1 2, and stirring speed 175 rpm for 15 minutes with result 81.51 nickel was extracted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67264
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggia Ariyola
"Limbah katalis dari proses pengolahan minyak bumi sangat melimpah, salah satunya adalah proses sream reforming yang menggunakan katalis berbasis nikel, yaitu katalis NiO/AI2O3. Nikel adalah logam bcrharga yang merniliki nilai jual tinggi karena kelebihan-kelebihan yang dimilikinya sehingga dapat digunakan dalam aplikasi yang beragam.
Penelitian dilakukan untuk mengambil kembali logam nikel dari limbah katalis NiO/A1303 dengan metode leaching H2SO4 dan metode ekstraksi cair-cair menggunakan ekstruktan Cyanex®272 dalam pelarut kerosin. Sebelum penelitian dimulai, Iimbah diidentifikasi untuk mengetahui komposisi limbah dan kuantitasnya. Variabel yang dipelajari pengaruhnya terhadap kinerja proses leaching adalah konsenlrasi leaching agent. perbandingan solid-liquid, temperatur, dan waktu. Sedangkan pada proses ekstraksi diamati pengaruh konsentrasi ekstraktan, pH limbah, dan waktu ekstraksi. Hasil proses leaching dan ekstraksi dianalisis dengan menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectroscopy).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching limbah katalis NiO/Al2O3 menggunakan H2SO4 mencapai nilai optimum pada konsentrasi H2SO4 sebesar 7 M. perbandingan massa solid-liquid 1:75, temperatur 8O°C, dan waktu kontak 300 menit. Dengan kondisi tersebut persentase leaching nikel mencapai 97.225%. Pada proses ekstraksi dengan ekstraktan Cyanex®272 dalam pelarut kerosin, persentase ekstraksi terbesar yang diperoleh adalah 94,094% nikel dan 94,472% alurnuniunm pada pH 7 dan konsentrasi Cyanex®272 0,6 M selama 60 menit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S49524
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cut Shafira Salsabila
"Isu lingkungan tentang bahan B3 pada limbah industri menjadi konsiderasi paling penting untuk diperhatikan pada saat ini. Perkembangan industri yang pesat menjadikan katalis sebagai jawaban atas kecepatan reaksi pada suatu proses. Salah satu proses yang menggunakan katalis adalah proses Hydrotreating, dimana pada proses ini menghasilkan limbah katalis yang mengandung nikel sebesar 72438,59 mg/kg. Hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali logam nikel dari limbah katalis. Leaching dan Membran Cair Emulsi MCE dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 0,3 M dan suhu 75 C selama 4 jam dengan persentase leaching sebesar 59,45. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi MCE menggunakan 0,06 M Cyanex 272, 0,2 M H2SO4, surfaktan ganda 4 w/w span 80 dan 4 w/w tween 20, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, dan kecepatan pengadukan 1150 rpm selama 60 menit mampu menghasilkan membran emulsi yang stabil dengan persentase ekstraksi sebesar 91,70.

Environmental issue about Hazardous and Toxic waste in industrial is the most important thing to consider nowadays. The rapid development of industries makes catalyst to be the best answer to make the reaction of a process becomes more fast. Hydrotreating process is one of the example that use catalyst as its requirement. The process produces spent catalyst as its waste containing nickel within 72438,59 mg kg which led us to the need of recovery. Leaching and Emulsion Liquid Membrane ELM is known as an affective way to recover metal from a spent catalyst.
