Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5440 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Phillips, Jack
"Measuring on-the-job performance after a training intervention has become a standard and expected measurement by many organizations. This issue examines in depth how to measure on-the-job application of training through a variety of techniques including questionnaires and surveys, follow-up interviews, focus groups, and on-the-job observation. Included are useful checklists and other tips to ensure success and the ultimate credibility of your evaluation efforts."
Alexandria, VA: [American Society for Training & Development Press;, ], 2000
e20428998
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Leporati, Ezio
Forest Grove Oregon: Research Studies Press, 1979
624.17 LEP a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Brown, Steven
New York: Cambridge University Press, 2007
428BROA002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
TA2082
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Haris
"Jenis media massa yang berbeda-beda memiliki dampak yang berbeda pada setiap orang. Dampak media yang menjadi objek penelitian ini ialah berupa information holding yang dimiliki responden berkaitan dengan kasus korupsi dan/atau KKN di KPU Pusat. Information holding yang ingin diketahui adalah information holding level 1, 2, dan 3. Information holding Ievel 1 berkaitan dengan pengetahuan secara umum yang dimiliki responden tentang kasus korupsi di KPU Pusat, information holding level 2 berkaitan dengan informasi rinci yang dimiliki responden tentang korupsi di KPU Pusat, dan information holding level 3 berkaitan dengan analisis dan pendapat responden tentang penyebab kasus korupsi di KPU Pusat tersebut.
Responden penelitian adalah mahasiswa S1 angkatan 2002 program regular dari Fakultas Teknik dan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Pemilihan kedua fakultas ini dilakukan secara acak sederhana dari sepuluh fakultas penyelenggara program Strata Satu (Sl) regular di kampus UI Depok. Selanjutnya, responden diambil dalam jumlah yang mewakili mahasiswa dari kedua fakultas tersebut. Jumlah responden diambil secara proporsional baik untuk ukuran laki-laki maupun perempuan. Jumlah responden yang datanya dapat dianalisa adalah 214 orang atau 82% dari total rcsponden (260) yang diharapkan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode kuantitatif dan menggunakan teknik pengumpulan data dengan survei untuk mengukur information holding responden. Namun, untuk mengetahui isi media dilakukan dengan analisis isi berita atau siaran berita, talkshow dan ulasan. Media yang dianalisis isinya adalah Surat kabar Kompas, Tempo dan Media lndonesia serta isi Siaran Metro TV, SCTV dan RCTI tentang kasus yang berkaitan dengan kasus korupsi di KPU Pusat.
Temuan penelitian ini memperlihatkan bahwa information holding level 1, 2, dan 3 dapat terjadi kalau responden terterpa isu yang dianalisis. Selanjutnya, information holding level 1, 2, dan 3 dipengaruhi oleh jenis media, frekuensi penggunaan media, serta jenis program untuk media televisi dan radio. Surat kabar berhubungan dengan information holding level 1, 2, dan 3. Kemudian membaca kasus korupsi yang terjadi di KPU Pusat melalui majalah berhubungan dengan information holding level 2 dan 3.
Kegiatan mendengarkan berita korupsi di KPU Pusat melalui radio berhubungan dengan information holding level 3. Frekuensi mendengarkan berita korupsi di KPU Pusat melalui radio berhubungan dengan information holding level 2. Jenis stasiun televisi berhubungan dengan information holding level 2. Selanjutnya, menonton berita korupsi di KPU Pusat berhubungan dengan information holding level 2, dan frekuensi menonton berita korupsi berhubungan dengan information holding level 2. Menonton talkshow korupsi di KPU Pusat berhubungan dengan information holding level I, 2, dan 3. Diskusi antarpribadi tentang kasus korupsi dan KKN di KPU Pusat juga berhubungan dengan information holding level 1, 2, dan 3.
