Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 207636 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Veronica
"Penelitian ini merupakan studi validasi dua metode recall untuk melihat apakah metode pengisian kuesioner modifikasi DILQ lebih valid daripada wawancara pada siswa usia 9-11 tahun. Sebanyak 60 siswa kelas IV dan V SDIT Nurul Fikri Depok pada April 2016 diobservasi makan siang sekolah sebagai gold standard, kemudian direcall pada siang esok hari dengan metode recall secara random. Hasil t-test menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan antara setiap tingkat validitas (Tingkat penghilangan, Tingkat Intrusi, dan Total Kekeliruan) kedua metode. Namun, setiap tingkat validitas Metode Pengisian Kuesioner Modifikasi DILQ yaitu 20,24%, 13,34%, dan 1,99 lebih rendah daripada Metode Wawancara yaitu 26,96%, 21,76%, dan 2,66.
This study is a validation study of two recall methods which aims to determine is completing the Modified Day in the Life Questionnaire more valid than interview in schoolchildren aged 9 to 11 years. Sixty students fourth- to fifth- grade in SDIT Nurul Fikri Depok was observed eating school lunch as gold standard, then they reported school lunch recall on next afternoon with randomized recall method. Although t-test result indicated that every validity rate (Omission Rates, Intrusion Rates, Total Inaccuracy) did not differ significantly for the two methods, mean every Validation Rate were lower for completing the Modified Day in the Life Questionnaire method (20,24%, 13,34%, and 1,99) than for interview method (29,96%, 21,76%, and 2,66)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S62795
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Asmarani
"Pengukuran persen lemak tubuh yang akurat seperti Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) mahal dan sulit digunakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan pengukuran yang lebih sederhana.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang akurat untuk menentukan gizi lebih dengan menggunakan golden standard BIA. Penelitian ini merupakan studi validasi yang dilakukan pada anak kelas 4 dan 5 (9-11 tahun) SDIT Nurul Fikri Depok dengan jumlah sampel 115 orang.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT/U memiliki koefisien korelasi paling tinggi (r=0,934) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Selain itu, IMT/U juga memiliki validitas paling baik (AUC 0,849; Se 82.69%; Sp 69.84%; NPP 69.35%; NPN 83.02%; LR+ 2.7; LR- 0.2) dengan cut off +0,5 SD.

Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status.
This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok.
The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65053
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cecilia Anggraini
"Latar belakang: Perubahan okular pasien oftalmopati Graves (OG) tidak pernah mengalami remisi sempurna pasca tatalaksana berdampak negatif pada psikososial pasien. Kuesioner Graves Ophthalmopathy Quality of Life (GO-QoL) versi Bahasa Indonesia belum tervalidasi sehingga belum bisa mengevaluasi kualitas hidup pasien yang menjadi indikator dalam tatalaksana pasien OG.
Tujuan: Menyajikan kuesioner GO-QoL versi Bahasa Indonesia yang sahih dan andal dan mengetahui hubungan kualitas hidup pasien dengan aktivitas klinis dan derajat keparahan OG.
Metode: Proses validasi melalui adaptasi transkultural dengan desain potong lintang. Validitas dinilai dengan content validity index (CVI) dan reliabilitas dinilai dengan Cronbach's alpha.
Hasil: Kuesioner GO-QoL versi Bahasa Indonesia memiliki content validity index (CVI) mencapai 1,00. Nilai Cronbach’s alpha  subskala fungsi penglihatan 0,971; subskala tampilan 0,993; total 0,986. Kualitas hidup pasien OG di subskala tampilan dan keseluruhan  memiliki hubungan bermakna dengan clinical activity score (p<0,05) dan derajat keparahan (p<0,001).
Kesimpulan: GO-QoL versi Bahasa Indonesia validitas dan reliabilitas sangat baik. Aktivitas klinis OG yang aktif dan semakin tinggi derajat keparahan memperburuk kualitas hidup pasien pada subskala tampilan dan keseluruhan.

Background: Graves' ophthalmopathy (GO) ocular abnormalities persisted even after treatment, negatively impacting the patient's psychological and social health. The Indonesian Graves' Ophthalmopathy Quality of Life (GO-QoL) Questionnaire has not been validated, hence it cannot measure patient quality of life, which is crucial to GO treatment.
Objective: Providing a reliable Indonesian GO-QoL questionnaire and identifying an association between patient quality of life and clinical activity and severity of GO.