The results showed that the leaching process could be optimum using 0,3 M citric acid with a temperature 75 C for 4 hours with a percentage of 59,45 nickel leaching. While the optimum point for the ELM extraction using 0,06 M Cyanex 272, 0,2 M H2SO4, mixed surfactant 4 w w span 80 and 4 w w tween 20, extractant phase internal phase volume ratio 1 1, and stirring speed 1150 rpm for 60 minutes could produce a stabil emulsion with a percentage of 91,70 nickel extracted.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maretha Putri Ayu
"Seiring dengan berkembangan teknologi di bidang automotif, penggunaan katalis logam merupakan salah satu hal yang penting karena dapat mempercepat reaksi dan dapat membantu memacu reaksi siklohidrogenasi serta reaksi lainnya seperti pembentukan aromatik. Akibat dari penggunaan katalis tersebut maka limbah katalis hasil proses Catalytic Continuous Reforming sangat banyak ditemukan.
Salah satu logam yang banyak digunakan sebagai katalis dalam proses CCR adalah logam kobalt dengan penambahan logam palladium sebagai promotor. Logam kobalt sebagai bahan dasar utama yang terkandung dalam katalis CCR bila dibiarkan dibuang menjadi limbah akan sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk meminimalisir bahaya tersebut maka diperlukan perolehan kembali logam kobalt dari limbah katalis CCR dengan metode leaching.
Dalam penelitian ini digunakan asam sitrat 0,8 M dengan 2% H2O2 pada kondisi operasi 75oC selama 1,5 jam dapat menghasilkan logam Co 77,78%. Setelah proses leaching dilakukan, untuk mendapatkan logam kobalt dengan kemurnian yang lebih baik maka dilakukan proses ekstraksi cair-cair dengan pH 3,5 dan konsentrasi ekstraktan Cyanex 272 sebesar 0,1 M diperoleh logam Co sebesar 77,80% dari total kobalt hasil leaching.

The usage of metal catalyst is important alongside with recent technology development on automotive sector. Metal catalyst is used to fasten any reaction, such as triggering cyclohydrigenation reaction and aromatics forming. These process, which known as catalytic continous reforming (CCR), produce a lot of catalysts waste.
One of metal catalyst that used in large amount on CCR process is cobalt added by palladium as a promotor. Cobalt, which is used as the main component in CCR catalyst, will be dangerous for health and environment if directly thrown away as a waste. For reducing those danger, cobalt is reused by recovering it from CCR catalyst using leaching method.
In this research, 0.8 M citric acid with 2% H2O2 is used at temperature 75°C within 1.5 hours. This methods could recover 77.78% cobalt from CCR. Purification process is done by liquid-liquid extraction with Cyanex 272 0,1 M at pH 3,5 to gain cobalt with higher purity up to 77.80% of total cobalt from leaching.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Rifa Ramadhani
"Nikel merupakan logam yang banyak dimanfaatkan untuk keperluan industri, seperti pada katalis proses kimia. Kebutuhan atas nikel diperkirakan terus meningkat setiap tahunnya. Untuk dapat memenuhi kebutuhan nikel, perolehan kembali logam nikel dari sumber sekunder, seperti limbah katalis dapat menjadi alternatif yang ekonomis. Limbah katalis yang mengandung logam nikel sebesar 15% berat dapat diperoleh dari proses steam reforming. Perolehan kembali logam nikel dari limbah katalis dilakukan dengan metode leaching menggunakan asam laktat sebagai leaching agent yang minim emisi gas dan H2O2 sebagai oxidizing agent. Penambahan H2O2 bertujuan meningkatkan efisiensi leaching dengan mengoksidasi logam yang terkandung di dalam limbah katalis menjadi bentuk yang lebih larut. Penelitian ini yang menggunakan 1,5 M asam laktat dan 2% volume H2O2 pada suhu operasi 80℃ selama 240 menit berhasil mencapai efisiensi leaching logam nikel sebesar 72,25%. Studi kinetika yang dilakukan pada proses leaching tersebut menunjukkan bahwa prosesnya dikendalikan oleh mekanisme difusi dengan energi aktivasi sebesar 13,56 kJ/mol. Logam nikel yang terlarutkan ke dalam larutan leaching kemudian dipurifikasi melalui ekstraksi cair-cair dengan bantuan ekstraktan Cyanex 272 untuk memisahkannya dari logam lain yang terikut dalam larutan leaching. Dengan konsentrasi Cyanex 272 sebesar 1 M pada pH fase akuatik 8 selama 60 menit, diperoleh efisiensi ekstraksi sebesar 79,57%.

