Perkembangan gedung-gedung di Indonesia semakin hari semakin pesat. Struktur bangunan yang dibuatp memiliki ketinggian yang cukup tinggi. Gedung tersebut menjadi sasaran sambaran petir baik secara langsung maupun tidak langsung. Sambaran petir langsung dapat berakibat pada kerusakan gedung hingga menyebabkan kebakaran. Dan akibat dari sambaran tidak langsung akan mengakibatkan tegangan induksi lebih yang dapat merusak peralatan elektronik yang ada di dalam gedung. Sehingga dibutuhkan sistem proteksi petir untuk mengurangi efek dari sambaran petir ini. Salah satunya adalah gedung i-CELL FTUI merupakan gedung laboratorium fakultas teknik yang terletak di Universitas Indonesia, Depok, Jakarta dengan tingkat hari guruh yang cukup tinggi. Kondisi gedung yang menjadi bangunan tertinggi dibandingkan bangunan disekitarnya menjadikan gedung i-CELL FTUI ini sasaran bagi sambaran petir. Terlebih gedung ini juga memiliki beberapa peralatan elektronik penting didalamnya. Sehingga dibutuhkanlah sebuah sistem proteksi petir pada gedung i-CELL FTUI ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai Nd > Nc sehingga mengharuskan pemasangan sistem proteksi petir. Sitem proteksi petir yang terpasang pada gedung I-CELL FTUI belum sepenuhnya memenuhi standar NF C 17-102. Penggunaan terminasi udara sudah melindungi keseluruhan gedung tetapi untuk konduktor penyalur hanya terdapat satu buah saja sehingga diperlukan penambahan satu jalur konduktor penyalur lagi agar memenuhi standar yang ada. Dan sistem pembumian yang ada sudah memenuhi standar yang ada karena memiliki tahanan pembumian sebesar 8.3325 Ω. Selain itu terdapat pula rekomendasi pemasangan sistem proteksi petir eksternal secara konvensional mengacu pada standar SNI 03-7015-2004, IEC 62305, dan NFPA 780.
Pada perkembangan yang sangat pesat di Indonesia, kebutuhan manusia menjadi semakin meningkat, lahan yang ada di Indonesia pun akan sedikit demi sedikit terpakai untuk membangun bangunan-bangunan dalam upaya memenuhi kebutuhan manusia. Dengan semakin sedikitnya ketersediaan lahan, bangunan yang dibuat pun akan semakin tinggi untuk menyetarakan kebutuhan manusia. Namun, Indonesia termasuk negara yang kepadatan sambaran petirnya sangatlah tinggi sehingga dapat mengganggu aktivitas-aktivitas manusia. Hal ini membuat bangunan-bangunan yang semakin tinggi akan menjadi sasaran sambaran petir. Gedung Sarana Olahraga (SOR) UI yang terletak di Universitas Indonesia, Depok merupakan tempat yang sering dipakai oleh para mahasiswa dan mahasiswi untuk melakukan berbagai aktivitas olahraga. Oleh karena itu, evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah sistem proteksi petir eksternal yang dipasang sudah sesuai dengan standar yang ada agar proteksi petir berfungsi dengan baik dan keamanan akan tetap terjaga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gedung SOR UI telah terpasang sistem proteksi petir eksternal bertipe non-konvensional yaitu menggunakan ESEAT sebagai terminasi udaranya. Namun radius proteksi dari terminasi udara tersebut masih belum memenuhi standar karena belum sepenuhnya dapat melindungi Gedung SOR UI. Sistem konduktor penyalur sudah memenuhi standar yang ada. Sistem terminasi bumi memiliki nilai yang kurang dari 10 Ω namun kondisi kotak inspeksi pembumian yang digunakan masih belum memenuhi standar yang ada karena terkubur sehingga mempersulit akses untuk melakukan pemeliharaan. Selain evaluasi sistem proteksi petir yang ada, penulis juga melakukan evaluasi sistem proteksi petir secara konvensional yaitu dengan membuat desain yang sesuai dengan standar yang ada apabila sistem proteksi petir yang digunakan menggunakan tipe konvensional.
Petir merupakan fenomena alami dimana terjadi pelepasan muatan di dalam awan, antara awan dengan awan, atau antara awan dengan bumi. Petir terjadi secara acak dan memiliki energi yang besar. Energi yang besar tersebut dapat membahayakan objek di sekitarnya baik karena sambaran langsung maupun tidak langsung. Dengan begitu diperlukan sistem proteksi petir yang dapat mengalirkan arus petir secara aman ke bumi. Gedung Baru Pusat Kegiatan Mahasiswa (Pusgiwa) Universitas Indonesia merupakan salah satu bangunan tinggi di Universitas Indonesia yang digunakan mahasiswa Universitas Indonesia untuk melakukan kegiatan non-akademis. Karena struktur bangunan yang tinggi dan sering digunakan mahasiswa maka efek sambaran petir pada bangunan akan membahayakan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kesesuaian sistem proteksi petir pada bangunan dengan standar yang ada. Standar yang digunakan adalah SNI 03-7015-2004, IEC 62305, dan NFPA 780. Diperoleh hasil bahwa Gedung Baru Pusgiwa membutuhkan sistem proteksi petir tingkat 1. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa sistem proteksi petir eksternal pada objek masih memiliki ketidaksesuaian dengan standar. Susunan terminal udara belum dapat melindungi seluruh bagian gedung terutama pada bagian tengah menara, tangki air, dan turbin angin. Perlu dilakukan penyusunan ulang agar seluruh bagian bangunan dapat terproteksi. Pada konduktor penyalur di auditorium, terdapat bagian yang hanya memiliki satu ujung. Selain itu, kotak inspeksi pembumian seharusnya tidak tertutup tanah agar dapat dilakukan inspeksi berkala.