Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 66001 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suharsono Halim
"DC-DC boost converter merupakan rangkaian elektronika yang dapat menaikkan (step-up) tegangan DC. Pada proses pengaturan kestabilan tegangan keluaran hasil konversi pada DC-DC boost converter digunakan rangkaian penunjang berupa voltage sensor. Akan tetapi terjadi permasalahan pada bagian voltage sensor yang terganggu karena adanya noise yang disebabkan oleh interferensi switching berfrekuensi tinggi.
Pada skripsi ini akan dirancang dan dibangun rangkaian DC-DC boost converter untuk menaikkan tegangan masukan 48V menjadi tegangan keluaran 200V dengan penambahan rangkaian sensing second orde low pass filter sebagai atenuator noise. Hasil perancangan rangkaian sensing second orde low pass filter dengan perangkat lunak ISIS Proteus menunjukkan respon frekuensi cut off pada 10kHz dengan tipe optimalisasi butterworth low pass filter, sedangkan pada pengujian terjadi pergeseran pada frekuensi cut off menjadi 15kHz.
Hasil perbandingan antara sinyal "A" sebelum dengan sinyal "B" setelah mengalami filter didapatkan sinyal yang lebih baik pada sinyal "B" setelah filter dengan noise yang telah mengalami peredaman.

DC-DC boost converter is an electronics circuit that is used to step-up DC voltage. In the process of regulating the output voltage of DC-DC boost converter, supporting circuit such as a voltage sensor is required to control the stability of the output voltage conversion. However, a problem arises on the voltage sensor component caused by an interference signal generated from a high frequency switching.
In this thesis, we design and develop a DC-DC boost converter to step-up a DC input voltage level of 48V into a DC output voltage level of 200V using a second order sensing active low pass filter as a noise attenuator. The simulation result of the sensing second order low pass filter using the software ISIS Proteus produce a cut off frequency at 10kHz using butterworth low pass filter optimalization, while the actual measurement produce a cut off frequency at 15kHz.
The comparison between sensing "A" signal before and "B" signal after filtering establish a better performance for the "B" signal after filtering with attenuated noise signal.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64191
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Benyamin Rupmanaor
"

Pada skripsi ini dipresentasikan desain rangkaian novel dc-dc flyback converter untuk mendukung teknologi 48 volt. Kebaruan dari rangkaian ini adalah pengaplikasian parallel input seried output dan umpan balik pada dc-dc flyback converter untuk mengubah 12V DC ke 48V DC. Disamping itu penggunaan transformator pada rangkaian yang berjumlah lebih dari satu berfungsi untuk membagi beban kerja induksi magnetik pada inti transformator. Desain umpan balik memanfaatkan arduino untuk memproses sinyal umpan balik sehingga menggerakan komponen penghasil sinyal PWM berdasarkan sinyal umpan balik yang diterima dan tegangan keluaran yang dihasilkan mencapai 48 volt meskipun dilakukan variasi beban. Rangkaian usulan terdiri atas keempat model yang berbeda, yaitu model tanpa umpan balik, model arduino-TL494CN, arduino saja, dan arduino-MCP4725-TL494CN. Hasil dari penelitian ini menyatakan model arduino-MCP4725-TL494CN memiliki presisi yang tinggi yaitu nilai defiasi yang paling rendah 0.02765 %⁄int dan tidak mengalami overshoot pada inisiasi rangkaian.


This essay presented dc-dc flyback converter for supporting 48 volt technology. This circuit merge parallel input seried output and feedback application. The new design development consist of parallel input seried output and feedback in dc-dc flyback converter to converter 12V DC to 48 V DC. Aside that, the function of using transformer more than one in circuit is for splitting magnetic induction workload for transformer core. Feedback design using arduino is for proccessing feedback signal so that driving PWM generator component based on received feedback signal and output voltage reach at 48 volt even the load is changing. The proposed circuit consist of four different model, that are no feedback model, arduino-TL494CN model, arduino only, and arduino-MCP4725-TL494CN model. Result of this research stated arduino-MCP4725-TL494CN model has the lowest deviation value 0.02765 %⁄int and preventing overshoot at circuit initiation.

