Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8290 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"In this global era the quality of dental service in Indonesia has become increasingly competitive, which can be reflected in the increasing number of traditional dental service, private dental practice, public health service, 24 hour health clinic, dental clinic, specialist dental clinic and dental spa. Dentists need to consider an appropriate service method and to determine the patient’s specific target so that they could become a loyal customer. The first important consideration in order to satisfy customer a dentist has to be updated with the latest dentistry development, dental equipment and material, so that he is able to apply the latest dental techniques with sophisticated equipment and materials. The second point is the dental service quality, the dentist
meticulousness and carefulness to execute every case. The third
point is the best dental service of the dentist and his team, hospitality, punctuality, strategic practice location and interior practice hygiene. The last important point is to determine the patient’s specific target market based on dentist’s competitive skill and local people characteristic."
[Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, Journal of Dentistry Indonesia], 2008
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hollins, Carole
Oxford: Wiley-Blackwell, 2008
617.6 HOL l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ike Siti Indiarti
"The purpose of the present study was to determine the standard mesiodistal' diameter and bucolingual diameter of the crown size and the dental arch size in the primary and permanent dentition of Indonesian-Jakarta children. The samples were obtained from dental plaster models of 400 Indonesian-Jakarta children who were selected from a cross section of the population and who ranged in age from 3 1/2 years to 6 1/2 years and from 10 I/2 years to 13 I/2 years. The mean values of the mesiodistal and bucolingual diameter of primary dentition are found tended to be larger in boys than in girls. The mean values of the mesiodistal and bucolingual diameter of permanent dentition are found tended to be larger in boys than in girls. Also for mean values of the dental arch width and length of primary and permanent dentition are found tended to be larger in boys than in girls."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Nurul Mustaqimah
"ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pemberian zinc (Zn) per oral dan aktivitas 'alkaline phosphatase' (ALP) dalam `gingival crevicular fluid' (GCF) saat pasca 'flap operation' (FO) guna mendapatkan data dalam mempercepat penyembuhan luka bedah. Kepada 12 pria dewasa diberikan ZnSO4 220 mg 3 x 1 sehari selama 14 hari. F0 dilakukan pada hari ke 5. Pemeriksaan 'papillary bleeding index' (PBI), kedalaman poket periodontal, kegoyangan gigi, produksi GCF, konsentrasi protein dalam GCF, aktivitas ALP dalam GCF, konsentrasi Zn plasma, dilakukan pada hari ke 5, 12, 19, dan 26. Kesehatan dan status grzi subyek diperiksa dengan meneliti konsentrasi kreatinin serum serta melakukan '3 days recall dietary survey'. Sebagai kontrol adalah 11 pria dewasa yang diberi 'saceharum lactis' 50 mg dan perlakuan yang sama. Ternyata pemberian Zn tersebut sudah berpengaruh terhadap aktivitas ALP GCF sejak hari ke 5 dan aktivitas ini menurun terus mengikuti waktu penelitian.

ABSTRACT
The Relationship Between Zinc Preparation Given Per Oral and Post Periodontal Surgical Alkaline Phosphatase Activity in the Gingival Crevicular FluidThe purpose of this study was to investigate the relationship between zinc preparation given per oral and post flap operation alkaline phosphatase (ALP) activity in the gingival crevicular fluid, (GCF). This study investigated the zinc effect on periodontal surgical healing process. 12 men taken 220 mg ZnSO4 3 times a day for 14 days. The FO performed at day 5. The assessment of papillary bleeding index (PBI), periodontal pocket depth, tooth mobility, GCF production, protein concentration in the GCF, ALP activity in the GCF, plasma Zn concentration were performed at day 5, 12, 19, 26. The subject health and nutritional status were studied by assessing the serum creatinine concentration and performed the 3 days recall dietary survey. As the control group there was 11 men given 50 mg saccharum lactis and the same treatments. The effect of Zn given on GCF ALP activity has been seen on day 5 and this activity continued to decrease along the investigation time.