Method: The process of questionnaire validation involves transcultural adaptation and cross-sectional design. The content validity index (CVI) and Cronbach's alpha assessed validity and reliability, respectively.
Result: Content validity index (CVI) was 1.00 for the Indonesian GO-QoL questionnaire. Cronbach's alpha visual function subscale value was 0.971, while the appearance subscale value was 0.993, and the total score was 0.986. The appearance subscale and total score of OG patients' quality of life had a significant association with the clinical activity score (p<0.05) and disease severity (p<0.001).
Conclusion: The Indonesian version of GO-QoL has good validity and reliability. Both the active clinical activity of OG and the severity of the disease decreased the patient's appearance and general quality of life.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Octavia Wulandari
"Pejalan kaki merupakan salah satu kelompok rentan dalam populasi lalu lintas. Mereka menyumbangkan angka yang cukup tinggi pada kematian dan cedera. Mayoritas kematian dan cedera yang dialami akibat kecelakaan lalu lintas pada pejalan kaki disebabkan oleh aktivitas menyeberang jalan. Di beberapa negara, pejalan kaki anak memiliki risiko yang cukup besar untuk cedera dan tewas dibandingkan dengan kelompok umur pejalan kaki lainnya. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan dalam segi fisik maupun kognitif.
Tujuan dari penelitian kuantitiatif deskriptif dengan studi cross sectional ini adalah mengetahui gambaran persepsi risiko siswa Sekolah Dasar (SD) terhadap keselamatan dalam menyeberang jalan dan faktor-faktor yang berhubungan dengan persepsi risiko mereka. Penelitian dilakukan pada bulan April?Mei 2016, di Sekolah Dasar di Kota Depok, dengan sampel penelitian sebanyak 175 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi risiko mereka terhadap keselamatan dalam menyeberang jalan sudah baik. Dan hasil menunjukkan terdapat 7 dari 8 variabel memiliki hubungan yang bermakna dengan persepsi risiko terhadap keselamatan dalam menyeberang jalan ini. Ketujuh variabel itu adalah kesukarelaan (p=0,0005), pengetahuan mengenai risiko saat menyeberang jalan (p=0,0005), potensi dampak (p=0,0005), kekinian risiko (p=0,0005), ketakutan (p=0,0005), keparahan (p=0,0005), dan pengendalian (p=0,0005).

Pedestrians is one of vulnerable groups in the population traffic. They contributed numbers moderately high on death and injured. The majority of death and injured suffered due to traffic accident in pedestrians because of crossing the road. In many countries, child pedestrian are at greater risk of being injured or killed than any other age group of pedestrians. It was due to limitation in terms of the physical and cognitive.
The purpose of this quantitative descriptive research with a cross sectional study design was described the primary school students risk perception in crossing the road safely and the factors that related to their risk perception. This research was done in April?May 2016 in Primary School in Depok City with a total sample of 175 respondents.
The reseach result shows that their risk perception towards safety in crossing the road is well. Results showed that there is correlation between 7 variabels out of 8 variabels with risk perception towards safety in crossing the road. Those 7 variabels are voluntariness of risk (p=0,0005), knowledge about risk in crossing the road (p=0,0005), chronic-catasthropic (p=0,0005), newess (p=0,0005), common-dread (p=0,0005), the severity of consequences (p=0,0005), control over risk (p=0,0005).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S64674
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Amerina
"Miopia adalah kelainan refraksi yang paling banyak ditemukan di dunia. Pandemi Covid- 19 berhubungan dengan peningkatan prevalensi miopia dan progresivitas miopia akibat pembelajaran jarak jauh pada anak usia sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan angka kejadian miopia pada pelajar Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Jakarta di era pandemi Covid-19 dan mencari faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian miopia pada kelompok tersebut. Penelitian ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu: (1) Adaptasi lintas kultur kuesioner Sydney Myopia Study; (2) Pemeriksaan refraksi subjektif pada pada pelajar SMP di Jakarta dan pengisian kuesioner yang sudah tervalidasi. Dari 415 subjek penelitian, didapatkan angka kejadian miopia pada pelajar SMP di Jakarta sebesar 67,5% dengan sebagian besar subjek termasuk dalam kategori miopia sedang (37,1%). Faktor yang berhubungan dengan kejadian miopia pada kelompok tersebut adalah jenis kelamin perempuan, riwayat miopia pada orang tua, dan skor aktivitas melihat dekat > 9,5 jam per hari.

