Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 155561 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfa Jihan Khusna
"Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara parent attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12. Responden penelitian ini adalah siswa SMA kelas 12 di Jakarta, sebanyak 272 orang. Parent attachment diukur dengan menggunakan alat ukur IPPA-R (Inventory Parent and Peer Attachment Revised) father mother version yang disusun oleh Greenberg dan Armsden (2009). Adaptabilitas karir diukur dengan Skala Adaptabilitas Karir yang disusun oleh Indianti (2015). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif dan signifikan antara parent attachment dengan adaptabilitas karir (r = 0,281, p<0,01). Artinya semakin tinggi parent attachment, maka semakin tinggi adaptabilitas karirnya. Ditemukan pula bahwa attachment pada ibu berkontribusi lebih besar terhadap adaptabilitas karir, dibandingkan dengan attachment ayah. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting untuk membangun attchment antara orangtua dengan remaja agar memiliki adaptabiltas karir yang baik.

The research aims to get the correlation between parent attachment and career adaptability on 12th grader senior high school students. The participants of this research are the 12th grader senior high school students in Jakarta, amounts 272 students. Parent attachment was measured by measurement tools IPPA-R (Inventory Parent and Peer Attachment Revised) father mother version made by Greenberg and Armsden (2009). On the other hand, career adaptability measured by measurement tools Career Adaptability Scale made by Indianti (2015). The results indicates that there are positive and significant relations between parent attachment and career adaptability (r = 0,281, p<0,01). Which means, the higher amount of parent attachment, the higher career adaptability. Result also showed that mother attachment gives more contributions to career adaptability than father attachment. Based on this results, its important to build attachment betweeen parent and adolescence to have a good career adaptability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S63536
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amelia Fitriyanti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara peer attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12. Pengukuran peer attachment dilakukan dengan alat ukur Inventory of Parental and Peer Attachment (IPPA) ? Revised Peer Version (Armsden & Greenberg, 2009). Untuk pengukuran adaptabilitas karir menggunakan modifikasi alat ukur Skala Adaptabilitas Karir oleh Indianti (2015). Partisipan berjumlah 272 dari siswa kelas 12 SMA Negeri dan Swasta di Jakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan positif antara peer attachment dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 12 (r=0,225 dan p=0,000, signifikan pada LoS 0.01). Artinya, semakin tinggi peer attachment seseorang semakin tinggi pula adaptabilitas karirnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, penting bagi siswa SMA kelas 12 untuk memiliki adaptabilitas karir yang baik dalam memilih jurusan kuliah, dan bagaimana hubungan peer attachment dapat berpengaruh pada adaptabilitas karir siswa SMA kelas 12.

This research aimed to find the correlation between peer attachment and career adaptability among 12th grader senior high school students. Peer attachment was measured using the Inventory of Parental and Peer Attachment (IPPA) - Revised Peer Version, Armsden & Greenberg (2009). Career Adaptability was measured using modification from the Career Adaptability Scale by Indianti (2015). The participants of this research are 272 senior high school student grade 12th, both state and private school in Jakarta. The result of this research found that positive correlation between peer attachment and career adaptability among 12th grader senior high school student (r=0,225 and p=0,000, significant at LoS 0.01). The higher peer attachment of student, the more career adaptability they had. Based on this result, its important for 12th grader senior high school student to have a good career adaptability in order to choose and preparing the next level education, and how peer attachment relationship among students can effect career adaptability for 12th grader senior high school student.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S64211
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Julia Jasmine
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara persepsi siswa terhadap program Bimbingan Konseling (BK) Karir dan adaptabilitas karir pada siswa SMA kelas 3 di Jakarta. Pengukuran persepsi siswa terhadap BK Karir dikembangkan berdasarkan Tujuan BK Karir pada Permendikbud No. 111 Tahun 2014 dan terbagi ke dalam dua aspek yaitu kurikulum BK Karir dan Guru BK. Pengukuran adaptabilitas karir diukur menggunakan Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) yang disesuaikan untuk anak SMA. Partisipan berjumlah 272 siswa SMA yang berasal dari sekolah negeri dan swasta.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa dengan adaptabilitas karir (r = 0,144; p = 0,009; signifikan pada L.o.S 0,01). Artinya semakin tinggi peran BK Karir yang dipersepsi positif oleh siswa, maka semakin tinggi adaptabilitas karirnya. Selain itu, penelitian juga membuktikan bahwa kurikulum karir memiliki koefisien korelasi lebih besar daripada guru BK. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan program bimbingan konseling karir di sekolah mampu meningkatkan kualitas kurikulum BK Karir dan guru BK agar siswa tidak mengalami kesulitan dalam memutuskan karir selepas SMA.