Nickel is a metal that is utilized in several industries for catalyst. The demand of nickel is predicted to keep rising every year. To meet the demand, recovering nickel from secondary source, such as spent catalyst waste can be a solution. Spent catalysts containing 15%wt nickel can be obtained from steam reforming process. The recovery of nickel is done by leaching method using lactic acid as leaching agent with minimum gas emission and H2O2 as an oxidizing agent. Addition of H2O2 is expected to increase the leaching efficiency by oxidizing the nickel into a more soluble form. This research that used 1,5 M lactic acid and 2%v/v H2O2 at 80℃ for 240 minutes managed to attain 72,25% leaching efficiency. Kinetic study conducted in this leaching process showed diffusion as limiting mechanism with 13,56 kJ/mol energy activation. Dissolved nickel metal in the leach liquor is then purified through solvent extraction with the help of Cyanex 272 extractant to be separated from other undesirable metal. Under the operation condition 1 M Cyanex 272 and pH aquatic phase 8, 60 minutes extraction process resulted in 79,57% nickel extraction efficiency"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Kristianto
"Katalis sering digunakan dalam industri pengolahan minyak bumi, terutama katalis berbasis nikel yaitu NiO/Al2O3. Setiap tahunnya limbah katalis ini dihasilkan oleh unit Hydrogen Plant UP VI Pertamina Balongan sebesar 100 ton, dengan persentase kandungan Ni sekitar 10-25%. Nikel termasuk sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui, dengan fraksi nikel di dalam tambang di Indonesia hanya sekitar 1,45%.
Limbah katalis nikel termasuk dalam golongan limbah B3 karena dapat membahayakan lingkungan jika dibuang tanpa perlakuan khusus. Melihat jumlah, potensi dan berbahayanya limbah katalis nikel, perlu dilakukan suatu proses rekoveri untuk memperoleh nikel dari limbah tersebut melalui beberapa proses, yaitu leaching menggunakan amonia-amonium karbonat, ekstraksi cair-cair menggunakan ekstraktan selektif LIX® 84-ICNS, dan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi optimum proses leaching adalah pada konsentrasi amonium karbonat 2 M, dengan suhu 600C selama 5 jam, menghasilkan persentase leaching sebesar 29,31 % untuk sistem bejana terbuka. Kondisi optimum proses ekstraksi cair-cair adalah pada konsentrasi ekstraktan 10 % (v/v) dan pH 8,5; menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 97,15%. Proses stripping menggunakan asam sulfat dengan konsentrasi 200 g/L menghasilkan persentase perolehan logam nikel total yang diperoleh adalah 15,36%

Catalyst often used in petroleum refinery industry, especially nickel based catalyst, that is NiO/Al2O3. Catalyst waste annually generated by the Pertamina Balongan Hydrogen Plant Unit UP VI in the amount of 100 tonne, with Ni percentage is around 10-25%. Nickel is a natural resource that is not renewable, with nickel fraction from mines in Indonesia is only 1,45%.
Spent nickel catalyst included in the group of hazardous waste because the waste can harm the environment if disposed of without special treatment. Consider the amount, potential, and hazardous properties of nickel catalyst, it is necessary to do a recovery process to utilize the nickel catalyst waste through several process, that is leaching with ammonia-ammonium carbonate, liquid-liquid extraction using selective extractant LIX® 84-ICNS, and stripping process.