Myopia is the most common refractive error in the world. The Covid-19 pandemic is associated with an increase in the prevalence of myopia and myopia progression due to online learning in school-age children. This study aims to obtain the prevalence of myopia in junior high school students in Jakarta during the Covid-19 pandemic era and its related factors. This study consisted of 2 stages; (1) Cross-cultural adaptation of the Sydney Myopia Study questionnaire; (2) Subjective refraction examination of junior high school students in Jakarta and completion of the validated questionnaire. Of the 415 research subjects, the prevalence of myopia in junior high school students in Jakarta was 67.5%, with most of the subjects falling into the category of moderate myopia (37.1%). Factors related to myopia in this group were female gender, parental myopia, and a near work activity score of > 9.5 hours per day."
2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Linda
"Latar belakang: Bekerja saat dalam kondisi sakit atau yang disebut juga dengan presenteeism merupakan faktor risiko yang dapat bedampak negatif pada kesehatan pekerja dan produktivitas kerja. Presenteeism pada tenaga kesehatan juga akan meningkatkan risiko keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi presenteeism dan faktor-faktor yang berhubungan dengan presenteeism pada tenaga kesehatan di Samarinda.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain penelitian potong lintang. Data primer yang digunakan dikumpulkan secara daring selama periode Oktober-November 2022. Sampel yang digunakan adalah convenience sampling dengan minimal 130 sampel. Analisis bivariat menggunakan uji perbandingan proporsi dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik biner.
Hasil: Diperoleh total 136 responden, dengan proporsi presenteeism 31,6%. Faktor yang dominan berhubungan dengan presenteeism pada tenaga kesehatan di Samarinda adalah faktor stres (p=0,001; aOR=17,998; CI 95%=3,247-99,762) dan kelompok masa kerja < 2 tahun (p=0,048; aOR= 2,760; CI 95%=1,011-7,534). Nilai pseudo-R square yang diperoleh adalah 33,2%.
Kesimpulan: Proporsi presenteeism pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan prevalensi presenteeism pada penelitian lain. Fakor yang dominan berhubungan dengan presenteeism pada tenaga kesehatan adalah faktor stres dan masa kerja < 2 tahun. Disarankan bagi manajemen fasilitas kesehatan agar mengimplementasikan upaya untuk mengurangi stresor di tempat kerja, screening rutin untuk mendeteksi stres, dan meningkatkan sumber daya kerja. Demikian pula bagi tenaga kesehatan, disarankan untuk dapat meningkatkan kapasitas diri, memelihara hubungan baik dengan rekan kerja dan bersikap positif, serta melakukan upaya manajemen stres. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengeksplorasi faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan presenteeism.

Background: Working while sick or also known as presenteeism is a risk factor than can have negative impact on workers health and productivity. Presenteeism among healthcare workers will also increase the risk of patient safety. This study aims to determine the proportion of presenteeism, and factors related to presenteeism among healthcare workers in Samarinda.
Methods: This study used a cross-sectional study design, using primary data collected online during period October-November 2022. The sample used was convenience sampling with minimum of 130 samples. Bivariate analysis used the proportion comparison test and multivariate analysis used binary logistic regression.
Result: A total of 136 respondents were obtained, with prevalence of presenteeism 31.6%. The dominant factor related to presenteeism among healthcare workers in Samarindawere stress factor (p=0.001; aOR=17.998; CI 95%=3.247-99.762) and work experience < 2 years (p=0.048; aOR= 2.760; CI 95%=1.011-7.534).Pseudo-R square value was 0.332.
Conclusion: The proportion of presenteeism obtained in this study was lower compared to other studies. The dominant factor related to presenteeism among healthcare workers is stress factor and work experience < 2 years. It is advisable for healthcare managers to implement strategies to reduces stressors at workplace, routine screening to detect stress and increasing job resources. For healthcare workers, it is advisable to increasing self resources, nurture relations with co-workers and positive attitude, and manage stress. Further study needed to explore other factors related to presenteeism.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firlia Ayu Arini
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi pengukuran antropometri Lingkar Pinggang, IMT, RLPP, dan Skinfold Thickness dengan persen lemak tubuh BIA sebagai "Golden Standard". Beberapa studi telah menghasilkan rumus prediksi lemak tubuh dengan pengukuran IMT dan Skinfold, serta menetapkan batasan gizi lebih untuk populasi anak di Asia. Dalam penelitian ini juga dievaluasi rumus prediksi dan cut-off point yang paling tepat digunakan untuk populasi anak di Indonesia. Penelitian dilakukan pada 157 anak dari SD Vianney dan SD Mardi Yuana di Jakarta dan Depok pada tahun 2010 yang menunjukkan prevalensi gizi lebih di atas 20%.