"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Soemarijah Samhadi
"Rongga mulut merupakan salah satu bagian tubuh yang cukup unik sehubungan dengan kesehatan penderita, oleh karena rongga mulut merupakan pintu pertama masuknya bahan-bahan kebutuhan untuk pertumbuhan,individu yang sempurna serta kesehatan yang optimal.
Sebagaimana kita ketahui rongga mulut dapat mengalami bermacammacam kelainan yang merupakan problema yang belum dapat diatasi sepenuhnya. Sebagai contoh misalnya karies gigi, penyakit jaringan penyangga gigi / periodontal dan penyakit mukosa mulut sampai saat ini belum diketahui etiologinya secara tepat. Kondisi lingkungan rongga mulut sangat kompleks, dimana kemungkinan iritasi mekanik, fisik dan kimiawi serta banyaknya macam mikroorganisme dan susunan saliva dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kondisi lingkungan rongga mulut dan memungkinkan terjadinya suatu penyakit.
Penyakit yang terjadi didalam mulut khususnya mukosa mulut dapat memberikan keluhan atau tanpa keluhan bisa berupa kelainan jinak dan keganasan. Bilamana penyakit jaringan lunak rongga mulut tidak memberikan gejala rasa sakit umumnya pasien tidak datang berobat, padahal kemungkinan besar lesi yang tidak memberikan keluhan itu merupakan tanda awal dari suatu keganasan atau tanda awal dari penyakit sistemik yang berbahaya, sehingga seringkali pasien dengan lesi-lesi semacam itu barn datang ke klinik Oral Medicine sudah dalam keadaan sakit berat atau stadium terminal. Keadaan ini akan memperburuk prognosa penyakitnya karena mulut yang sakit akan terganggu fungsinya sehingga pemasukan makanan akan menurun dengan akibat defisiensi nutrisi.
Sebelum uraian lebih lanjut tentang penyakit mulut akan saya utarakan terlebih dulu pengertian tentang Oral Medicine, ruang lingkup serta sejarah perkembangannya.
Oral Medicine adalah cabang ilmu Kedokteran Gigi yang berkompeten khusus dalam mengelola kesehatan pasien secara menyeluruh meliputi diagnosa dan perawatan yang bersifat non bedah pada kelainan primer maupun sekunder di rongga mulut dan sekitarnya (Mazzeo & Chasens 1975). Secara luas Oral Medicine dapat diartikan sebagai salah satu aspek Kedokteran Gigi untuk mengetahui hubungan antara mulut dengan bagian tubuh yang lain, baik dalam keadaan sehat maupun sakit atau diformulasikan sebagai suatu kemampuan khusus dalam praktek Dokter Gigi serta kaitannya dengan pengelolaan kesehatan pasien secara menyeluruh.
Ruang lingkup Oral Medicine tidak terbatas pada penyakit mulut yang primer atau lokal saja melainkan juga mengelola pasien-pasien dengan manifestasi oral penyakit sistemik. Oleh karenanya Dokter Gigi berkewajiban mengetahui latar belakang penyakit setiap pasien sebelum memulai perawatan gigi. Perawatan gigi mulut bisa gagal bila klinisi tidak tanggap akan keadaan pasien yang sedang dalam status pengawasan medik untuk penyakit sistemiknya. Atau bahkan terjadi resiko yang fatal atau timbul penyakit lain sebagai akibat tindakan perawatan Dokter Gigi.
Oral Medicine sampai saat ini masih merupakan salah satu bidang ilmu Kedokteran Gigi yang belum banyak dikenal baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat umumnya karena cabang ilmu tersebut relatif masih muda dibandingkan dengan cabang ilmu Kedokteran Gigi lainnya. Masih banyak pendapat yang beranggapan bahwa tugas dan tanggung jawab Dokter Gigi terbatas pada penanganan penyakit yang berhubungan dengan gigi saja sehingga pasien dengan lesi pada mukosa mulut tidak datang ke Dokter Gigi tetapi meminta pertolongan dokter Umum."