This research was conducted to find the correlation between student perception toward Career Counseling program and career adaptability among 3rd grader students in Senior High School in Jakarta. Students? perception in Career Counseling was measured by adapting The Vision of School Counseling Program which stated in Permendikbud No. 111 Tahun 2014 and divided into two aspects which are career curriculum and teacher. Meanwhile career adaptability was measured by Skala Adaptabilitas Karir (Indianti, 2015) which adjusted to high school students. Number of participants in this research was 272 students came from public and private senior high school in Jakarta.
Result of this research shown that career counseling which is perceived positively by students has a correlation with career adaptability (r = 0,144; p = 0,009; significant at L.o.S 0,01). Which means, the higher amount of career counseling perceived positively, the higher career adaptability. Research also found that career curriculum has higher correlation coefficient than teacher. The research result could be used to improve the quality of curriculum and teacher to develop students? career adaptability.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusti Fauzan Nabila
"Siswa yang memiliki efikasi diri dalam keputusan karier akan yakin dengan kemampuannya untuk melakukan tugas-tugas yang dibutuhkan dalam memilih jurusan kuliah yang tepat. Tinggi rendahnya keyakinan siswa tidak terlepas dari peran orang tua seperti harapan dan dukungan terkait karier. Siswa cenderung mematuhi orang tua karena budaya kolektivis di Indonesia menekankan pentingnya hubungan sosial yang harmonis. Di sisi lain, kepatuhan tersebut dapat membuat siswa merasa tertekan dan terpaksa memilih jurusan yang salah. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 349 siswa Sekolah Menengah Atas Kelas 12. Harapan karier orang tua diukur menggunakan subskala Perceived Parental Expectation pada faktor academic achievement (PPE-AA) dari alat ukur The Living up to Parental Expectation Inventory (LPEI), kongruensi karier remaja-orang tua diukur menggunakan Adolescent-Parent Career Congruence Scale (APCCS), dan efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi siswa terhadap harapan karier orang tua dan kongruensi dengan orang tua mengenai karier dapat meningkatkan efikasi diri siswa dalam keputusan karier secara bersama-sama, F (2,346) = 41,011, p<0,001. Persepsi siswa mengenai kongruensi karier dengan orang tua lebih mampu meningkatkan efikasi diri siswa dalam keputusan karier dibanding persepsi terhadap harapan karier orang tua. Berdasarkan hasil penelitian ini, orang tua diharapkan terlibat secara aktif dan mendukung karier siswa secara kongruen untuk membantu siswa merasa lebih yakin ketika memutuskan karier.