Studi validasi ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan rumus uji koefisien korelasi. Alat yang digunakan untuk mengukur Lingkar Pinggang dan RLPP adalah pita meter non-elastis, untuk pengukuran IMT yaitu dengan microtoise dan timbangan SECA, serta caliper Harpenden untuk mengukur Skinfold Thickness. Setiap pengukuran dilakukan dua kali. Analisis yang dilakukan adalah uji korelasi untuk melihat kekuatan hubungan variabel antropometri dan rumus prediksi dengan persen lemak tubuh, analisis sensitivitas dan spesifisitas cut-off point, uji beda rumus prediksi dengan persen lemak tubuh, dan uji regresi.
Hasil menunjukkan rata-rata Lingkar Pinggang, RLPP, persen lemak tubuh dan tricep skinfold lebih tinggi pada anak laki-laki, dan rata-rata IMT, bicep, dan subscapular lebih tinggi pada anak perempuan. Semua variabel berhubungan kuat dengan persen lemak tubuh BIA, yang paling kuat hubungannya adalah IMT Z score pada anak perempuan dengan r = 0.985. Rumus prediksi persen lemak tubuh yang memiliki hasil hampir serupa dengan persen lemak tubuh BIA adalah rumus IMT Deurenberg. Cut-off point yang paling baik sensitivitas dan spesifisitasnya adalah cut-off point IMT WHO dengan sensitivitas 79.75% dan spesifisitas 91.03%. Secara umum, IMT lebih baik dalam memprediksi persen lemak tubuh.

The purpose of this study was to evaluate correlation between anthropometric measurement : waist circumference, body mass index (BMI), waist-hip-ratio, and skinfold thickness; and percentage of body fat measured by BIA as a golden standard. Some studies found several equations to predict percentage of body fat from antrhopometric measurements like body mass index and skinfold thickness. Previous studies had established cut-off points to define overweight for pediatric population in Asia. In this study, a prediction equation and cut-off point to define overweight would be evaluated as well, the ones which were closer to percentage of body fat BIA, was a better approach and indicator to define overweight in Indonesian children. Data were obtained from 157 children from two different elementary schools, SD Vianney and SD Mardi Yuana. Both schools had overweight prevalence more than 20%.
Design of this validation study was a cross sectional one with a quantitative approach. Samples were taken by using sampling equation of coeficient correlation. Waist circumference and waist-hip ratio were measured by using non-elastic tape, body mass index was measured by using SECA body scale and microtoise, and skinfold thickness was measured by using Harpenden caliper. Every measurement was taken two times. This study analyzed the strength of correlation between antropometric measurement and percentage body fat BIA, evaluated the sensitivity and spesificity of cut off points to define overweight, and evaluated the difference between prediction equations and BIA.
Results showed that means of waist circumference, waist hip ratio, percentage body fat, and tricep skinfold are higher in boys, whereas, body mass index, bicep and subscapular skinfold were higher in girls. Every variable had a good correlation with percentage body fat BIA. The strongest correlation was between BMI in Z score and percentage body fat BIA in girls with r = 0.985. The prediction equation that produced similar result with percentage body fat BIA was equation from Deurenberg and the cut-off point that had a highest sensitivity and specficity was standard from WHO, the sensitivity was 79.75% and specificity was 91.03%. Overall, BMI was a good prediction to assess percentage body fat.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T21807
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ichayuen Avianty
"Persentase konsumsi rokok pada remaja usia 10 ? 15 tahun di Kota Depok masih cukup tinggi sampai sekarang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh teman sebaya terhadap perilaku merokok pada siswa sekolah Menengah Pertam (SMP) di Kota Depok Tahun 2016 dengan menggunakan kuesioner penelitian yang diadopsi dari kuesioner Global Adults Tobacco Survey (GATS) tahun 2011. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebesar 300 siswa - siswi SMP kelas VII dan VIII Kota Depok yang memiliki akreditas A, B dan C.