Jakarta: UI-Press, 1991
PGB Pdf
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Ismu S. Suwelo
"

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya akan mengemukakan pandangan mengenai peranan pelayanan kesehatan gigi anak dalam menunjang peningkatan kualitas sumber daya manusia di masa mendatang dalam menyongsong abad ke 21 yang penuh tantangan dan saingan. Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat agar tingkat kesehatan masyarakat menjadi lebih baik. Pembangunan di, bidang kesehatan gigi adalah bagian integral pembangunan kesehatan nasional. Ini berarti bahwa untuk melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang kesehatan gigi tidak boleh ditinggalkan; juga sebaliknya bila ingin melaksanakan pembangunan di bidang kesehatan gigi, tidak boleh, melupakan kerangka. yang lebih luas, yaitu pembangunan di bidang kesehatan umumnya.

Di bidang kesehatan gigi indikator untuk penelitian epidemiologis sangat penting artinya bagi perencanaan pengembangan ketenagaan, material, dan penganggaran. Selain itu data penelitian epidemiologis juga diperlukan untuk pengembangan, evaluasi, dan pemantapan usaha pencegahan, kuratif, dan rehabilitatif di bidang kesehatan gigi baik regional maupun nasional. Peta dunia tentang distribusi kerusakan gigi (biasa disebut karies) menunjukkan perbedaan prevalensi dari tahun ke tahun pada beberapa negara. Terjadi penurunan frekuensi dari DMF-T (indeks kerusakan gigi dewasa) di negara maju, tetapi terjadi kenaikan pada negara yang sedang berkembang. Sebagian besar penurunan frekuensi karies gigi disebabkan karena adanya program pemberian fluor secara intensif antara lain melalui,air minum.

"
Jakarta: UI-Press, 1997
PGB 0446
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Harini Soemartono
Jakarta: UI-Press, 1998
PGB 0453
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Heriandi Sutadi
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0451
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Vivian Wijaya
"Tujuan penelitian ini menganalisis efek antibakteri infusum daun Binahong terhadap bakteri Black pigmented dan hubungan antara durasi pemaparan infusum terhadap efek antibakterinya. Efek antibakteri dianalisis melalui nilai Kadar Hambat Minimum (KHM) dan Kadar Bunuh Minimum (KBM). Media yang digunakan adalah Brucella broth dengan darah dan Kanamycin.Infusum diencerkan sampai konsentrasi 20%, 30%, 40%, 50%, 65%, 80%, dan 95% kemudian ditambahkan bakteri 105 cfu/ml lalu diinkubasi selama 24,48, dan 72 jam. Hasil inkubasi kemudian digores padaBrucella agar lalu diinkubasi selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan KHM >65%, KBM 80% dan tidak terdapat korelasi antara durasi pemaparan infusum daun Binahong terhadap efek antibakterinya.