Students with career decision self-efficacy will believe in their capabilities to do various tasks needed in choosing the right college major. Student’s level of belief is related to their parents’ behavior such as expectations and support regarding career. Indonesia’s collectivist culture emphasizes the importance of harmonious social relations, making students tend to obey their parents. But obedience can also make students feel pressured and forced to choose the wrong major. The total of participants in this study amounts to 349 high school students in grade 12. Parental career expectations are measured by the Perceived Parental Expectation subscale on academic achievement (PPE-AA) from The Living up to Parental Expectation Inventory (LPEI), adolescent-parent career congruence is measured by Adolescent-Parent Career Congruence Scale (APCCS), and career decision self-efficacy is measured by Career Decision Self-Efficacy Short Form (CDSE-SF). The result of this study indicates that student’s perceptions towards parental career expectations and career congruence between them and their parents simultaneously can increase student’s career decision self-efficacy,
F (2,346) = 41,011, p<0,001. Student’s perceptions of career congruence with their parents are more capable of increasing student’s career decision self-efficacy when compared to student’s perceptions towards parental career expectations. Based on these findings, parents are expected to be actively involved and give congruent support in helping students to be more confident in making career decisions.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malinda Arianne
"Hal-hal seperti globalisasi dan perkembangan teknologi, telah mengubah bagaimana organisasi dan para pekerja melihat pengelolaan karier. Sebelumnya, tanggung jawab pengelolaan karier pekerja berada pada tangan organisasi, namun telah terjadi pergeseran dimana sekarang para pekerja lebih bertanggung jawab atas kariernya masing-masing. Orientasi karier tersebut bernama orientasi karier protean. Individu dengan orientasi karier protean akan cenderung lebih proaktif dan rela untuk berkontribusi lebih kepada organisasi.
Penelitian ini ingin melihat apakah terdapat hubungan positif antara orientasi karier protean dan organizational citizenship behaviors OCB atau perilaku warga organisasi PWO. Penelitian ini menggunakan Protean Career Attitude Scale PCAS untuk mengukur orientasi karier protean berdasarkan kedua dimensinya, yaitu self-directed dan values-driven, serta menggunakan alat ukur yang dikembangkan oleh Williams dan Anderson 1991 untuk mengukur PWO berdasarkan dimensinya PWO-I PWO-O. Partisipan dalam penelitian ini merupakan 101 karyawan yang bekerja di sektor industri/manufaktur.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat hubungan positif antara self-directed dan PWO-I r = .26, p = .004, one tail, serta PWO-O r = .23, p = .011, one tail. Hasil penelitian ini menemukan hubungan negatif antara values-driven dan PWO-O r = -.17, p = .043, one tail, tetapi tidak ditemukan hubungan dengan PWO-I.

Things like globalization and rapid technology development has changed the way organizations and workers see career management. Before, the organization was responsible for its workers career management, however there has been a shift, where now the workers themselves are more responsible for their own careers. This career orientation is called protean career orientation. Individuals with protean career orientation are more proactive and willing to contribute more to the organization.
This research aims to see if there is a positive relationship between protean career orientation and organizational citizenship behaviors OCB. This research uses Protean Career Attitude Scale PCAS to measure the protean career orientation, based on its two dimensions, which is self directed and values driven, and also uses an instrument developed by Williams and Anderson 1991 to measure OCB by its dimension OCB I OCB O. The participants of this research consist of 101 workers who works in the manufacturing industry.
Results from this research shows that there is a positive correlation between self directed and OCB I r .26, p .004, one tail, and also OCB O r .23, p .011, one tail. The results also found a negative relationship between values driven and OCB O r .17, p .043, one tail, but no correlation was found with OCB I.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husniyati Najmi
"Dengan adanya perubahan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2013 mengenai penjurusan pada saat kelas satu sekolah menengah akhir, siswa kelas 9 sekolah menengah pertama diharapkan sudah memiliki gambaran terkait pilihan jurusan di sekolah menengah pertama. Oleh karena itu, dibutuhkan adaptabilitas karir yang baik pada siswa kelas 9 sekolah menengah pertama.Penelitian ini dilakukan untuk melihat hubungan antara ekspektasisiswa SMP kelas 9 terhadap peran kakek-nenek dan adaptabilitas karier.
Peneliti melakukan pengambilan data kepada 66 siswa SMP kelas 9 di Jakarta dan Depok. Alat ukur yang digunakan untuk adaptabilitas karier adalah Career Adapt-Ability Scale International-Form CAAS-IF dari Savickas dan Porfeli 2012, sedangkan alat ukur peran kakek-nenek adalah Expectation of Grandparent Scale dari McFadden 2001.
Dari hasil penelitian, ditemukan hubungan positif dan signifikan antara ekspektasi siswa SMP kelas 9 terhadap peran kakek-nenek dan adaptabilitas karier r = 0,360, p < 0,05 . Hubungan tersebut menjelaskan semakin besar ekspektasi siswa SMP kelas 9 terhadap peran kakek-nenek, semakin baik pula adaptabilitas karier siswa. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengedukasi orangtua bahwa peran kakek-nenek penting untuk adaptabilitas karier anak.