Penelitian ini menemukan nilai OR sebesar 77,5 (95% CI: 10,29 - 548,3) yang artinya: remaja yang memiliki teman sebaya yang merokok akan berisiko sebesar 77,5 kali lebih besar untuk merokok dibandingkan dengan remaja yang tidak memiliki teman sebaya yang tidak merokok. Selain itu diperoleh juga nilai p value sebesar 0,001 yang artinya terdapat hubungan antara pengaruh teman sebaya dengan perilaku merokok pada anak SMP tanpa dikontrol oleh variabel konfonding.
Penelitian ini merekomendasikan untuk melakukan promosi kesehatan yang lebih intensif kepada siswa - siswi tentang dampak serta akibat dari bahaya merokokbagi perokok aktif serta bahaya dan akibat asap rokok bagi perokok pasif.

The percentage cigarette consumption in adolescents the ages of 10-15 years in depok was still quite high until now .This study attempts to identify the effects their peers to behavior smoked on high school students pertam ( smp ) in depok 2016 using a questionnaire research adopted from the questionnaire global adults tobacco survey ( gats ) in 2011. This research using design research cross sectional with the total sample of 300 students of junior high school class vii and viii depok having akreditas a , b and c.
This study found value of 77,5 or ( 95 % ci: 10,29-548,3 ) which means: teenager having their peers that smoking risky of 77,5 times more likely to smoke compared with a teenager who do not have their peers who does not smoke .Besides acquired also value p value of 0,001 which means there are the relationship between the influence of their peers with the behavior smoked on in junior high without controlled by variable konfonding.
This research recommended to do promotion of health a more intensive to the students about the students of the impact on and a result of danger of smoking for active smokers as well as the dangers and as a result of cigarette smoke for passive smokers.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qurrota Aini
"Tujuan penelitian ini untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik, dan kemandirian personal hygiene pada anak berkebutuhan khusus (ABK) di SLB Nusantara ber-Asrama Depok tahun 2016. Subjek dari penelitian ini adalah 46 anak berkebutuhan khusus dengan ragam jenis disabilitas, usia dan tingkat pendidikan. Penelitian menggunakan metode kuantitatif. Desain penelitian ini adalah deskriptif dan menggunakan pendekatan cross sectional. Gambaran mengenai kemandirian personal hygiene diperoleh peneliti dari hasil observasi. Peneliti menggunakan instrumen penelitian yang dikembangkan oleh DISHA Comprehensive Rehabilitation Center yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya, dengan modifikasi item berkaitan dengan perilaku sehat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan nilai kemandirian personal hygiene antar umur, jenis kelamin, jenis disabilitas dan tingkat pendidikan. Penelitian ini merekomendasikan kepada pihak sekolah, serta kerjasama dinas pendidikan dan dinas pendidikan untuk berkomitmen meningkatkan kemandirian personal hygiene ABK mencapai tingkat optimal. Selain itu juga rekomendasi ditujukan untuk peneliti lain guna melihat faktor lain yang memungkinkan kemandirian personal hygiene pada ABK.

The purpose of this study is to obtain an overview about the characteristics and independence of personal hygiene in Children with Special Needs (ABK) in SLB Nusantara (Boarding School) Depok in 2016. The sample of this study took 46 respondents with special needs with various types of disabilities, ages and education levels. Research using quantitative methods. This study was descriptive and cross sectional approach. Researcher obtains an overview of the independence of personal hygiene from the result of observations. Researcher use research?s instruments developed by DISHA Comprehensive Rehabilitation Center that has been assessed for validity and reliability, with item?s modification related with health behavior. The results showed that there is no different independence of personal hygiene between age, gender, type of disability, and education levels of respondents. This study recommended for school, as well as cooperation department of education and department of health to increase the independence of the personal hygiene optimally. And also recommended for other researchers whom looking for another factor that allows independence in personal hygiene of ABK."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simon Salim