Implikasi dari penelitian ini, agar informasi dalam pemberitaan suatu kasus dapat diingat secara umum dan rinci oleh khalayak dan agar khalayak dapat memberikan pendapat dan analisis tentang penyebab suatu kasus, maka informasi kasus itu dapat disampaikan dengan media yang berbeda untuk memperoleh hasil yang berbeda. Agar suatu informasi dapat diingat secara umum oleh khalayak, maka media yang dapat digunakan adalah Surat kabar dan televisi, dan program yang dapat digunakan untuk televisi adalah berita dan talkshow. Kemudian, agar suatu informasi dapat diingat secara rinci maka media yang dapat digunakan adalah majalah, surat kabar dan televisi. Kalau mau menggunakan radio maka perlu meningkatkan Frekuensi penyiarannya.
Untuk televisi, agar siaran informasi dapat diingat secara rinci dapat rnenggunakan berita alau talkshow dan perlu memperhatikan stasiun televisi tertentu. Selanjutnya, agar khalayak mampu memberikan pendapat dan analisis mengenai penyebab suatu kasus maka kasus itu perlu disampaikan melalui surat kabar, radio, dan televisi. Radio dapat menggunakan program berita, sedangkan televisi dapat menggunakan berita, ulasan dan/ atau Iafkshow. Frekuensi pemberitaan dan diskusi di radio tidak mempengaruhi kemampuan khalayak memberikan pendapat dan analisis tentang penyebab suatu kasus korupsi. Tetapi sebaliknya, Frekuensi penyiaran berita lewat televisi dan penyiaran ulasan dan/atau talkshow walaupun frekuensi penyiaran tidak berpengaruh pada kemampuan khalayak memberikan pendapat dan analisis tentang penyebab suatu kasus korupsi.
Penelitian ini relatif memiliki keterbatasan dalam rnengeksplorasi motivasi dan kepentingan para responden, yang merupakan faktor penentu dalam konteks information holding pada populasi lain atau dalam kasus-kasus lain di luar kasus yang dibahas pada penelitian ini."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
T22571
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhri Muhamad Rizaldi
"Proses penuaan dapat menyebabkan kualitas tidur pada lansia berubah dan menyebabkan gangguan tidur insomnia. Sebelumnya insomnia dipandang sebagai gejala depresi namun saat ini para peneliti menduga insomnia menjadi faktor risiko dari depresi.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan insomnia dan depresi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. Penelitian ini menggunakan studi cross sectional dengan jumlah sampel 79 responden dan dipilih menggunakan teknik proporsional random sampling. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa Insomnia Severity Index dan Geriatric Depression Scale 30 item.
Hasil penelitian menunjukkan 41,8 lansia di panti mengalami gangguan tidur insomnia dan 51,9 lansia mengalami depresi. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara insomnia dengan depresi p=0,001 < ?=0,05 . Pemberian edukasi dan skrining secara berkala mampu mengurangi insomnia dan depresi pada lansia. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengidentifikasi berkurangnya risiko depresi dengan mengatasi insomnia.

The aging process can cause sleep quality in the elderly to change and cause sleep disorders insomnia. Previously, insomnia was seen as a symptom of depression but recently researchers suspected insomnia to be a risk factor for depression.
This study aims to determine the relationship of insomnia and depression at the Social Institution Tresna Werdha Budi Mulia 03 Jakarta. This study used cross sectional study with 79 respondents and selected by using proportional random sampling technique. The instruments used in this study are Insomnia Severity Index and Geriatric Depression Scale 30 items.