The changing of government policy based on Ministry of National Education 2013 about high school major for 10th grade high school students, 9th grade junior high school students are expected to have an overview of major selection in high school level. Thus, a good career adaptability is required for those students. This study was conducted to see the relationship between the expectations of 9th grade of junior high school students on the role of grandparents and career adaptability.
The researcher conducted data collection for 66 students in 9th grade of junior high school students from Jakarta and Depok. The measuring tool used for career adaptability is the Career Adapt Ability Scale International Form CAAS IF from Savickas and Porfeli 2012 , while the grandparent 39 s measuring instrument is the Expectation of Grandparent Scale from McFadden 2001.
From the result of the research, It was found out that a positive and significant correlation between the expectation of junior high school student of 9th grade on grandparents 39 role and career adaptability r 0,360, p
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
S70115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zahra Diyartmutia
"Siswa SMA sudah perlu menentukan berbagai keputusan dalam hidupnya, salah satunya adalah terkait karier di masa depan. Penentuan rencana karier masa depan pada siswa SMA dimulai memilih jurusan perkuliahan yang diminati. Namun, masih banyak siswa SMA yang mengalami kesulitan dalam melakukannya atau yang bisa disebut mengalami career decision-making difficulties. Berbagai penelitian terdahulu telah menemukan berbagai faktor yang memengaruhi career decision-making difficulties, salah satunya adalah perceived parental expectation. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perceived parental expectation dan career decision-making difficulties pada siswa SMA Negeri di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Instrumen pengukuran yang digunakan adalah Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) dan Perception of Parental Expectation (PPE). Partisipan penelitian ini adalah 193 siswa SMA kelas 1, 2, dan 3 yang bersekolah di wilayah Jabodetabek (Perempuan = 72.5%, Laki-laki = 25.4%, Mean usia = 17.03). Hasil penelitian menunjukkan bahwa perceived parental expectation dan career decision-making difficulties memiliki korelasi yang positif dan signifikan. Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yang berhubungan dengan siswa SMA terkait pemilihan jurusan kuliah, seperti pihak sekolah dan juga orang tua, dengan memberikan gambaran terkait hubungan antara perceived parental expectation dan career decision-making difficulties pada siswa SMA.

High school students need to make various decisions in their lives, especially related to their future careers. Determining future career plans for high school students begins with choosing the college major they want to pursue. However, there are still many high school students who have difficulties in choosing their college major, which can be called experiencing career decision-making difficulties. Previous studies have found various factors that influence career decision-making difficulties, including perceived parental expectation. Therefore, this study examines the relationship between perceived parental expectation and career decision-making difficulties in public high school students in Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi (Jabodetabek). The measuring instruments used are Career Decision-making Difficulties Questionnaire (CDDQ) and Perception of Parental Expectation (PPE). The participants in this study were 193 high school students in grades 1, 2, and 3 who attended public schools in Jabodetabek area (Female = 72.5%, Male = 25.4%, Mean age = 17.03).Results show that there is a significant positive correlation between perceived parental expectation and career decision-making difficulties among high school students in Jabodetabek. The results of the study are expected to be useful for various parties related to high school students' selection of college majors, such as the school and also parents, by providing an overview of the relationship between perceived parental expectation and career decision-making difficulties among high school students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanida Mievela
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara kualitas attachment terhadap orangtua dan peer dengan keterlibatan dalam bullying. Variabel keterlibatan bullying ini diukur menggunakan modifikasi Bullying Questionnaire dari Duffy (2004), sedangkan variabel kualitas attachment pada orangtua dan peer diukur dengan menggunakan The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA Revision) dari Armsden dan Greenberg (1987) yang mencakup dimensi communication, trust dan alienation pada bagian orangtua dan peer. Penelitian ini melibatkan 303 partisipan (laki-laki 119 orang dan perempuan 184 orang) yang berada pada tingkat SMA kelas X, XI dan XII dari Jakarta dan Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan antara skor kualitas attachment terhadap orangtua dengan skor bagian pelaku bullying dengan r(303)=-0,213, p<0,000 dan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara skor kualitas attachment terhadap orangtua dengan skor bagian korban dengan r(303)=-0,117, p<0,005. Sedangkan tidak terdapat hubungan negatif yang signifikan antara skor kualitas attachment terhadap peer dengan skor bagian pelaku dan korban bullying.