"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan
"Buck converter merupakan salah satu jenis switching converter yang dapat menurunkan tegangan keluarannya. Agar buck converter dapat menghasilkan tegangan keluaran yang diinginkan diperlukan pengendali sistem buck converter. Pengendali yang dipakai pada sistem buck converter pada skripsi ini adalah pengendali PID. Pengendali PID yang digunakan ditala dengan menggunakan metode Ciancone.
Pengendali diimplementasikan pada mikrokontroler Atmega16 dengan algoritma pengendali PID diskrit Dari hasil simulasi dan uji coba alat didapatkan pengendali PID diskrit yang ditala dengan metode Ciancone ini memiliki respon yang cukup baik, dengan transient response yang cepat dan steady state error yang mendekati nol.

Buck converter is one of switching converter that can lower its output voltage. Buck converter need to be controlled in order that to get an approrite output voltage waveform. The controller used in this system is PID controller. This PID controller is tuned using Ciancone method.
The controller is implemented in microcontroller Atmega16 with discrete PID algorithm. From the simulation result, can be concluded that the discrete PID tuned with Ciancone method provide a good response, with a fast transient response and nearly zero steady state error.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
S51404
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Marzuki
"Penggunaan energi listrik saat ini secara garis besar masih menggunakan tegangan arus bolak-balik AC . Hampir semua peralatan elektronik memerlukan sumber arus searah DC terutama pada komputer pribadi Personal Computer . Dalam aplikasinya, sumber tegangan AC perlu dikonversikan menjadi tegangan DC pada sistem catu daya komputer. Sistem pada catu daya komputer memiliki tegangan keluaran yang bervariasi yaitu 3,3v, 5v, 12v, 0, -5v, dan -12v. Berdasarkan hasil pengukuran, besarnya tegangan keluaran pada catu daya komputer berkisar dibawah 5 yang berarti bahwa tegangan tersebut masih dalam kondisi toleransi yang diperbolehkan dan arus yang paling besar terdapat pada pengukuran kabel soket untuk VGA yang memiliki nilai arus DC mencapai 1,550 A pada saat beroperasi, 1,533 pada saat penyalaan komputer dan 422mA pada saat kondisi stand by pada tegangan 12,10 volt DC. Dibutuhkan Konverter DC-DC untuk mengubah level tegangan DC satu ke level tegangan DC lainnya. Adapun jenis konverter DC-DC yang dapat digunakan pada catu daya komputer pribadi yaitu konverter DC-DC topologi Boost Single Input Multiple Output. Simulasi Perancangan Konverter DC-DC menggunakan software ISS Proteus.

The use of electricity nowadays is largely remains using a source of alternating current AC. Almost all electronic devices require a source of direct current DC, especially on personal computers. In its application, the AC voltage source need to be converted into DC voltage in the power supply system of the computer. Systems on the computer power supply has variable output voltage is 3.3V, 5V, 12V, 0, 5V, and 12V. Based on the measurement results, the magnitude of the output voltage of the power supply computer ranges below 5 , which means that the voltage is still in a state of tolerance allowed and the current most contained in the measurement cable connector to VGA that has a value of DC current reached 1,550 A during operation , 1,533 at the time at which the computer and 422mA during the stand by condition at a voltage of 12.10 volts DC. DC DC converters needed to convert one DC voltage level to another DC voltage level. The type of DC DC converters that can be used on a personal computer power supply is a DC DC converter topology Boost Single Input Multiple Output. Simulation of DC DC converter design using Proteus ISS software."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48146
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Albertus Hendra
"Dalam merancang kendaraan bus listrik, dibutuhkan komponen untuk menyuplai daya ke sistem auxiliary yang membutuhkan tegangan 24V dari sumber baterai 400V. Isolated DC-DC converter merupakan solusi untuk mengubah tingkat tegangan dari 400V ke 24V dengan menggunakan metode Switch Mode Power Supply (SMPS) yang bertopologi push-pull agar dapat memperoleh daya sebesar 1kW. Rangkaian dirancang terisolasi agar aman bagi komponen sistem auxiliary, baterai, dan penggunanya, karena rangkaian sumber dan beban terpisah secara elektris, namun terhubung secara magnetis oleh transformator. Frekuensi switching yang digunakan adalah 20 kHz dengan menggunakan semikonduktor IGBT. Pada bagian masukkan terdapat rangkaian snubber agar diperoleh masukkan tegangan yang mendekati ideal. Pada bagian keluaran rangkaian terdapat filter LC yang berfungsi untuk menjaga gelombang tegangan keluaran agar lebih stabil pada suatu nilai. Tegangan keluaran diumpan balik ke pengendali PID yang dirancang dengan metode tempat kedudukan akar berdasarkan pemodelan state-space averaging dan digunakan untuk mengatur keluaran PWM yang menjalankan proses switching pada IGBT, sehingga menjaga keluaran tetap pada nilai tegangan yang diinginkan, yaitu 24V. Seluruh rancang bangun dianalisa melalui hasil grafik simulasi. Hasil penelitian ini diperoleh rangkaian isolated DC-DC converter efisiensi 83.6% dan mampu memberikan keluaran stabil pada 24V dengan daya 1kW.