"Latar Belakang : Implantasi pacu jantung permanen telah menjadi prosedur umum saat ini. Tujuan tindakan pemasangan pacu jantung permanen tidak lagi hanya sebatas morbiditas dan mortalitas, tetapi juga kualitas hidup. Dalam menilai kualitas hidup dibutuhkan kuesioner yang dapat merubah sesuatu yang kualitatif menjadi data kuantitatif. Kuesioner kualitas hidup yang ada saat ini belum ada yang berbahasa Indonesia. Untuk dapat digunakan dalam menilai kualitas hidup di Indonesia perlu adaptasi bahasa dan budaya. Selain itu, kuesioner terjemahan tersebut harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik. Metode : Studi ini adalah studi cross sectional yang terbagi dalam 2 tahap. Tahap awal berupa adaptasi bahasa dan budaya untuk dapat menghasilkan kuesioner SF-36 dan Aquarel berbahasa Indonesia. Tahap akhir berupa uji validitas dan reliabilitas kuesioner SF-36 dan Kuesioner Aquarel. Subjek berjumlah 30 orang pada tahap awal, dan 20 orang pada tahap akhir. Subjek merupakan pasien dengan pacu jantung permanen, yang kemudian akan dilakukan Tes Jalan 6 Menit (6MWT) dan pemeriksaan NT pro-BNP. Validitas SF-36 dinilai berdasarkan nilai korelasi Kuesioner dengan pemeriksaan penunjang, dan validitas Aquarel dinilai berdasarkan nilai korelasi kuesioner Aquarel dengan Kuesioner SF-36, dan korelasi kuesioner dengan pemeriksaan penunjang. Reliabilitas kuesioner dinilai berdasarkan konsistensi internal dan repeatabilitas. Hasil : Kuesioner SF-36 berbahasa Indonesia memiliki korelasi positif antara 6MWT dengan domain PF (Physical Functioning) (r= 0,363; p=0,001), dan memiliki korelasi negatif antara NT Pro-BNP dengan domain GH (General Health) (r= 0,269; p = 0,020) dan MH (Mental Health) (r= -0,271; p = 0,019). Kuesioner Aquarel berbahasa Indonesia memiliki korelasi positif antara 6MWT dengan domain dyspneu (r=0,228; p=0,048), dan memiliki korelasi negatif antara NT proBNP dengan Domain Chest Discomfort (r = -0.231; p = 0.043) dan Dyspneu (r = 0.268; p = 0.020). Kedua kuesioner SF-36 berbahasa Indonesia (Cronbach α = 0.789) dan Aquarel berbahasa Indonesia (Cronbach α = 0.728) memiliki reliabilitas dan repeatabilitas yang baik. Kesimpulan : Pada proses adaptasi bahasa dan budaya tidak terdapat modifikasi yang berarti pada kedua kuesioner dan dapat diterima baik oleh pasien. Kuesioner SF-36 berbahasa Indonesia dan Kuesioner Aquarel berbahasa Indonesia bersifat valid dan reliable.

acemaker implantation has became common procedure in the last decades. The goal of our therapy was no longer about morbidity and mortality, but quality of life. In assessing the quality of life, we need a questionnaire that can change qualitative value to quantitative value. There is no quality of life questionnaires in Bahasa Indonesia, therefore we need language and cultural adaptation before we can use it in Indonesia. Moreover the translation questionnaire must has good validity and good reliability. We choose SF-36 as generic health related quality of life (HRQoL), as it is the most popular HRQoL questionnaire. Specifically for pacemaker patients, we choose Aquarel Questionnaire. Methods : This cross sectional study was divided into 2 steps. The first step was language and cultural adaptation to create SF-36 and Aquarel questionnaire in Bahasa Indonesia. The final step was validation and reliability test of the translated questionnaire. The subjects were 30 people for the first step , and 20 people for the final step. All the subject were patient with permanent pacemaker. We also conduct two diagnostic tests (6 Minutes Walk Test (6MWT) and NT pro-BNP). SF-36 validity was assessed by its correlation with diagnostic tests, and Aquarel validity was assessed by its correlation with SF-36 and with The diagnostic tests. Both questionnaire reliability assessed by its Internal consistency and repeatability. Results : Our indonesian version of SF-36 shows positive correlation between 6MWT and PF (Physical Functioning) ( r = 0.363 ; p = 0.001) and negative correlation between NT Pro-BNP value with GH (General Health) (r = -0.269; p = 0.020) and MH (Mental Health) (r = -0.271; p = 0.019). Our Indonesian version of Aquarel shows positive correlation between 6MWT with Dyspneu domain ( r = 0.228 ; p = 0.048 ) and shows negative correlation between NT Pro-BNP with Chest Discomfort (r = -0.231; p = 0.043) and Dyspneu (r = -0.268; p = 0.020). Both the Indonesian SF-36 (Cronbach ? = 0.789) and the Indonesian Aquarel (Cronbach ? = 0.728) shows good reliability and repeatability. Conclusions : We succed doing language and cultural adaptation of SF-36 and Aquarel questionnaire. Both Indonesian version questionnaire are valid and reliable .
"
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T55664
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>