The objective of this research is to investigate the relationship between parent’s and peer’s quality of attachment and bullying involvement. Bullying involvement was measured using the modification of Bullying Questionnaire by Duffy (2004). Quality of attachment to parents and peer was measured using The Inventory Parent Peer Attachment (IPPA Revision) by Armsden and Greenberg (1987) which cover communication, trust and alienation’s dimension. The respondents of this research are 303 adolescents (119 male and 184 female) from highschool grade X, XI and XII living in Jakarta and Depok.
The result of the research shows that bully’s score and quality of attachment toward parents’s score are significantly and negatively correlated r(303)=-0.213, p<0.000, victim’s score score and quality of attachment toward parents’s score too are significantly and negatively correlated r(303)=-0.117, p<0.005. While bully’ s and victim’ s score and quality of attachment toward peer’s score are not significantly and negatively correlated.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairana Masuna
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan locus of control dan adaptabilitas karir. Partisipan penelitian ini adalah lulusan sarjana Universitas Indonesia yang baru bekerja sebanyak 202 orang. Pengukuran locus of control dalam penelitian ini menggunakan Internal External Scale atau IE Scale yang dikembangkan oleh Rotter (1966), sedangkan adaptabilitas karir diukur menggunakan skala adaptabilitas karir (Indianti, 2015) yang diadaptasi dari Career Adapt-Abilities Scaleatau CAAS (Savickas & Porfeli 2012). Melalui teknik analisis Pearson, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hasil yang signifikan antara locus of control dan adaptabilitas karir.

The objective of this research was to find the correlation between locus of control and career adaptability. The participants of this research were 202 fresh graduates of Universitas Indonesia. Locus of Control was measured with Internal External Scale or IE Scale constructed by Rotter (1966), while career adaptability was measured with career adaptability scale by Indianti (2015) that has been adapted from Career Adapt Abilities-Scale by Savickas and Porfeli (2012). Pearson correlation indicated that locus of control correlated significantly with career adaptability. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S60006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Neslianita
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 di Jabodetabek. Keberfungsian keluarga diukur menggunakan alat ukur Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale II FACES II dan Family Communication Scale FCS. Sedangkan efikasi diri dalam keputusan karier diukur menggunakan alat ukur Career Decision Self-Efficacy Short Form CDSE-SF. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 333 siswa kelas 12.
Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 di Jabodetabek. Hasil ini menunjukkan bahwa semakin tinggi keberfungsian keluarga yang dipersepsikan siswa maka semakin tinggi pula efikasi diri dalam keputusan karier yang dimilikinya. Penelitian ini juga memperoleh hasil bahwa terdapat dua dimensi keberfungsian keluarga yang berperan secara signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier pada siswa kelas 12 yaitu dimensi fleksibilitas dan dimensi komunikasi.
Pada penelitian ini, kontribusi keberfungsian keluarga terhadap efikasi diri dalam keputusan karier hanya 7, kemungkinan besar terdapat faktor-faktor lain yang berkontribusi terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Oleh karena itu, pada penelitian selanjutnya perlu dipertimbangkan faktor eksternal lainnya seperti peran guru atau teman sebaya pada siswa kelas 12.

This study was conducted to examine the relationship between family functioning and career decisions self efficacy on 12th grade students in Jabodetabek. Family functioning is measured by Family Adaptability and Cohesion Evaluation Scale II FACES II and Family Communication Scale FCS. Meanwhile, career decisions self efficacy is measured by Career Decision Self Efficacy Short Form CDSE SF. The total of sample used in this study amounts to 333 students of 12th grade.
The result of this study indicates a significant positive relationship between between family functioning and career decisions self efficacy on 12th grade students in Jabodetabek. This result indicates that the higher the family functioning that is perceived by 12th grade students, the higher their career decision self efficacy become. This study also found the result that there are two dimensions of family functioning that contribute significantly to career decision self efficacy on 12th grade students which is flexibility and communication.
In this study, the contribution of family functioning to career decision self efficacy is only 7, most likely there are other factors that contribute to career decision self efficacy. Therefore, further research should consider other external factors such as the role of the teacher or peer group on 12th grade students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>