Designing electric vehicle, especially bus, a component is needed to supply the power for 24V auxiliary system from 400V battery source. Isolated DC-DC converter is a solution to convert voltage level from 400V to 24V with Switch Mode Power Supply (SMPS) method that designed with push-pull topology that the design able to drive 1 kW of electric power. The circuit has been designed to be safely used for the auxiliary system, battery source, and for the user, because the source circuit and load circuit is electrically separated, but magnetically connected by transformer. Switching frequency that used in this simulation is 20 kHz using IGBT semiconductor. Ferrite transformer is used in this simulation to satisfy the required switching frequency of 20 kHz. On the input circuit, there is a snubber circuit to maintain the input voltage to be more ideal. On the output circuit, LC filter is used to maintain the voltage output wave to be more stable on the desired voltage level. The output voltage provides feedback value to PID controller that is designed using Root Locus method based on state-space averaging model and used by the PID controller to control the PWM output to drive the switching process on IGBT semiconductor, hence the output voltage will be maintained on desired level, 24V. The whole design is analyzed through simulation graph result. The result of this study, an isolated DC-DC converter that has efficiency 83.6% and capable of delivering 24V stable output with 1kW power transmission."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Teknologi worldwide interoperability for mobile access (WiMAX) mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi
dan cakupan area yang luas. Teknologi WiMAX telah dikembangkan lagi menjadi teknologi untuk komunikasi bergerak
yang dinamakan mobile WiMAX sesuai standar IEEE 802.16e dengan frekuensi kerja 2,3–2,4 GHz. Bandpass filter
(BPF) digunakan untuk menyeleksi frekuensi berdasarkan spesifikasi standar WiMax yang telah ditetapkan agar tidak
terjadi gangguan dengan channel lain saat melakukan komunikasi. Perancangan BPF menggunakan filter aktif
mikrostrip Hairpin dengan rangkaian resistansi negatif. Rangkaian resistansi negatif berfungsi untuk mengkompensasi
rugi resistansi parasitik yang ditimbulkan dari komponen induktor kapasitor dan menggunakan komponen aktif bipolar
junction transistor (BJT) BFR-183. Penggunakan filter aktif mikrostrip hairpin mempunyai keuntungan yaitu ukuran
menjadi lebih kecil, rugi-rugi yang diakibatkan adanya resistansi parasitik menjadi lebih rendah sehingga faktor Q dapat
ditingkatkan dan dapat diterapkan pada frekuensi tinggi. Substrat PCB yang digunakan FR4. Hasil simulasi yang diperlihatkan yaitu jalur frekuensi dioperasikan pada 2,3-2,4 GHz, return loss, insertion loss, dan VSWR."
621 ELIT 2:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Kevin Dias Sutarto
"Pembuatan sebuah pengisi daya listrik sudah dilakukan pada berbagai macam manca negara dikareakan adanya perubahan energy yang sudah mulai dilakukan untuk menghindari tersebarnya polusi udara maupun kimiawi. Pada penelitian ini, penulis merancang dan membangun sistem pemantau dan pengisi daya baterai menggunakan metode DC-DC converter untuk digunakan pada kendaraan listrik. Penelitian ini bertujuan agar kendaraan listrik dapat melakukan pengisian daya dimana saja di tempat yang terdapat sumber PLN (220 VAC). Dengan demikian, kendaraan listrik tidak harus melakukan pengisian daya pada sebuah charging station khusus saat keadaan darurat. Pada eksperimen kali ini, penulis telah berhasil merancang sebuah pengisi daya yang dapat mengubah tegangan 50V DC   dan menurunkannya menjadi tegangan 36 V yang akan mengalirkan arus hingga 8 A dengan Aki sebanyak tiga buah bertegangan 36V 60Ah sebagai bebannya dimana tegangan ippleyang dihasilkan lebih kecil diaman efisiensi pengisian daya akan lebih baik. Rangkaian yang diusulkan ini terdiri dari sebuah full wave rectifier circuit, filter kapasitor, dan buck converter. Dengan demikian, tegangan charging dapat lebih sesuai dengan tegangan baterai yang akan dipakai, yakni sebesar 36 Volt.
Making an electric charger has been carried out in various foreign countries because of the energy changes that have been made to avoid the spread of air and chemical pollution. In this study, the author designed and built a battery monitoring and charger system using the DC-DC converter method for use in electric vehicles. The purpose of this research is that electric vehicles can charge anywhere in the place where there is a source of PLN (220 VAC). Thus, electric vehicles do not have to charge a special charging station during an emergency. In this experiment, the author has succeeded in designing a charger that can convert 50V DC voltage and lower it to 36V voltage which will flow up to 8 A with a battery of three 36V 60Ah voltage as the load where the ripple voltage produced is smaller in efficiency charging will be better. The proposed circuit consists of a full wave rectifier circuit, filter capacitor, and buck converter. Thus, the charging voltage can be more in accordance with the voltage of the battery to be used, which is equal to 36 Volts."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryo Mochamad Hidayat
"Perkembangan teknologi saat ini, banyak aplikasi yang membutuhkan sumber catu daya dc di mana tegangan keluarannya dapat diubah-ubah sesuai kebutuhan pemakaian. Penerapan sistem buckboost konverter sebagai salah satu regulator dc tipe switching dapat menjawab kebutuhan tersebut dengan mewujudkan sebuah sumber tegangan searah dengan tegangan keluaran yang variabel. Dengan sistem buckboost konverter, nilai tegangan keluaran dapat diatur untuk lebih besar maupun lebih kecil dari nilai tegangan masukannya dengan mengatur lebar pulsa (duty cycle) pada PWM yang dihasilkan dari pemrograman pada mikrokontroler. Sehingga proses regulasi tegangan keluaran pada buckboost konverter dapat dilakukan lebih mudah. Pada laporan skripsi ini dibahas rancang bangun buckboost konverter. Tingkat efisiensi dan pengaruh dari penggunaan komponen switching merupakan faktor utama dalam menganalisa performansi dari buckboost sebagai salah satu regulator dc tipe pensaklaran.