This study examines the antibacterial effect of Binahong leaves infusion against Black pigmented bacteria and the correlation between duration of infusion exposure and its antibacterial efficacy. The antibacterial efficacy was analyzed by defining the MIC and MBC. The medium used was Brucella broth containing blood and Kanamycin. Infusion was diluted until 20%,30%,40%,50%,65%,80%,95% concentrations, added with 105 cfu/ml bacteria and incubated for 24,48,72 hours. Each culture were streak on Brucella agar and incubated for 24 hours. Results shows that theMIC was >65%, the MBC was 80% and there were no correlation between duration of infusion exposure and its antibacterial efficacy.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahardhika
"[ABSTRAK
Kavitas kelas I sering ditemui pada permukaan gigi molar karena mempunyai bentuk anatomi pit dan fisur yang dalam sehingga sering menyebabkan sisa makanan tertinggal yang nantinya dapat menyebabkan karies gigi. Bahan restorasi yang sesuai untuk penumpatan kavitas kelas I adalah resin komposit. Namun resin komposit memiliki kelemahan yaitu mengalami penyusutan polimerisasi yang menyebabkan kebocoran tepi. Kavitas kelas I juga memiliki c-factor terbesar dibandingkan kavitas lainnya yang dapat menyebabkan kebocoran, sehingga untuk mengatasinya dapat menggunakan liner SIKMR serta teknik Bulk-fill dan inkremental oblik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis kebocoran tepi restorasi resin komposit teknik Bulk-fill dengan liner dan teknik inkremental dengan liner. Sebanyak 70 sampel dipreparasi dibagian bukal dengan ukuran 3 mm x 3 mm, terdiri dari 10 sampel kelompok Bulk-fill, 30 sampel kelompok Bulk-fill dengan liner SIKMR dan 30 sampel kelompok inkremental oblik. dengan liner SIKMR direndam dalam air destilasi selama 24 jam. Kemudian dilakukan Thermocycling 250x, suhu 5-550C dilanjutkan dengan aplikasi cat kuku dan rendam dalam metilen biru selama 24 jam. Sampel dibelah dalam arah buko-palatal dan dilakukan pengamatan menggunakan mikroskop stereo kemudian hasilnya diuji statistik menggunakan uji Chi-Square. Hasil uji statistik menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna diantara semua kelompok dengan nilai signifikansi p≤0,05. Inkremental oblik dengan liner menunjukkan tingkat kebocoran lebih rendah dibandingkan Bulk-fill dengan liner.

ABSTRACT
Cavity class I often found on the surface of the molars because they have the anatomical shape of pits and fissures are deep that often cause food scraps left behind which can later lead to dental caries. Restorative material suitable for cavities penumpatan class I is the composite resin. However, a drawback of composite resin namely polymerization shrinkage which causes microleakage. Cavity class I also have a c-factor compared to most other cavity which can cause leaks, so to overcome SIKMR can use the liner as well as bulk-fill technique and incremental oblique. The purpose of this study was to analyze the microleakage of composite resin restorations Bulk-fill technique and oblique incremental techniques with liner. A total of 70 samples were prepared on the buccal with the size of 3 mm x 3 mm, consisting of 10 groups of Bulk-fill samples, 30 samples of Bulk-fill groups with liner SIKMR and oblique incremental groups of 30 samples. with liner SIKMR soaked in distilled water for 24 hours. Then do the Thermocycling 250X, 5-550 C temperature followed by application of nail polish and soak in methylene blue for 24 h. Samples were cleaved in buko-palatal direction and made observations using a stereo microscope and the result was tested statistically using Chi-Square. Statistical analysis showed significant differences among all groups with significant value p≤0,05. Incremental oblique with liner show a lower leakage rate than the Bulk-fill with liner., Abstract: Cavity class I often found on the surface of the molars because they have the anatomical shape of pits and fissures are deep that often cause food scraps left behind which can later lead to dental caries. Restorative material suitable for cavities penumpatan class I is the composite resin. However, a drawback of composite resin namely polymerization shrinkage which causes microleakage. Cavity class I also have a c-factor compared to most other cavity which can cause leaks, so to overcome SIKMR can use the liner as well as bulk-fill technique and incremental oblique. The purpose of this study was to analyze the microleakage of composite resin restorations Bulk-fill technique and oblique incremental techniques with liner. A total of 70 samples were prepared on the buccal with the size of 3 mm x 3 mm, consisting of 10 groups of Bulk-fill samples, 30 samples of Bulk-fill groups with liner SIKMR and oblique incremental groups of 30 samples. with liner SIKMR soaked in distilled water for 24 hours. Then do the Thermocycling 250X, 5-550 C temperature followed by application of nail polish and soak in methylene blue for 24 h. Samples were cleaved in buko-palatal direction and made observations using a stereo microscope and the result was tested statistically using Chi-Square. Statistical analysis showed significant differences among all groups with significant value p≤0,05. Incremental oblique with liner show a lower leakage rate than the Bulk-fill with liner.]"
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>