The results showed 41.8 of elderly in the home experienced sleep disorders insomnia and 51.9 of elderly people depressed. The results showed there was an association between insomnia and depression p 0.001.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Handaru Hitowasono
"ABSTRAK
Nasionalisme merupakan elemen penting yang perlu dimiliki oleh seluruh rakyat Indonesia. Hal ini perlu dibina sejak remaja sebagai kader masa depan bangsa. Nasionalisme dibentuk oleh enam dimensi, yaitu cinta tanah air, keinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan nasional, keinginan untuk mengejar prestasi, keinginan untuk memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, keinginan untuk menegakkan hukum dan keinginan untuk berpartisipasi dalam kompetisi internasional. Tinggi rendahnya tingkat dimensi nasionalisme pada remaja dapat sangat dipengaruhi oleh faktor keluarga seperti jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status perkawinan orang tua dan waktu bersama orang tua. Penelitian ini merupakan studi kasus yang dilaksanakan di SMAN 3 Tambun Selatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan kombinasi stratified sampling dan cluster sampling. Dalam penelitian ini akan dilihat dimensi mana yang mempengaruhi tingkat nasionalisme mahasiswa dan profil mahasiswa yang memiliki dimensi tingkat tinggi berdasarkan faktor keluarga. Metode analisis data yang digunakan adalah metode PLS, K-means Cluster dan CRT. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dimensi yang mempengaruhi tingkat nasionalisme adalah rasa cinta tanah air, keinginan untuk berpartisipasi dalam pembangunan, keinginan untuk mengejar prestasi dan keinginan untuk mengikuti kompetisi internasional. Faktor keluarga yang mempengaruhi cinta tanah air adalah pendidikan terakhir ayah dan ibu. Faktor keluarga yang mempengaruhi keinginan untuk terlibat dalam pembangunan adalah jenis kelamin, pekerjaan ayah dan ibu. Faktor keluarga yang mempengaruhi keinginan mengejar prestasi adalah pekerjaan ibu. Faktor keluarga yang mempengaruhi keinginan untuk memasuki kompetisi internasional adalah pekerjaan ayah.
ABSTRACT
Nationalism is an important element that all Indonesian people need to have. This needs to be nurtured from adolescence as a cadre for the future of the nation. Nationalism is formed by six dimensions, namely the love of the country, the desire to participate in national development, the desire to pursue achievements, the desire to take advantage of science and technology, the desire to enforce the law and the desire to participate in international competitions. The level of nationalism dimension in adolescents can be greatly influenced by family factors such as gender, parental education, parental work, parental marital status and time with parents. This research is a case study conducted at SMAN 3 Tambun Selatan. Sampling was done by a combination of stratified sampling and cluster sampling. In this study, it will be seen which dimensions affect the level of student nationalism and the profile of students who have high-level dimensions based on family factors. The data analysis methods used are PLS, K-means Cluster and CRT methods. From the research results, it is known that the dimensions that influence the level of nationalism are the love of the country, the desire to participate in development, the desire to pursue achievements and the desire to participate in international competitions. The family factor that affects the love of the motherland is the last education of the father and mother. Family factors that influence the desire to be involved in development are gender, father's and mother's occupation. The family factor that affects the desire to pursue achievement is the mother's job. The family factor that influences the desire to enter international competition is the job of the father."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shinta Rahmi Putri
"Kelompok lanjut usia berisiko mengalami stres yang dapat mendorong pengembangan mekanisme koping, yang salah satunya berupa aktivitas spiritual. Penelitian ini merupakan studi korelasi dengan pendekatan potong lintang yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritualitas dan tingkat stres lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 3. Responden sebanyak 59 orang didapat dengan metode total populasi. Analisis data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dan tingkat stres lansia (p value = 0,001). Sedangkan untuk karakteristik responden (jenis kelamin, status pernikahan, dan keberadaan orang terdekat), tidak ada hubungan yang signifikan dengan tingkat stres (p value = 0,367; 0,868; 0,931).
Berdasarkan hasil tersebut, kegiatan spiritual (pembinaan, pemantauan, dan kerja sama) perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk mencegah atau menurunkan stres demi mencapai kesejahteraan lansia, khususnya di panti wreda.

The elderly at risk of stress that can encourage the development of coping mechanisms, one through spiritual activities. This study was a correlation study with cross sectional approach, aimed to find out relationship between spirituality level and stress level of elderly people in Social House of Tresna Werdha Budi Mulia 3. Respondents as many as 59 people were obtained by total population method. Analysis done by univariate and bivariate, with chi square test.
The results showed that there were significant correlation between spirituality level and stress level of elderly people (p value = 0,001). Whereas, for respondent characteristics (gender, marital status, and existence of closest people) there were no significant correlation with stress level (p value = 0,367; 0,868; 0,931).