Current technological developments, many applications that require dc power supply source where the output voltage can be altered according to usage needs. Implementation buckboost converter system as one type dc switching regulator can answer those needs by establishing a DC voltage source with variable output voltage. With buckboost converter system, the value of the output voltage can be adjusted for larger or smaller than the value of the input voltage by adjusting the pulse width (duty cycle) at the PWM generated from the microcontroller programming. So that the regulatory process in buckboost converter output voltage can be done more easily. In this thesis report buckboost converter design are discussed. Level of efficiency and impact of the use of switching component main factor in analyzing the performance of buckboost as one type of dc switching regulators.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S51301
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chairil
"Pada skripsi ini dilakukan perancangan co-design quadband LNA dan BPF dengan menggunakan CMOS teknologi 0.18 𝜇𝑚 yang beroperasi pada frekuensi tengah 0.95 GHz dan 1.85 GHz untuk aplikasi GSM, 2.35 GHz untuk aplikasi WiMAX, dan 2.65 GHz untuk aplikasi LTE secara simultan dengan topologi inductive souece degeneration. LNA dirancang agar memiliki spesifikasi 𝑆11<-10 dB, 𝑆21>10 dB, VSWR bernilai 1 ? 2, dan NF < 3 dB. LNA yang telah memenuhi kriterai perancangan kemudian digabung dengan sebuah quadband BPF yang beroperasi pada frekuensi tengah yang sama. Hasil simulasi co-design LNA dan BPF memiliki kinerja yang lebih baik daripada quadband LNA pada frekuensi 0.95 GHz, 1.85 GHz, 2.35 GHz, dan 2.65 GHz. Co-design LNA dan BPF memiliki nilai 𝑆11 antara -26,0 dan -18,9 dB, 𝑆21 antara 13,2 dB dan 19,2 dB, VSWR senilai 1,2, dan NF antara 0,6 dB dan 1,5 dB.

In this thesis, a concurrent quadband LNA is built in inductively source degeneration topology using 0.18 𝜇𝑚 CMOS technology. Another optimization technique called co-design is also used to find the better solution in the wider design field. Whatever the LNA and Filter are powerful; there should be a better design once they are combined together. Considering multiple components in RF front-end together, co-design can reduce the device number, thereby reduce system size, weight and price. As the result, a concurrent LNA which operates in band 0.95 GHz, 1,85 GHz, 2,35 GHz, and 2,65 GHz with gain >10 dB and NF below 1 dB is presented."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42732
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mitchell, Daniel M.
New York: McGraw-Hill, [date of publication not identified]
621.381 MIT d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>