The result showed that optimum conditions of leaching process is ammonium carbonate concentration of 2 M, temperature of 600C for 5 hour, resulting 29,31 % of leaching percentage for open vessel system. Optimum conditions of liquid-liquid extraction process is on extractant concentration of 10% (v/v) and pH 8,5; resulting extraction percentage of 97,15%. Stripping process using sulfuric acid with concentration of 200 g/L resulting the total percentage of nickel metal recovery of 15,36%
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina Shauma Amanati
"

Pada industri terutama industri pengolahan minyak bumi, katalis yang banyak digunakan adalah katalis berbasis nikel salah satunya NiO/Al2O3. Di Pertamina Balongan RU VI untuk proses hydrotreating, limbah katalis yang dihasilkan mencapai angka 1000 ton per tahunnya. Padahal limbah katalis ini merupakan salah satu isu lingkungan karena termasuk kedalam golongan limbah B3. Kandungan nikel yang terdapat dalam limbah katalis hydrotreating mencapai angka 72438,59 mg/kg dan hal ini menyebabkan perlunya tindakan perolehan kembali atau recovery. Selain untuk kepentingan lingkungan, logam nikel juga dikategorikan berharga dengan harga per kilogramnya sebesar Rp 239.132. Metode yang dilakukan untuk memperoleh kembali logam nikel dari limbah yaitu dengan proses leaching dan dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair, karena metode ini dikenal sebagai metode yang efektif dalam me-recovery logam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching mencapai nilai optimum dengan menggunakan asam sitrat 1.5 M dan suhu 80°C selama 2 jam dengan persentase leaching sebesar 82,06%. Sedangkan kondisi optimum yang diperoleh dari proses ekstraksi cair-cair menggunakan 40% LIX 84-ICNS, rasio fasa ekstraktan/fasa internal: 1/1, pH 7 dan kecepatan pengadukan 750 rpm selama 10 menit mampu menghasilkan persentase ekstraksi sebesar 89,29%


In industry, especially in oil and gas industry, catalyst is widely used in order to enhance the process and optimize the production. One of the commonly used catalyst nickel-based catalyst, which is NiO/Al2O3. In Pertamina RU VI Balongan, this catalyst is used for the hydrotreating process, and it annually generates 1000 tons per year. This catalyst is being one issues since nickel is categorized as B3 waste. The nickel contained in hydrotreating spent catalyst is 72438,59 mg/kg and this led us the need to recover nickel metal from catalyst waste. In addition, nickel is also considered as valuable metal with a price per kilogram of Rp 239,132. The effective method used to recover nickel metal from waste is by leaching and continued with liquid-liquid extraction. The results showed that the leaching process reached the optimum value by using 1.5 M citric acid and 80°C for 2 hours resulting a leaching percentage of 82.06%. While the optimum conditions obtained from the liquid-liquid extraction process using 40% LIX 84-ICNS, the extraction phase / internal phase: 1/1, pH 7 and stirring speed of 750 rpm for 10 minutes were able to produce an extraction percentage of 89,29%.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Ayuningtias
"Indonesia sedang membangun pabrik katalis yang memiliki kapasitas produksi 800 ton per tahun demi memenuhi kebutuhan katalis dalam negeri, di mana pembangunan pabrik katalis ini akan memberikan dampak terhadap ketersediaan sumber bahan baku. Secara umum, katalis terdiri atas logam berharga, seperti nikel yang memiliki nilai jual sebesar $22.000 per metrik ton dan dapat digunakan kembali guna menurunkan biaya produksi. Oleh karena itu, dalam penelitian ini dilakukan proses recovery logam nikel dari spent catalyst NiO/Al2O3 dengan efisiensi ekstraksi leaching tertinggi 76,28% pada kondisi operasi asam tartrat 1.5 M + 1% v/v H2O2, rasio S/L 20 g/L, temperatur reaksi 70 oC, waktu reaksi selama 4 jam dalam kecepatan agitasi 500 rpm, di mana proses leaching dikendalikan oleh difusi dengan energi aktivasi sebesar 2,29 kcal/mol. Kemudian, metode leaching dilanjutkan dengan ekstraksi cair-cair yang mampu mengekstrak logam nikel dari Pregnant Leach Solution (PLS) sebanyak 84,20% saat kondisi optimum Cyanex 272 1 M + 5% v/v TBP, pH fasa akuatik 9, temperatur reaksi 25 oC, waktu ekstraksi selama 1 jam dalam kecepatan agitasi 500 rpm.