Base on these results, spiritual activities (establishment, monitoring, and cooperation) should be maintained and improved to prevent or reduce stress in order to achieve welfare of the elderly, particularly in nursing homes.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elriandri
"Analisa Fitness for Service (FFS) dilakukan sebagai penilaian secara kuantitatif dalam mengevaluasi kondisi integritas pipa penyalur. Pada dasarnya, penilaian FFS membantu menentukan kondisi komponen peralatan apakah dapat beroperasi dengan aman meskipun terdapat kekurangan yang telah terindikasi hingga level lebih tinggi yaitu dengan menggunakan Finite Element Metode (FEM). Pipa penyalur bawah laut yang mengalami kebocoran disebabkan oleh tarikan jangkar pada sambungan flange, mengalami deformasi secara plastis dan diketahui terangkat setinggi kurang lebih 1 meter dan sebagai langkah mitigasi telah dilakukan inspeksi dan perbaikan oleh Perusahaan. Setelah itu permodelan dilakukan dalam merekonstruksi proses deformasi pipa tersebut. Kemudian dilakukan analisa-analisa hingga Vortex Induced Vibration (VIV) dan Fatigue. Hasil analisa yang dilakukan pipa penyalur tersebut masih dalam kondisi acceptable sehingga masih layak pada kondisi normal operasi. Simulasi arus juga dipertimbangkan dalam penelitian dengan beberapa sensitivitas untuk mendapatkan estimasi umur layan dari kondisi pipa penyalur. Hasil perhitungan berdasarkan sensitivitas arus dihasilkan bahwa estimasi umur layan pipa penyalur paling rendah selama 3 tahun

The Fitness for Service (FFS) analysis is performed as a quantitative assessment to evaluate the integrity condition of a pipeline. Essentially, FFS assessment helps determine whether equipment components can operate safely despite existing deficiencies. This evaluation is carried out using the Finite Element Method (FEM). In the case of an underwater pipeline that experiences leaks due to anchor pull at the flange connection, it undergoes plastic deformation and is lifted approximately 1 meter. As a mitigation step, inspection and repairs have been carried out by the company. Subsequently, modeling is performed to reconstruct the deformation process of the pipeline. Then, analyses are performed for Vortex Induced Vibration (VIV) and fatigue. The results of these analyses indicate that the pipeline is still in an acceptable condition, making it suitable for normal operation. Additionally, flow simulations are considered in the study, with various sensitivities to estimate the remaining service life of the pipeline. Based on sensitivity to flow conditions, the minimum estimated service life of the pipeline is 3 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Gordon Parulian
"Tesis ini membahas evaluasi IACM level 3 pada sistem pengawasan Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian untuk memastikan kesenjangan (gap) antara kondisi kapabilitas Inspektorat Kementerian Pertanian dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Informan dalam penelitian ini terdiri dari Sekretaris lnspektorat Jenderal, Inspektorat I, Inspektorat III, Inspektorat IV, Inspektorat Investigasi dan lnspektur II Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan melalui analisis dokumen dan wawancara. Analisis data kualitatif dilakukan dengan melibatkan reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan aktivitas pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian RI berada di Level 3 atau hanya melakukan aktivitas pengawasan pada audit ketaatan. Secara umum, Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian sudah mencapai level 3 (terintegrasi). Dalam setiap elemen, seluruh kebijakan, proses, dan prosedur audit internal yang relevan ditetapkan, didokumentasikan, dan diintegrasikan.

This thesis discusses the IACM level 3 evaluation of the supervision system of the Inspectorate General of the Ministry of Agriculture to determine the gap between the capability conditions of the Inspectorate of the Ministry of Agriculture and the needs of stakeholders. The research method used is a qualitative method with a case study approach. The informants in this research consisted of Secretary of the Inspectorate General, Inspectorate I, Inspectorate III, Inspectorate IV, Investigation Inspectorate and Inspector II Inspectorate General of the Ministry of Agriculture. The data used in this research consists of primary data and secondary data. Data collection was carried out through document analysis and interviews. Qualitative data analysis is carried out involving data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results of this research show that the supervision activities carried out by the Inspectorate General of the Indonesian Ministry of Agriculture are at Level 3 or only carry out supervision activities on compliance audits.In general, Inspectorate General of the Indonesian Ministry of Agriculture has reached level 3 (integrated). Within each element, all relevant internal audit policies, processes and procedures are defined, documented and integrated."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>