Indonesia is planning to build a catalyst factory with a production capacity of 800 tons per year to meet domestic catalyst needs, however the construction of this catalyst plant will have an impact on the availability of raw material sources. In general, the catalyst contains heavy metal, such as nickel metal, which has a selling price of $22,000 per metric ton and can be reused in order to reduce costs. Therefore, in this research, the nickel metal recovery process from spent catalyst NiO/Al2O3 was carried out with the highest leaching extraction efficiency of 76.28% at 1.5 M tartaric acid + 1% v/v H2O2, S/L ratio 20 g/ L, reaction temperature 70 oC for 4 hours with an agitation speed of 500 rpm, where the leaching process is controlled by diffusion with an activation energy of 2.29 kcal/mol. Then, the leaching method was continued with liquid-liquid extraction which was able to extract nickel metal from Pregnant Leach Solution (PLS) as much as 84.20% when the optimum conditions were Cyanex 272 1 M + 5% v/v TBP, pH 9 of aqueous phase, reaction temperature 25 oC, for 1 hour at 500 rpm agitation speed."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Baterai Ni-MH (Nickel Meta! Hydride) merupakan salah satu jenis baterai yang dapat diisi ulang, baterai jenis ini mengandung berbagai rnacam mineral antara Iain kobalt dan nikel. Proses daur ulang limbah baterai Ni-MH selain dapat mencegah terjadinya pencemaran, juga memiliki nilai ekonomis yang cukup tingi.
Hal ini dikarenakan logam nikel dan kobait memiliki harga yang relatif cukup tinggi apabila dibandingkan beberapa logam Iain, seperti besi dan tembaga.
Metod leaching dan eksixaksi cair-cair dapat diterapkan dalam pengambilan kembali logam nikel dan kobalt yang berasal dari Iirnbah elektroda baterai Ni-MH Ekstraktan yang digunakan dalam proses ekstraksi adalah Cyanex®272 yang dilarutkan dalam kerosin. Percobaan yang dilakukan dalam penelitian adalah proses leaching limbah elektroda baterai, proses ekstraksi nikel serta proses stripping kobalt. Setelah dilakukan serangkaian proses tersebut diharapkan akan diperoleh larutan yang kaya akan logam nikel yang selanjutnya dapat dilakukan proses electrowinning untuk mendapatkan logam murni, namun proses elecirawinning tidak dilakukan dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diperhatikan terhadap proses leaching limbah padatan yaitu konsentrasi leachate dan waktu kontak. Dalam penelitian ini juga diperhatikan variabel-variabel pada proses ekstraksi, antara Iain pH dan konsentrasi ekstraktan Sedangkan variabel yang di perhatikan ketika melakukan percobaan stripping adalah konsentrasi larutan stripping.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses leaching elektroda baterai Ni-MH dengan menggunakan H2804 mencapai optimal pada konsentrasi HZSO4 sebesar 4 M, dan waktu kontak selama 90 menit. Dengan kondisi tersebut persentase leaching nikel sebesar 91,23% berat. Proses ekstraksi nikel menggunakan ekstraktan Cyanex@272 dengan pelarut kerosin mencapai optimal dengan pH sebesar awal 7 dan konsentrasi Cyanex®272 sebesar 0,018 M. Dengan kondisi tersebut persentase ekstraksi nikel sebesar 86,78% berat. Proses stripping nikel mencapai persentase stripping tertinggi dengan menggunakan H2QSO4 2 M sebagai Iarutan stripping, dimana persentase stripping yang diperoleh sebesar 49,77% berat.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S49438
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>